http://www.faithfreedom.org/Articles/skm30804.htm
Was Allah The Moon God of Ancient Arab Pagan?
Apakah Allah Dewa Bulan Agama Berhala Kuno Arab ?
By Syed Kamran Mirza
Bukti sejarah, logika obyektif, referensi yang dicek berkali2 ... semuanya menunjuk bahwa:
(a) Allah adalah nama dewa yang eksis jaman pra-Islam
(b) Orang2 penyembah berhala jaman pra-Islamic memuja Allah sbg dewa tertinggi mereka (dewa bulan).
Jadi :
Apakah Arab masa pra-Islam memuja 360 dewa ? Ya
Apakah mereka memujua matahari, bulan dan bintang ? Ya
Apakah mereka membangun pura utk dewa bulan ? Ya
Apakah suku2 Arab itu memberi nama berbeda2 bagi dewa bulan mereka itu ? Ya
Apa nama2 itu ? Sin, Hubul, Ilumquh, Al-ilah.
Apakah julukan “al-ilah” (the god) digunakan utk Dewa Bulan ? Ya
Kata "Allah” dari kata “al-ilah?” Ya
Apakah “Allah” salah satu dari banyak dewa ? Ya
Ia dipuja di Ka'bah? Ya
Apakah ada patung Hubul diatas Kabah? Ya
Pada saat itu, Hubul dianggap dewa bulan ? Ya
Jadi, kalau gitu apakah Ka'bah adalah “rumah dewa bulan”? Ya
Apakah nama “Allah” akhirnya menggantikan Hubul sbg nama Dewa Bulan ? Ya
Mereka menyebut Kabah “rumah Allah”? Ya
Apakah al-Lat, al-Uzza dan Manat disebut “puteri2 Allah”? Ya
Yusuf Ali menjelaskan di fn. 5096, hal. 1445, bahwa Lat, Uzza dan Manat dikenal sbg “puteri2 Allah.” Apakah Qur’an mengatakan bahwa Muslim harus memuha al-Lat, al-Uzza and Manat?
Ya: lihat Surah 53:19-20.
Apakah ayat2 itu di “abrogasi” ? Ya.
Apa nama ayat2 itu ? “Ayat2 Setan.”
Berbagai nama (Sin, Hubul, llumquh, Al-ilah) dewa bulan digunakan oleh berbagai suku Arab jaman pra-islam. SIN adalah nama Dew Bulan.
Siapa sebenarnya Allah?
Menurut pakar teologi Islam (Mullah, Maulana, Mulavi, etc.), atau ajaran Islam-- Allah adalah tuhan tertinggi atau pencipta yang (tiba2 suatu hari)
berbicara atau memperkenalkan diri kpd Nabi Muhamad lewat malaikat Jibril dan mengatakan bahwa Allah adalah yang menciptakan semuanya di alam semesta ini. Anehnya, Qur’an tidak pernah menjelaskan arti kata
“Allah”, siapa dia atau siapa dia sehubungan dgn berhala2 lainnya.
99% Muslim percaya bahwa — nama Allah diciptakan atau dimulai pada saat Jibril mengatakannya (?) kpd Muhamad dalam goa di Gunung Hira
dan memberikan Quran kpd Muhamad. Mereka percaya bahwa sebelum pengungkapan ini—kaum Arab berhala berada dalam masa kegelapan
(Andhakar Zuug/jahiliyah) dan memuja berbagai dewa-dewi dan bahwa mereka orang2 jahat.
Faktor2 penting yg menunjukkan bahwa nama “Allah” sudah digunakan kaum berhala sbg nama dewa tertinggi mereka adalah :
(A) jaman pra-Islam dulu orang Arab menyembah dewa dewi dan pada dasarnya animistik. Lewat, bulan, bintang, matahari, planet, binatang, pohon, batu, goa dan sumber air serta berbagai obyek2 alam lainnya, manusia bisa berhuubungan dgn dewa. Di Mekah, “Allah” adalah dewa tertinggi bangsa Quraish, sukunya Nabi. Allah memiliki 3 puteri: Al Uzzah (Venus) yagn paling dipuja dan senang dgn korban manusia; Manah, dewi nasib dan Al Lat, dewi tumbuh2an. Mereka dianggap paling kuasa dan campur tangan mereka atas nama pemuja sangat penting.
(B) Arab sering menamakan anak2 mereka —Abdullah (budak Allah).
Bukti nyata; nama ayah Muhamad adalah “Abdullah”. Analogi logis disini adalah, kalau memang tidak ada kata "Allah” di jaman pra-islam, maka tidak juga akan ada anak2 yg dinamakan Abdullah atau budaknya Allah di wilayah Arab.
(C) Bahkan sekarangpun di seluruh dunia Arab, non-Muslim-pun (Yahudi, Kristen, Sabian, Bahai, atheis dsb.) Arabs mengatakan —“Ya Allah” sbg ungkapan sedih/kaget.
(D). Pernyataan Albert Hourani: “Nama Islam bagi Tuhan adalah Allah, yang sudah dipakai utk dewa2 setempat " (bahkan dipakai orang Yahudi dan Kristen yg berbhs Arab--lihat A history Of Arab people by Albert Hourani, 1991, page-16, Belknap press of Harvard University, USA).
Menurut sejarah ada 2 teori eksistensi Allah di dan sekitar Kabah Sharif:
(1) kaum berhala menyebut patung terbesar diantara ke 360 dewa dewi itu ALLAH—yg mereka anggap dewa tertinggi(god). Atau,
(2) Kaum berhala Arab memuja 360 dewa dewi didalam Kabah Sharif, dan mereka dianggap lebih kecil dan dibawah penguasaan penuh dewa tertinggi yg disebut “ALLAH” yagn tidak dapat dilihat (Nirakar) dan Maha Kuasa, Maha Tahu dan sangat tidak dapat diketahui.
Persamaan Luar Biasa dgn Hindu :
Teori nomor (2) diatas itu sangat mirip dgn kepercayaan Hindu.
Walau Hindu memuja berbagai dewa dewi -mereka percaya akan satu dewa yang tidak nampak bernama “Bhagaban” (atau “Ischhaar”) yang mereka panggil “Nirakar”. Dan, herannya tidak ada satupun bentuk/penampakan dewa yang satu ini dalam patung ataupun seni visual bagi sosok Bhagaban ini. Namun Hindu tetap memujanya.
Nah, apa yang akan terjadi jika seorang nabi pandai menyuruh orang Hindu untuk berhenti memuja para dewa dewi kecuali sang Bhagaban dan membuatnya menjadi agama monotheis ? Persis seperti Islam?
Beberapa faktor yang menunjukkan “Allah” adalah Dewa Bulan kaum Arab pemuja berhala :
(A) Dlm Qura’n paling tidak ada 12 surah dimana Allah berulang2 bersumpah atas nama bulan, matahari, planet, malam, angin dsb. Memang misteri mengapa sang pencipta, Allah, harus bersumpah atas ciptaanNya. Biasanya, kami bersumpah atas nama sesuatu yang lebih superior dari kami, Tuhan atau bapak kami (yg dianggap lebih superior dari kami). Tapi kami tidak pernah bersumpah atas nama sesuatu yang lebih rendah dari kami. Namun dalam Quran gaya Allah bersumpah pada bulan atau bintang menunjukkan bahwa Allah menganggap hal2 ini lebih tinggi darinya. Dan inilah yang membuat kami bertanya, siapa sebenarnya yang bertindak sbg Allah dlm Quran?
