Selasa, Agustus 24, 2010
Syeikh Abdus Salam bin Barjas, Ulama' Muda Yang Alim
Artikel terdahulu: http://tamanulama.blogspot.com/2009/01/syeikh-abdus-salam-bin-barjas-ulama.html
Dikemaskini dan tambahan:
Dia ialah Syeikh Abdus Salam bin Barjas bin Nasir Ali Abdil Karim. Dia lahir pada tahun 1387 H di Riyadh, Arab Saudi.
Seorang ahli hadis muda dari Arab Saudi, yang dikatakan oleh para ulama', "Tingkat keilmuannya melebihi umurnya".
Dia ialah qadi (hakim) di Riyadh dan juga imam masjid dan memiliki halaqah ilmu di tempat dia jum'atan sehari sebelumnya.
Guru-guru Syeikh Abdus Salam di antaranya ialah Syeikh Abdul Aziz bin Baz, Syeikh Shalih bin Utsaimin, Syeikh bin Jibrin, Syeikh Muhadis Abdullah bin Duwaisi, Syeikh Shalih bin Abdurrahman al-Athram, Syeikh Abdurahman bin Ghudayan, Syeikh Shalih bin Ibrahim al-Balihi, Syeikh Abdulkarim al-Khudairi dan lainnya.
Tulisannya lumayan banyak, baik berupa takhrij atau lainnya, yang terkenal ialah Mu’amalatul Hukkam fi Dhauil Kitab wa Sunnah yang sangat unik topiknya dan sarat dengan faedah. Dia telah menulis buku sejak berumur 18 tahun lagi.
Dia meninggal dunia pada hari Sabtu malam pada tahun 1425 H/2004 M dalam kemalangan kenderaan yang mengerikan saat dalam perjalanan dari Ahsa ke Riyadh. Kenderaan yang dipandunya terlanggar unta ketika dia tidak sempat mengelaknya. Jenazahnya telah dikebumikan di Riyadh, Arab Saudi, setelah solat Asar di Masjid Abdullah, Dira pada 3 April 2004.
Menurut Abdurrahman al-Ghisli, rakan yang hadir di tempat kemalangan dan ikut menolongnya, Syeikh Abdus Salam Bin Barjas rahimahullah, mengakhiri hembusan nafasnya dengan mengucapkan syahadah.
Semoga amalan baiknya diterima oleh Allah Taala, diampuni dosa-dosanya dan dimudahkan jalannya menuju JannahNya. Amin ya Rabbal alamin.
Kamis, Agustus 05, 2010
Syeikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i, Mutiara Sunnah Dari Yaman
Dia ialah al-Allamah al-Muhaddis Syeikh Muqbil bin Hadi bin Qayidah al-Hamdani al-Wadi’i al-Khilali rahimahullah. Dia ialah duri bagi para pengusung kebatilan, baik dari kalangan Syiah Rafidah, Khawarij, Teroris, Liberalis, Komunis, Sufiyyah dan kelompok-kelompok sesat lainnya.
Dia ialah sosok yang dikenal dengan kejujuran, keikhlasan, iffah (menjaga kehormatan dan harga diri), kesabaran, zuhud dalam kehidupan dunia, berjalan di atas aqidah yang benar dan manhaj salafi yang lurus, sikap bijak, santun, lembut, keberanian, serta tampil menyerukan kebenaran. Sungguh sosok dia mengingatkan dengan sosok para ulama' salafus soleh, terutama sosok Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.
Syeikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i rahimahullah dilahirkan pada tahun 1352 H di Dammaj, Yaman, sebuah lingkungan Zaidiyah (salah satu kelompok syiah) yang bercirikan tasauf, muktazilah dan berbagai bid'ah lainnya.
Belajarnya
Syeikh Muqbil rahimahullah memulai pelajarannya di Maktab di sebuah kampung yang bernama al-Wathan Dammaj, Yaman beberapa lama kemudian berhenti kerana tidak ada yang membiayainya belajar.
Kemudian dia bersafar ke Riyadh, Arab Saudi dan tinggal di sana sekitar sebulan setengah. Ketika cuaca Riyadh berubah maka dia berangkat ke Makkah. Dia meminta petunjuk kepada sebahagian penceramah tentang kitab-kitab yang bermanfaat yang akan dia beli, maka dia dinasihati agar membeli kitab Sahih Bukhari, Bulughul Maram, Riyadus Salihin dan Fathul Majid.
Dia bekerja sebagai penjaga sebuah gedung di Hajun sambil menelaah kitab-kitab tersebut. Dia sangat tertarik dengan kandungan kitab-kitab tersebut kerana amalan manusia di negerinya sangat berbeza dengan yang ada dalam kitab-kitab tersebut.
Setelah beberapa lama beliau pulang ke negerinya Yaman dan mulai mengingkari kemungkaran-kemungkaran yang dilakukan kaumnya. Seperti menyembelih untuk selain Allah, meminta kepada orang-orang yang sudah mati, membangun kuburan dan kesyirikan-kesyirikan lainnya.
Reaksi yang muncul dari kaumnya begitu keras, lebih-lebih dari orang Syiah yang memandang Syeikh Muqbil sudah merubah agamanya sehingga pantas dibunuh. Mereka memaksa Syeikh Muqbil untuk belajar di Masjid Jami’ al-Hadi untuk menghilangkan syubhat-syubhatnya.
Kemudian dia berangkat ke Najran dan tinggal di sana selama dua tahun belajar kepada Majduddin al-Muayyid. Setelah itu berangkatlah di ke Makkah bekerja di waktu siang dan belajar di waktu malam.
Ketika dibuka Maahad al-Haram al-Makki, dia mendaftarkan diri dan diterima sehingga dia menyelesaikan pendidikan Mutawassitah dan Tsanawiyah. Kemudian dia menuju ke Madinah dan masuk ke Jamiyah Islam Madinah di Fakulti Dakwah dan Fakulti Usuluddin.
Ketika dibuka Fakulti Pasca Sarjana di Jamiyah Islam Madinah, dia mendaftarkan diri dan diterima. Risalah Masternya adalah tahqiq kitab Ilzamat dan Tatabbu’ oleh Imam Daruqutni.
Syeikh Muqbil berkata, “Setelah ini semua, aku tinggal di perpustakaanku. Hanya beberapa saat berdatanganlah sebahagian saudara-saudara dari Mesir, maka aku buka pelajaran-pelajaran dari sebahagian kitab-kitab hadis dan kitab-kitab bahasa. Dan masih saja para thalabul ilmi berdatangan dari Mesir, Kuwait, Haramain, Najd, ‘Adn, Hadramaut, Al-Jazair, Libia, Somalia, Belgia dan dari kebanyakan negeri-negeri Islam dan yang lainnya.
Gunung-gunung dan pasir serta lembah-lembah menjadi saksi bagi Abu Abdirrahman (nama kunyah Syeikh Muqbil) dalam penyebaran sunnah dan kesabarannya dalam menanamkan pada hati manusia serta permusuhannya terhadap bid’ah dengan fadilah dari Allah Subhanahu wa Taala.
Mendirikan Maahad Darul Hadis
Sepulang dia dari belajar di negeri Tauhid dan Sunnah Kerajaan Arab Saudi, dia mulia merintis taklim dan dakwah di Yaman. Maka Allah Azza wa Jalla membukakan pintu kemenangan dan keberhasilan baginya dalam wujud yang sangat besar. Dengan diiringi dan dibantu oleh teman sepejuangannya sekaligus murid besarnya, al-Allamah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Wusabi hafizahullah, berdirilah madrasahnya di kampung Dammaj, Yaman, yang diberi nama Maahad Darul Hadis.
Sungguh Allah berkahi dakwah dan perjuangannya. Madrasahnya menjadi madrasah yang sarat dengan ilmu. Berbagai disiplin ilmu agama diajarkan di sana. Dengan dilandasi keikhlasan niat, kesungguhan, kasih sayang, akhlaq mulia, kesantunan, jauh dari sikap brutal dan ekstrim. Para murid berdatangan dari seantero dunia Islam dari seluruh penjuru dunia. Kalau dulu dikatakan bahwa tidak ada seorang ulama' yang paling banyak didatangi oleh para ahli hadis dari berbagai penjuru negeri seperti al-Imam Abdurrazzaq As-Shan’ani rahimahullah.
Maka pada masa ini, tidak berlebihan kalau dikatakan bahawa tidak ada seorang ulama' yang paling banyak didatangi oleh para penuntut ilmu dari berbagai penjuru negeri seperti Syeikh Muqbil al-Wadi’i rahimahullah.
Jerih payah upaya dakwah beliau (tentunya setelah pertolongan dan taufiq dari Allah ‘Azza wa Jalla) benar-benar membuahkan hasil yang sangat indah di Yaman dan dunia Islam pada umumnya. Dakwah Salafiyyah Ahlus Sunnah wal Jamaah menjadi dikenal, dihormati dan diterima serta diikuti oleh umat.
Guru-gurunya
Di antara guru-gurunya yang paling masyhur ialah:
1. Syeikh Abdul Aziz bin Baz (dia pernah hadir mengikuti sebahagian halaqah ilmunya di Haramun Madani iaitu pada kitab Sahih Muslim)
2. Syeikh Muhammad Nasiruddin al-Albani (dia mengambil faedah darinya pada pertemuan khusus para thalabatul ilmi dan pada kesempatan-kesempatan yang lainnya).
3. Syeikh Abdul Aziz bin Rasyid An-Najdi
4. Syeikh Muhammad bin Abdillah As-Soumali
5. Syeikh Muhammad al-Amin al-Misri
6. Syeikh Hammad bin Muhammad al-Ansari
7. Syeikh Abdul Aziz As-Subail
8. Syeikh Abdullah bin Muhammad bin Humaid
Semangatnya dalam Berpegang dengan As-Sunnah
Dia termasuk orang yang teguh untuk bepegang dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh kerana itulah Allah Subhanahu wa Taala memuliakan sebutannya. Sebagaimana ditegaskan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Sesungguhnya Allah memuliakan seseorang sesuai dengan kadar berpegang teguhnya dia dengan As-Sunnah.”
Di antara ucapan yang sering dia katakan ialah: “Sunnah Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam tidak akan kita tinggalkan meskipun kita harus menggigitnya dengan gigi kita.”
Sikapnya terhadap Pemahaman Salafus Soleh
Dia rahimahullah mengatakan: “Kita beribadah kepada Allah dengan pemahaman salafus soleh yang sesuai dengan dalil. Dan kita katakan: Sesungguhnya mereka telah mendahului kita dalam setiap kebaikan. Apalagi sudah jelas sanjungan terhadap mereka, seperti firman Allah Subhanahu wa Taala:
وَالسَّابِقُونَ اْلأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.” (At-Taubah: 100)
Dan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:
خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik kalian adalah generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis ini terdapat isyarat bahwasanya harus mengambil sesuai dengan pemahaman mereka.
Sikap Bijaknya
Syeikh Muqbil rahimahullah adalah seorang yang bijak dalam berdakwah mengajak manusia ke jalan Allah di tengah-tengah masyarakat dan kaumnya, beliau bukanlah sosok yang kasar dan brutal. Sebab beliau tahu bahwa dakwah ini bukan ditegakkan di atas tindakan revolusioner dan pemberontakan. Cara seperti itu (revolusioner dan pemberontakan) sudah dilakukan sebagian kelompok, yang akhirnya justru menimbulkan kejelekan; memecah belah persatuan kaum muslimin serta menjadikan tercorengnya citra Islam dan kaum muslimin di mata penduduk dunia.
Padahal dakwah ini dibangun di atas dasar hikmah dan nasehat yang baik, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl: 125)
Diapun selalu menganjurkan agar bertahap dalam memberikan pelajaran dan dakwah, agar jangan sampai ada yang bersemangat tapi tidak mempunyai hikmah dan ilmu. Di antara anjuran beliau, hendaknya seorang penuntut ilmu ketika kembali ke kampung halamannya jangan kemudian solat dengan memakai sandal di dalam masjid. Karena orang di sekitarnya tentu akan menganggapnya sebagai kemungkaran dan akan memicu fitnah. Sedangkan solat dengan sandal adalah sunnah, bukan wajib.
Sikap Santun dan Kehati-hatiannya
Dia betul-betul berhati-hati dan tenang dalam menghadapi persoalan. Betapa sering dia berupaya memperbaiki satu permasalahan dan bersabar menghadapi para penentangnya, dengan harapan mudah-mudahan suatu ketika mereka menjadi baik. Namun kalau tidak bermanfaat juga, dia bangkit menerangkan kepada masyarakat tentang kejelekannya dan membongkar syubhat-syubhatnya serta membantah hujjah-hujjah mereka yang lemah.
Dia sering ditanya tentang satu masalah dan selalu mengatakan: “Wallahu a’lam.” Betapa sering dia ditanya tentang seorang tokoh, namun dia mengatakan: “Saya menahan bicara tentang dia.” Dan dia diam selama beberapa tahun sampai sangat jelas keadaan orang tersebut. Lantas apakah ada keburukan dalam kata-kata dia sesudah itu? Sesungguhnya demi Allah, di kalangan mereka yang jujur dan adil, inilah yang dinamakan tatsabbut (teliti). Namun memang kebaikan itu tidak mungkin bisa melenyapkan celaan.
Keluhuran Jiwanya
Syeikh Muqbil rahimahullah begitu luhur jiwanya, menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak sepatutnya, menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain, sampai-sampai dia merasa berat memintakan kepada para muhsinin (dermawan) untuk kepentingan para muridnya. Ketika Syeikh Abdul Aziz bin Baz mengetahui hal itu maka dia mengirim surat kepada Syeikh Muqbil yang isinya, ”Tulislah permohonan wahai Abu Abdurrahman, engkau akan mendapatkan pahala darinya!”
Dia melatih para muridnya kepada sifat yang agung ini. Dia mencela dan memperingatkan dari orang-orang yang meminta-minta kepada manusia atas nama dakwah dan ini bukan bererti dia rahimahullah menyeru para penuntut ilmu agar meninggalkan taklimnya untuk berdagang. Maksud dia, makan dari hasil usaha sendiri lebih baik daripada meminta-minta. Dia rahimahullah juga berkata, ”Aku menasihatkan kepada ahli sunnah agar bersabar atas kefaikiran, kerana itulah keadaan yang Allah pilihkan kepada NabiNya sallallahu alaihi wa sallam.
Kesabarannya
Dia rahimahullah memiliki kesabaran yang sulit dicari bandingannya. Dia begitu sabar atas berbagai penyakit yang menimpanya, bersabar atas penyakit busung air yang bertahun-tahun dideritanya. Demikian pula atas penyakit lever yang menimpanya. Merupakan hal yang menakjubkan bahawa beliau dalam keadaan sakit tidak pernah meninggalkan taklimnya. Pernah suatu saat beliau menyampaikan pelajarannya dalam keadaan tangannya diikat dengan perban ke lehernya.
Murid-muridnya
Beberapa murid-murid Syeikh Muqbil yang menonjol, murid-muridnya sangat banyak sekali tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah, disebutkan beberapa di antaranya yang menonjol dari kalangan muallifin (penulis buku), para dai-dai dan selain mereka:
1. Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Wusabi
2. Syeikh Yahya bin Ali al-Hajuri
3. Syeikh Mustafa bin al-Adawi
4. Syeikh Abdul Aziz bin Yahya al-Bura’i
5. Syeikh Usamah bin Abdul Latif al-Kushi, penulis kitab al-Azan
6. Syeikh Abdullah bin Usman Ad-Damari, beliau terkenal sebagai pemberi ceramah kalangan Ahlussunnah di Yaman
7. Syeikh Ahmad bin Ibrahim Abul Ainain al-Misri
8. Syeikh Muhammad bin Abdillah al-Imam Abu Nasr Ar-Raimi
9. Syeikh Mustafa bin Ismail Abul Hasan As- Sulaimani al-Maghribi
10. Syeikh Abdul Musawwir bin Muhammad al- Ba’dani
11. Syeikh Yahya bin Ali al-Muri
12. Syeikh Abdur Raqib bin Ali al-Ibbi
13. Syeikh Qasim bin Ahmad Abu Abdillah At-Taizi
14. Syeikh Jamil bin Ali Asy-Syaja’ As-Sabari
15. Syeikh Ali bin Abdillah Abul Hasan Asy-Syaibani
16. Syeikh Auf bin Abdillah al-Bakkari Abu Harun
17. Syeikh Usman bin Abdillah al-Utmi
18. Ummu Abdillah binti Muqbil bin Hadi al-Wadi’i, penulis kitab As-Sahihul Musnad min Asy-Syamaili Al-Muhammadiyyah dan yang lainnya.
19. Ummu Syu'ib, isteri keduanya
20. Ummu Salamah, isteri ketiganya
Kebenciannya yang Sangat Besar terhadap Terorisme
Dia sangat membenci gangguan keamanan dan munculnya kegelisahan serta rasa takut pada kaum muslimin.
Tentang sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ اْلإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ
“Saya diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan syahadat bahawa tidak ada berhak diibadahi kecuali Allah, dan Muhammad itu adalah Rasul Allah, mendirikan solat dan menunaikan zakat. Jika mereka melakukannya, maka terjagalah dariku darah dan harta mereka kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka di sisi Allah.”
Syeikh Muqbil rahimahullah menjelaskan: “Dalam hadis ini terdapat bantahan terhadap kelompok-kelompok (sesat) yang ada sekarang ini, seperti Jamaatut Takfir (kelompok yang selalu mengkafirkan orang lain yang tidak segolongan dengannya) yang menganggap halal darah kaum muslimin. Juga Jamaatul Jihad (kelompok yang mengaku mujahidin, padahal teroris) yang juga menganggap halal darah kaum muslimin. Anggaplah bahawa pemerintah itu kafir dan rakyatnya muslim, tentu akan terjadi bencana di atas kepala rakyat muslim yang pantas dikasihani ini.
Demikian pula bantahan terhadap para tokoh revolusioner, yang mengarahkan masyarakat untuk melakukan tindakan revolusi, pemberontakan (dan sejenisnya).”
Dan ketika dia ditanya tentang para turis, apakah mereka terhitung mu’ahad?
Dia menjawab: “Di antara mereka ada yang datang untuk merosak di negeri kaum muslimin, ada pula yang menjadi mata-mata. Akan tetapi melampaui batas (yakni dengan menyerang) terhadap mereka justru hanya menimbulkan kekacauan. Saya tidak menganjurkan hal ini (menyerang mereka). Demikian pula halnya semua yang dapat menimbulkan kekacauan, tidak boleh."
Membunuh para wisatawan asing adalah suatu kesalahan. Kami tidak tahu kecuali akibatnya yang satu menyerang yang lain. Akhirnya dakwah terbengkalai, begitu juga dengan pendidikan, pertanian dan perdagangan. Namun perlu diingat pula bahwa ini bukan berarti kami ridha dengan (kedatangan) mereka.”
Inilah sikap kaum mukminin. Mereka tidak ingin menimbulkan gangguan keamanan. Berbeda dengan orang-orang munafik, mereka sangat antusias terhadap hal-hal seperti ini. Allah Subhanahu wa Taala berfirman :
لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَ يُجَاوِرُونَكَ فِيهَا إِلاَّ قَلِيلاً
“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar."(Al-Ahzab: 60)
Meresahkan kaum muslimin adalah haram secara syar’i. Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunannya (2/720) dan Ahmad dalam Musnadnya (5/362) dari Abdurrahman bin Abi Laila:
قَالَ: حَدَّثَنَا أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ: لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
“Katanya: Para sahabat Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita kepadaku, bahawa beliau (Nabi) bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk mengejutkan dan membuat takut muslim lainnya.”
Hadits ini sahih, Syeikh Muqbil menyebutkannya dalam karya beliau As-Sahihul Musnad mimma Laisa fis-Sahihain (2/418).
