SELAMAT DATANG
Selamat datanf di lapak MAKRIFATBUSINESS untuk order bisa melalui marketipace Shopee Tokopedia Bukalapak Lazada dengan nama lapak makrifatbusiness atau order via WA 08123489038 email : imronpribadi1972@gmail.com

Cari Disini

Translate


Sabtu, 24 Oktober 2009

Wajah TUHAN

Topik: Wajah TUHAN
Balas Topik Ini
Menampilkan semua 8 kiriman oleh 7 orang.

Kiriman 1
1 balasan
Putu Sastrawan menulispada 25 April 2009 jam 10:54
seperti apa TUHAN ? sulit sekali menjawabnya. apalagi jika TUHAN terpenjara dalam Kotak Agama maka, semakin kecillah TUHAN. Jika TUHAN maha BESAR maka, sudah selayaknya manusia menempatkan TUHAN dalam Ruang yang tak terbatas yaitu alam Cinta kasih yang sangat Luas. Ibarat Mendaki Gunung, gunung yang tinggi bisa hanya sekecil angan-angan tetapi ia jauh lebih besar dari kenyataan jika kita mendaki dengan keluhan dan pikiran serba salah. TUHAN memang tak perlu didifinisikan atau dipahami (karena ia terlampau besar untuk kita) apalagi kita mencoba menghakimi keyakinan (cinta) orang lain terhadap TUHAN seolah kita memiliki data yang benar tentang TUHAN. Hidup-mati, rejeki adalah Kuasanya sedangkan tugas kita adalah Hidup sebagai manusia (berbudi).apapun yang kita pikirkan tentang TUHAN maka IA akan mewujudkan dengan penuh cinta kasih.
Balas ke PutuLaporkan

Kiriman 2
Nanang Supriatna membalas kiriman Putupada 25 April 2009 jam 12:50
Setuju Mas Putu...., kita tidak perlu megorek-ngorek DzatNya karena Tuhan Maha Tak Terbayangkan, Dia tidak Putih tidak Hitam Tidak Kuning dsb, kita cukup mengambil intisari dari beberapa sifat, Af'al(perbuatanNya), dan Asma (namaNya) saja, salah satunya mungkin yang disebutkan mas Putu tadi CINTA KASIH karena Tuhan bersifat Arrahman dan Arrohiim "Maha Pengasih dan Maha Penyayang", semoga saja kita termasuk yang dikasihi dan disayangi olehNya, dan kita pun mampu menjabarkan cinta kasih itu untuk sesama....
Balas ke NanangLaporkan

Kiriman 3
Betza Aldyz menulispada 26 April 2009 jam 11:48
terlalu sombong jk kita ingin tahu seperti apa tuhan.....wong kita sendiri tdk tahu spt apa roh/arwah kita kok....
sifat2 n anugerah Allah menunjukkan pemahaman ttg siapa Allah sebenarnya..... kewajiban kita menyakini agar tdk bias menilai....
Balas ke BetzaLaporkan

Kiriman 4
Graha Phoenixfly Hutamawuri menulispada 26 April 2009 jam 12:58
Begitulah Tuhan. Dia adalah dzat yang unik. Dia kosong, hampa dan tak bermuatan. Dia maha Netral. dalam kenetralannya Dia, maka Tuhan dapat mencintai SEMUA makhluknya.
Tidak ada satu makhlukpun yang tidak dicintaiNya. hanya saja perwujudan cintaNya berbeda-beda untuk masing-masing makhluk.
CintaNya kepada api diwujudkan dengan memberi kepada api zat-zat kondusif yang menghidupkan api. tidak mungkin Tuhan memberikan air kedamaian kepada api karena itu akan membuat api menjadi mati. sebagaimana tidak mungkin juga Tuhan menghadiahkan karbon monoksida kepada kucing dan burung-burung.
Begitu juga cintanya Tuhan kepada manusia berbeda dengan cintanya Tuhan kepada iblis. Kepada manusia cintanya diwujudkan dalam bentuk kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagian. sedangkan cintanya kepada iblis diwujudkan dalam bentuk siksaan, kutukan dan kekacauan. masing-masing bersyukur atas bentuk cinta itu.
Balas ke GrahaLaporkan

Kiriman 5
Zainal Abidin A menulispada 30 April 2009 jam 17:28

TUHAN diibaratkan seperti gelombang energi Yang Maha Besar,dibaratkan seperti sebuah cahaya yang melalui sebuah prisma dibiaskan menjadi warna yang bermacam2,melalui indra manusia gelombang energi Yang Maha Besar tersebut dibiaskan menjadi tampilan visual,audio,dan sentuhan..
Jadi semua yang kita lihat,dengar,dan rasakan adalah pancaran dari Dirinya..
Balas ke ZainalLaporkan

Kiriman 6
Wahyudin Nur menulispada 30 April 2009 jam 23:59
Tao yang dapat dijelaskan adalah bukan Tao, (Tao teh ching), Kasunyatan, Suwung, hampa hening om mmmmmmm ..... (keharuman mawar bukan untuk di wartakan tapi di cium wanginya)
Balas ke WahyudinLaporkan

Kiriman 7
Ahmad Nur Kholid menulispada 15 Mei 2009 jam 3:30
Mau ikut nimbrung mas..., saya pendatang baru....