Namun, dlm penjelasannya mengapa Qur’an bersumpah atas bulan dalam Surah 74:32 , “Nay, verily by the Moon,”Yusuf Ali berkomentar, “Bulan dipuja sbg dewa dalam saat2 gelap” (fn. 5798, pg. 1644). Mungkin, sumpah Allah ini akibat kebiasaan budaya yg sudah mendalam menyembah bulan sbg Tuhan.
(B) Yusuf Ali menjelaskan (Page-1921-1623 of his English Translation of Holy Quran):
“Pemujaan Bulan-sangat populer dalam berbagai bentuk ………Apollo dan Diana — saudara kembar, mewakili bulan dan matahari … dalam agama Vedic India, dewa bulan adalah Soma, dewa planet……. Jaman India kuno dulu, bulan adalah dewa (laki2). Bulan juga dewa (laki2) dalam agama Semitik kuno dan kata Arab bagi bulan, “qamar’, juga memiliki gender maskulin. Sementara, kata Arab bagi matahari “shams” adalah gender feminin. Kaum berhala Arab nampaknya menganggap matahari sang dewi dan bulan sang dewa.
Dewa dewi berhala yang paling terkenal di sekitar Mekah adalah Lat, Uzza, dan Manat.…ke-360 dewa dewi di Kabah itu juga kira2 mewakili jumlah hari dalam satu tahun. Ini sebenarnya pemujaan berhala yang dikenal kaum Quraish pada jaman nabi kami.”
(C) Pengaruh Bulan pada Islam:
Siapa yang bisa membantah pentingnya pengaruh bulan dalam kehidupan Muslim ? Dalam Islam, bulan dianggap obyek astronomi yagn paling sakral dan bulan adalah patokan segala festival/ritual Islam. Kontradiksi dan konflik sangat umum dengan tanggal2 Idul Fitri dan Ramadhan dan jelas ini problem kronis dan bulan adalah sumber segala permasalahan ini. Bulan sabit adalah lambang pada bendera negara2 Muslim, mesjid, kuburan dsb.
Muhamad memanfaatkan kaum berhala untuk mendirikan Islam di semenanjung Arab:
Muhamad menggunakan taktik mengadaptasi ritual berhala dalam Islam agar dapat mengakomodasi kaum berhala. Ia terikat berbagai perjanjian politik dgn para pemimpin kaum berhala spt Abu Sofyan guna mengakomodasi agama barunya ini dan setuju utk mencakupkan
ritual2 berhala dalam Islam. Muhamad meminta para penyembah berhala agar hanya memuja “Allah” dewa paling besar dan menghancurkan lambang2 dewa dewi lainnya yang eksis dalam Kabah.
Utk mendirikan monotheisme-nya Allah, ia berkali2 meminta mereka
agar tidak menomorduakan (not to make any partners to) Allah. Itulah kenapa kita bisa menemukan ratusan surah Quran “meminta agar
"not to make any partners to Allah". Akhirnya, Nabi sanggup meyakinkan (tentunya dengan kekerasan) agar kaum berhala menghancurkan semua patung dewa dewi dan sebagai gantinya setuju (mungkin) utnuk membiarkan nama2 alternatif dewi yang paling penting, Allah—oleh karena itulah Islam memiliki 99 NAMA ALLAH.
Nabi Muhamad memerintahkan pengikutnya agar turut serta dalam upacara berhala saat kaum berhala masih menguasai Mekah.
(Lihat Yusuf Ali, fn. 214, pg. 78). ... “seluruh hijrah (berhala) diberi arti spiritual dalam Islam ... the whole of the [pagan] pilgrimage was spiritualized in Islam...” (Yusuf Ali: fn. 223 pg. 80). Dalam Tafsir (Quran-2:200) Maulana Yusuf Ali mengatakan : “Dlm masa pemujaan berhala, setelah hijrah, para peziarah biasanya berkumpul dalam kelompok2 dan menyanyikan pujian2 pada nenek moyang mereka. Seluruh ritual hijrah diberi arti spiritual dalam Islam, jadi akhirnya Hijrah juga di-spiritualisasi.
Dianjurkan agar para peziarah utk tinggal selama 2 atau 3 hari setelah hijrah, tetapi mereka harus menggunakannya untuk solat dan pemujaan kdp Tuhan. (#223 of Shane’nazul by Maoulana Yousuf Ali, page-81)
Dalam Islam banyak ritual Muslim atas nama Allah ada hubungannya dengan pemujaan berhala yang ada sebelum Islam. Praktek berhala Hijrah di Kabah sekali setahun--puasa Ramadan, lari keliling Kabah 7 kali, mencium batu hitam, mencukur kepala, korban binatang, lari keatas dan kebawah 2 bukit, melemparkan batu kpd setan, mendenguskan air dari hidung, solat beberapa kali sehari menghadap Mekah, zakat, solat Jumat dsb diikuti secara ketat oleh Muslims. Tetapi tidak ada yang bisa mengingkari fakta bahwa, ritual2 tsb eksis jauh sebelum adanya Islam.
Sangat masuk akal bahwa mencakupkan ritual berhala dalam agama baru Islam, nabi dgn sukses mengurangi risiko pemberontakan dari kaum berhala dan mungkin salah satu langkah penting utk dapat menarik pengikut.
Kesimpulan, tidak dapat dipungkiri bahwa Islam bukan agama baru, namun bentuk reformasi pemujaan berhala. Saya percaya semua agama monotheis memiliki asal usul yang sama. Pemikiran monotheis dinyatakan oleh para raja Faraoh, Raja Mesopotamia Hamarubi (3000
SM) dan Alexander the Great (300 SM.). Dan pada akhirnya, raja2 ini menuntut bahwa merekalah Tuhan yang harus dipuja orang.
----------------------
Syed_mirza@hotmail.com
Was Allah The Moon God of Ancient Arab Pagan?
Apakah Allah Dewa Bulan Agama Berhala Kuno Arab ?
By Syed Kamran Mirza
Bukti sejarah, logika obyektif, referensi yang dicek berkali2 ... semuanya menunjuk bahwa:
(a) Allah adalah nama dewa yang eksis jaman pra-Islam
(b) Orang2 penyembah berhala jaman pra-Islamic memuja Allah sbg dewa tertinggi mereka (dewa bulan).
Jadi :
Apakah Arab masa pra-Islam memuja 360 dewa ? Ya
Apakah mereka memujua matahari, bulan dan bintang ? Ya
Apakah mereka membangun pura utk dewa bulan ? Ya
Apakah suku2 Arab itu memberi nama berbeda2 bagi dewa bulan mereka itu ? Ya
Apa nama2 itu ? Sin, Hubul, Ilumquh, Al-ilah.