Sikapnya terhadap Usamah bin Laden
Terhadap salah satu tokoh teroris international nomor wahid ini, Syeikh Muqbil rahimahullah mengatakan:
“Aku berlepas diri di hadapan Allah dari (kesesatan) Usamah bin Laden. Dia merupakan kejahatan dan musibah terhadap umat ini dan kegiatannya adalah kegiatan kejahatan.”
Dia juga berkata:
“Kami semua berlepas diri darinya dan kegiatan-kegiatannya sejak jauh sebelum ini. Realiti menyaksikan bahawa kaum muslimin yang hidup di negeri-negeri Barat tertekan dengan sebab adanya gerakan-gerakan yang diperanankan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin dan kelompok-kelompok lainnya. Wallahul Musta’an.”
(Dari akhbar Ar-Ra'yul Am Kuwait tanggal 19 Disember 1998).
Dalam kitab Tuhfatul Mujib, transkrip ceramahnya berjudul Di Sebalik Peristiwa Peledakan-Peledakan di bumi al-Haramain, Syeikh Muqbil berkata:
“Di antara contoh-contoh fitnah (yang menimpa kaum muslimin) adalah fitnah yang sudah hampir menguasai Yaman yang dihembuskan oleh Usamah bin Laden … .”
” … untuk menjelaskan kepada umat bahawa urusan agama ini tidak boleh diambil dari orang semisal Usamah bin Laden, al-Mis’ari, atau yang semisalnya. Tapi urusan agama ini harus diambil dari kalangan ulama' … Bahkan sesungguhnya umat ini masih sangat memerlukan seribu ulama' seperti Syeikh bin Baz dan seribu ulama' lain seperti Syeikh al-Albani.”
Karya-karyanya
Dia juga meninggalkan karya-karya tulis yang sangat banyak. Kebanyakannya dalam bidang ilmu hadis. Dia sangat perhatian terhadap seleksi hadis, mana yang sahih mana yang bukan. Dan memang dia termasuk salah seorang ulama' ahlul hadis abad ini. Karya-karya besarnya kebanyakannya dia tulis dengan kaedah para ulama' ahlul hadis. Karya-karya tersebut menjadi rujukan penting kaum muslimin sekaligus termasuk khazanah keilmuan yang sangat penting.
a. Kitab-kitab yang Terbit Semasa Hidupnya
1. As-Sahih al-Musnad min Asbabin Nuzul
2. al-Ilzamaat wat-Tatabbu’
3. Asy-Syafa’at
4. As-Sahih al-Musnad mimma laisa fis-Sahihaini
5. As-Sahih al-Musnad min Dalaailin Nubuwwati
6. al-Jami’u As-Sahih fil-Qadari
7. al-Jami’u As-Sahih mimma laisa fis-Sahihaini (tersusun sesuai dengan bab-bab fiqhiyyah)
8. Tatabbu’u Awhamil Hakim fi al-Mustadrak al-lati lam yunabbih ‘alaiha Az-Zahabi ma’a Tarajimi lir-ruwati allazina laisu min rijali Tahzibi At-Tahzib
9. As-Suyufu al-Bathirat li ilhadi As-Syuyuiyyah al-Kafirah
10. Ijabatu As-Saili ‘an ahammi al-Masaili
11. Fatwa fi Wihdatil Muslimiin ma’al-Kuffar
12. Dan dia juga mempunyai sekitar 33 karya yang lain.
b. Kitab-kitab yang Belum di Cetak Sampainya Wafat
1. al-Jamius Sahih minat Tafsiri bil Matsur (sekarang proses cetak)
c. Kitab-kitabnya Yang Hilang
1. al-Kufah li Ashari An-Nikah
d. Kitab-kitab yang Tidak di Cetak Lagi
1. al-Qaulul Amin Fi Fadha-ih al-Muzabzabin (kerana dia banyak menarik kembali pendapat dia)
2. Hazihi Dakwatuna wa ‘Aqidatuna (naskah lama)
Rahmah dan Kasih Sayangnya
Dia menyayangi semuanya, tua muda, laki-laki dan perempuan. Bahkan anak-anak kecil sangat menyukai dia kerana kedudukan dan kebaikannya terhadap mereka. Dia pantas dikatakan demikian, tanpa harus berlebihan. Boleh dikatakan bahawa dia termasuk orang yang paling penyayang terhadap sesamanya di zaman ini. Terutama terhadap para penuntut ilmu, di mana dia memandang mereka sebagai anak-anaknya sendiri.
Dia sering juga merasakan kesulitan bila terjadi kekurangan dari keperluan para penuntut ilmu. Bahkan dia pernah mengatakan bahawasanya dia tidak pernah menemukan kesulitan yang lebih berat dirasakannya daripada hal ini.
Dia sering manfaatkan waktu untuk duduk bersama orang banyak dengan memberikan nasihat, pengarahan, faedah dan diskusi. Sehingga hampir tidak ada yang keluar dari majlis itu melainkan sudah mendapatkan faedah.
Nasihat-nasihatnya sangat disenangi dan beliau memilih yang sesuai dengan pemahaman mereka tanpa membosankan. Dan kalimat-kalimat yang ringkas tidak akan membosankan siapapun.
Di antara sifat rahmatnya, dia mengirim para da’i yang mengajak ke jalan Allah ke seluruh daerah di Yaman bahkan juga ke luar Yaman untuk menyebarkan dien Allah, mengajari manusia kebaikan dan mentahzir mereka dari kejahatan.
Dari sifat rahmatnya, dia selalu menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu di hati murid-muridnya. Dia selalu menyebutkan keadaan yang dialami salafus soleh, berupa kesabaran menempuh kesulitan dalam mencari ilmu.
Kezuhudan, Kesederhanaan, Kedermawanan dan Wara’nya.
Syeikh Muqbil dikenal dengan kezuhudannya dan dia biasakan para muridnya atas sifat yang mulia ini. Dia sampaikan kepada mereka bahawa dengan sifat inilah mereka akan mendapatkan ilmu. Dia sangat sederhana dalam tempat tinggal, pakaian dan makanannya.
Di antara hal yang menunjukkan kezuhudannya pada dunia, dia wakafkan tanah dia yang luas untuk tempat tinggal para muridnya yang sekarang ditempati sekitar 250 rumah (Darul Hadis, Dammaj).
Dia memiliki sifat tawadhu’ yang tiada bandingannya. Jika dia sedang berjalan kemudian dipanggil oleh seorang anak kecil maka dia langsung berhenti, menyapanya dan menanyakan apa yang dikehendaki. Ketika dia di majlis taklimnya datanglah seorang anak kecil, dia hentikan pelajarannya dan berkata anak kecil itu kepadanya, "Aku ingin membaca sebuah hadits di mikrofon." maka beliau dudukkan anak kecil tersebut di depannya untuk membaca hadis yang dikehendakinya.
Dia dikenal dengan sifat wara’, tidak pernah tersisa dana dakwah disisinya kerana selalu dia serahkan kepada yang memerlukannya.
Kegigihannya Dalam Mempelajari dan Menyampaikan Ilmu
Dia begitu gigih di dalam mengajarkan ilmu. Satu jam sebelum Zuhur dia mengajarkan kitabnya Sahih Musnad mimma Laisa fi Shahihain, setelah itu kitab Jami’ Sahih Musnad mimma Laisa fi Sahihain. Sesudah solat Zuhur dia mengajarkan Tafsir Ibnu Katsir dua hari sekali berselang-seli dengan kitab Sahih Musnad min Asbabin Nuzul. Ketika kitab yang akhir ini selesai dia gantikan dengan kitab Jami’ Sahih. Sebelum zuhur dia menelaah pelajaran di rumahnya selama 1/4 jam.
Sesudah Asar dia mengajarkan kitab Sahih Bukhari dan sesudah Maghrib mengajarkan Sahih Muslim dan kitabnya Ahadisu Mu’allah Zahiruha Shihhah. Selesai dari kitab yang akhir ini dia menggantinya dengan kitabnya Gharatul Fishal alal Mu’tadin ala Kutubil Ilal. Selesai dari kitab yang akhir ini dia mengajarkan kitabnya Dzammul Mas’alah, kemudian setelah selesai diganti dengan kitab Sahih Musnad min Dalail Nubuwwah. Bersama kedua kitab ini dia ajarkan juga kitab Mustadrak dan kitabnya Sahih Musnad fil Qadar. Demikianlah urut-urutan taklimnya hingga dia wafat.
Jika dia berbicara tentang rijal maka dia ialah pakarnya, jika dia sedang bincang dengan murid-muridnya dalam masalah nahwu maka seakan-akan tidak ada selain dia yang mengetahui disiplin ilmu ini, jika dia berbicara tentang ilal maka membuat terhenyak orang yang ada dihadapannya. Demikian juga dia memiliki kecepatan luar biasa di dalam menghadirkan dalil-dalil dari Kitab dan Sunnah.
Wafatnya
Syeikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i rahimahullah wafat pada malam Ahad, 1 Jamadilawal 1422 H/22 Julai 2001 M, setelah Isyak di Jeddah dalam usia sekitar 70 tahun. Dia disolatkan setelah subuh, kemudian dikebumikan di perkuburan Al-‘Adl di Makkah di samping makam Syeikh Abdul Aziz bin Baz dan Syeikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahumullah.
Semoga Allah merahmati Syeikh Muqbil dan menempatkannya di jannahNya yang tertinggi. Serta menjadikan segala jerih payah dan amal usahanya termasuk timbangan amal solehnya di sisiNya. Amin.
Disusun oleh:
M.A.Uswah,
5 Ogos 2010.
Rujukan:
- Barisan Ulama Pembela Sunnah Nabawiyah oleh Abu Aisyah Arif Fathul Ulum, Media Tarbiyah, Bogor, Januari 2006
- http://ittibausalafpress.blogspot.com/2009/10/lebih-dekat-lagi-dengan-syaikh-muqbil.html
- http://warisansalaf.wordpress.com/2010/06/12/warisan-daftar-kitab-kitab-syaikh-muqbil-bin-hadi-al-wadii-rahimahullah
Dia ialah sosok yang dikenal dengan kejujuran, keikhlasan, iffah (menjaga kehormatan dan harga diri), kesabaran, zuhud dalam kehidupan dunia, berjalan di atas aqidah yang benar dan manhaj salafi yang lurus, sikap bijak, santun, lembut, keberanian, serta tampil menyerukan kebenaran. Sungguh sosok dia mengingatkan dengan sosok para ulama' salafus soleh, terutama sosok Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.
Syeikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i rahimahullah dilahirkan pada tahun 1352 H di Dammaj, Yaman, sebuah lingkungan Zaidiyah (salah satu kelompok syiah) yang bercirikan tasauf, muktazilah dan berbagai bid'ah lainnya.
Belajarnya
Syeikh Muqbil rahimahullah memulai pelajarannya di Maktab di sebuah kampung yang bernama al-Wathan Dammaj, Yaman beberapa lama kemudian berhenti kerana tidak ada yang membiayainya belajar.
Kemudian dia bersafar ke Riyadh, Arab Saudi dan tinggal di sana sekitar sebulan setengah. Ketika cuaca Riyadh berubah maka dia berangkat ke Makkah. Dia meminta petunjuk kepada sebahagian penceramah tentang kitab-kitab yang bermanfaat yang akan dia beli, maka dia dinasihati agar membeli kitab Sahih Bukhari, Bulughul Maram, Riyadus Salihin dan Fathul Majid.
Dia bekerja sebagai penjaga sebuah gedung di Hajun sambil menelaah kitab-kitab tersebut. Dia sangat tertarik dengan kandungan kitab-kitab tersebut kerana amalan manusia di negerinya sangat berbeza dengan yang ada dalam kitab-kitab tersebut.
Setelah beberapa lama beliau pulang ke negerinya Yaman dan mulai mengingkari kemungkaran-kemungkaran yang dilakukan kaumnya. Seperti menyembelih untuk selain Allah, meminta kepada orang-orang yang sudah mati, membangun kuburan dan kesyirikan-kesyirikan lainnya.
Reaksi yang muncul dari kaumnya begitu keras, lebih-lebih dari orang Syiah yang memandang Syeikh Muqbil sudah merubah agamanya sehingga pantas dibunuh. Mereka memaksa Syeikh Muqbil untuk belajar di Masjid Jami’ al-Hadi untuk menghilangkan syubhat-syubhatnya.
Kemudian dia berangkat ke Najran dan tinggal di sana selama dua tahun belajar kepada Majduddin al-Muayyid. Setelah itu berangkatlah di ke Makkah bekerja di waktu siang dan belajar di waktu malam.
Ketika dibuka Maahad al-Haram al-Makki, dia mendaftarkan diri dan diterima sehingga dia menyelesaikan pendidikan Mutawassitah dan Tsanawiyah. Kemudian dia menuju ke Madinah dan masuk ke Jamiyah Islam Madinah di Fakulti Dakwah dan Fakulti Usuluddin.
Ketika dibuka Fakulti Pasca Sarjana di Jamiyah Islam Madinah, dia mendaftarkan diri dan diterima. Risalah Masternya adalah tahqiq kitab Ilzamat dan Tatabbu’ oleh Imam Daruqutni.
Syeikh Muqbil berkata, “Setelah ini semua, aku tinggal di perpustakaanku. Hanya beberapa saat berdatanganlah sebahagian saudara-saudara dari Mesir, maka aku buka pelajaran-pelajaran dari sebahagian kitab-kitab hadis dan kitab-kitab bahasa. Dan masih saja para thalabul ilmi berdatangan dari Mesir, Kuwait, Haramain, Najd, ‘Adn, Hadramaut, Al-Jazair, Libia, Somalia, Belgia dan dari kebanyakan negeri-negeri Islam dan yang lainnya.
Gunung-gunung dan pasir serta lembah-lembah menjadi saksi bagi Abu Abdirrahman (nama kunyah Syeikh Muqbil) dalam penyebaran sunnah dan kesabarannya dalam menanamkan pada hati manusia serta permusuhannya terhadap bid’ah dengan fadilah dari Allah Subhanahu wa Taala.
Mendirikan Maahad Darul Hadis
Sepulang dia dari belajar di negeri Tauhid dan Sunnah Kerajaan Arab Saudi, dia mulia merintis taklim dan dakwah di Yaman. Maka Allah Azza wa Jalla membukakan pintu kemenangan dan keberhasilan baginya dalam wujud yang sangat besar. Dengan diiringi dan dibantu oleh teman sepejuangannya sekaligus murid besarnya, al-Allamah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Wusabi hafizahullah, berdirilah madrasahnya di kampung Dammaj, Yaman, yang diberi nama Maahad Darul Hadis.
Sungguh Allah berkahi dakwah dan perjuangannya. Madrasahnya menjadi madrasah yang sarat dengan ilmu. Berbagai disiplin ilmu agama diajarkan di sana. Dengan dilandasi keikhlasan niat, kesungguhan, kasih sayang, akhlaq mulia, kesantunan, jauh dari sikap brutal dan ekstrim. Para murid berdatangan dari seantero dunia Islam dari seluruh penjuru dunia. Kalau dulu dikatakan bahwa tidak ada seorang ulama' yang paling banyak didatangi oleh para ahli hadis dari berbagai penjuru negeri seperti al-Imam Abdurrazzaq As-Shan’ani rahimahullah.
Maka pada masa ini, tidak berlebihan kalau dikatakan bahawa tidak ada seorang ulama' yang paling banyak didatangi oleh para penuntut ilmu dari berbagai penjuru negeri seperti Syeikh Muqbil al-Wadi’i rahimahullah.
Jerih payah upaya dakwah beliau (tentunya setelah pertolongan dan taufiq dari Allah ‘Azza wa Jalla) benar-benar membuahkan hasil yang sangat indah di Yaman dan dunia Islam pada umumnya. Dakwah Salafiyyah Ahlus Sunnah wal Jamaah menjadi dikenal, dihormati dan diterima serta diikuti oleh umat.
Guru-gurunya
Di antara guru-gurunya yang paling masyhur ialah:
1. Syeikh Abdul Aziz bin Baz (dia pernah hadir mengikuti sebahagian halaqah ilmunya di Haramun Madani iaitu pada kitab Sahih Muslim)
2. Syeikh Muhammad Nasiruddin al-Albani (dia mengambil faedah darinya pada pertemuan khusus para thalabatul ilmi dan pada kesempatan-kesempatan yang lainnya).
3. Syeikh Abdul Aziz bin Rasyid An-Najdi
4. Syeikh Muhammad bin Abdillah As-Soumali
5. Syeikh Muhammad al-Amin al-Misri
6. Syeikh Hammad bin Muhammad al-Ansari
7. Syeikh Abdul Aziz As-Subail
8. Syeikh Abdullah bin Muhammad bin Humaid
Semangatnya dalam Berpegang dengan As-Sunnah
Dia termasuk orang yang teguh untuk bepegang dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh kerana itulah Allah Subhanahu wa Taala memuliakan sebutannya. Sebagaimana ditegaskan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Sesungguhnya Allah memuliakan seseorang sesuai dengan kadar berpegang teguhnya dia dengan As-Sunnah.”
Di antara ucapan yang sering dia katakan ialah: “Sunnah Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam tidak akan kita tinggalkan meskipun kita harus menggigitnya dengan gigi kita.”
Sikapnya terhadap Pemahaman Salafus Soleh
Dia rahimahullah mengatakan: “Kita beribadah kepada Allah dengan pemahaman salafus soleh yang sesuai dengan dalil. Dan kita katakan: Sesungguhnya mereka telah mendahului kita dalam setiap kebaikan. Apalagi sudah jelas sanjungan terhadap mereka, seperti firman Allah Subhanahu wa Taala:
وَالسَّابِقُونَ اْلأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.” (At-Taubah: 100)
Dan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:
خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik kalian adalah generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis ini terdapat isyarat bahwasanya harus mengambil sesuai dengan pemahaman mereka.
Sikap Bijaknya
Syeikh Muqbil rahimahullah adalah seorang yang bijak dalam berdakwah mengajak manusia ke jalan Allah di tengah-tengah masyarakat dan kaumnya, beliau bukanlah sosok yang kasar dan brutal. Sebab beliau tahu bahwa dakwah ini bukan ditegakkan di atas tindakan revolusioner dan pemberontakan. Cara seperti itu (revolusioner dan pemberontakan) sudah dilakukan sebagian kelompok, yang akhirnya justru menimbulkan kejelekan; memecah belah persatuan kaum muslimin serta menjadikan tercorengnya citra Islam dan kaum muslimin di mata penduduk dunia.
Padahal dakwah ini dibangun di atas dasar hikmah dan nasehat yang baik, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl: 125)
Diapun selalu menganjurkan agar bertahap dalam memberikan pelajaran dan dakwah, agar jangan sampai ada yang bersemangat tapi tidak mempunyai hikmah dan ilmu. Di antara anjuran beliau, hendaknya seorang penuntut ilmu ketika kembali ke kampung halamannya jangan kemudian solat dengan memakai sandal di dalam masjid. Karena orang di sekitarnya tentu akan menganggapnya sebagai kemungkaran dan akan memicu fitnah. Sedangkan solat dengan sandal adalah sunnah, bukan wajib.
Sikap Santun dan Kehati-hatiannya
Dia betul-betul berhati-hati dan tenang dalam menghadapi persoalan. Betapa sering dia berupaya memperbaiki satu permasalahan dan bersabar menghadapi para penentangnya, dengan harapan mudah-mudahan suatu ketika mereka menjadi baik. Namun kalau tidak bermanfaat juga, dia bangkit menerangkan kepada masyarakat tentang kejelekannya dan membongkar syubhat-syubhatnya serta membantah hujjah-hujjah mereka yang lemah.