Saya berpendapat:
Tuhan harus dipahami dan diketahui. Imam Ghozali dalam Ihya' berkata, "Laa tashihhu al-'ibaadah illa ba'da ma'rifatil ma'buud" [Tidak sah ibadah seseorang kecuali setelah mengetahui Tuhannya]. Di antara kita belum ada yang ktmu Tuhan, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat membayangkan Tuhan sebab tidak memiliki data indrawi tentangnya. Dan karenanya, tidak ada pengetahuan yang "valid" tentang Tuhan, kecuali apa yang dikabarkan Tuhan tentang dirinya melalui Alquran.

Dari Alquran lah kita meperoleh segala informasi tentang Allah subhanahu wa ta'ala. Di antara ayat Alquran terdapat ayat muhkam dan ayat mutasyabihat. Alquran dan Rasulullah mengajarkan bahwa cara memahami Alquran dengan berpegang pada dalil qat'i.

Dalil Qat'i dalam Alquran tentang Allah ta'ala dijelaskan dalam ayat "laitsa kamitslihi syaiun" [artinya Allah tidak seperti sesuatu].

Dalam kaedah bahasa Arab kata "syaiun" diletakkan setelah "nafi", maka pengertiannya berlaku untuk umum, yaitu segala-galanya di alam jagat raya.

Lalu apa saja di jagad raya ini? Coba kita klasifikasi. Alam semesta ini terdiri dari 2 jenis benda, yaitu benda yang bisa diraba dan benda yang gak bisa diraba. Benda yang bisa diraba di antaranya adalah benda2 padat dan benda cair. Benda yang tidak bisa diraba, di antaranya: cahaya, angin, roh, jin, malaekat, gas, dan lain sebaginya.

Setiap benda terdiri dari 2: unsur dzat dan unsur sifat. Unsur dzatnya benda adalah substansi benda seperti: batu, pohon, zat air, besi, dzat cahaya, dzat jin, dzatnya malekat dan sebaginya. Sedangkan unsur sifat seperti: tersusun dari anggota tubuh, disifati dengan tempat (atas, bawah, kanan, kiri, depan, belakang, luar, dalam dst.), memancar, mengalir, berhembus,berwarna, dan sebagainya.

Nah, berdasarkan ayat "laitsa kamitslihi syaiun", maka pengertiannya Allah ta'ala tidak seperti benda dan tidak seperti sifatnya benda.

Karena itulah, Allah ta'ala tidak memiliki wajah dan juga tidak tersusun oleh anggota tubuh yang lain. Allah Ta'ala juga bukan cahaya dan juga tidak memancar seperti sifatnya cahaya. Allah Ta'ala bukan angin dan tidak berhembus seperti sifat angin.

Allah ta'ala tidak disifati dengan sifat tempat seperti layaknya benda. Allah tidak di atas sesuatu, tidak dibawah sesuatu, tidak luar sesuatu, tidak di dalam sesuatu, tidak di kanan sesuatu, tidak di kiri sesuatu, dan seterusnya. Sehingga Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah.

Ini lah lndasan dan penjelasan dari salah satu sifat 20 yang diajarkan para orang tua kita menjelang sholat jamaah waktu kita kanak-kanak, yaitu "mukhaalafatu lil hawaaditsi".

Wallahu a'lam bi shawab.
Balas ke AhmadLaporkan

Kiriman 8
Graha Phoenixfly Hutamawuri menulispada 15 Mei 2009 jam 9:33
@akhmad nur kholid
btul!
tambahan lagi:
Tuhan berbeda dengan makhluk. sedangkan makhluk adalah apapun yang bukan ada pada dzat, sifat, asma dan af'alnya Tuhan. istilah sederhananya, makhluk adalah apapun yang bukan "Tuhan". kalau anda tadi hanya membatasi dalam bentuk "benda" saja, maka sekarang saya tambahi, ada makhluk yang terdefinisikan (misal: langit, bumi, udara, cahaya, atom, malaikat, jin dsb) dan makhluk yang tak terdefinisi (akal, pikiran, ego, zaman, jarak, nama, bahasa, ideologi, dsb).

Tuhan juga berdiri sendiri, (qiyamuhu bi nafsihi). dia tidak memerlukan tempat atau sistem untuk eksis. berbeda dengan makhluk.. kalau makhluk sangat membutuhkan Tuhan untuk hidup dan eksis.

Masya Allah
Balas ke GrahaLaporkan

Balas
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Item Reviewed: Wajah TUHAN Rating: 5 Reviewed By: M Imron Pribadi