Apakah julukan “al-ilah” (the god) digunakan utk Dewa Bulan ? Ya
Kata "Allah” dari kata “al-ilah?” Ya
Apakah “Allah” salah satu dari banyak dewa ? Ya
Ia dipuja di Ka'bah? Ya
Apakah ada patung Hubul diatas Kabah? Ya
Pada saat itu, Hubul dianggap dewa bulan ? Ya
Jadi, kalau gitu apakah Ka'bah adalah “rumah dewa bulan”? Ya
Apakah nama “Allah” akhirnya menggantikan Hubul sbg nama Dewa Bulan ? Ya
Mereka menyebut Kabah “rumah Allah”? Ya
Apakah al-Lat, al-Uzza dan Manat disebut “puteri2 Allah”? Ya
Yusuf Ali menjelaskan di fn. 5096, hal. 1445, bahwa Lat, Uzza dan Manat dikenal sbg “puteri2 Allah.” Apakah Qur’an mengatakan bahwa Muslim harus memuha al-Lat, al-Uzza and Manat?
Ya: lihat Surah 53:19-20.
Apakah ayat2 itu di “abrogasi” ? Ya.
Apa nama ayat2 itu ? “Ayat2 Setan.”
Berbagai nama (Sin, Hubul, llumquh, Al-ilah) dewa bulan digunakan oleh berbagai suku Arab jaman pra-islam. SIN adalah nama Dew Bulan.
Siapa sebenarnya Allah?
Menurut pakar teologi Islam (Mullah, Maulana, Mulavi, etc.), atau ajaran Islam-- Allah adalah tuhan tertinggi atau pencipta yang (tiba2 suatu hari)
berbicara atau memperkenalkan diri kpd Nabi Muhamad lewat malaikat Jibril dan mengatakan bahwa Allah adalah yang menciptakan semuanya di alam semesta ini. Anehnya, Qur’an tidak pernah menjelaskan arti kata
“Allah”, siapa dia atau siapa dia sehubungan dgn berhala2 lainnya.
99% Muslim percaya bahwa — nama Allah diciptakan atau dimulai pada saat Jibril mengatakannya (?) kpd Muhamad dalam goa di Gunung Hira
dan memberikan Quran kpd Muhamad. Mereka percaya bahwa sebelum pengungkapan ini—kaum Arab berhala berada dalam masa kegelapan
(Andhakar Zuug/jahiliyah) dan memuja berbagai dewa-dewi dan bahwa mereka orang2 jahat.
Faktor2 penting yg menunjukkan bahwa nama “Allah” sudah digunakan kaum berhala sbg nama dewa tertinggi mereka adalah :
(A) jaman pra-Islam dulu orang Arab menyembah dewa dewi dan pada dasarnya animistik. Lewat, bulan, bintang, matahari, planet, binatang, pohon, batu, goa dan sumber air serta berbagai obyek2 alam lainnya, manusia bisa berhuubungan dgn dewa. Di Mekah, “Allah” adalah dewa tertinggi bangsa Quraish, sukunya Nabi. Allah memiliki 3 puteri: Al Uzzah (Venus) yagn paling dipuja dan senang dgn korban manusia; Manah, dewi nasib dan Al Lat, dewi tumbuh2an. Mereka dianggap paling kuasa dan campur tangan mereka atas nama pemuja sangat penting.
(B) Arab sering menamakan anak2 mereka —Abdullah (budak Allah).
Bukti nyata; nama ayah Muhamad adalah “Abdullah”. Analogi logis disini adalah, kalau memang tidak ada kata "Allah” di jaman pra-islam, maka tidak juga akan ada anak2 yg dinamakan Abdullah atau budaknya Allah di wilayah Arab.
(C) Bahkan sekarangpun di seluruh dunia Arab, non-Muslim-pun (Yahudi, Kristen, Sabian, Bahai, atheis dsb.) Arabs mengatakan —“Ya Allah” sbg ungkapan sedih/kaget.
(D). Pernyataan Albert Hourani: “Nama Islam bagi Tuhan adalah Allah, yang sudah dipakai utk dewa2 setempat " (bahkan dipakai orang Yahudi dan Kristen yg berbhs Arab--lihat A history Of Arab people by Albert Hourani, 1991, page-16, Belknap press of Harvard University, USA).
Menurut sejarah ada 2 teori eksistensi Allah di dan sekitar Kabah Sharif:
(1) kaum berhala menyebut patung terbesar diantara ke 360 dewa dewi itu ALLAH—yg mereka anggap dewa tertinggi(god). Atau,
(2) Kaum berhala Arab memuja 360 dewa dewi didalam Kabah Sharif, dan mereka dianggap lebih kecil dan dibawah penguasaan penuh dewa tertinggi yg disebut “ALLAH” yagn tidak dapat dilihat (Nirakar) dan Maha Kuasa, Maha Tahu dan sangat tidak dapat diketahui.
Persamaan Luar Biasa dgn Hindu :
Teori nomor (2) diatas itu sangat mirip dgn kepercayaan Hindu.
Walau Hindu memuja berbagai dewa dewi -mereka percaya akan satu dewa yang tidak nampak bernama “Bhagaban” (atau “Ischhaar”) yang mereka panggil “Nirakar”. Dan, herannya tidak ada satupun bentuk/penampakan dewa yang satu ini dalam patung ataupun seni visual bagi sosok Bhagaban ini. Namun Hindu tetap memujanya.
Nah, apa yang akan terjadi jika seorang nabi pandai menyuruh orang Hindu untuk berhenti memuja para dewa dewi kecuali sang Bhagaban dan membuatnya menjadi agama monotheis ? Persis seperti Islam?
Beberapa faktor yang menunjukkan “Allah” adalah Dewa Bulan kaum Arab pemuja berhala :
(A) Dlm Qura’n paling tidak ada 12 surah dimana Allah berulang2 bersumpah atas nama bulan, matahari, planet, malam, angin dsb. Memang misteri mengapa sang pencipta, Allah, harus bersumpah atas ciptaanNya. Biasanya, kami bersumpah atas nama sesuatu yang lebih superior dari kami, Tuhan atau bapak kami (yg dianggap lebih superior dari kami). Tapi kami tidak pernah bersumpah atas nama sesuatu yang lebih rendah dari kami. Namun dalam Quran gaya Allah bersumpah pada bulan atau bintang menunjukkan bahwa Allah menganggap hal2 ini lebih tinggi darinya. Dan inilah yang membuat kami bertanya, siapa sebenarnya yang bertindak sbg Allah dlm Quran?
Namun, dlm penjelasannya mengapa Qur’an bersumpah atas bulan dalam Surah 74:32 , “Nay, verily by the Moon,”Yusuf Ali berkomentar, “Bulan dipuja sbg dewa dalam saat2 gelap” (fn. 5798, pg. 1644). Mungkin, sumpah Allah ini akibat kebiasaan budaya yg sudah mendalam menyembah bulan sbg Tuhan.
(B) Yusuf Ali menjelaskan (Page-1921-1623 of his English Translation of Holy Quran):
“Pemujaan Bulan-sangat populer dalam berbagai bentuk ………Apollo dan Diana — saudara kembar, mewakili bulan dan matahari … dalam agama Vedic India, dewa bulan adalah Soma, dewa planet……. Jaman India kuno dulu, bulan adalah dewa (laki2). Bulan juga dewa (laki2) dalam agama Semitik kuno dan kata Arab bagi bulan, “qamar’, juga memiliki gender maskulin. Sementara, kata Arab bagi matahari “shams” adalah gender feminin. Kaum berhala Arab nampaknya menganggap matahari sang dewi dan bulan sang dewa.