Dia sering ditanya tentang satu masalah dan selalu mengatakan: “Wallahu a’lam.” Betapa sering dia ditanya tentang seorang tokoh, namun dia mengatakan: “Saya menahan bicara tentang dia.” Dan dia diam selama beberapa tahun sampai sangat jelas keadaan orang tersebut. Lantas apakah ada keburukan dalam kata-kata dia sesudah itu? Sesungguhnya demi Allah, di kalangan mereka yang jujur dan adil, inilah yang dinamakan tatsabbut (teliti). Namun memang kebaikan itu tidak mungkin bisa melenyapkan celaan.
Keluhuran Jiwanya
Syeikh Muqbil rahimahullah begitu luhur jiwanya, menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak sepatutnya, menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain, sampai-sampai dia merasa berat memintakan kepada para muhsinin (dermawan) untuk kepentingan para muridnya. Ketika Syeikh Abdul Aziz bin Baz mengetahui hal itu maka dia mengirim surat kepada Syeikh Muqbil yang isinya, ”Tulislah permohonan wahai Abu Abdurrahman, engkau akan mendapatkan pahala darinya!”
Dia melatih para muridnya kepada sifat yang agung ini. Dia mencela dan memperingatkan dari orang-orang yang meminta-minta kepada manusia atas nama dakwah dan ini bukan bererti dia rahimahullah menyeru para penuntut ilmu agar meninggalkan taklimnya untuk berdagang. Maksud dia, makan dari hasil usaha sendiri lebih baik daripada meminta-minta. Dia rahimahullah juga berkata, ”Aku menasihatkan kepada ahli sunnah agar bersabar atas kefaikiran, kerana itulah keadaan yang Allah pilihkan kepada NabiNya sallallahu alaihi wa sallam.
Kesabarannya
Dia rahimahullah memiliki kesabaran yang sulit dicari bandingannya. Dia begitu sabar atas berbagai penyakit yang menimpanya, bersabar atas penyakit busung air yang bertahun-tahun dideritanya. Demikian pula atas penyakit lever yang menimpanya. Merupakan hal yang menakjubkan bahawa beliau dalam keadaan sakit tidak pernah meninggalkan taklimnya. Pernah suatu saat beliau menyampaikan pelajarannya dalam keadaan tangannya diikat dengan perban ke lehernya.
Murid-muridnya
Beberapa murid-murid Syeikh Muqbil yang menonjol, murid-muridnya sangat banyak sekali tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah, disebutkan beberapa di antaranya yang menonjol dari kalangan muallifin (penulis buku), para dai-dai dan selain mereka:
1. Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Wusabi
2. Syeikh Yahya bin Ali al-Hajuri
3. Syeikh Mustafa bin al-Adawi
4. Syeikh Abdul Aziz bin Yahya al-Bura’i
5. Syeikh Usamah bin Abdul Latif al-Kushi, penulis kitab al-Azan
6. Syeikh Abdullah bin Usman Ad-Damari, beliau terkenal sebagai pemberi ceramah kalangan Ahlussunnah di Yaman
7. Syeikh Ahmad bin Ibrahim Abul Ainain al-Misri
8. Syeikh Muhammad bin Abdillah al-Imam Abu Nasr Ar-Raimi
9. Syeikh Mustafa bin Ismail Abul Hasan As- Sulaimani al-Maghribi
10. Syeikh Abdul Musawwir bin Muhammad al- Ba’dani
11. Syeikh Yahya bin Ali al-Muri
12. Syeikh Abdur Raqib bin Ali al-Ibbi
13. Syeikh Qasim bin Ahmad Abu Abdillah At-Taizi
14. Syeikh Jamil bin Ali Asy-Syaja’ As-Sabari
15. Syeikh Ali bin Abdillah Abul Hasan Asy-Syaibani
16. Syeikh Auf bin Abdillah al-Bakkari Abu Harun
17. Syeikh Usman bin Abdillah al-Utmi
18. Ummu Abdillah binti Muqbil bin Hadi al-Wadi’i, penulis kitab As-Sahihul Musnad min Asy-Syamaili Al-Muhammadiyyah dan yang lainnya.
19. Ummu Syu'ib, isteri keduanya
20. Ummu Salamah, isteri ketiganya
Kebenciannya yang Sangat Besar terhadap Terorisme
Dia sangat membenci gangguan keamanan dan munculnya kegelisahan serta rasa takut pada kaum muslimin.
Tentang sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ اْلإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ
“Saya diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan syahadat bahawa tidak ada berhak diibadahi kecuali Allah, dan Muhammad itu adalah Rasul Allah, mendirikan solat dan menunaikan zakat. Jika mereka melakukannya, maka terjagalah dariku darah dan harta mereka kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka di sisi Allah.”
Syeikh Muqbil rahimahullah menjelaskan: “Dalam hadis ini terdapat bantahan terhadap kelompok-kelompok (sesat) yang ada sekarang ini, seperti Jamaatut Takfir (kelompok yang selalu mengkafirkan orang lain yang tidak segolongan dengannya) yang menganggap halal darah kaum muslimin. Juga Jamaatul Jihad (kelompok yang mengaku mujahidin, padahal teroris) yang juga menganggap halal darah kaum muslimin. Anggaplah bahawa pemerintah itu kafir dan rakyatnya muslim, tentu akan terjadi bencana di atas kepala rakyat muslim yang pantas dikasihani ini.
Demikian pula bantahan terhadap para tokoh revolusioner, yang mengarahkan masyarakat untuk melakukan tindakan revolusi, pemberontakan (dan sejenisnya).”
Dan ketika dia ditanya tentang para turis, apakah mereka terhitung mu’ahad?
Dia menjawab: “Di antara mereka ada yang datang untuk merosak di negeri kaum muslimin, ada pula yang menjadi mata-mata. Akan tetapi melampaui batas (yakni dengan menyerang) terhadap mereka justru hanya menimbulkan kekacauan. Saya tidak menganjurkan hal ini (menyerang mereka). Demikian pula halnya semua yang dapat menimbulkan kekacauan, tidak boleh."
Membunuh para wisatawan asing adalah suatu kesalahan. Kami tidak tahu kecuali akibatnya yang satu menyerang yang lain. Akhirnya dakwah terbengkalai, begitu juga dengan pendidikan, pertanian dan perdagangan. Namun perlu diingat pula bahwa ini bukan berarti kami ridha dengan (kedatangan) mereka.”
Inilah sikap kaum mukminin. Mereka tidak ingin menimbulkan gangguan keamanan. Berbeda dengan orang-orang munafik, mereka sangat antusias terhadap hal-hal seperti ini. Allah Subhanahu wa Taala berfirman :
لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَ يُجَاوِرُونَكَ فِيهَا إِلاَّ قَلِيلاً
“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar."(Al-Ahzab: 60)
Meresahkan kaum muslimin adalah haram secara syar’i. Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunannya (2/720) dan Ahmad dalam Musnadnya (5/362) dari Abdurrahman bin Abi Laila:
قَالَ: حَدَّثَنَا أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ: لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
“Katanya: Para sahabat Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita kepadaku, bahawa beliau (Nabi) bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk mengejutkan dan membuat takut muslim lainnya.”
Hadits ini sahih, Syeikh Muqbil menyebutkannya dalam karya beliau As-Sahihul Musnad mimma Laisa fis-Sahihain (2/418).
Sikapnya terhadap Usamah bin Laden
Terhadap salah satu tokoh teroris international nomor wahid ini, Syeikh Muqbil rahimahullah mengatakan:
“Aku berlepas diri di hadapan Allah dari (kesesatan) Usamah bin Laden. Dia merupakan kejahatan dan musibah terhadap umat ini dan kegiatannya adalah kegiatan kejahatan.”
Dia juga berkata:
“Kami semua berlepas diri darinya dan kegiatan-kegiatannya sejak jauh sebelum ini. Realiti menyaksikan bahawa kaum muslimin yang hidup di negeri-negeri Barat tertekan dengan sebab adanya gerakan-gerakan yang diperanankan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin dan kelompok-kelompok lainnya. Wallahul Musta’an.”
(Dari akhbar Ar-Ra'yul Am Kuwait tanggal 19 Disember 1998).
Dalam kitab Tuhfatul Mujib, transkrip ceramahnya berjudul Di Sebalik Peristiwa Peledakan-Peledakan di bumi al-Haramain, Syeikh Muqbil berkata:
“Di antara contoh-contoh fitnah (yang menimpa kaum muslimin) adalah fitnah yang sudah hampir menguasai Yaman yang dihembuskan oleh Usamah bin Laden … .”
” … untuk menjelaskan kepada umat bahawa urusan agama ini tidak boleh diambil dari orang semisal Usamah bin Laden, al-Mis’ari, atau yang semisalnya. Tapi urusan agama ini harus diambil dari kalangan ulama' … Bahkan sesungguhnya umat ini masih sangat memerlukan seribu ulama' seperti Syeikh bin Baz dan seribu ulama' lain seperti Syeikh al-Albani.”
Karya-karyanya
Dia juga meninggalkan karya-karya tulis yang sangat banyak. Kebanyakannya dalam bidang ilmu hadis. Dia sangat perhatian terhadap seleksi hadis, mana yang sahih mana yang bukan. Dan memang dia termasuk salah seorang ulama' ahlul hadis abad ini. Karya-karya besarnya kebanyakannya dia tulis dengan kaedah para ulama' ahlul hadis. Karya-karya tersebut menjadi rujukan penting kaum muslimin sekaligus termasuk khazanah keilmuan yang sangat penting.
a. Kitab-kitab yang Terbit Semasa Hidupnya
1. As-Sahih al-Musnad min Asbabin Nuzul
2. al-Ilzamaat wat-Tatabbu’
3. Asy-Syafa’at
4. As-Sahih al-Musnad mimma laisa fis-Sahihaini
5. As-Sahih al-Musnad min Dalaailin Nubuwwati
6. al-Jami’u As-Sahih fil-Qadari
7. al-Jami’u As-Sahih mimma laisa fis-Sahihaini (tersusun sesuai dengan bab-bab fiqhiyyah)
8. Tatabbu’u Awhamil Hakim fi al-Mustadrak al-lati lam yunabbih ‘alaiha Az-Zahabi ma’a Tarajimi lir-ruwati allazina laisu min rijali Tahzibi At-Tahzib
9. As-Suyufu al-Bathirat li ilhadi As-Syuyuiyyah al-Kafirah
10. Ijabatu As-Saili ‘an ahammi al-Masaili
11. Fatwa fi Wihdatil Muslimiin ma’al-Kuffar
12. Dan dia juga mempunyai sekitar 33 karya yang lain.
b. Kitab-kitab yang Belum di Cetak Sampainya Wafat
1. al-Jamius Sahih minat Tafsiri bil Matsur (sekarang proses cetak)
c. Kitab-kitabnya Yang Hilang
1. al-Kufah li Ashari An-Nikah
d. Kitab-kitab yang Tidak di Cetak Lagi
1. al-Qaulul Amin Fi Fadha-ih al-Muzabzabin (kerana dia banyak menarik kembali pendapat dia)
2. Hazihi Dakwatuna wa ‘Aqidatuna (naskah lama)
Rahmah dan Kasih Sayangnya
Dia menyayangi semuanya, tua muda, laki-laki dan perempuan. Bahkan anak-anak kecil sangat menyukai dia kerana kedudukan dan kebaikannya terhadap mereka. Dia pantas dikatakan demikian, tanpa harus berlebihan. Boleh dikatakan bahawa dia termasuk orang yang paling penyayang terhadap sesamanya di zaman ini. Terutama terhadap para penuntut ilmu, di mana dia memandang mereka sebagai anak-anaknya sendiri.
Dia sering juga merasakan kesulitan bila terjadi kekurangan dari keperluan para penuntut ilmu. Bahkan dia pernah mengatakan bahawasanya dia tidak pernah menemukan kesulitan yang lebih berat dirasakannya daripada hal ini.
Dia sering manfaatkan waktu untuk duduk bersama orang banyak dengan memberikan nasihat, pengarahan, faedah dan diskusi. Sehingga hampir tidak ada yang keluar dari majlis itu melainkan sudah mendapatkan faedah.
Nasihat-nasihatnya sangat disenangi dan beliau memilih yang sesuai dengan pemahaman mereka tanpa membosankan. Dan kalimat-kalimat yang ringkas tidak akan membosankan siapapun.
Di antara sifat rahmatnya, dia mengirim para da’i yang mengajak ke jalan Allah ke seluruh daerah di Yaman bahkan juga ke luar Yaman untuk menyebarkan dien Allah, mengajari manusia kebaikan dan mentahzir mereka dari kejahatan.
Dari sifat rahmatnya, dia selalu menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu di hati murid-muridnya. Dia selalu menyebutkan keadaan yang dialami salafus soleh, berupa kesabaran menempuh kesulitan dalam mencari ilmu.
Kezuhudan, Kesederhanaan, Kedermawanan dan Wara’nya.
Syeikh Muqbil dikenal dengan kezuhudannya dan dia biasakan para muridnya atas sifat yang mulia ini. Dia sampaikan kepada mereka bahawa dengan sifat inilah mereka akan mendapatkan ilmu. Dia sangat sederhana dalam tempat tinggal, pakaian dan makanannya.
Di antara hal yang menunjukkan kezuhudannya pada dunia, dia wakafkan tanah dia yang luas untuk tempat tinggal para muridnya yang sekarang ditempati sekitar 250 rumah (Darul Hadis, Dammaj).
Dia memiliki sifat tawadhu’ yang tiada bandingannya. Jika dia sedang berjalan kemudian dipanggil oleh seorang anak kecil maka dia langsung berhenti, menyapanya dan menanyakan apa yang dikehendaki. Ketika dia di majlis taklimnya datanglah seorang anak kecil, dia hentikan pelajarannya dan berkata anak kecil itu kepadanya, "Aku ingin membaca sebuah hadits di mikrofon." maka beliau dudukkan anak kecil tersebut di depannya untuk membaca hadis yang dikehendakinya.
Dia dikenal dengan sifat wara’, tidak pernah tersisa dana dakwah disisinya kerana selalu dia serahkan kepada yang memerlukannya.
Kegigihannya Dalam Mempelajari dan Menyampaikan Ilmu
Dia begitu gigih di dalam mengajarkan ilmu. Satu jam sebelum Zuhur dia mengajarkan kitabnya Sahih Musnad mimma Laisa fi Shahihain, setelah itu kitab Jami’ Sahih Musnad mimma Laisa fi Sahihain. Sesudah solat Zuhur dia mengajarkan Tafsir Ibnu Katsir dua hari sekali berselang-seli dengan kitab Sahih Musnad min Asbabin Nuzul. Ketika kitab yang akhir ini selesai dia gantikan dengan kitab Jami’ Sahih. Sebelum zuhur dia menelaah pelajaran di rumahnya selama 1/4 jam.
Sesudah Asar dia mengajarkan kitab Sahih Bukhari dan sesudah Maghrib mengajarkan Sahih Muslim dan kitabnya Ahadisu Mu’allah Zahiruha Shihhah. Selesai dari kitab yang akhir ini dia menggantinya dengan kitabnya Gharatul Fishal alal Mu’tadin ala Kutubil Ilal. Selesai dari kitab yang akhir ini dia mengajarkan kitabnya Dzammul Mas’alah, kemudian setelah selesai diganti dengan kitab Sahih Musnad min Dalail Nubuwwah. Bersama kedua kitab ini dia ajarkan juga kitab Mustadrak dan kitabnya Sahih Musnad fil Qadar. Demikianlah urut-urutan taklimnya hingga dia wafat.
Jika dia berbicara tentang rijal maka dia ialah pakarnya, jika dia sedang bincang dengan murid-muridnya dalam masalah nahwu maka seakan-akan tidak ada selain dia yang mengetahui disiplin ilmu ini, jika dia berbicara tentang ilal maka membuat terhenyak orang yang ada dihadapannya. Demikian juga dia memiliki kecepatan luar biasa di dalam menghadirkan dalil-dalil dari Kitab dan Sunnah.
Wafatnya
Syeikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i rahimahullah wafat pada malam Ahad, 1 Jamadilawal 1422 H/22 Julai 2001 M, setelah Isyak di Jeddah dalam usia sekitar 70 tahun. Dia disolatkan setelah subuh, kemudian dikebumikan di perkuburan Al-‘Adl di Makkah di samping makam Syeikh Abdul Aziz bin Baz dan Syeikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahumullah.
Semoga Allah merahmati Syeikh Muqbil dan menempatkannya di jannahNya yang tertinggi. Serta menjadikan segala jerih payah dan amal usahanya termasuk timbangan amal solehnya di sisiNya. Amin.
Disusun oleh:
M.A.Uswah,
5 Ogos 2010.
Rujukan:
- Barisan Ulama Pembela Sunnah Nabawiyah oleh Abu Aisyah Arif Fathul Ulum, Media Tarbiyah, Bogor, Januari 2006
- http://ittibausalafpress.blogspot.com/2009/10/lebih-dekat-lagi-dengan-syaikh-muqbil.html
- http://warisansalaf.wordpress.com/2010/06/12/warisan-daftar-kitab-kitab-syaikh-muqbil-bin-hadi-al-wadii-rahimahullah
Rabu, Agustus 04, 2010
Syeikh Mustafa al-'Adawi, Lulusan Teknik Mesin Yang Menjadi Ulama'
Di antara dai ahli sunnah dan ulama' yang cukup terkenal dari Mesir ialah Syeikh Mustafa al-'Adawi. Dia lahir pada tahun 1945 di sebuah kampung bernama Maniah Samnud di wilayah al-Daqhaliah. Dia pernah menempuhi pendidikan di falkuti teknik tepatnya jurusan teknik mesin tahun 1977.
Dia ialah di antara orang yang sangat perhatian dengan al-Quran oleh kerananya tiga puluh juz dari al-Quran sudah ada di luar kepala beliau.
Dari Pakar Teknik Mesin Menjadi Alim Ulama'
Sebagaimana kebiasaan para ulama' terdahulu, dia pernah melakukan rihlah ilmiah (perjalanan dalam rangka menuntut ilmu). Dia tinggalkan kampung halaman tercinta menuju Yaman tepatnya untuk belajar dengan Syeikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i. Selama kurang lebih rentang waktu empat tahun terhitung dari 1400 H sampai 1404 H dia hadiri berbagai pelajaran ilmiah yang disampaikan oleh Syeikh Muqbil. Selama jangka waktu yang sebenarnya tidak begitu lama ini dia merasa mendapat ilmu yang demikian banyak.
Sekembali dari Yaman dia membina sebuah masjid kecil sebagai tempat beliau mengajarkan ilmu yang telah beliau peroleh selama ini kerana ilmu yang manfaat adalah ilmu yang diajarkan kepada orang lain, bukan hanya sekadar disimpan untuk diri sendiri. Di masjid ini dia mulai mengajarkan Sahih Bukhari, Muslim, tafsir al-Quran dan Fiqh.
Ketika mulai banyak penuntut ilmu yang ingin belajar ilmu-ilmu agama kepadanya baik dari Mesir ataupun di luar Mesir, dia mulai membina sebuah masjid besar dan perpustakaan yang besar pula.
Di samping mengajar di masjid sendiri, dia juga memiliki berbagai kajian rutin setiap pekannya di berbagai wilayah di Mesir.
Karya-karyanya
Di samping aktiviti mengajar, dia juga mengeluti bidang tulis-menulis. Dia cukup aktif menulis di bidang fiqh, hadis, mustahalah hadis dan tafsir. Dia punya obsesi besar untuk menulis tafsir al-Quran dalam bentuk tanya jawab. Program ini dia namai at Tashil li Ta’wil at Tanzil (cara mudah belajar tafsir al-Quran). Di antara buku yang sudah beredar di pasaran adalah tafsir untuk surah al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa’, an-Nur, al-Hujurat, al-Qashash, Yusuf, juz amma dan juz 29.