Dewa dewi berhala yang paling terkenal di sekitar Mekah adalah Lat, Uzza, dan Manat.…ke-360 dewa dewi di Kabah itu juga kira2 mewakili jumlah hari dalam satu tahun. Ini sebenarnya pemujaan berhala yang dikenal kaum Quraish pada jaman nabi kami.”
(C) Pengaruh Bulan pada Islam:
Siapa yang bisa membantah pentingnya pengaruh bulan dalam kehidupan Muslim ? Dalam Islam, bulan dianggap obyek astronomi yagn paling sakral dan bulan adalah patokan segala festival/ritual Islam. Kontradiksi dan konflik sangat umum dengan tanggal2 Idul Fitri dan Ramadhan dan jelas ini problem kronis dan bulan adalah sumber segala permasalahan ini. Bulan sabit adalah lambang pada bendera negara2 Muslim, mesjid, kuburan dsb.
Muhamad memanfaatkan kaum berhala untuk mendirikan Islam di semenanjung Arab:
Muhamad menggunakan taktik mengadaptasi ritual berhala dalam Islam agar dapat mengakomodasi kaum berhala. Ia terikat berbagai perjanjian politik dgn para pemimpin kaum berhala spt Abu Sofyan guna mengakomodasi agama barunya ini dan setuju utk mencakupkan
ritual2 berhala dalam Islam. Muhamad meminta para penyembah berhala agar hanya memuja “Allah” dewa paling besar dan menghancurkan lambang2 dewa dewi lainnya yang eksis dalam Kabah.
Utk mendirikan monotheisme-nya Allah, ia berkali2 meminta mereka
agar tidak menomorduakan (not to make any partners to) Allah. Itulah kenapa kita bisa menemukan ratusan surah Quran “meminta agar
"not to make any partners to Allah". Akhirnya, Nabi sanggup meyakinkan (tentunya dengan kekerasan) agar kaum berhala menghancurkan semua patung dewa dewi dan sebagai gantinya setuju (mungkin) utnuk membiarkan nama2 alternatif dewi yang paling penting, Allah—oleh karena itulah Islam memiliki 99 NAMA ALLAH.
Nabi Muhamad memerintahkan pengikutnya agar turut serta dalam upacara berhala saat kaum berhala masih menguasai Mekah.
(Lihat Yusuf Ali, fn. 214, pg. 78). ... “seluruh hijrah (berhala) diberi arti spiritual dalam Islam ... the whole of the [pagan] pilgrimage was spiritualized in Islam...” (Yusuf Ali: fn. 223 pg. 80). Dalam Tafsir (Quran-2:200) Maulana Yusuf Ali mengatakan : “Dlm masa pemujaan berhala, setelah hijrah, para peziarah biasanya berkumpul dalam kelompok2 dan menyanyikan pujian2 pada nenek moyang mereka. Seluruh ritual hijrah diberi arti spiritual dalam Islam, jadi akhirnya Hijrah juga di-spiritualisasi.
Dianjurkan agar para peziarah utk tinggal selama 2 atau 3 hari setelah hijrah, tetapi mereka harus menggunakannya untuk solat dan pemujaan kdp Tuhan. (#223 of Shane’nazul by Maoulana Yousuf Ali, page-81)
Dalam Islam banyak ritual Muslim atas nama Allah ada hubungannya dengan pemujaan berhala yang ada sebelum Islam. Praktek berhala Hijrah di Kabah sekali setahun--puasa Ramadan, lari keliling Kabah 7 kali, mencium batu hitam, mencukur kepala, korban binatang, lari keatas dan kebawah 2 bukit, melemparkan batu kpd setan, mendenguskan air dari hidung, solat beberapa kali sehari menghadap Mekah, zakat, solat Jumat dsb diikuti secara ketat oleh Muslims. Tetapi tidak ada yang bisa mengingkari fakta bahwa, ritual2 tsb eksis jauh sebelum adanya Islam.
Sangat masuk akal bahwa mencakupkan ritual berhala dalam agama baru Islam, nabi dgn sukses mengurangi risiko pemberontakan dari kaum berhala dan mungkin salah satu langkah penting utk dapat menarik pengikut.
Kesimpulan, tidak dapat dipungkiri bahwa Islam bukan agama baru, namun bentuk reformasi pemujaan berhala. Saya percaya semua agama monotheis memiliki asal usul yang sama. Pemikiran monotheis dinyatakan oleh para raja Faraoh, Raja Mesopotamia Hamarubi (3000
SM) dan Alexander the Great (300 SM.). Dan pada akhirnya, raja2 ini menuntut bahwa merekalah Tuhan yang harus dipuja orang.
----------------------
Syed_mirza@hotmail.com
Last edited by ali5196 on Fri Dec 02, 2005 5:46 am, edited 8 times in total.
- ali5196
- Translator
- Posts: 13782
- Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
artikel berhubungan :
Kebohongan Sejarah Kabah, Mekah dan ZamZam
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2961
Kebohongan Sejarah Kabah, Mekah dan ZamZam
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2961
- ali5196
- Translator
- Posts: 13782
- Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
VICTIMS OF YAHWEH: THE ARABS
Adapted from: Sita Ram Goel, "Hindu Temples, What Happened them: The Islamic Evidence, Volume 2",
Voice of India, New Delhi, Second Enlarged Edition.
http://ethnikoi.org/paganarabs.html
Adapted from: Sita Ram Goel, "Hindu Temples, What Happened them: The Islamic Evidence, Volume 2",
Voice of India, New Delhi, Second Enlarged Edition.
http://ethnikoi.org/paganarabs.html
- ali5196
- Translator
- Posts: 13782
- Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
hahaha...keren...keren!
- AlhamdBukanMuslim
- Mulai Suka
- Posts: 415
- Joined: Wed May 02, 2007 8:57 am
- Location: Dubai
with thanks to Adadeh:
Hilal bin Sahar
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=26740
Siapakah Hilal bin Sahar?
Aku mulai dengan membuka kitab Nevi'im (Nabi2) Y'shayahu atau Yesaya 14:12 yang berbunyi:
Wah, engkau sudah jatuh dari langit,
hai Hilal bin Sahar,
engkau sudah dipecahkan dan
jatuh ke bumi,
hai yang mengalahkan
bangsa-bangsa!
Di Alkitab Indonesia, nama Hilal bin Sahar ini disebut sebagai sang bintang Timur, putra Fajar. Dalam Alkitab bahasa Inggris disebut sebagai Lucifer. Hilal adalah kata Arab, Armaik, Ibrani yang berarti terang dan juga bulan sabit (crescent moon). Sedangkan Sahar berarti fajar atau bintang pagi. Dengan begitu, Hilal bin Sahar tidak lain adalah:
Silakan lihat keterangan tentang kata Ibrani 'hll' (baca: Hilal) dari The Dictionary of Deities and Demons in the Bible, oleh Karel van der Toorn, Bob Becking, Pieter Willem van der
Horst, terbit tahun 1999, Wm. B. Eerdmans Publishing, halaman 392.
terjemahan paragraf dalam kotak merah:
Kata Ibrani hêlèl ben-sãhar berarti 'Yang Bercahaya, putra fajar.' Kata Ibrani hêlèlberasal dari akar kata HLL, 'menyinari', dan berarti 'Yang Bersinar Terang', dan ini sudah jelas merupakan julukan dari sang Bintang Pagi, yakni Venus.
Asal usul kata Ibrani hêlèl sama artinya dengan kata Ugaratik (Kanaan) hll yang digunakan dalam kalimat berikut:
bnt hll snnt
yang berarti: 'putri2 dari Yang Cemerlang, menelan (atau mungkin "Mereka yang Bercahaya')'
dan juga
bnt hll b'l gml
yang berarti: putri2 dari Yang Cemerlang, Sang Dewa Bulan Sabit, digunakan dalam kata Kathîratu (Ug. ktrt) yang adalah dayang dewi Nikkal (Dewi Kanaan).
Shahar juga muncul dalam mithologi Ugaritik/Kanaan sebagai satu dari pasangan dewa2 yakni Shahar dan Shalim, yang berarti 'Fajar' atau Bintang Pagi dan 'Senja'. Tapi dalam bahasa Ibrani, Shahar juga berarti Bulan Sabit dan Hilal berarti bulan. Kata Shahar (bulan sabit) digunakan di Hakim2 8:21,26 dan juga Yesaya 3:18 --> 'et- hasahroniym. Terjemahan bahasa Indonesianya adalah 'bulan' dan ini kurang tepat, karena seharusnya adalah 'bulan sabit' (crescent).
Juga dalam bahasa Arab, Hilal berarti Bulan Sabit. Juga jangan lupa bahwa al-Zahrah adalah nama Arab bagi Dewi Venus. Asal kata Zahrah ini adalah zhr yang berarti bercahaya, bersinar. Nama Al-Zahrah sudah jelas berhubungan dengan kata shr dan shahar.
Israel Kuno dan Israel Modern: Sama2 Dikelilingi Para Penyembah Dewa Bulan
Lihat Mazmur 83:2-4
Ya Tuhan! jangan apalah Engkau berdiam diri-Mu, janganlah Engkau pekakkan diri-Mu, dan jangan Engkau seolah-olah lalai, ya Tuhan!
Karena sesungguhnya segala seteru-Mu itu huru-hara adanya, dan segala orang yang benci akan Dikau itu mengangkat kepalanya.
Maka dengan cerdiknya ia telah mereka tipu daya lawan umat-Mu, dan mereka itu berbicara akan melawan segala orang kekasih-Mu.
Rupanya Israel di jaman kuno, terutama jaman Raja Daud, dikelilingi oleh banyak sekali musuh. Semua nama musuh2 itu disebut Daud satu persatu (ayat 7-11):
Edom, orang Ismaeli, Moab, Hajri, Jebal, Ammon, Amalek, Filistin, Tsur, Syampun, Midian, Sisera.
Lihat peta Israel jaman kuno:
Sibuk banget tentunya Raja Daud dikepung kerajaan2 musuh yang haus darah orang Yahudi. Serupa keadaannya dengan saat ini di mana Israel juga dikepung negara2 Islam yang haus darah kafir Yahudi.
Negara2 Muslim ini juga punya cita2 yang sama seperti musuh2 Israel di jaman kuno:
Mazmur 83:5
Maka kata mereka itu: Marilah kita binasakan dia, supaya janganlah lagi ia suatu bangsa, dan supaya jangan ada lagi peringatan akan nama Israel itu.
Yah, begitulah. Semua Muslim di seluruh dunia benci luarbiasa pada orang Yahudi, umat pilihan YHWH, dan ingin sekaleeee melihat negara Israel hancur lebur agar tidak ada lagi yang bisa mengingat nama tersebut. Ingatlah cita2 Ahmadinejad kemaren, dan kemaren dulu, dan kemaren dulu lagi bahwa dia ingin melenyapkan Israel dari peta Timur Tengah.
Cita2 kejinya ini didukung seluruh umat Muslim sedunia, baik yang terang2an mendukung ataupun hanya dalam hati saja. Percayalah, hati mereka memang sudah diprogram tuhan mereka agar menjadi begitu.
Nah, siapakah tuhan mereka itu?
Ya, itu tadi yang gue bilang disebut di Yesaya 14:12. Dialah si Hilal bin Sahar, sang Dewa Bulan yang telah lama muncul di bumi. Dia pertama kali muncul dengan nama Babel di kitab Kejadian 11. Di perikop tersebut dijelaskan bahwa orang2 berkumpul di Babel menjadi satu bangsa dengan satu bahasa untuk mendirikan menara yang maha tinggi.
Menara Babel
Tapi hal itu digagalkan oleh YHWH yang adalah Tuhan bangsa Israel, Tuhannya Abraham, Yakub dan Ishaq. Dia ternyata tidak suka jika manusia hanya punya satu bahasa, satu bangsa, satu negara. Usaha manusia ini dikacaukanNya dengan membuat mereka berbicara dalam banyak bahasa, sehingga saling tidak mengerti satu sama lain.
Makanya sekarang manusia seluruh dunia punya banyak sekali bahasa2 yang berbeda-beda. Variasi bahasa dan keragaman itulah yang memang jelas disukai oleh Tuhan Abraham, Yakub dan Ishaq. Tapi hal ini sama sekali tidak disukai Hilal bin Sahar alias Dewa Babel. Dia ingin manusia satu bahasa, satu bangsa, satu ideologi yang menyembah dirinya saja. Sekarang lihat tuh Islam. Semua yang Muslim HARUS mempelajari satu bahasa Islam, yakni bahasa Arab. Sampai2 menghafal Qur’an pun HARUS pakai bahasa Arab, tidak peduli ngerti atau kagak isinya. Tidak hanya itu, Muslim pun HARUSmenyerap kepercayaan, budaya Arab, ideologi Arab, orientasi Arab, kiblat Arab, politik Arab, tradisi Arab, dan lain2. Negara2 Islam seperti Mesir, Yordania, Irak, Turki, Libia, Palestina, dll menggunakan satu bahasa yang sama yakni bahasa Arab. Penyeragaman seperti ini jelas merupakan usaha menentang keinginan YHWH. Siapakah yang berani menentang sang El Shaddai jika bukan biang setan itu sendiri?
Nama Babel pun muncul lagi kemudian dalam nama negara adikuasa Babilonia sekitar tahun 1700 SM. Kali ini si Babel bener2 muncul dalam bentuk Dewa Bulan yang bernama Sin. Diperkirakan Raja Babilon yang pertama kali menyembah Dewa Bulan adalah Nabonidus (555-539 BC). Dia mendirikan kuil Dewa Bulan di Harran. Kalian tentunya pernah lihat gambar ini.:
Gambar pria di sebelah kiri itu adalah Raja Babilon Nabonidus. Lihat lambang di sebelah kanannya yang adalah lambang Bulan Sabit dan Bintang.