Dalam bidang fiqh, dia menulis kitab al Jami’ li Ahkam al Nisa’ (Buku Lengkap Tentang Hukum-Hukum Seputar Wanita). Buku ini terdiri dari lima jilid dengan perincian empat jilid berisi huraian sedangkan jilid kelima berisi tanya jawab praktis tentang kandungan empat jilid sebelumnya.
Di samping itu, dia juga menulis buku fiqh yang bersifat umum. Judul buku tersebut adalah al Jami’ al ‘Amm fi al Fiqh wa al Ahkam (buku lengkap tentang fiqh dan hukum).
Karya-karyanya yang lain di antaranya adalah:
- Tarbiyah Al-Abna’ wa Thaifah min Nasha-ihi al-Athibba-i (Bagaimana Nabi Mendidik Anak - Terjemahan buku Indonesia)
- Ahkam An-Nikah wa Az-Zifaf (Tanya Jawab Masalah Nikah Dari A Sampai Z - Terjemahan buku Indonesia)
- al-Sahih al Musnad min Ahadis al-fitan wa al Malahin wa Ayrath al-Sa’ah (Kumpulan hadis-hadis sahih mengenai huru hara akhir zaman)
- al-Sahih al-Musnad min Adzkar al-yaum wa al Lailah (Kumpulan hadis sahih mengenai zikir-zikir harian)
- al-Sahih al-Musnad min fadhail al-Sahabah (Kumpulan hadis sahih mengenai keistimewaan para shahabat Nabi)
- al-Sahih al-Musnad min al-Ahadis al-Qudsiah (Kumpulan hadis-hadis qudsi yang sahih)
Senantiasa dia bersungguh-sungguh dalam berdakwah, menyebarkan ilmu dan produktif menulis buku. Semoga Allah melimpahkan keberkahan untuk ilmu dan amal beliau.
Diterjemahkan & tambahan dari bahasa Indonesia:
http://ustadzaris.com/orang-teknik-mesin-yang-jadi-ulama
Dia ialah di antara orang yang sangat perhatian dengan al-Quran oleh kerananya tiga puluh juz dari al-Quran sudah ada di luar kepala beliau.
Dari Pakar Teknik Mesin Menjadi Alim Ulama'
Sebagaimana kebiasaan para ulama' terdahulu, dia pernah melakukan rihlah ilmiah (perjalanan dalam rangka menuntut ilmu). Dia tinggalkan kampung halaman tercinta menuju Yaman tepatnya untuk belajar dengan Syeikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i. Selama kurang lebih rentang waktu empat tahun terhitung dari 1400 H sampai 1404 H dia hadiri berbagai pelajaran ilmiah yang disampaikan oleh Syeikh Muqbil. Selama jangka waktu yang sebenarnya tidak begitu lama ini dia merasa mendapat ilmu yang demikian banyak.
Sekembali dari Yaman dia membina sebuah masjid kecil sebagai tempat beliau mengajarkan ilmu yang telah beliau peroleh selama ini kerana ilmu yang manfaat adalah ilmu yang diajarkan kepada orang lain, bukan hanya sekadar disimpan untuk diri sendiri. Di masjid ini dia mulai mengajarkan Sahih Bukhari, Muslim, tafsir al-Quran dan Fiqh.
Ketika mulai banyak penuntut ilmu yang ingin belajar ilmu-ilmu agama kepadanya baik dari Mesir ataupun di luar Mesir, dia mulai membina sebuah masjid besar dan perpustakaan yang besar pula.
Di samping mengajar di masjid sendiri, dia juga memiliki berbagai kajian rutin setiap pekannya di berbagai wilayah di Mesir.
Karya-karyanya
Di samping aktiviti mengajar, dia juga mengeluti bidang tulis-menulis. Dia cukup aktif menulis di bidang fiqh, hadis, mustahalah hadis dan tafsir. Dia punya obsesi besar untuk menulis tafsir al-Quran dalam bentuk tanya jawab. Program ini dia namai at Tashil li Ta’wil at Tanzil (cara mudah belajar tafsir al-Quran). Di antara buku yang sudah beredar di pasaran adalah tafsir untuk surah al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa’, an-Nur, al-Hujurat, al-Qashash, Yusuf, juz amma dan juz 29.
Dalam bidang fiqh, dia menulis kitab al Jami’ li Ahkam al Nisa’ (Buku Lengkap Tentang Hukum-Hukum Seputar Wanita). Buku ini terdiri dari lima jilid dengan perincian empat jilid berisi huraian sedangkan jilid kelima berisi tanya jawab praktis tentang kandungan empat jilid sebelumnya.
Di samping itu, dia juga menulis buku fiqh yang bersifat umum. Judul buku tersebut adalah al Jami’ al ‘Amm fi al Fiqh wa al Ahkam (buku lengkap tentang fiqh dan hukum).
Karya-karyanya yang lain di antaranya adalah:
- Tarbiyah Al-Abna’ wa Thaifah min Nasha-ihi al-Athibba-i (Bagaimana Nabi Mendidik Anak - Terjemahan buku Indonesia)
- Ahkam An-Nikah wa Az-Zifaf (Tanya Jawab Masalah Nikah Dari A Sampai Z - Terjemahan buku Indonesia)
- al-Sahih al Musnad min Ahadis al-fitan wa al Malahin wa Ayrath al-Sa’ah (Kumpulan hadis-hadis sahih mengenai huru hara akhir zaman)
- al-Sahih al-Musnad min Adzkar al-yaum wa al Lailah (Kumpulan hadis sahih mengenai zikir-zikir harian)
- al-Sahih al-Musnad min fadhail al-Sahabah (Kumpulan hadis sahih mengenai keistimewaan para shahabat Nabi)
- al-Sahih al-Musnad min al-Ahadis al-Qudsiah (Kumpulan hadis-hadis qudsi yang sahih)
Senantiasa dia bersungguh-sungguh dalam berdakwah, menyebarkan ilmu dan produktif menulis buku. Semoga Allah melimpahkan keberkahan untuk ilmu dan amal beliau.
Diterjemahkan & tambahan dari bahasa Indonesia:
http://ustadzaris.com/orang-teknik-mesin-yang-jadi-ulama
Syeikh Amru Abdul Mun’im Salim, Sarjana Komputer Yang Menjadi Ulama' Hadis
Dia ialah Syeikh Amru bin Abdul Mun’im bin Abdul ‘Aal Al-Salim. Dia lahir pada 24 Februari 1967 di Mesir. Kemudian dia dibawa oleh ayahnya ke Kuwait pada tahun 1974. Hal itu disebabkan ayahnya bekerja sebagai guru olahraga di jabatan pendidikan Kuwait. Semua pendidikan formal dia tamatkan di Kuwait. Bahkan dia lulus dari Universiti Kuwait dalam bidang ilmu komputer pada tahun 1988. Setelah itu dia bekerja di jabatan elektrik dan air di Kuwait.
Dari Pakar Komputer ke Pakar Hadis
Ketika Syeikh Amru turut menangani projek program kutub tis’ah (sembilan buku induk hadis) untuk komputer di syarikah ‘alamiah dia berkenalan dengan Syeikh Abdullah al-Judai’. Masa-masa ini merupakan masa yang sangat bernilai bagi Syeikh Amru. Ketika itu dia banyak mengambil manfaat dari ilmu Syeikh al-Judai’. Syeikh Amru tidak belajar buku tertentu dalam bidang hadis kepada Syeikh al-Judai’. Dia hanya belajar secara praktik ketika bekerja bersama Syeikh al-Judai di Syarikah ‘Alamiah.
Syeikh Amru menikah di Kuwait dan setelah anak pertama dia lahir terjadilah inovasi Iraq terhadap Kuwait. Keadaan ini memaksa dia untuk kembali ke negeri aslinya iaitu Mesir pada tahun 1990. Di Mesir, beliau menyelesaikan projeknya di Syarikah Alamiah. Syarikah memindahkan projeknya ke Mesir.
Syeikh Amru bekerja di projek ini selama enam bulan. Setelah itu dia menekuni dunia tulis-menulis dengan menulis berbagai buku dan risalah/buku tipis. Syeikh Amru memiliki empat orang anak iaitu Abdur Rahman, Abdullah, Abdus Salam dan Abdul Aziz.
Sejak tahun 1998, dia memiliki penerbitan sendiri iaitu Dar al-Dhiya’. Penerbit inilah yang menerbitkan semua buah karyanya dan dia sendiri yang mengawasi penerbitannya.
Buku-bukunya lebih cenderung membahas fiqh, ilmu mustahalah hadis dan takhrij hadis dengan diiringi penjelasan tentang darjat hadis yang dikaji apakah lemah atau sahih. Karya-karyanya beragam ada yang tebal, ada pula yang tipis. Buku-buku beliau memuat manfaat besar yang tidak dapat diingkari.
Karya-karyanya
Di antara karya-karyanya ialah:
(1) Taisir ‘Ulum al Hadis lil Mubtadiin (Cara Mudah Belajar Ilmu Hadis untuk Pemula)
(2) Adab al-Khithbah wa az-Zifaaf (Indahnya Menikah Ala Sunnah Nabi s.a.w.)
(3) al-Adab al Syar’iyyah linnisa’ fi Ziarah al-Maqabir (Adab Seorang Wanita ketika Ziarah Kubur)
(4) Hadmu al Manarah liman Shahhaha Ahadits al-Tawasul wa al-Ziarah (Bantahan untuk orang yang mensahihkan hadits-hadits tentang tawasul dan ziarah kubur)
(5) al-Jami’ fi Ahkam al-Thalaq wa Fiqhihi min Adillatihi (Buku Lengkap tentang hukum-hukum perceraian berdasarkan dalil)
(6) Qoidah Muhimmah fi Fahmi Kalam al-Aimah (Kaedah Penting Untuk memahami perkataan para imam terdahulu)
(7) Qawaid Haditsiyyah Nashsha ‘alaiha al-Muhaqqiqun wa Ghafala ‘anha al-Musytaghilun (Kaedah-kaedah seputar hadis yang telah ditegaskan oleh para pakar hadis namun dilalaikan oleh orang-orang yang bergelut di bidang hadis)
(8) al-Adab al Syar’iyyah fi al-Mu’rahasya al-Zaujiyyah (Adab-Adab dalam Pergaulan Suami Isteri menurut aturan Syariat)
(9) al-Ajwibah al Wafirah ‘ala al As-ilah al Wafidah (Buku Kumpulan Fatwa)
(10) al-Jam’u baina al Muqizhah wa al-Iqtirah fi Mustahalah al Hadis wa Ulumihi
Diterjemahkan dari bahasa Indonesia dengan sedikit pengubahsuaian:
http://ustadzaris.com/sarjana-komputer-yang-jadi-ulama-hadits
Dari Pakar Komputer ke Pakar Hadis
Ketika Syeikh Amru turut menangani projek program kutub tis’ah (sembilan buku induk hadis) untuk komputer di syarikah ‘alamiah dia berkenalan dengan Syeikh Abdullah al-Judai’. Masa-masa ini merupakan masa yang sangat bernilai bagi Syeikh Amru. Ketika itu dia banyak mengambil manfaat dari ilmu Syeikh al-Judai’. Syeikh Amru tidak belajar buku tertentu dalam bidang hadis kepada Syeikh al-Judai’. Dia hanya belajar secara praktik ketika bekerja bersama Syeikh al-Judai di Syarikah ‘Alamiah.
Syeikh Amru menikah di Kuwait dan setelah anak pertama dia lahir terjadilah inovasi Iraq terhadap Kuwait. Keadaan ini memaksa dia untuk kembali ke negeri aslinya iaitu Mesir pada tahun 1990. Di Mesir, beliau menyelesaikan projeknya di Syarikah Alamiah. Syarikah memindahkan projeknya ke Mesir.
Syeikh Amru bekerja di projek ini selama enam bulan. Setelah itu dia menekuni dunia tulis-menulis dengan menulis berbagai buku dan risalah/buku tipis. Syeikh Amru memiliki empat orang anak iaitu Abdur Rahman, Abdullah, Abdus Salam dan Abdul Aziz.
Sejak tahun 1998, dia memiliki penerbitan sendiri iaitu Dar al-Dhiya’. Penerbit inilah yang menerbitkan semua buah karyanya dan dia sendiri yang mengawasi penerbitannya.
Buku-bukunya lebih cenderung membahas fiqh, ilmu mustahalah hadis dan takhrij hadis dengan diiringi penjelasan tentang darjat hadis yang dikaji apakah lemah atau sahih. Karya-karyanya beragam ada yang tebal, ada pula yang tipis. Buku-buku beliau memuat manfaat besar yang tidak dapat diingkari.
Karya-karyanya
Di antara karya-karyanya ialah:
(1) Taisir ‘Ulum al Hadis lil Mubtadiin (Cara Mudah Belajar Ilmu Hadis untuk Pemula)
(2) Adab al-Khithbah wa az-Zifaaf (Indahnya Menikah Ala Sunnah Nabi s.a.w.)
(3) al-Adab al Syar’iyyah linnisa’ fi Ziarah al-Maqabir (Adab Seorang Wanita ketika Ziarah Kubur)
(4) Hadmu al Manarah liman Shahhaha Ahadits al-Tawasul wa al-Ziarah (Bantahan untuk orang yang mensahihkan hadits-hadits tentang tawasul dan ziarah kubur)
(5) al-Jami’ fi Ahkam al-Thalaq wa Fiqhihi min Adillatihi (Buku Lengkap tentang hukum-hukum perceraian berdasarkan dalil)
(6) Qoidah Muhimmah fi Fahmi Kalam al-Aimah (Kaedah Penting Untuk memahami perkataan para imam terdahulu)
(7) Qawaid Haditsiyyah Nashsha ‘alaiha al-Muhaqqiqun wa Ghafala ‘anha al-Musytaghilun (Kaedah-kaedah seputar hadis yang telah ditegaskan oleh para pakar hadis namun dilalaikan oleh orang-orang yang bergelut di bidang hadis)
(8) al-Adab al Syar’iyyah fi al-Mu’rahasya al-Zaujiyyah (Adab-Adab dalam Pergaulan Suami Isteri menurut aturan Syariat)
(9) al-Ajwibah al Wafirah ‘ala al As-ilah al Wafidah (Buku Kumpulan Fatwa)
(10) al-Jam’u baina al Muqizhah wa al-Iqtirah fi Mustahalah al Hadis wa Ulumihi
Diterjemahkan dari bahasa Indonesia dengan sedikit pengubahsuaian:
http://ustadzaris.com/sarjana-komputer-yang-jadi-ulama-hadits
Selasa, Juli 27, 2010
Dr Akram Diya' al-Umari, Pengarang Sirah Nabawiyah As-Sahihah
Dr Akram Diya' al-Umari al-Musli al-Iraqi ialah seorang profesor sejarah Islam dan ilmu pengetahuan moden. Dia lahir pada tahun 1942 di utara Iraq.
Pengajian
- Fakulti Pendidikan di Universiti Baghdad dan lulus pada tahun 1963.
- Meraih gelar Master dari Kolej Seni dalam Sejarah Islam, Universiti Baghdad pada tahun 1966.
- Menerima gelaran doktor Sejarah Islam di Universiti Ain Syams di Kaherah, pada tesis 'Sejarah al-Khatib al-Baghdadi, Baghdad'
Peranan Pendidikan
- Pengarah, Fakulti Seni, Universiti Baghdad sejak tahun 1966 dan sepuluh tahun sampai dia dipindahkan ke Universiti Islam Madinah.
- Ketua Jabatan Pengajian Pascasarjana di Universiti Islam Madinah pada tempoh tahun 1977 hingga 1983.
- Ketua Dewan Ilmiah Universiti Islam Madinah pada tempoh 1978-1983.
- Profesor sejarah Islam di Universiti Islam Madinah.
- Seorang ahli Majlis Pusat Perkhidmatan al-Sunnah dan sirah Nabi.
- Seorang ahli kerja Dewan Raja Fahd Ilmiah Kompleks Percetakan al-Quran.
- Membimbing lebih dari enam puluh tesis dan surat untuk PhD dan Master selama dua puluh tahun terakhir, universiti dan perguruan tinggi swasta di Arab Saudi dan membahas sejumlah besar disiplin, termasuk Hadis dan sejarah Islam dan pendidikan Islam.
- Menjadi rujukan dalam penilaian dari banyak karya ilmiah dari berbagai perguruan tinggi, serta promosi saintifik bagi banyak guru di universiti dan Arab Saudi.
- Sampai saat ini Profesor di Kolej Syariah dan Undang-undang di Universiti Qatar pada tahun 1995.
Karya-karyanya
1. As-Sirah An-Nabawiyah As-Sahihah - Sebuah kitab sirah moden tentang perjalanan hidup dan dakwah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam dengan mendahulukan/mengedepankan metod (kaedah) ahli hadis tanpa membelakangkan metod dan usaha ahli sejarah. Yang dengannya penulis berusaha menyusunnya dengan sedaya-upaya bagi memastikan kesahihan setiap fakta yang dibawa dan dibentangkan melalui buku ini.
2. Al-Risalah wa al-Rasul
3. Masyarakat Madani di Zaman Nabi
4. Usia Khalifah
5. Nilai-nilai Masyarakat Muslim Dari Perspektif Sejarah
6. Dan lain-lain
Anugerah
Dr Akram Diya' al-Umari telah menerima Hadiah Antarabangsa Raja Faisal bagi Pengajian Islam tahun 1996.
Terjemahan dan tambahan dari bahasa Arab: http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%A3%D9%83%D8%B1%D9%85_%D8%B6%D9%8A%D8%A7%D8%A1_%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%85%D8%B1%D9%8A
Pengajian
- Fakulti Pendidikan di Universiti Baghdad dan lulus pada tahun 1963.
- Meraih gelar Master dari Kolej Seni dalam Sejarah Islam, Universiti Baghdad pada tahun 1966.
- Menerima gelaran doktor Sejarah Islam di Universiti Ain Syams di Kaherah, pada tesis 'Sejarah al-Khatib al-Baghdadi, Baghdad'
Peranan Pendidikan
- Pengarah, Fakulti Seni, Universiti Baghdad sejak tahun 1966 dan sepuluh tahun sampai dia dipindahkan ke Universiti Islam Madinah.
- Ketua Jabatan Pengajian Pascasarjana di Universiti Islam Madinah pada tempoh tahun 1977 hingga 1983.
- Ketua Dewan Ilmiah Universiti Islam Madinah pada tempoh 1978-1983.
- Profesor sejarah Islam di Universiti Islam Madinah.
- Seorang ahli Majlis Pusat Perkhidmatan al-Sunnah dan sirah Nabi.
- Seorang ahli kerja Dewan Raja Fahd Ilmiah Kompleks Percetakan al-Quran.
- Membimbing lebih dari enam puluh tesis dan surat untuk PhD dan Master selama dua puluh tahun terakhir, universiti dan perguruan tinggi swasta di Arab Saudi dan membahas sejumlah besar disiplin, termasuk Hadis dan sejarah Islam dan pendidikan Islam.
- Menjadi rujukan dalam penilaian dari banyak karya ilmiah dari berbagai perguruan tinggi, serta promosi saintifik bagi banyak guru di universiti dan Arab Saudi.
- Sampai saat ini Profesor di Kolej Syariah dan Undang-undang di Universiti Qatar pada tahun 1995.
Karya-karyanya
1. As-Sirah An-Nabawiyah As-Sahihah - Sebuah kitab sirah moden tentang perjalanan hidup dan dakwah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam dengan mendahulukan/mengedepankan metod (kaedah) ahli hadis tanpa membelakangkan metod dan usaha ahli sejarah. Yang dengannya penulis berusaha menyusunnya dengan sedaya-upaya bagi memastikan kesahihan setiap fakta yang dibawa dan dibentangkan melalui buku ini.