Sejarah mengatakan bahwa Nabonidus pernah tinggal di oasis subur di Temâ, Arabia selama tujuh tahun. Tentunya saat itu pula dia menyebarkan kepercayaan menyembah Dewa Bulan di daerah Arabia. Taurat dan Tanakh beberapa kali menyebut anak2 perempuan Babilon. Yang dimaksud dengan anak2 perempuan Babilon itu adalah pecahan dari kepercayaan masyarakat Babilon.
Jadi penyembahan terhadap Dewa Bulan di Timur Tengah sudah berlangsung lama sekali sebelum jaman Islam. Konsep dan nama Dewanya bisa bermacam-macam, tapi yang disembah tetap sama yaitu Bulan di langit. Misalnya, dewa bulan di Simeria dan Babilon dikenal dengan nama Sin atau Nana. Nama dewa Bulan di Pantheon Minea adalah Wadd (Hitti, 2002, hal. 97–98 ). Nama dewa Bulan bagi masyarakat Sabean adalah Almaqah. Nama2 lain dari Allah adalah Ilu bagi orang2 Babylon dan Assyria, El bagi orang Kanaan, dan Ilah bagi orang Arab tengah (Walker, 2004, p. 420). Masyarakat Nabasia juga menyembah Allah, dan juga dua dewa lain yang lebih rendah derajatnya yakni ar-Rahman dan ar-Rahim. Baik ar-Rahman maupun ar-Rahim dipuja bersama sebagai lambang kehormatan dan kemuliaan. Herannya Qur’an juga menyebut kedua nama dewa Pagan ini, meskipun menganggap kedua nama ini milik Allah. Sura pertama Qur’an (Sura Fatiha) menyebutkan kedua nama itu. Juga Sura 19 (Sura Maryam) didominasi oleh nama2 kedua dewa tersebut.
Di jaman pra-Islam, Dewa Bulan Hubal atau Allah Ta’alaadalah dewa tertinggi bagi masyarakat pagan Quraish. Allah Ta’ala versi Quraish beristri dan beranak Allat, Uzza dan Manat. Muhammad tidak suka akan konsep ini, karena dia dipengaruhi konsep satu tuhan dari agama2 Yahudi, Kristen, Hanif, Zoroastria, dll. Meskipun begitu, konsep satu tuhan yang dimengerti Muhammad sangat berbeda dengan konsep satu tuhan dalam agama Yudaisme dan Kristen. Keterangan tentang ini telah ditulis panjang lebar oleh Duladi.
Jika Dewa Bulan Quraish beranak beristri, maka Dewa Bulan punya Muhammad ogah beranak sebab tidak bisa/mau cari istri. Ingatlah Q 6:101. Jika dulu Dewa Bulan versi Quraish bertoleransi terhadap agama lain, tapi Dewa Bulan versi Muhammad sangat anti agama lain. Rupanya si Hilal tidak suka dengan pandangan toleransi masyarakat Quraish terhadap agama lain, sehingga dia merasa perlu mengutus nabinya untuk bikin konsep agama Dewa Bulan baru yang lebih ganas, lebih memaksa, lebih kerazh terhadap umatnya sendiri, apalagi terhadap umat lain!!
Karena banyaknya nama2 Dewa Bulan di Jazirah Arabia, Muhammad perlu menambah gelar Dewa Bulan miliknya agar tidak tertukar dengan Dewa2 Bulan yang lain: Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT).
Hilal bin Sahar
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=26740
Siapakah Hilal bin Sahar?
Aku mulai dengan membuka kitab Nevi'im (Nabi2) Y'shayahu atau Yesaya 14:12 yang berbunyi:
Wah, engkau sudah jatuh dari langit,
hai Hilal bin Sahar,
engkau sudah dipecahkan dan
jatuh ke bumi,
hai yang mengalahkan
bangsa-bangsa!
Di Alkitab Indonesia, nama Hilal bin Sahar ini disebut sebagai sang bintang Timur, putra Fajar. Dalam Alkitab bahasa Inggris disebut sebagai Lucifer. Hilal adalah kata Arab, Armaik, Ibrani yang berarti terang dan juga bulan sabit (crescent moon). Sedangkan Sahar berarti fajar atau bintang pagi. Dengan begitu, Hilal bin Sahar tidak lain adalah:
Silakan lihat keterangan tentang kata Ibrani 'hll' (baca: Hilal) dari The Dictionary of Deities and Demons in the Bible, oleh Karel van der Toorn, Bob Becking, Pieter Willem van der
Horst, terbit tahun 1999, Wm. B. Eerdmans Publishing, halaman 392.
terjemahan paragraf dalam kotak merah:
Kata Ibrani hêlèl ben-sãhar berarti 'Yang Bercahaya, putra fajar.' Kata Ibrani hêlèlberasal dari akar kata HLL, 'menyinari', dan berarti 'Yang Bersinar Terang', dan ini sudah jelas merupakan julukan dari sang Bintang Pagi, yakni Venus.
Asal usul kata Ibrani hêlèl sama artinya dengan kata Ugaratik (Kanaan) hll yang digunakan dalam kalimat berikut:
bnt hll snnt
yang berarti: 'putri2 dari Yang Cemerlang, menelan (atau mungkin "Mereka yang Bercahaya')'
dan juga
bnt hll b'l gml
yang berarti: putri2 dari Yang Cemerlang, Sang Dewa Bulan Sabit, digunakan dalam kata Kathîratu (Ug. ktrt) yang adalah dayang dewi Nikkal (Dewi Kanaan).
Shahar juga muncul dalam mithologi Ugaritik/Kanaan sebagai satu dari pasangan dewa2 yakni Shahar dan Shalim, yang berarti 'Fajar' atau Bintang Pagi dan 'Senja'. Tapi dalam bahasa Ibrani, Shahar juga berarti Bulan Sabit dan Hilal berarti bulan. Kata Shahar (bulan sabit) digunakan di Hakim2 8:21,26 dan juga Yesaya 3:18 --> 'et- hasahroniym. Terjemahan bahasa Indonesianya adalah 'bulan' dan ini kurang tepat, karena seharusnya adalah 'bulan sabit' (crescent).
Juga dalam bahasa Arab, Hilal berarti Bulan Sabit. Juga jangan lupa bahwa al-Zahrah adalah nama Arab bagi Dewi Venus. Asal kata Zahrah ini adalah zhr yang berarti bercahaya, bersinar. Nama Al-Zahrah sudah jelas berhubungan dengan kata shr dan shahar.
Israel Kuno dan Israel Modern: Sama2 Dikelilingi Para Penyembah Dewa Bulan
Lihat Mazmur 83:2-4
Ya Tuhan! jangan apalah Engkau berdiam diri-Mu, janganlah Engkau pekakkan diri-Mu, dan jangan Engkau seolah-olah lalai, ya Tuhan!
Karena sesungguhnya segala seteru-Mu itu huru-hara adanya, dan segala orang yang benci akan Dikau itu mengangkat kepalanya.
Maka dengan cerdiknya ia telah mereka tipu daya lawan umat-Mu, dan mereka itu berbicara akan melawan segala orang kekasih-Mu.