2. Al-Risalah wa al-Rasul
3. Masyarakat Madani di Zaman Nabi
4. Usia Khalifah
5. Nilai-nilai Masyarakat Muslim Dari Perspektif Sejarah
6. Dan lain-lain
Anugerah
Dr Akram Diya' al-Umari telah menerima Hadiah Antarabangsa Raja Faisal bagi Pengajian Islam tahun 1996.
Terjemahan dan tambahan dari bahasa Arab: http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%A3%D9%83%D8%B1%D9%85_%D8%B6%D9%8A%D8%A7%D8%A1_%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%85%D8%B1%D9%8A
Rabu, Juli 21, 2010
Syeikh Muhammad Jamaluddin al-Qasimi
Al-Allamah al-Muhaddis Syria, Syeikh Muhammad Jamaluddin bin Muhammad Said bin Qasim bin Soleh bin Ismail bin Abu Bakar yang lebih dikenal dengan al-Qasimi. Wafat tahun 1332 H/1914 M. Dia ialah ulama' hadis besar Syria sebelum era Syeikh Ahmad Syakir, Syeikh Bahjat al-Baithar dan Syeikh al-Mujaddid Nasiruddin al-Albani (semoga Allah merahmati mereka semuanya).
Syeikh al-Muhaddis Ahmad Syakir ialah salah satu muridnya, dia pernah berkata tentang gurunya itu, “Pada saat kami menginjak dewasa, kami yang sangat ingin berhias dengan ilmu yang benar, iaitu ilmu al-Quran dan as-Sunnah. Kami sangat gemar dengan kitab-kitab para salafus soleh serta kitab-kitab yang sesuai dengan manhaj mereka dan orang-orang yang datang setelah mereka yang berpegang teguh dengan petunjuk kenabian. Dan mereka mengikuti dalil yang sahih tanpa disertai taksub terhadap suatu pendapat dan hawa nafsu. Serta tidak pula hanya taqlid buta. Guru kami al-Qasimi rahimahullah ialah orang yang pertama yang berjalan dengan manhaj yang lurus ini…” (Lihat pengantar kitab al-Mashu’ala al-Jaurabain karya al-Qasimi).
Di antara karya-karyanya yang terkenal ialah Mau'izah al-Mukminin min Ihya 'Ulumuddin, Tafsir Mahasin an-Takwil, Hayat al-Bukhari dan lainnya.
Terjemahan dan tambahan dari bahasa Indonesia: http://biografiulamasunnah.blogspot.com/2009/11/syaikh-muhammad-jamaluddin-al-qasimi.html
Syeikh al-Muhaddis Ahmad Syakir ialah salah satu muridnya, dia pernah berkata tentang gurunya itu, “Pada saat kami menginjak dewasa, kami yang sangat ingin berhias dengan ilmu yang benar, iaitu ilmu al-Quran dan as-Sunnah. Kami sangat gemar dengan kitab-kitab para salafus soleh serta kitab-kitab yang sesuai dengan manhaj mereka dan orang-orang yang datang setelah mereka yang berpegang teguh dengan petunjuk kenabian. Dan mereka mengikuti dalil yang sahih tanpa disertai taksub terhadap suatu pendapat dan hawa nafsu. Serta tidak pula hanya taqlid buta. Guru kami al-Qasimi rahimahullah ialah orang yang pertama yang berjalan dengan manhaj yang lurus ini…” (Lihat pengantar kitab al-Mashu’ala al-Jaurabain karya al-Qasimi).
Di antara karya-karyanya yang terkenal ialah Mau'izah al-Mukminin min Ihya 'Ulumuddin, Tafsir Mahasin an-Takwil, Hayat al-Bukhari dan lainnya.
Terjemahan dan tambahan dari bahasa Indonesia: http://biografiulamasunnah.blogspot.com/2009/11/syaikh-muhammad-jamaluddin-al-qasimi.html
Syeikh Muhammad Ied al-Abbasi
Syeikh al-Alim Muhammad Ied bin Jadallah al-Abbasi, lahir tahun 1357 H di Syria. Setelah menghafal al-Quran, dia pergi belajar kepada Syeikh Mula Ramadan al-Buti (Ayah Dr Muhammad Said Ramadan al-Buti), Mufti Syria, Ahmad Kiftaro dan lainnya. Kemudian Ustaz Khoeruddin al-Wanili memgenalkan kepadanya Syeikh al-Muhaddis al-Albani rahimahullah. Syeikh al-Albani ialah seorang yang membuatkan Syeikh al-Abbasi takjub akan ilmunya, tahqiqnya dan manhajnya yang lurus, kemudian kepadanya beliau berguru dan mengenal sunnah sahihah.
Di antara karya-karyanya yang terkenal ialah Bid’ah Ta’asub Mazhabi, Nasihati li Jama’at wal Ahzab al-Islamiyah, Haqiqah Tawasul wa Ahkamuhu dan lainnya.
Terjemahan dari bahasa Indonesia:
http://biografiulamasunnah.blogspot.com/2009/11/syaikh-muhammad-ied-al-abbasi.html
Di antara karya-karyanya yang terkenal ialah Bid’ah Ta’asub Mazhabi, Nasihati li Jama’at wal Ahzab al-Islamiyah, Haqiqah Tawasul wa Ahkamuhu dan lainnya.
Terjemahan dari bahasa Indonesia:
http://biografiulamasunnah.blogspot.com/2009/11/syaikh-muhammad-ied-al-abbasi.html
Dr Yusuf al-Qaradawi: Sejarah Hidup dan Pemikiran (Siri 6 - Akhir)
Oleh Mohd Rumaizuddin Ghazali
Keistimewaan al-Qaradawi
1.Ketajaman akal dan pandangan yang bernas
Sebagai seorang pendakwah, al-Qaradawi mempunyai ketajaman akal dan pandangan yang bernas dalam mengutarakan sesuatu isu dan menyelesaikannya dalam konteks masyarakat kini. Perkara ini dapat dilihat dalam penulisan-penulisan beliau terutama mengenai gerakan Islam dan keutamaannya dalam menghadapi arus globalisasi. Dalam buku Fiqh al-Awwalawiyyat, al-Qaradawi menghuraikan keutamaan dengan mengambil contoh dari al-Quran, al-sunnah serta para pendakwah sepanjang zaman.
Beliau menghuraikan perkara ini dengan jelas dan mudah sehingga mencengkam jiwa pembacanya. Walaupun perkara keutamaan ini telah dinyatakan dalam al-Quran tetapi ia semakin diabaikan sehingga al-Qaradawi menulis buku ini untuk menyedarkan peranan yang perlu dipikul oleh umat Islam. Di samping itu, al-Qaradawi juga mengakui peranan akal dalam islam. Beliau menyatakan dalam bukunya al- Ilm wa al-‘Aql fi al-Islam (Ilmu dan akal dalam Islam) yang menerangkan kedudukan akal dan Islam memuliakan akal dengan mengiktirafkan ijtihad sebagai salah satu hukum yang diputuskan akan mendpat pahala sama ada betul atau salah. Walaupun begitu akal harus dibimbing oleh wahyu.
2.Sasterawan
Al-Qaradawi juga merupakan seorang sasterawan dan sejak kecil lagi beliau menulis rangkap syair-syair Arab.Beliau amat menyukai syair yang bertemakan ketuhanan dan kemanusiaan.Al-Qaradawi juga mempunyai buku syair yang berjudul Nafahat wa lahahat, dan al-Muslimun al-Qadimun. Syair yang pertama ditulis ialah bertajuk Safarat al-indhar. (Bunyi sirene) Syair itu menggambarkan sebuah zaman yang ditimpa peperangan. Apabila masyarakat mendengar bunyi sirene pada malam hari, maka sekilas itu mereka mematikan seluruh lampu. Sedangkan jika mereka mendengarnya di siang hari, mereka akan tergegas-gesas bersembunyi. Syair ditulis semasa beliau berada di tahun Dua Menengah Rendah, Maahaad Agama Tanta. Antara syairnya ialah syair yang ditulis dalam buku kisah Yusuf al-Siddiq yang berbunyi :
Wahai engkau yang disingkirkan oleh gelapanya malam, hadapilah ia dengan kesabaran,
Kerana siang dan malam akan selalu bergantian
Lihat cuaca yang dapat cerah kembali meskipun awan telah menyelimutinya
Dan malam akan berakhir dengan datangnya cahaya pagi hari
Lihatlah Yusuf yang dengan tangannya berhasil menguasai Mesir
Padahal sebelumnya ia adalah penghuni penjara.
Dalam penjar Tur, Yusuf al-Qaradawi dan rakan-rakannya sering menghiburkan hati mereka dengan syair Mustaf Sadiq al-Rafi’I yang berjudul al-‘Arubah. Rangkapnya berbunyi antara lain:
Wahai Tuhan kami, hanya padaMulah kami menyeru
Berikanlah pertolongan yang telah Engkau janjikan kepada kami
Sesungguhnya kami hanya mengharapkan keredhaanMu
Kami tidak akan ridha dengan yang lain, kecuali engkau meridhainya.
Al-Qaradawi menulis rngkap syair khusus buat Hassan al-Banna iaitu :
Bagimu wahai pemimpinku, wahai guru yang mulia
Wahai orang yng membawa cahaya pada zaman kegelapan
Wahai pembimbing dunia yang mengikuti manhaj Nabi Muhammad
Wahai orang yang memiliki sifat generasi Dar al-Arqam
Engkau telah meninggalkan Islam dengan gagah berana, ia tidak memiliki
Anak kecuali para generasi muslim,
Engkau telah menuliskan kepda dunia akan benarnya sebuah pertolongan,
Dan engku menolaknya sampai menyiramnya dengan darah sendiri.
Mereka mengira bahawa engkau telah meninggal, padahal engkau tetap hidup di tengah-tengh kami,
Tidak pernah ada yang mati kecuali diktatator sang pelaku kejahatan.
Mereka mengira bahawa engkau telah tiada, padahal engkau nampak di tengah-tengah kami
Kami akan berjuang dengan manhajmu di seluruh pelusuk bumi yang fana.
Tidurlah di sisi Tuhanmu yang Maha Memberi Pemberi Petunjuk
Engkau telah mendirikan sebuah bangunan tak mungkin keruntuhan
Rasa cinta terhadapmu akan tetap tertulis dalam sanubari kami
Cahayamu akan selalu ada dalam hati dan namamu selalu ada pada mulut kami.
Al-Qaradawi mengambarkan penjara Tur sebagai tempat perkhemahan abadi bagi peningkatan peribadi anggoa Ikwan hingga tahun 1949. Rangkap syair tersebut berbunyi :
Wahai manusia, saat ini sejarah telah menjadi bukti perjuangan kami
Saat ini kebenaran telah nampak bagi sesiapa saja yang mahu melihatnya
Sesungguhnya kami telah melakukan dakwah dengan penuh keikhlasan
Dan kebenaran ini dapat dibuktikan dengan beribu dalil
Mereka telah menganggap kami tiada, sehingga kami bertanyanya,
‘kemanakah air mengalir’
Padahal ia menghidupkan (tumbuhan) yang telah mati dan
Memberi minum mereka yang kehausan
Mereka berkata,’Ke Penjara Tur’.maka kami katakana,’Ya, sekarang rumah Ikhwan telah terbuka
Untuk menghimpun kami sebagai satu saudara di jalan Allah
Di sanalah kami memutuskan segala sesuatu yang ditajuti musuh kami
Ia adalah sebuah musalla tempat kami membersihkan diri
Ia juga adalah sebuah tempat yang bersih yang menjadi tempat kami menguatkan badan
Ia juga adalah sebuah tempat perlatihan untuk menyiapkan
Kami sebagai bala tentera dalam menghadapi sebuah peperangan
Dan ia adalah sebuah lembaga pendidikan tempat kami lebih banyak mengenai kebenaran
Jika kami dilarang berkumpul lebih dari empat orang
Maka ia akan menghuni belantara penjara Tur yang penuh serigala
Mereka memasukkan ke dalam Tur agar tersiksa dan terasing
Tetapi atas nikmat Allah bagi kami, ia adalah sebuah taman
Inilah Tur yang mereka inginkan agar kami menjadi terhina
Padahal di sana pula, Tuhan kami berkenan menambahkan keimanan
pada jiwa kami.
3.Spiritual yang tinggi
al-Qaradawi seorang yang mempunyai sifat kerohanian yang tinggi.Sifat ini semestinya ada bagi seriap orang yang berada dalam medn dakwah. Kerohanian ini akan memancarkan ketulusn yang suci kepada Allah dan menambhakn keimanan. Al-Qaradawi menyebutkan bahawa penjara Tur telah bayak memberi latihan dan pengjaran kepada golongan Ikhwan untuk meningkatkan amalan kerohanian terutama dalam bulan Ramadhan. Di sini juga, mereka mengamalkan mathurat setiap solat Subuh dan Maghrib.
4.Kesetiaan kepada rakan
Al-Qaradawi amat seti kepada kwan sejak kecil lagi. Perkenalan beliau dengan Muhammad Damardasy Murad sejak di Mahaad Tanta dn tinggal serumah.al-Qaradawi menyifatkan Muhammad Damrsay sebagai teman baik dalam pelajaran, di rumah maupun dalm medan dakwah. Beliau adalah sahabat al-Qaradawi yang banyak mengetahui sifat keperibadian al-Qaradawi secara mendalam. Dalam Ikhwan, al-Qaradawi lebih mengenali banyak rakan-rakn seperti Abdul Wahab Battanuni, Ahmad Asal dan Sayyid Sabiq.
Kesetiaan beliau terhdap sahabat dapat dilihat dengan beliau mengarang buku tenatng perhubungan persahabatan dengan Muhammad al-Ghazali lebih dari 50 tahun. Begitu juga beliau mengarang buku tentang perhubungan persahabatan dengan al-Nadwi sejak mula al-Nadwi melawat Mesir pda tahun 1951 Beliau juga menulis ucapan takziah kepada sahabat-sahabatnya yang telah meninggal dunia.Ucapan-ucapan takziah itu dikumpulkan menjadi satu buku yang bertajuk fi wada’ al-‘alam. Antara ucapan takziah yang diberikan oleh al-Qaradawi iaitu Anwar al-Jundi, Ali Tantawi, Adil Husain, Muhamad Qutbah, Abdul Halim Abu Shaqah, Abdul Aziz bin Baz, Sayyid Sabiq, Mustafa al-Zarqa’, Jadul Haq Ali Jadul Haq, Muhammad al-Ghazali , Abdullah al-Ansari dan Abdullah bin Zaid al-Mahmud.
Sumber-Sumber Pemikiran Dakwah Al-Qaradawi
Al-Qaradawi dalam mengutarakan pandangannya mengambil sumber-sumber asasi sebagai titik tolak dalam karyanya dan pemidatoannya. Sumber-sumber tersebut ialah :
1. Al-Quran
al-Qaradawi menjadikan al-Quran sebagai sumber utama dalam pemikiran, tulisan sama aada dalam bidang fatwa dan dakwah. Perkara ini jelas dalam bukunya seperti al-Halal wa al-Haram fi al-Islam (halal haram dalam Islam), al-fatawa al-Mu’asarah (fatwa-fatwa semasa) dan Fiqh al-awlawiyyat (Fiqh Keutamaan). Beliau membawa dalil-dalil dari al-quran sebagai hujah yang utama. Al-Qaradawi sendiri mengakui bahawa al-Quran merupakan sumber utama dalam kehidupan seorang muslim. Dalam buku Marji’riyyat al-Ulya fi al-Islam (Rujukan Utama dalam Islam), al-Qaradawi menyebutkan bahawa al-quran dan al-sunnah merupakan dua sumber utama dalam perundangan Islam, akidah, ilmu pengetahuan, ibadat, perundangan, akhlak, adab dan keseluruhan bidang kehidupan dengan memahaminya dengan kefahaman yang betul.
2. Al-sunnah
al-Sunnah merupakan sumber kedua selepas l-qurn.Beliau sentiasa mengambil hujah-hujhserta dalil-dlil dari al-sunnah dalm menerangkan makna-makna al-Quran. Beliau juga mempertahankan al-sunnah daripada golongan yang ingin menghapuskannya sebagai sumber utama Islam. Sebagai contoh fatwa yang membolehkn seseorng itu bersembahyang dalam gerej jika tidak ad temapt yang lain berdasarkan hadith nabi yang menyebutkan bahawa Allah menjadikan bumi ini masjid dan bersih. Sekiranya umat aku ingin mengerjakan solat, maka boleh dilakukannya. Al-Qaradawi mengambil hadith ini sebagai hujah dan sumber dalam mengeluarkan fatwanya iaitu mengharuskan mengerjakan solat di gereja selagimana ia jauh dari syubhat dan kekotoran. Al. Qaradawi menyebutkan penyelesaian permasalahan feqah dalam mana-mana mazhab mesti merujuk kepada al-sunnah. Oleh itu para fuqaha telah menjadikan al-sunnah sebagai sumber kedua perundangan Islam selepa al-Quran dalam kitab-kitab mereka termasuk mazhab Daud dan Ibn Hazm al-Zahiri yang mengingkari Qias dan golongan Abu Hanafiah yng dikenali sebagai madrash al-ra’yu.(aliran ynag berdasarkn akal)
3.Kisah-Kisah Sejarah.
Al-Qaradawi sering kali membawa contoh-contoh sejarah ketamadunan manusia khususnya ketamdunan Islam. Beliau membaw contoh-contoh kisah sejarah sebagai iktibar dn pengajaran untuk umt Islam. Sebagai contoh al-Qaradawi telah membawa kisah Qarun yang melampaui batas dan melakukan kezaliman keapada kaum dn tidak bersyukur atas kurniaan Allah. Beliau juga memberi contoh kisah kaum ‘Ad yang sombong dan melakukan kerosakan di atas muka bumi. Begitu juga dengan kisah kaum Lut yang melakukan perbuatan keji. Akhirnya mereka dihancurkan oleh Allah.
4.Ilmu-Ilmu Agama dan Ilmu-Ilmu Kemanusian.
Dalam bukunya Thaqafah al-Da’iyyah (Pengetahuan Para Pendakwah) al-qaradawi telah menyebutkan keperluan pendakwah menguasi ilmu-ilmu Islam, ilmu sejarah,ilmu kemanusiaan, ilmu kesusasteran dn bahasa.Oleh demikian, kita dapti beliau menjadikn ilmu agama dan ilmu kemanusian sebagai asas dalam pemikirannya. Di samping itu juga, beliau adalah graduan kuliah Usuluddin iaitu kuliah yng mengajar pelbagai ilmu seperti akidah, falsafah, tafsir, hadith, fiqh dan usul fiqh. Ilmu-ilmu tersebut terdapat dalam dirinya sebagai persiapan dalam medan dakwah. Penguasaan dalam ilmu kemanusiaan jelas terbukti dalam karyanya Islam hadarah al-ghad. Dalam buku ini beliau mengambil pandangan Alex Lord, Henry land dan Graudi yang menyebutkan kepincangan dunia barat.
5.Realiti dan Keutamaan
al-Qaradawi sentiasa melihat realiti dan keutamaan dalam menyampaikan dakwahnya. Dalam mengemukakan sesuatu isu, al-Qaradawi akan melihat keutamaannya. Dalam mukadimah buku al-‘Aql wa al-‘ilm (Akal dan Ilmu), beliau menjelskan sebab beliau menangguhkan buku-buku yang berkaitan dengan tafsir bertema dan lebih menumpulan mengenai isu-isu semasa yang merupakan lebih utama ditulis pada waktu itu. Al-Qaradawi menulis buku khusus tentang keutamaan dalam dakwah dan pemikiran iaitu buku yang berjudul Fiqh al-awwalawiyyat.(Memahami fiqh Keutamaan). Beliau menerangkan tuntutan keeutamaan dalam al-Quran dan al-sunnah dan sebab kehilangan keutamaan dalam kehidupan kita kini.Beliau juga membawa contoh-contoh ulamak yang melaksanakan dakwah mengikut keutamaan.