Rupanya Israel di jaman kuno, terutama jaman Raja Daud, dikelilingi oleh banyak sekali musuh. Semua nama musuh2 itu disebut Daud satu persatu (ayat 7-11):
Edom, orang Ismaeli, Moab, Hajri, Jebal, Ammon, Amalek, Filistin, Tsur, Syampun, Midian, Sisera.
Lihat peta Israel jaman kuno:
Sibuk banget tentunya Raja Daud dikepung kerajaan2 musuh yang haus darah orang Yahudi. Serupa keadaannya dengan saat ini di mana Israel juga dikepung negara2 Islam yang haus darah kafir Yahudi.
Negara2 Muslim ini juga punya cita2 yang sama seperti musuh2 Israel di jaman kuno:
Mazmur 83:5
Maka kata mereka itu: Marilah kita binasakan dia, supaya janganlah lagi ia suatu bangsa, dan supaya jangan ada lagi peringatan akan nama Israel itu.
Yah, begitulah. Semua Muslim di seluruh dunia benci luarbiasa pada orang Yahudi, umat pilihan YHWH, dan ingin sekaleeee melihat negara Israel hancur lebur agar tidak ada lagi yang bisa mengingat nama tersebut. Ingatlah cita2 Ahmadinejad kemaren, dan kemaren dulu, dan kemaren dulu lagi bahwa dia ingin melenyapkan Israel dari peta Timur Tengah.
Cita2 kejinya ini didukung seluruh umat Muslim sedunia, baik yang terang2an mendukung ataupun hanya dalam hati saja. Percayalah, hati mereka memang sudah diprogram tuhan mereka agar menjadi begitu.
Nah, siapakah tuhan mereka itu?
Ya, itu tadi yang gue bilang disebut di Yesaya 14:12. Dialah si Hilal bin Sahar, sang Dewa Bulan yang telah lama muncul di bumi. Dia pertama kali muncul dengan nama Babel di kitab Kejadian 11. Di perikop tersebut dijelaskan bahwa orang2 berkumpul di Babel menjadi satu bangsa dengan satu bahasa untuk mendirikan menara yang maha tinggi.
Menara Babel
Tapi hal itu digagalkan oleh YHWH yang adalah Tuhan bangsa Israel, Tuhannya Abraham, Yakub dan Ishaq. Dia ternyata tidak suka jika manusia hanya punya satu bahasa, satu bangsa, satu negara. Usaha manusia ini dikacaukanNya dengan membuat mereka berbicara dalam banyak bahasa, sehingga saling tidak mengerti satu sama lain.
Makanya sekarang manusia seluruh dunia punya banyak sekali bahasa2 yang berbeda-beda. Variasi bahasa dan keragaman itulah yang memang jelas disukai oleh Tuhan Abraham, Yakub dan Ishaq. Tapi hal ini sama sekali tidak disukai Hilal bin Sahar alias Dewa Babel. Dia ingin manusia satu bahasa, satu bangsa, satu ideologi yang menyembah dirinya saja. Sekarang lihat tuh Islam. Semua yang Muslim HARUS mempelajari satu bahasa Islam, yakni bahasa Arab. Sampai2 menghafal Qur’an pun HARUS pakai bahasa Arab, tidak peduli ngerti atau kagak isinya. Tidak hanya itu, Muslim pun HARUSmenyerap kepercayaan, budaya Arab, ideologi Arab, orientasi Arab, kiblat Arab, politik Arab, tradisi Arab, dan lain2. Negara2 Islam seperti Mesir, Yordania, Irak, Turki, Libia, Palestina, dll menggunakan satu bahasa yang sama yakni bahasa Arab. Penyeragaman seperti ini jelas merupakan usaha menentang keinginan YHWH. Siapakah yang berani menentang sang El Shaddai jika bukan biang setan itu sendiri?
Nama Babel pun muncul lagi kemudian dalam nama negara adikuasa Babilonia sekitar tahun 1700 SM. Kali ini si Babel bener2 muncul dalam bentuk Dewa Bulan yang bernama Sin. Diperkirakan Raja Babilon yang pertama kali menyembah Dewa Bulan adalah Nabonidus (555-539 BC). Dia mendirikan kuil Dewa Bulan di Harran. Kalian tentunya pernah lihat gambar ini.:
Gambar pria di sebelah kiri itu adalah Raja Babilon Nabonidus. Lihat lambang di sebelah kanannya yang adalah lambang Bulan Sabit dan Bintang.
Sejarah mengatakan bahwa Nabonidus pernah tinggal di oasis subur di Temâ, Arabia selama tujuh tahun. Tentunya saat itu pula dia menyebarkan kepercayaan menyembah Dewa Bulan di daerah Arabia. Taurat dan Tanakh beberapa kali menyebut anak2 perempuan Babilon. Yang dimaksud dengan anak2 perempuan Babilon itu adalah pecahan dari kepercayaan masyarakat Babilon.
Jadi penyembahan terhadap Dewa Bulan di Timur Tengah sudah berlangsung lama sekali sebelum jaman Islam. Konsep dan nama Dewanya bisa bermacam-macam, tapi yang disembah tetap sama yaitu Bulan di langit. Misalnya, dewa bulan di Simeria dan Babilon dikenal dengan nama Sin atau Nana. Nama dewa Bulan di Pantheon Minea adalah Wadd (Hitti, 2002, hal. 97–98 ). Nama dewa Bulan bagi masyarakat Sabean adalah Almaqah. Nama2 lain dari Allah adalah Ilu bagi orang2 Babylon dan Assyria, El bagi orang Kanaan, dan Ilah bagi orang Arab tengah (Walker, 2004, p. 420). Masyarakat Nabasia juga menyembah Allah, dan juga dua dewa lain yang lebih rendah derajatnya yakni ar-Rahman dan ar-Rahim. Baik ar-Rahman maupun ar-Rahim dipuja bersama sebagai lambang kehormatan dan kemuliaan. Herannya Qur’an juga menyebut kedua nama dewa Pagan ini, meskipun menganggap kedua nama ini milik Allah. Sura pertama Qur’an (Sura Fatiha) menyebutkan kedua nama itu. Juga Sura 19 (Sura Maryam) didominasi oleh nama2 kedua dewa tersebut.
Di jaman pra-Islam, Dewa Bulan Hubal atau Allah Ta’alaadalah dewa tertinggi bagi masyarakat pagan Quraish. Allah Ta’ala versi Quraish beristri dan beranak Allat, Uzza dan Manat. Muhammad tidak suka akan konsep ini, karena dia dipengaruhi konsep satu tuhan dari agama2 Yahudi, Kristen, Hanif, Zoroastria, dll. Meskipun begitu, konsep satu tuhan yang dimengerti Muhammad sangat berbeda dengan konsep satu tuhan dalam agama Yudaisme dan Kristen. Keterangan tentang ini telah ditulis panjang lebar oleh Duladi.
Jika Dewa Bulan Quraish beranak beristri, maka Dewa Bulan punya Muhammad ogah beranak sebab tidak bisa/mau cari istri. Ingatlah Q 6:101. Jika dulu Dewa Bulan versi Quraish bertoleransi terhadap agama lain, tapi Dewa Bulan versi Muhammad sangat anti agama lain. Rupanya si Hilal tidak suka dengan pandangan toleransi masyarakat Quraish terhadap agama lain, sehingga dia merasa perlu mengutus nabinya untuk bikin konsep agama Dewa Bulan baru yang lebih ganas, lebih memaksa, lebih kerazh terhadap umatnya sendiri, apalagi terhadap umat lain!!