Beliau menggabungkan kelima-lima ciri tersebut dalam menyampaikn dakwah sehingga dapat membentuk pemikiran yang bernas dalam menyelesaikan permasalahan ummah kini dengan pendekatan yang mudah. Kelima-lima unsur ini terpancar dari nilai-nilai asas syariah Islam.
Dr Yusuf al-Qaradawi: Sejarah Hidup dan Pemikiran (Siri 5)
Oleh: Mohd Rumaizuddin Ghazali
Buku-Buku Karangan al-Qaradawi
Al-Qaradawi telah mengarang hampir seratus buah buku dalam pelbagai bidang keilmuan Islam terutama dalam bidang sosial, dakwah dan pengajian Islam.Buku-buku beliau sangat diminati oleh umat Islam seluruh dunia. Bahkan buku-buku tersebut telah diulang cetak berpuluh-puluh kali dan diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa. Di samping itu, buku-buku tersebut dapat menjelaskan wawasan perjuangan dan pemikiran al-Qaradawi secara lebih terperinci.
1. Fikah dan Usul Fiqh
Sebagai seorang ahli fikah, beliau telah menulis beberapa buah buku yang terkenal seperti berikut :
1. Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, (Halal dan Haram dalam Islam), al-Maktab al-Islami, Beirut, 1980.
2. Fatawa Mu’asarah, 2 jilid ( Fatwa-Fatwa Semasa), Dar al-Wafa’, Kaherah., 1993
3. Al-Ijtihad fi al-Shari’at al-Islamiah, (Ijtihad dalam syariat Islam), Dar al-Qalam, Kuwait,1996
4. Madkhal li Dirasat al-Shari’at al-Islamiah, (Pengenalan Pengajian syariat Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1997
5. Min Fiqh al-Dawlah al-Islamiah, (Fiqh Kenegaraan), Dar al-Shuruq, Kaherah,1997
6. Nahw Fiqh Taysir, ( Ke arah fiqh yang Mudah), Maktabah Wahbah, Kaherah,1999
7. Al-Fatwa bayn al-Indibat wa al-Tasayyub, (Fatwa-fatwa antara Kejituan dan Pencerobohan), Dar al-Sahwah,Kaherah,1992
8. Al-Fiqh al-Islami bayn al-Asalah wa al-Tajdid, (Fikah Islam antara ketulenan dan Pembaharuan), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1999
9. Awamil al-Sa’ah wa al-Murunah fi al-Syari’ah al-Islamiah (Faktor-Faktor kelenturan dalam syariah Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1999
10. Al-Ijtihad al-Mu’asir bayn al-Indibat wa al-Infirat, (Ijtihad Semasa antara kejituan dan kecuaian), Dar al-Tawji’ wa al-Nashr, Kaherah,1994
11. Fiqh al-Siyam, ( Hukum Tentang Puasa), Dar al-Wafa’, Kaherah,1991
12. Fiqh al-Taharah, (Hukunm Tentang Kebersihan), Maktabah Wahbah, Kaherah,2002
15. Fiqh al-Zakat 2 Juzuk (Fikah Tentang Zakat), Muasassah al-Risalah, Beirut,
16. Mushkilat al-Faqr wa kayfa Alajaha al-Islam, (Masalah kefakiran dan bagaimana Islam mengatasinya),Maktabah Wahbah, Kaherah, 1980
17. Bay’u al-Murabahah li al-Amri bi al-Shira; ( Sistem jual beli al-Murabah), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1987
18. Fawa’id al-Bunuk Hiya al-Riba al-Haram, ( Faedah bank itulah yang diharamkan), Dar al-Wafa’, Kaherah,1990
19. Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtisad al-Islami, ( Peranan nilai dan akhlak dalam ekonomi Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1998
20. Dur al-Zakat fi alaj al-Musykilat al-Iqtisadiyyah, (Peranan zakat dalam Mengatasi Masalah ekonomi), Dar al-Shuruq, kaherah,2001
3. Pengetahuan tentang al-Quran dan al-Sunnah.
Al-Qaradawi juga melalukan kajian mengenai al-Quran dan al-Sunnah terutama dalam memahami metodologi, car berimteraksi dan membetulkan kefahaman mengenai al-Quran dan al-Sunnah. Dalam bidang ini beliau telah menulis :
21. Al-Aql wa al-Ilm fi al-Quran, ( Akal dan Ilmu dalam al-Quran), Maktabah Wahbah, Kaherah,1996
22. Al-Sabru fi al-Quran, (Sabar dalam al-Quran), Maktabah Wahbah, Kaherah,1989
23. Tafsir Surah al-Ra’d, (Tafsir surah Ra’d), Dar al-Bashir, Kaherah,1996,
24. Kayfa Nata’amal ma’a al-Sunnah al-Nabawiyyah, (Bagaimana berinteraksi dengan sunnah), Dar al-Shuruq, Kaherah, 2000
25. Madkhal li Dirasat al-Sunnah, (Pengantar mempelajari sunnah), Maktabah Wahbah, Kaherah,1992
26. Kayfa Nata’amal ma’a al-Quran, ( Bagaimana berinteraksi dengan al-Quran), Dar al-Shuruq, Kaherah,1999
27. Al-Muntaqa min al-Taghib wa al-Tarhib ( hadith-hadith terpilih mengeni berit gembira dn peringatan), Dar al-Wafa, Kaherah, 1993
28. Al-Sunnah Masdaran li al-Ma’rifah wa al-Hadarah, (Sunnah sebagai sumber pengetahuan dan tamadun), Dar al-Shuruq, Kaherah,1997
4. Akidah Islam
Mengenai persoalan tauhid, al-Qaradawi telah menulis beberapa buah buku :
29. Wujud Allah, (Adanya Allah), Maktabah Wahbah, Kaherah,1990
30. Haqiqat al-Tawhid, (Hakikat Tauhid), Maktabah Wahbah, Kaherah,19
31. Mawqif al-Islam min al-Ilham wa al-Ksh wa al-Ru’a wa Min al-Kananah w al-Tarna’im wa al-Ruqa. ( Posisi Islam mengenai Ilham, kasyaf, mimpi, ramalan, pencegah kemalangan dan jampi), Maktabah Wahbah, Kaherah,1994
32. Iman bi Qadr, (Keimanan kepada Qadar), Maktabah Wahbah, Kaherah,
5. Dakwah dan Pendidikan
Al-Qaradawi juga merupakan seorang juru dakwah yang penuh semangat. Dalam bidang ini beliau telah menulis buku-buku terkenal :
33. Thaqafat al-Da’iyyah, (Wawssan Seorang juru dakwah), Maktabah Wahbah, Kaherah,1991
34. Al-Tarbiah al-Islamiah wa Madrasah Hassan al-Banna,, ( Pendidikan Islam dan ajaran Hassan al-Banna), Maktabah Wahbah, Kaherah,1992
35. Al-Rasul wa al-Ilmi, ( Rasul dan Ilmu), Muasassah al-Risalah, Beirut, 1991
36. Al-Waqt fi Hayat al-Muslim (Waktu dalam kehidupan seorang Muslim), Dar al-Sahwah, Kaherah, 1991
37. Risalat al-Azhar bayn al-Ams al-Yawmi wa al-Ghad, ( Risalah al-Azhar antara semalm, hari ini dan besok), Maktabah Wahbah, Kaherah,1984
38. Al-Ikhwan al-Muslimun sab’in Amman fi al-Da’wah wa al-Tarbiyyah, (Ikhwan al-Muslimun selama 70 tahun dalam dakwah dan Pendidikan), Maktabah Wahbah, Kaherah,1999
6. Kepastian mengatasi Masalah dengan cara Islam
Menurut pndangan al-Qaradawi, Islam adalah suatu kepastian yang wajib diikuti untuk mengatasi semua masalah yang kita hadapi. Tidak ada suatu sistem yang dapat mengatasi persoalan umat keculi Islam. Malah apa-apa sistem selain Islam hanya akan menambahkan luka parah yang sudah di alami umat. Mengenai masalah ini beliau telah menulis :
39. Al-Hulul al-Mustwaradah wa Kayfa janat ‘ala Ummaatina, (Penyelesaian Import : bagaimana ia Menghentam Umat kita), Maktabah Wahbah, Kaherah,1993
40. Al-Hall al-Islami faridatan wa daruratan (Mengatasi masalah dengan cara Islam adalah suatu kewajipan dan kepastian), Maktabah Wahbah, Kaherah,1987
41. .Bayinat al-hall al-Islami wa Syubuhat al-Ilmaniyyin wa al-Mustaqhribin, (Penjelasan mengatasi masalah dengan cara Islam dan tuduhan orang Barat dan pengnut sekular), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1988
42. ‘Ada’ al-hall al-Islami, (Musuh-musuh dalam penyelesaian cara Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 2000
7. Tokoh Islam
Al-Qaradawi jug menulis beberapa buah buku tentang sejarah hidup para tokoh :
43. Al-Imam al-Ghazali bayn Madihi wa Naqidihi, ( Imam al-Ghazali antara para pemuja dan pengkritiknya). Dar al-Wafa’, Kaherah,1988
44. Al-Shaykh al-Ghazali Kama Araftuhu Khilala Nisf al-Qarn (Syeikh al-Ghazali seperti yang saya kenal selama setengah abad), Dar al-Wafa’, Kaherah,1995
45. Nisa Mu’minat, (Para Wanita Beriman), Maktabah Wahbah, Kaherah,1979
46. Abu Hasan al-Nadwi Kama ‘Araftuh, , (Abu Hassan al-Nadwi seperti yang saya kenal) Dar al-Fikr, Beirut, 2001
47. Fi Wada’ al-‘A’lam (Memperingati Pemergian Tokoh-Tokoh), Dar al-fikr, Beirut, 2003
8. Dalam bidang Akhlak berdasarkan al-quran dan al-sunnah
48. Al-Hayat al-Rabbaniah wa al-‘Ilm, (Kehidupan Rabbani dan Ilmu), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1995.
49. Al-Niyat wa al-Ikhlas (Niat dan Keikhlasan), Maktabah Wahbah, Kaherah,1995
50. Al-Tawakkal (Bertawakal kepada Allah), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1995
51. Al-Tawbah ila Allah ( Taubat kepada Allah), Maktabah Wahbah, Kaherah, 2000
9. Kebangkitan Islam
Kebangkitan Islam yng sedang rancak dan merebak ke seluruh duni kebelangkangn ini jug menjadi perhatian al-Qaradawi. Beliau adalah seorang tokoh aktivis yang sering memberikan gagasn-gagasn yng meluruskan hala-tuju gerakan kebangkitan Islam pada jalan tengah dn mencakupi hampir semua permasalahan umat. Tulisan beliau dalam persoalan ini menyeluruh, mendlm dan bersesuaian dengan realiti semasa. Al-Qaradawi dalam masalah ini telah menulis beberapa buah buku yang terkenal :
52. Al-Sahwah al-Islamiah Bayn al-Juhud wa al-Tatarruf ( Kebangkitan Islm antara penolakn dn sikap ekstrim), Dar al-Wafa’, Kaherah, 1992
53. Al-Sahwah al-Islamiah bayn al-Ikhtilaf al-Mashru’ wa al-Tafaruq al-Madzmum, ( Kebangkitan Islam antara perbezaan pendapat yang dibolehkan dan perpecahn yang tercela), Dar al-Wafa’, Kaherah, 1991
54. Al-Sahwah al-Islamiah wa Humum al-Watan al-Arabi ( Kebangkitan Islam dan keresahan negara-negara Arab), Dar al-Sahwah, Kaherah,1993
55. Min Ajli Sahwah rashidah Tujaddid al-Din wa Tanhad bi Dunya (Untuk mencapai kebangkitan yng sedar, yang membaharui agama dan membaiki dunia),Dar al-Wafa’, Kaherah, 1995
56. Awlawiyyat al-Harakah al-Islamiyyah fi al-Marhalah al-Qadimah (Keutamaan gerakan Islam pada masa depan), Maktabah Wahbah, Kaherah,2001
57. Fi Fiqh al-Awlawiyyat ( Fikah Memahami keutamaan-keutamaan), Maktabnah Wahbah, Kaherah,2000
58. Al-Islam wa al-Ilmaniyyah wajhan li wajhin ( Islam dn sekularisme secara berdepan), Maktabah Wahbah, kaherah,1997
59. Ayna al-Khalal? (Di manakah kesalahannya?), Dar al-Sahwah, Kaherah, 1985
60. Al-Syariat al-Islamiah Solihah li tatbiq fi Kulli Zaman wa makan ( Syariat Islam sesuai dilaksana setiap masa dan tempat), Dar al-Sahwah, Kaherah,1993
61. Al-Ummah al-Islamiyyah haqiqatun la wahm ( Umat Islam adalah suatu hakikat dan bukan khyalan), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1995
62. Al-Thaqafah al-Islamiyyah bayn al-Asalah wa al-Mu’asarah ( Pengetahuan Islam antara ketulenan dn pembaharuan), Maktabah Wahbah, Kaherah,1994
63. Ghair al-Muslimin fi al-Mujtama’ al-Islam (Orang Bukan Islam dalam masyrakat Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1992
64. Al-Muslimun wa al-Aulamah, ( Kaum Muslim dan globalisasi), Dar al-Tawji’ wa al-Nashr, Kaherah, 2000
65. Al-Islam wa Hadarah al-ghad (Islam Tamadun Masa Depan), Maktabah Wahbah, Kaherah,1995
66. Al-Tataruf al-Ilmani fi Muwajahat al-Islam, ( Ektremis Sekular dalam Menghadapi Islam), Andalusiah li Nashr,Kaherah, 2000
67. Al-Sahwah al-Islamiah min al-Murahaqah ila al-Rusyd, (Kebangkitan Islam dari transisi kepada panduan), Dar al-Shuruq, Kaherah,2002
10. Penyatuan fikrah bagi Petugas Islam
Al-Qaradawi jug menulis buku mengenai asas –asas yng diperlukan bagi petugas Islam dengn mengambil kira sas pendidka yang telah ditetapkn oleh Hassan al-banna. Antaranya ialah :
68. Syumul al-Islam (Kesempurnaan Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,1991
69. Al-Marji’yyat al-Ulya fi al-Islam al-Quran wa al-Sunnah ( Sumber rujukan tertinggi dalam Islam ialah al-Quran dan al-Sunnah),Muasassah al-Risalah, Beirut,1993
70. al-Siyasah al-Syar’iyyah fi daw’ nusus al-Shari’at wa Maqasiduha (siyasah syar’iyyah menurut syariat dan matlamatnya), Maktabah Wahbah, Kaherah,
71. Kayfa Nata’amal Ma’a al-Turath (Bagaimana Berinteraksi dengan Buku-buku klasik), Maktabah Wahbah, Kaherah,2001
72. Nahw Fiqh Muyassar mu’asirah, Maktabah Wahbah, Kaherah,1999
11. Kefahaman Islam
Al-Qaradawi juga menulis tentang kefahaman Islam dengan pendekatn yang mudah dn jells. Antaranya ialah :
73. Al-Iman wa al-Hayat (Iman dan Kehidupan), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1990
74. Al-Ibadat fi al-Islam (Ibadat dalam Islam), Maktabah Wahbah,Kaherah,1985
75. Al-Khasas’is al-Ammah li al-Islam (Keistimewaan Agama Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1989
76. Madkhal li Ma’rifah al-Islam, (Pengantar Mengenali agama Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,1996
77. Al-Nass wa al-Haq ( Manusia dan Kebenaran), Maktabah Wahbah, Kaherah,1993
78. Jil al-Nasr al-Mansyud ( Generasi Kemenangan yang dinantikan), Maktabah Wahbah, Kaherah,1998
79. Durus al-Nakbah al-Thaniah (Pengajaran mengenai musibah kedua), Maktabah Wahbah, Kaherah,1993
80. Khatab al-Shaykh al-Qaradawi 5 jilid (Khutbah Syeikh al-Qaradawi),Maktabah Wahbah, Kaherah, 1997
81. Liqaat wa Muhwarat hawla Qadaya al-Islam wa al-‘Asr (Perbincangan tentang permasalahan Islam dan semasa), Maktabah Wahbah, Kaherah,2001
82. Qadaya Mua’sarah ala basat al-Bahth (Kajian mengenai permasalan semasa)
83. Ri’ayah al-bai’ah fi Syari’at al-Islam ( Memelihara alam Sekitar Menurut Syariat Islam), Dar al-Shuruq, Kaherah,2001
12. Bidang Kesussateran dan syair
84. Nafahat wa Lafahat (Syair), Dar al-Wafa’, Kaherah.
85. al-Muslimun Qadimun ( Orang Muslim Maju) (Syair), Dar al-Wafa’, Kaherah,
86. Yusuf al-Sadiq, (Nabi Allah Yusuf) (Drama), Maktabah Wahbah, Kaherah,
87. Alim wa Taghiyyat , (Golongan Ulamak dan Golongan Pelampau)( Drama),Maktabah Wahbah, 1998
13. Risalah Kecil Mengenai Kebangkitan Islam
88. Al-Din fi ‘Asr al-‘Ilm ( Agama dalam dunia Ilmu Pengetahuan). Maktabah Wahbah, Kaherah, 1995
89. Al-Islam wa al-Fann (Islam dan Kesenian), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1996
90. Al-Niqab al-Mar’ah ( Pemakaian tudung bagi wanita), Maktabah Wahbah Kaherah, 1996
91. Markaz al-Mar’ah fi al-Hayat al-Islamiah ( Kedudukan wanita dalam kehidupan Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,1996
92. Fatawa al-Mar’ah al-Muslimah (Fatwa-fatwa tentang wanita Muslimah, Maktabah Wahbah, Kaherah,1996
93. Jarimah al-riddah (Jenayah Murtad), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1996
94. Al-Aqaliiyyat al-Diniyyat wa hulli al-Islami ( Minoriti agama dan Penyelesaian Islam, Maktabah Wahbah, Kaherah, 1996
95. Al-Mubasyirat bintisar al-Islamiah ( Berita Kemenangan Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,1996
96. Mustaqbal Usuliyyah al-Islamiah ( Masa Depan golongan fanatik Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,1997
97. Al-Quds Qadiyah likulli al-Muslim ( Quddus tanggungjawab setiap muslim), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1998
98. Hajat al-Basyariah ila al-Risalah al-Hadariah li Ummatina ( Kepeluan Manusia kepada risalah ketamdunan kita), Maktabah Wahbah, Kaherah, Kaherah, 2000
99. Fatawa min ajli Palastin, (Fatwa-fatwa tentang Palestin), Maktabah Wahbah, Kaherah, 2003
100. Zahirah al-Ghulu fi Takfir ( Fanatik dalam Mengkafir), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1990
Kumpulan Ceramah-Ceramah Yusuf al-Qaradawi
101. al-Sunnah wa al-Bid’ah, (Sunnah dan Bidah), Maktabah Wahbah, Kaherah,1999
102. Zawaj al-Maysar, haqiqat wa Hukm, (Perkahwinan Maysar hakikat dan hokum), Maktabah Wahbah, 1999
100.Dawabit al-Shar’iyyah libina’ al-Masajid, (prinsip syariat dalam Membina masjid), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1999
101.Mawqif al-Islam al-Aqdi min kufr al-Yahudi wa al-Nasara, (Pendirian islam terhadp perjanjian dengan Yahudi dan Nasr), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1999
102.Al-Juwaini Imam al-Haramain, ( Juwaini Imam Haramain), Maktabah Wahbah, Kaherah, 2000
103.Al-Istishaq wa al-Tubna fi Shari’at al-Islamiah, ( Penamaan dalam Syari’at Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,
104.Umar ibn Abdul Aziz, (Umar bin Abdul Aziz), Maktabah Wahbah, 2001
105.Likay Tanjaha Muasassah al-Zakat, (Semoga Institusi zakat Berjaya),Muasassah al-Risalah, Beirut,1994,
Di samping itu, al-Qaradawi jug menulis artikel di jurnal. Dalam majalah al-Muslim al-Mua’sir beliau menulis sebanyak 8 artikel sejak diterbitkan pada tahun 1974.Antaranya ialah :
1. Fiqh al-Islami bayna al-Asalah wa al-Tajdid (Fiqh Islam antara keaslian dan pembaharuan) dua siri.
2. Al-Fatwa bayna al-Madiyy wa al-Hadir ( Fatwa antara dahulu dan sekarang), dua siri
3. Zhahirah al-Ghulu fi Takfir (kefanatikan dalam mengkafir)
4. Nahwa Mawsu’ah li hadith al-Nabawi ( Ke arah ensikplopedia hadith nabi)
5. Ray’u fi Ijtihad l-Mu’asir (Pandangan dalam Ijtihad semasa)
6. Al-Harakah al-Islamiah fi Majal al-Fikr wa al-‘Ilm (Gerakan Islam dalam bidang Pemikiran dn Keilmuan)
Al-Qaradawi jug menulis dalam Jurnal Syariah dan Pengajian Islam, Universiti Qatar yang mula diterbitkn pada tahun 1980. Antaranya ialah:
1. Mubadi’ wa qayyim li ta’lim fi daw’i al-Sunnah al-Atarah (Asas dan Nilai dalam pembelajaran menurut sunnah)
2. Awalim al-Sa’ati wa al-Murunah fi Shari’at al-Islamiah, ( prinsip keluasan dan fleksibel dalam syariat Islam)
3. Fi fiqh al-Rada’ Numuzaj li fiqh al-Muqaran fi daw’i al-quran wa al-sunnah (Fiqh penyusuan, contoh bagi fiqh perbandingan menurut al-Quran dan al-sunnah)
4. Al-Hullu al-Islami bayn al-Juhud wa Tatawwur ( Penyelesaian Islam antara kebekuan dan perkembangan)
5. Imam al-Ghazali bayn Madhiyyah wa Naqadiyyah ( Imam al-Ghazali antara pujian dan kritikan)
6. Al-Ilham wa al-Kashsaf wa al-ru’ya hal ta’udu masadir li ahkam al-shari’ah (Ilham, kashaf dan mimpi, adakah ia dikira sebagai sumber bagi hukum-hukum syariat)
7. Hal ru’ya min wasa’il al-‘Ilmi bi ahkam ( Adakah mimpi merupakan salah satu cara ilmu dalam hukum)
8. Al-Qayyim al-Insaniah fi al-Islam (Nilai-nili kemanusiaan dalam Islam)
9. Al-Tarbiyyah inda Imam al-Syatibi ( Pendidikan menurut Imam al-Syatibi)
10. Hiwar hawla alaqah bayn al-Nass wa al-Ijtihad ( Dialog mengenai hubungan nas dengan ijtihad)
11. Nazarat fi fiqh al-Awwlawiyyat – al-awwlawiyyt fi majal al-‘Ilmi wa al-Fikr wa Da’wah (kajian fiqh keutamaan –keutamaan dalam bidang ilmu, pemikiran dan dakwah)
Sebahagian daripada artikel-artikel tersebut telah diterbitkan sebagai buku tu risalah-risalah kecil.Antaranya ;
1. Nahwa Fiqh Maysar mu’asir (Menuju fiqh kemudahan semasa)
2. Nazariat fi Turath Shaykh al-Ghazali, (Kajian mengenai Turath Syeikh al-Ghazali
3. Kayfa Nata’amal ma’a al-Quran (Bagaimana berinteraksi dengan al-Quran)
Al-Qaradawi juga menulis kertas kerja dalam pelbagai persidangan antarabangsa . antaranya ialah Muktamar zakat Pertama yang diadakan di Kuwait pada 30 April 1984 yang bertajuk “Kesan Zakat kepada individu dan masyarakat”.
Pada awal tahun 1950n, al-Qaradawi menulis isu-isu kezaliman yang dilakukan oleh pemerinth Mesir di bawah Raja Faruk. Beliu menulis risalah-rsalah kecil seperti alim wa taghiyyat yang mengunakan uslub drama. Al-Qaradawi menjelaskan mengenai kebenaran said bin Jubair berdepan dengan Hujaj bin Yusuf dalam menyatakan kebenarn. Al-qaradawi menyeru orang ramai supaya berpendirian seperti Said bin Jubair. Al-Qaradawi menyebutkan bahawa beliau melihat kisah Said Jubir dengan Hujaj mempunyai banyak kesesuaian kerana drama tersebut mempunyai satu matlamat khususnya dalam memerangi golongan yang zalim seperti kezaliman Hujaj, maka perlu kita mengambil pendirian seperti pendirian Said Jubair. Oleh sebab itu, al-Qaradawi menulis drama ini, satu pertiga ditulis di penjara Tur dan bakinya selepas keluar penjara. Dari sini jelaslah bahawa isu utama yang dibawa oleh al-Qaradawi dalam buku ini iaitu menentang kezaliman oleh penguasa Mesir ketika itu.
Pada tahun 1968, al-Qaradawi menulis buku mengeni Palestin selepas Yahudi mengusai masjid al-Aqsa pda tahun 1967. Beliau menulis dalam buku Durus al-Nakbah al-Thaniyyah (Pengajaran dari musibah Kedua) yang menerangkan sebab-sebab musibah yang menimpa umat Islam dan bagaimana factor bagi mencapai kemenangan. Al-Qaradawi menekankan bahawa perlunya umat Islam kembali kepada penghayatan Islam secara menyeluruh yang merupakan syarat utama untuk kemenangan umat Islam. Di samping itu, al-Qaradawi menulis buku Jil al-Nasr al-Mansyud yang khusus ditujukan kepada pemuda-pemuda palestin.
Pada tahun 1970an al-Qaradawi menulis buku-buku yang berkaitan Islam sebagai alternatif terbaik untuk manusia. Perkara ini disebabkan kegagalan kapitalis dan sosialis dalam meyelesaikan permasalahan manusia. Pada tahun 1971, beliau menulis buku Penyelesian import dan bagaimana ia mengentam umat Kita. Pada tahun 1977, beliau menulis buku Shari’at al-Islamiah (Syariat Islam sesuai untuk pelaksanaan setiap masa dan tempat) Buku ini asalnya merupakan kertas kerja yng dibentangkan di Nadwah Perundangn di Libya pada Mei 1972. pada tahun 1974, al-Qaradawi menulis buku Penyelesian Islam Tuntutan dan Darurat ymerupakan siri kedua dalam siri penyelesaian Islam. Pada tahun 1977, al-Qaradawi menerbitkan buku Khasa’is al-Islamiah (Keistimewaan agama Islam). Apabila isu kafir mengkafir semakin memuncak di kalangan umat Islam, beliau menulis buku tentang fenomena fanatik dalam kafir mengkafir.
Al-Qaradawi jug menulis buku yang berkaitan dengan ekonomi Islam. Beliau menulis mengeni permasalahan miskin dan pandangan Islam mengeninya pada tahun 1966. buku tersebut mencertakan sikap Islam terhadap kemiskinan dn bahaya kepada akidah umat islam. Menurut al-wqaradawi, beliau sentiasa mengambil perhatian dalam isu-isu syariat Islam dan sentisa menyeru dilaksanakan dalam segala aspek kehidupn. Prihatin beliau semakin bertambah apabila beliau mengkaji mengeni zakat dalam memenuhi keperluan ph.d pada tahun 1973.
Pada tahun 1983, beliau menerbitkn buku sistem jual beli al-murabhah bagi menjelaskan isu tersebut akibat perselisihan pendapat mengeni sistem tersebut yang dijalaankn oleh bank-bank.pada thun 1990, al-Qaradawi menulis buku tentang riba yang diharamkn bagi menjelskan fatawa yang dikeluarkan oleh Muhammad Sayyid al-Tantawi yang menjadi mufti Mesir ketika itu.
Pada tahun 1994, beliau mengarang buku tentang nilai dan akhlak dalam ekonomi Islam. Dalam buku ini, Al-Qaradawi menekankan 4 ciri utama ekonomi Islam iaitu rabbaniah, kemanusiaan, kesederhanaan dan akhlak. Pada tahun yang sama , al-qardawi jug menerbitkan risalah kecil mengenai cara –cara untuk menjayakan institusi zakat. Di sini jelas menunujukkan ketokohn al-Qaradawi dalam menangani isu-isu ekonomi semasa dan menjadikan ekonomi islam seabagai astu alterntif kepada ekonomi sosialais dn kapitalis. Walaupun beliau bukan gradun darim kuliah ekonomi tetapi keprihatinan beliau dalam menngani isu-isu baru yng timbul dalam system ekonomi wajar diberi pengiktirfan. Semas beliau datang ke Malaysia, beliau memberi ceramah mengeni ekonomi kepada pegawai –pegawai bank sambil bertukar-tukar pandangan. Beliau telah menegaskan bahawa kegiatan pembangunan ekonomi umat Islam mestilah bersesuaian dengan sistem syariat.
Al-Qaradawi jug menulis mengenai gerakan Islam dan kebangkitan islam sejagat. Beliau menulis tentang buku Al-Sahwah al-Islamiah bayn al-Juhud wa tatarruf (kebangkitan Islam antara penolakan dan sikap ekstrim) pada tahun 1982, buku al-sahwah al-islamiah bayn al-iktilaf al-Masru’ wa iktilaf al-Mazmum (kebangkitan Islam antara perbezaan pendapat yang dibolehkan dan perbezaan yang tercela) pada tahun 1989, buku al-awlawwiyyat al-harakah (keutamaan gerakan) pada tahun 1990. Buku tersebut menyatakan peranan dan keutaman gerakan Islam kini.
Dalam bidang ketokohan juga, al-Qaradawi menulis sejarah hidup wanita-wanita solehah seperti Khadijah bin Khuwailid, Fatimah al-Zahra’, Asma’, Ummu Sulaim dan Ummu Imarah dalam buku Nisa’ al-Mu’minat (wanita Muslimah) yang diterbitkan pada tahun 1979. kemudian beliau, menulis mengenai Imam al-Ghazali pada tahun 1987, sejarah hidup dan hubungannya akrabnya dengan Muhammad al-Ghazali pada tahun 1994 dan sejarah hidup Abu Hassan al-Nadwi pada tahun 2001.Al-Qaradawi juga menulis syarah kepada usul ashirin (20 perkara-perkara asas) yang dikarang oleh Hassan al-Banna. Al-Qaradawi menulis buku-buku tersebut ats nama ke arah Penyatuan pemikiran untuk petugas Islam. Sehingga kini ada lima buah buku yang diterbitkan dalam siri ini. Al-Qaradawi juga menulis buku-buku yang bercorak tasauf dan kerohanian atas tajuk fiqh akhlak dalam al-Quran dan al-Sunnah. Sebanyak 4 buah buku telah diterbitkan dalam siri ini.
Al-Qaradawi merupakan seorang ulama yang gigih dalam mempertahan dan menjelaskan Islam melalui buku-bukunya. Buku-buku karangannya melebihi 100 buah buku amat baik dibaca, dit eliti dan dikaji oleh anak-anak muda dalam membentuk pemikiran Islam. Hasilmutiara pemikirannya perlu digarap sepenuhnya oleh generasi kini dan akan datang. Ketokohannya dalam penulisan dan menjadi perisai dalam mempertahankan Islam harus diberi penghargaan. Dalam abad ini antara ulamak yang banyak menulis buku ialah Muhamad al-Ghazali, Yusuf al-Qaradawi dan Wahbah al-Zuhaili.
Buku-Buku Karangan al-Qaradawi
Al-Qaradawi telah mengarang hampir seratus buah buku dalam pelbagai bidang keilmuan Islam terutama dalam bidang sosial, dakwah dan pengajian Islam.Buku-buku beliau sangat diminati oleh umat Islam seluruh dunia. Bahkan buku-buku tersebut telah diulang cetak berpuluh-puluh kali dan diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa. Di samping itu, buku-buku tersebut dapat menjelaskan wawasan perjuangan dan pemikiran al-Qaradawi secara lebih terperinci.
1. Fikah dan Usul Fiqh
Sebagai seorang ahli fikah, beliau telah menulis beberapa buah buku yang terkenal seperti berikut :
1. Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, (Halal dan Haram dalam Islam), al-Maktab al-Islami, Beirut, 1980.
2. Fatawa Mu’asarah, 2 jilid ( Fatwa-Fatwa Semasa), Dar al-Wafa’, Kaherah., 1993
3. Al-Ijtihad fi al-Shari’at al-Islamiah, (Ijtihad dalam syariat Islam), Dar al-Qalam, Kuwait,1996
4. Madkhal li Dirasat al-Shari’at al-Islamiah, (Pengenalan Pengajian syariat Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1997
5. Min Fiqh al-Dawlah al-Islamiah, (Fiqh Kenegaraan), Dar al-Shuruq, Kaherah,1997
6. Nahw Fiqh Taysir, ( Ke arah fiqh yang Mudah), Maktabah Wahbah, Kaherah,1999
7. Al-Fatwa bayn al-Indibat wa al-Tasayyub, (Fatwa-fatwa antara Kejituan dan Pencerobohan), Dar al-Sahwah,Kaherah,1992
8. Al-Fiqh al-Islami bayn al-Asalah wa al-Tajdid, (Fikah Islam antara ketulenan dan Pembaharuan), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1999
9. Awamil al-Sa’ah wa al-Murunah fi al-Syari’ah al-Islamiah (Faktor-Faktor kelenturan dalam syariah Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1999
10. Al-Ijtihad al-Mu’asir bayn al-Indibat wa al-Infirat, (Ijtihad Semasa antara kejituan dan kecuaian), Dar al-Tawji’ wa al-Nashr, Kaherah,1994
11. Fiqh al-Siyam, ( Hukum Tentang Puasa), Dar al-Wafa’, Kaherah,1991
12. Fiqh al-Taharah, (Hukunm Tentang Kebersihan), Maktabah Wahbah, Kaherah,2002
13. Fiqh al-Ghina’ wa al-Musiqa (Hukum Tentang Nyayian dan Muzik ), Maktabah Wahbah, Kaherah,2001
14. Fi Fiqh al-Aqaliyyat al-Muslimah, ( Fiqh minoriti Muslim) Dar l-Shuruq, Kaherah, 2001
2. Ekonomi Islam14. Fi Fiqh al-Aqaliyyat al-Muslimah, ( Fiqh minoriti Muslim) Dar l-Shuruq, Kaherah, 2001
15. Fiqh al-Zakat 2 Juzuk (Fikah Tentang Zakat), Muasassah al-Risalah, Beirut,
16. Mushkilat al-Faqr wa kayfa Alajaha al-Islam, (Masalah kefakiran dan bagaimana Islam mengatasinya),Maktabah Wahbah, Kaherah, 1980
17. Bay’u al-Murabahah li al-Amri bi al-Shira; ( Sistem jual beli al-Murabah), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1987
18. Fawa’id al-Bunuk Hiya al-Riba al-Haram, ( Faedah bank itulah yang diharamkan), Dar al-Wafa’, Kaherah,1990
19. Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtisad al-Islami, ( Peranan nilai dan akhlak dalam ekonomi Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1998
20. Dur al-Zakat fi alaj al-Musykilat al-Iqtisadiyyah, (Peranan zakat dalam Mengatasi Masalah ekonomi), Dar al-Shuruq, kaherah,2001
3. Pengetahuan tentang al-Quran dan al-Sunnah.
Al-Qaradawi juga melalukan kajian mengenai al-Quran dan al-Sunnah terutama dalam memahami metodologi, car berimteraksi dan membetulkan kefahaman mengenai al-Quran dan al-Sunnah. Dalam bidang ini beliau telah menulis :
21. Al-Aql wa al-Ilm fi al-Quran, ( Akal dan Ilmu dalam al-Quran), Maktabah Wahbah, Kaherah,1996
22. Al-Sabru fi al-Quran, (Sabar dalam al-Quran), Maktabah Wahbah, Kaherah,1989
23. Tafsir Surah al-Ra’d, (Tafsir surah Ra’d), Dar al-Bashir, Kaherah,1996,
24. Kayfa Nata’amal ma’a al-Sunnah al-Nabawiyyah, (Bagaimana berinteraksi dengan sunnah), Dar al-Shuruq, Kaherah, 2000
25. Madkhal li Dirasat al-Sunnah, (Pengantar mempelajari sunnah), Maktabah Wahbah, Kaherah,1992
26. Kayfa Nata’amal ma’a al-Quran, ( Bagaimana berinteraksi dengan al-Quran), Dar al-Shuruq, Kaherah,1999
27. Al-Muntaqa min al-Taghib wa al-Tarhib ( hadith-hadith terpilih mengeni berit gembira dn peringatan), Dar al-Wafa, Kaherah, 1993
28. Al-Sunnah Masdaran li al-Ma’rifah wa al-Hadarah, (Sunnah sebagai sumber pengetahuan dan tamadun), Dar al-Shuruq, Kaherah,1997
4. Akidah Islam
Mengenai persoalan tauhid, al-Qaradawi telah menulis beberapa buah buku :
29. Wujud Allah, (Adanya Allah), Maktabah Wahbah, Kaherah,1990
30. Haqiqat al-Tawhid, (Hakikat Tauhid), Maktabah Wahbah, Kaherah,19
31. Mawqif al-Islam min al-Ilham wa al-Ksh wa al-Ru’a wa Min al-Kananah w al-Tarna’im wa al-Ruqa. ( Posisi Islam mengenai Ilham, kasyaf, mimpi, ramalan, pencegah kemalangan dan jampi), Maktabah Wahbah, Kaherah,1994
32. Iman bi Qadr, (Keimanan kepada Qadar), Maktabah Wahbah, Kaherah,
5. Dakwah dan Pendidikan
Al-Qaradawi juga merupakan seorang juru dakwah yang penuh semangat. Dalam bidang ini beliau telah menulis buku-buku terkenal :
33. Thaqafat al-Da’iyyah, (Wawssan Seorang juru dakwah), Maktabah Wahbah, Kaherah,1991
34. Al-Tarbiah al-Islamiah wa Madrasah Hassan al-Banna,, ( Pendidikan Islam dan ajaran Hassan al-Banna), Maktabah Wahbah, Kaherah,1992
35. Al-Rasul wa al-Ilmi, ( Rasul dan Ilmu), Muasassah al-Risalah, Beirut, 1991
36. Al-Waqt fi Hayat al-Muslim (Waktu dalam kehidupan seorang Muslim), Dar al-Sahwah, Kaherah, 1991
37. Risalat al-Azhar bayn al-Ams al-Yawmi wa al-Ghad, ( Risalah al-Azhar antara semalm, hari ini dan besok), Maktabah Wahbah, Kaherah,1984
38. Al-Ikhwan al-Muslimun sab’in Amman fi al-Da’wah wa al-Tarbiyyah, (Ikhwan al-Muslimun selama 70 tahun dalam dakwah dan Pendidikan), Maktabah Wahbah, Kaherah,1999
6. Kepastian mengatasi Masalah dengan cara Islam
Menurut pndangan al-Qaradawi, Islam adalah suatu kepastian yang wajib diikuti untuk mengatasi semua masalah yang kita hadapi. Tidak ada suatu sistem yang dapat mengatasi persoalan umat keculi Islam. Malah apa-apa sistem selain Islam hanya akan menambahkan luka parah yang sudah di alami umat. Mengenai masalah ini beliau telah menulis :
39. Al-Hulul al-Mustwaradah wa Kayfa janat ‘ala Ummaatina, (Penyelesaian Import : bagaimana ia Menghentam Umat kita), Maktabah Wahbah, Kaherah,1993
40. Al-Hall al-Islami faridatan wa daruratan (Mengatasi masalah dengan cara Islam adalah suatu kewajipan dan kepastian), Maktabah Wahbah, Kaherah,1987
41. .Bayinat al-hall al-Islami wa Syubuhat al-Ilmaniyyin wa al-Mustaqhribin, (Penjelasan mengatasi masalah dengan cara Islam dan tuduhan orang Barat dan pengnut sekular), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1988
42. ‘Ada’ al-hall al-Islami, (Musuh-musuh dalam penyelesaian cara Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 2000
7. Tokoh Islam
Al-Qaradawi jug menulis beberapa buah buku tentang sejarah hidup para tokoh :
43. Al-Imam al-Ghazali bayn Madihi wa Naqidihi, ( Imam al-Ghazali antara para pemuja dan pengkritiknya). Dar al-Wafa’, Kaherah,1988
44. Al-Shaykh al-Ghazali Kama Araftuhu Khilala Nisf al-Qarn (Syeikh al-Ghazali seperti yang saya kenal selama setengah abad), Dar al-Wafa’, Kaherah,1995
45. Nisa Mu’minat, (Para Wanita Beriman), Maktabah Wahbah, Kaherah,1979
46. Abu Hasan al-Nadwi Kama ‘Araftuh, , (Abu Hassan al-Nadwi seperti yang saya kenal) Dar al-Fikr, Beirut, 2001
47. Fi Wada’ al-‘A’lam (Memperingati Pemergian Tokoh-Tokoh), Dar al-fikr, Beirut, 2003
8. Dalam bidang Akhlak berdasarkan al-quran dan al-sunnah
48. Al-Hayat al-Rabbaniah wa al-‘Ilm, (Kehidupan Rabbani dan Ilmu), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1995.