Karena banyaknya nama2 Dewa Bulan di Jazirah Arabia, Muhammad perlu menambah gelar Dewa Bulan miliknya agar tidak tertukar dengan Dewa2 Bulan yang lain: Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT).
- ali5196
- Translator
- Posts: 13782
- Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
lanjutan :
Perlu diperhatikan bahwa lambang Islam selalu konsisten dengan nama dewanya, yakni Hilal bin Sahar, sang Bulan Sabit dan Bintang. Lambang Islam itu sudah lama dipakai sejak jaman Muhammad sampai detik ini. Ini bukti2nya:
Lihat simbol2 bulan bintang di mata uang kuno Arab di jaman Arab Sassania, tahun 686 M, beberapa puluh tahun saja setelah Muhammad wafat di tahun 632 M. Lambang bulan bintang itu terus bermunculan di berbagai uang logam Islam sampai detik ini.
Juga perhatikan bentuk2 perhiasan dari jaman Fatimid di Mesir dan juga Syria di abad ke-11 M. Tidak salah lagi bahwa itu adalah bentuk bulan sabit, lambang dewa Islam.
http://www.metmuseum.org/toah/ho/07/nfe ... .95.37.htm
http://www.metmuseum.org/toah/ho/07/wae ... 78.2ab.htm
Keping logam dari Kekalifahan Umayya, tahun 760M. Jauh sebelum Islam menaklukkan Byzantium.
Baju perang prajurit Muslim di jaman Islam Persia. Helmnya jelas berbentuk lambang bulan sabit dan bintang, simbol Islam.
Illustrasi gambar mesjid dengan menaranya yang bersimbol bentuk bulan sabit dan bintang, simbol khas Islam.
Juga lihat tuh di pucuk kubah dan menara madrasa yang nempel di mesjid Al-Azhar, Kairo, Mesir. Lambang bulan sabit ternyata sudah lama digunakan Muslim, jauh sebelum Muslim menjajah Byzantium.
Contoh barang2 kuno di atas itu jelas menunjukkan Islam memang berlambang bulan sabit dan bintang, jauuuuh sebelum Islam menjajah Kekaisaran Kristen Byzantium. Para Muslim modern rupanya malu mengakui simbol agama mereka sama persis dengan simbol penyembah dewa Bulan, sehingga mereka mengarang cerita bahwa lambang bulan sabit dan bintang diambil dari simbol Byzantium tanpa bisa menunjukkan bukti autentik apapun. Hanya para penyembah dewa bulan saja yang memakai lambang bulan sabit sebagai simbol agamanya.
Perlu diperhatikan bahwa lambang Islam selalu konsisten dengan nama dewanya, yakni Hilal bin Sahar, sang Bulan Sabit dan Bintang. Lambang Islam itu sudah lama dipakai sejak jaman Muhammad sampai detik ini. Ini bukti2nya:
Lihat simbol2 bulan bintang di mata uang kuno Arab di jaman Arab Sassania, tahun 686 M, beberapa puluh tahun saja setelah Muhammad wafat di tahun 632 M. Lambang bulan bintang itu terus bermunculan di berbagai uang logam Islam sampai detik ini.
Juga perhatikan bentuk2 perhiasan dari jaman Fatimid di Mesir dan juga Syria di abad ke-11 M. Tidak salah lagi bahwa itu adalah bentuk bulan sabit, lambang dewa Islam.
http://www.metmuseum.org/toah/ho/07/nfe ... .95.37.htm
http://www.metmuseum.org/toah/ho/07/wae ... 78.2ab.htm
Keping logam dari Kekalifahan Umayya, tahun 760M. Jauh sebelum Islam menaklukkan Byzantium.
Baju perang prajurit Muslim di jaman Islam Persia. Helmnya jelas berbentuk lambang bulan sabit dan bintang, simbol Islam.
Illustrasi gambar mesjid dengan menaranya yang bersimbol bentuk bulan sabit dan bintang, simbol khas Islam.
Juga lihat tuh di pucuk kubah dan menara madrasa yang nempel di mesjid Al-Azhar, Kairo, Mesir. Lambang bulan sabit ternyata sudah lama digunakan Muslim, jauh sebelum Muslim menjajah Byzantium.
Contoh barang2 kuno di atas itu jelas menunjukkan Islam memang berlambang bulan sabit dan bintang, jauuuuh sebelum Islam menjajah Kekaisaran Kristen Byzantium. Para Muslim modern rupanya malu mengakui simbol agama mereka sama persis dengan simbol penyembah dewa Bulan, sehingga mereka mengarang cerita bahwa lambang bulan sabit dan bintang diambil dari simbol Byzantium tanpa bisa menunjukkan bukti autentik apapun. Hanya para penyembah dewa bulan saja yang memakai lambang bulan sabit sebagai simbol agamanya.
- ali5196
- Translator
- Posts: 13782
- Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
http://users.lmi.net/maxdashu/deasophy/deasophy.html
Blessing Hand of Allat Amulet
A rock inscription at Adumattu, Arabia, reads, "May Allat (Goddess) grant every wish." Another inscription has: "Shalm-Allat (Peace of Goddess)."
Blessing Hand of Allat Amulet
A rock inscription at Adumattu, Arabia, reads, "May Allat (Goddess) grant every wish." Another inscription has: "Shalm-Allat (Peace of Goddess)."
- ali5196
- Translator
- Posts: 13782
- Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
http://users.lmi.net/maxdashu/deasophy/deasophy.html
Blessing Hand of Allat Amulet
A rock inscription at Adumattu, Arabia, reads, "May Allat (Goddess) grant every wish." Another inscription has: "Shalm-Allat (Peace of Goddess)."
Blessing Hand of Allat Amulet
A rock inscription at Adumattu, Arabia, reads, "May Allat (Goddess) grant every wish." Another inscription has: "Shalm-Allat (Peace of Goddess)."
- ali5196
- Translator
- Posts: 13782
- Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm
Re: ALLAH= dewa bulan ?
melengkapi artikel2 keren.......... yg gw dapet dari FFI............ thanks Ali...........
tapi kadang bingung......... ko para muslim seakan akan kaya ga punya otak........ untuk coba berpikir....... meresapi..... dari sekian banyak bukti2 yg ada di FFI.....
pasti ada aja ngelesnya........... merasa mereka mempunyai alur sejarah sendiri......... benar2 degil.......
salam kenal buat bang Ali.....
tapi kadang bingung......... ko para muslim seakan akan kaya ga punya otak........ untuk coba berpikir....... meresapi..... dari sekian banyak bukti2 yg ada di FFI.....
pasti ada aja ngelesnya........... merasa mereka mempunyai alur sejarah sendiri......... benar2 degil.......
salam kenal buat bang Ali.....
- gideon of God
- Acuh Tak Acuh
- Posts: 4
- Joined: Sun May 30, 2010 4:59 pm
Sort by
0 Tanggapan:
Posting Komentar