49. Al-Niyat wa al-Ikhlas (Niat dan Keikhlasan), Maktabah Wahbah, Kaherah,1995
50. Al-Tawakkal (Bertawakal kepada Allah), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1995
51. Al-Tawbah ila Allah ( Taubat kepada Allah), Maktabah Wahbah, Kaherah, 2000
9. Kebangkitan Islam
Kebangkitan Islam yng sedang rancak dan merebak ke seluruh duni kebelangkangn ini jug menjadi perhatian al-Qaradawi. Beliau adalah seorang tokoh aktivis yang sering memberikan gagasn-gagasn yng meluruskan hala-tuju gerakan kebangkitan Islam pada jalan tengah dn mencakupi hampir semua permasalahan umat. Tulisan beliau dalam persoalan ini menyeluruh, mendlm dan bersesuaian dengan realiti semasa. Al-Qaradawi dalam masalah ini telah menulis beberapa buah buku yang terkenal :
52. Al-Sahwah al-Islamiah Bayn al-Juhud wa al-Tatarruf ( Kebangkitan Islm antara penolakn dn sikap ekstrim), Dar al-Wafa’, Kaherah, 1992
53. Al-Sahwah al-Islamiah bayn al-Ikhtilaf al-Mashru’ wa al-Tafaruq al-Madzmum, ( Kebangkitan Islam antara perbezaan pendapat yang dibolehkan dan perpecahn yang tercela), Dar al-Wafa’, Kaherah, 1991
54. Al-Sahwah al-Islamiah wa Humum al-Watan al-Arabi ( Kebangkitan Islam dan keresahan negara-negara Arab), Dar al-Sahwah, Kaherah,1993
55. Min Ajli Sahwah rashidah Tujaddid al-Din wa Tanhad bi Dunya (Untuk mencapai kebangkitan yng sedar, yang membaharui agama dan membaiki dunia),Dar al-Wafa’, Kaherah, 1995
56. Awlawiyyat al-Harakah al-Islamiyyah fi al-Marhalah al-Qadimah (Keutamaan gerakan Islam pada masa depan), Maktabah Wahbah, Kaherah,2001
57. Fi Fiqh al-Awlawiyyat ( Fikah Memahami keutamaan-keutamaan), Maktabnah Wahbah, Kaherah,2000
58. Al-Islam wa al-Ilmaniyyah wajhan li wajhin ( Islam dn sekularisme secara berdepan), Maktabah Wahbah, kaherah,1997
59. Ayna al-Khalal? (Di manakah kesalahannya?), Dar al-Sahwah, Kaherah, 1985
60. Al-Syariat al-Islamiah Solihah li tatbiq fi Kulli Zaman wa makan ( Syariat Islam sesuai dilaksana setiap masa dan tempat), Dar al-Sahwah, Kaherah,1993
61. Al-Ummah al-Islamiyyah haqiqatun la wahm ( Umat Islam adalah suatu hakikat dan bukan khyalan), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1995
62. Al-Thaqafah al-Islamiyyah bayn al-Asalah wa al-Mu’asarah ( Pengetahuan Islam antara ketulenan dn pembaharuan), Maktabah Wahbah, Kaherah,1994
63. Ghair al-Muslimin fi al-Mujtama’ al-Islam (Orang Bukan Islam dalam masyrakat Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1992
64. Al-Muslimun wa al-Aulamah, ( Kaum Muslim dan globalisasi), Dar al-Tawji’ wa al-Nashr, Kaherah, 2000
65. Al-Islam wa Hadarah al-ghad (Islam Tamadun Masa Depan), Maktabah Wahbah, Kaherah,1995
66. Al-Tataruf al-Ilmani fi Muwajahat al-Islam, ( Ektremis Sekular dalam Menghadapi Islam), Andalusiah li Nashr,Kaherah, 2000
67. Al-Sahwah al-Islamiah min al-Murahaqah ila al-Rusyd, (Kebangkitan Islam dari transisi kepada panduan), Dar al-Shuruq, Kaherah,2002
10. Penyatuan fikrah bagi Petugas Islam
Al-Qaradawi jug menulis buku mengenai asas –asas yng diperlukan bagi petugas Islam dengn mengambil kira sas pendidka yang telah ditetapkn oleh Hassan al-banna. Antaranya ialah :
68. Syumul al-Islam (Kesempurnaan Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,1991
69. Al-Marji’yyat al-Ulya fi al-Islam al-Quran wa al-Sunnah ( Sumber rujukan tertinggi dalam Islam ialah al-Quran dan al-Sunnah),Muasassah al-Risalah, Beirut,1993
70. al-Siyasah al-Syar’iyyah fi daw’ nusus al-Shari’at wa Maqasiduha (siyasah syar’iyyah menurut syariat dan matlamatnya), Maktabah Wahbah, Kaherah,
71. Kayfa Nata’amal Ma’a al-Turath (Bagaimana Berinteraksi dengan Buku-buku klasik), Maktabah Wahbah, Kaherah,2001
72. Nahw Fiqh Muyassar mu’asirah, Maktabah Wahbah, Kaherah,1999
11. Kefahaman Islam
Al-Qaradawi juga menulis tentang kefahaman Islam dengan pendekatn yang mudah dn jells. Antaranya ialah :
73. Al-Iman wa al-Hayat (Iman dan Kehidupan), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1990
74. Al-Ibadat fi al-Islam (Ibadat dalam Islam), Maktabah Wahbah,Kaherah,1985
75. Al-Khasas’is al-Ammah li al-Islam (Keistimewaan Agama Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1989
76. Madkhal li Ma’rifah al-Islam, (Pengantar Mengenali agama Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,1996
77. Al-Nass wa al-Haq ( Manusia dan Kebenaran), Maktabah Wahbah, Kaherah,1993
78. Jil al-Nasr al-Mansyud ( Generasi Kemenangan yang dinantikan), Maktabah Wahbah, Kaherah,1998
79. Durus al-Nakbah al-Thaniah (Pengajaran mengenai musibah kedua), Maktabah Wahbah, Kaherah,1993
80. Khatab al-Shaykh al-Qaradawi 5 jilid (Khutbah Syeikh al-Qaradawi),Maktabah Wahbah, Kaherah, 1997
81. Liqaat wa Muhwarat hawla Qadaya al-Islam wa al-‘Asr (Perbincangan tentang permasalahan Islam dan semasa), Maktabah Wahbah, Kaherah,2001
82. Qadaya Mua’sarah ala basat al-Bahth (Kajian mengenai permasalan semasa)
83. Ri’ayah al-bai’ah fi Syari’at al-Islam ( Memelihara alam Sekitar Menurut Syariat Islam), Dar al-Shuruq, Kaherah,2001
12. Bidang Kesussateran dan syair
84. Nafahat wa Lafahat (Syair), Dar al-Wafa’, Kaherah.
85. al-Muslimun Qadimun ( Orang Muslim Maju) (Syair), Dar al-Wafa’, Kaherah,
86. Yusuf al-Sadiq, (Nabi Allah Yusuf) (Drama), Maktabah Wahbah, Kaherah,
87. Alim wa Taghiyyat , (Golongan Ulamak dan Golongan Pelampau)( Drama),Maktabah Wahbah, 1998
13. Risalah Kecil Mengenai Kebangkitan Islam
88. Al-Din fi ‘Asr al-‘Ilm ( Agama dalam dunia Ilmu Pengetahuan). Maktabah Wahbah, Kaherah, 1995
89. Al-Islam wa al-Fann (Islam dan Kesenian), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1996
90. Al-Niqab al-Mar’ah ( Pemakaian tudung bagi wanita), Maktabah Wahbah Kaherah, 1996
91. Markaz al-Mar’ah fi al-Hayat al-Islamiah ( Kedudukan wanita dalam kehidupan Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,1996
92. Fatawa al-Mar’ah al-Muslimah (Fatwa-fatwa tentang wanita Muslimah, Maktabah Wahbah, Kaherah,1996
93. Jarimah al-riddah (Jenayah Murtad), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1996
94. Al-Aqaliiyyat al-Diniyyat wa hulli al-Islami ( Minoriti agama dan Penyelesaian Islam, Maktabah Wahbah, Kaherah, 1996
95. Al-Mubasyirat bintisar al-Islamiah ( Berita Kemenangan Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,1996
96. Mustaqbal Usuliyyah al-Islamiah ( Masa Depan golongan fanatik Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,1997
97. Al-Quds Qadiyah likulli al-Muslim ( Quddus tanggungjawab setiap muslim), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1998
98. Hajat al-Basyariah ila al-Risalah al-Hadariah li Ummatina ( Kepeluan Manusia kepada risalah ketamdunan kita), Maktabah Wahbah, Kaherah, Kaherah, 2000
99. Fatawa min ajli Palastin, (Fatwa-fatwa tentang Palestin), Maktabah Wahbah, Kaherah, 2003
100. Zahirah al-Ghulu fi Takfir ( Fanatik dalam Mengkafir), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1990
Kumpulan Ceramah-Ceramah Yusuf al-Qaradawi
101. al-Sunnah wa al-Bid’ah, (Sunnah dan Bidah), Maktabah Wahbah, Kaherah,1999
102. Zawaj al-Maysar, haqiqat wa Hukm, (Perkahwinan Maysar hakikat dan hokum), Maktabah Wahbah, 1999
100.Dawabit al-Shar’iyyah libina’ al-Masajid, (prinsip syariat dalam Membina masjid), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1999
101.Mawqif al-Islam al-Aqdi min kufr al-Yahudi wa al-Nasara, (Pendirian islam terhadp perjanjian dengan Yahudi dan Nasr), Maktabah Wahbah, Kaherah, 1999
102.Al-Juwaini Imam al-Haramain, ( Juwaini Imam Haramain), Maktabah Wahbah, Kaherah, 2000
103.Al-Istishaq wa al-Tubna fi Shari’at al-Islamiah, ( Penamaan dalam Syari’at Islam), Maktabah Wahbah, Kaherah,
104.Umar ibn Abdul Aziz, (Umar bin Abdul Aziz), Maktabah Wahbah, 2001
105.Likay Tanjaha Muasassah al-Zakat, (Semoga Institusi zakat Berjaya),Muasassah al-Risalah, Beirut,1994,
Di samping itu, al-Qaradawi jug menulis artikel di jurnal. Dalam majalah al-Muslim al-Mua’sir beliau menulis sebanyak 8 artikel sejak diterbitkan pada tahun 1974.Antaranya ialah :
1. Fiqh al-Islami bayna al-Asalah wa al-Tajdid (Fiqh Islam antara keaslian dan pembaharuan) dua siri.
2. Al-Fatwa bayna al-Madiyy wa al-Hadir ( Fatwa antara dahulu dan sekarang), dua siri
3. Zhahirah al-Ghulu fi Takfir (kefanatikan dalam mengkafir)
4. Nahwa Mawsu’ah li hadith al-Nabawi ( Ke arah ensikplopedia hadith nabi)
5. Ray’u fi Ijtihad l-Mu’asir (Pandangan dalam Ijtihad semasa)
6. Al-Harakah al-Islamiah fi Majal al-Fikr wa al-‘Ilm (Gerakan Islam dalam bidang Pemikiran dn Keilmuan)
Al-Qaradawi jug menulis dalam Jurnal Syariah dan Pengajian Islam, Universiti Qatar yang mula diterbitkn pada tahun 1980. Antaranya ialah:
1. Mubadi’ wa qayyim li ta’lim fi daw’i al-Sunnah al-Atarah (Asas dan Nilai dalam pembelajaran menurut sunnah)
2. Awalim al-Sa’ati wa al-Murunah fi Shari’at al-Islamiah, ( prinsip keluasan dan fleksibel dalam syariat Islam)
3. Fi fiqh al-Rada’ Numuzaj li fiqh al-Muqaran fi daw’i al-quran wa al-sunnah (Fiqh penyusuan, contoh bagi fiqh perbandingan menurut al-Quran dan al-sunnah)
4. Al-Hullu al-Islami bayn al-Juhud wa Tatawwur ( Penyelesaian Islam antara kebekuan dan perkembangan)
5. Imam al-Ghazali bayn Madhiyyah wa Naqadiyyah ( Imam al-Ghazali antara pujian dan kritikan)
6. Al-Ilham wa al-Kashsaf wa al-ru’ya hal ta’udu masadir li ahkam al-shari’ah (Ilham, kashaf dan mimpi, adakah ia dikira sebagai sumber bagi hukum-hukum syariat)
7. Hal ru’ya min wasa’il al-‘Ilmi bi ahkam ( Adakah mimpi merupakan salah satu cara ilmu dalam hukum)
8. Al-Qayyim al-Insaniah fi al-Islam (Nilai-nili kemanusiaan dalam Islam)
9. Al-Tarbiyyah inda Imam al-Syatibi ( Pendidikan menurut Imam al-Syatibi)
10. Hiwar hawla alaqah bayn al-Nass wa al-Ijtihad ( Dialog mengenai hubungan nas dengan ijtihad)
11. Nazarat fi fiqh al-Awwlawiyyat – al-awwlawiyyt fi majal al-‘Ilmi wa al-Fikr wa Da’wah (kajian fiqh keutamaan –keutamaan dalam bidang ilmu, pemikiran dan dakwah)
Sebahagian daripada artikel-artikel tersebut telah diterbitkan sebagai buku tu risalah-risalah kecil.Antaranya ;
1. Nahwa Fiqh Maysar mu’asir (Menuju fiqh kemudahan semasa)
2. Nazariat fi Turath Shaykh al-Ghazali, (Kajian mengenai Turath Syeikh al-Ghazali
3. Kayfa Nata’amal ma’a al-Quran (Bagaimana berinteraksi dengan al-Quran)
Al-Qaradawi juga menulis kertas kerja dalam pelbagai persidangan antarabangsa . antaranya ialah Muktamar zakat Pertama yang diadakan di Kuwait pada 30 April 1984 yang bertajuk “Kesan Zakat kepada individu dan masyarakat”.
Pada awal tahun 1950n, al-Qaradawi menulis isu-isu kezaliman yang dilakukan oleh pemerinth Mesir di bawah Raja Faruk. Beliu menulis risalah-rsalah kecil seperti alim wa taghiyyat yang mengunakan uslub drama. Al-Qaradawi menjelaskan mengenai kebenaran said bin Jubair berdepan dengan Hujaj bin Yusuf dalam menyatakan kebenarn. Al-qaradawi menyeru orang ramai supaya berpendirian seperti Said bin Jubair. Al-Qaradawi menyebutkan bahawa beliau melihat kisah Said Jubir dengan Hujaj mempunyai banyak kesesuaian kerana drama tersebut mempunyai satu matlamat khususnya dalam memerangi golongan yang zalim seperti kezaliman Hujaj, maka perlu kita mengambil pendirian seperti pendirian Said Jubair. Oleh sebab itu, al-Qaradawi menulis drama ini, satu pertiga ditulis di penjara Tur dan bakinya selepas keluar penjara. Dari sini jelaslah bahawa isu utama yang dibawa oleh al-Qaradawi dalam buku ini iaitu menentang kezaliman oleh penguasa Mesir ketika itu.
Pada tahun 1968, al-Qaradawi menulis buku mengeni Palestin selepas Yahudi mengusai masjid al-Aqsa pda tahun 1967. Beliau menulis dalam buku Durus al-Nakbah al-Thaniyyah (Pengajaran dari musibah Kedua) yang menerangkan sebab-sebab musibah yang menimpa umat Islam dan bagaimana factor bagi mencapai kemenangan. Al-Qaradawi menekankan bahawa perlunya umat Islam kembali kepada penghayatan Islam secara menyeluruh yang merupakan syarat utama untuk kemenangan umat Islam. Di samping itu, al-Qaradawi menulis buku Jil al-Nasr al-Mansyud yang khusus ditujukan kepada pemuda-pemuda palestin.
Pada tahun 1970an al-Qaradawi menulis buku-buku yang berkaitan Islam sebagai alternatif terbaik untuk manusia. Perkara ini disebabkan kegagalan kapitalis dan sosialis dalam meyelesaikan permasalahan manusia. Pada tahun 1971, beliau menulis buku Penyelesian import dan bagaimana ia mengentam umat Kita. Pada tahun 1977, beliau menulis buku Shari’at al-Islamiah (Syariat Islam sesuai untuk pelaksanaan setiap masa dan tempat) Buku ini asalnya merupakan kertas kerja yng dibentangkan di Nadwah Perundangn di Libya pada Mei 1972. pada tahun 1974, al-Qaradawi menulis buku Penyelesian Islam Tuntutan dan Darurat ymerupakan siri kedua dalam siri penyelesaian Islam. Pada tahun 1977, al-Qaradawi menerbitkan buku Khasa’is al-Islamiah (Keistimewaan agama Islam). Apabila isu kafir mengkafir semakin memuncak di kalangan umat Islam, beliau menulis buku tentang fenomena fanatik dalam kafir mengkafir.
Al-Qaradawi jug menulis buku yang berkaitan dengan ekonomi Islam. Beliau menulis mengeni permasalahan miskin dan pandangan Islam mengeninya pada tahun 1966. buku tersebut mencertakan sikap Islam terhadap kemiskinan dn bahaya kepada akidah umat islam. Menurut al-wqaradawi, beliau sentiasa mengambil perhatian dalam isu-isu syariat Islam dan sentisa menyeru dilaksanakan dalam segala aspek kehidupn. Prihatin beliau semakin bertambah apabila beliau mengkaji mengeni zakat dalam memenuhi keperluan ph.d pada tahun 1973.
Pada tahun 1983, beliau menerbitkn buku sistem jual beli al-murabhah bagi menjelaskan isu tersebut akibat perselisihan pendapat mengeni sistem tersebut yang dijalaankn oleh bank-bank.pada thun 1990, al-Qaradawi menulis buku tentang riba yang diharamkn bagi menjelskan fatawa yang dikeluarkan oleh Muhammad Sayyid al-Tantawi yang menjadi mufti Mesir ketika itu.
Pada tahun 1994, beliau mengarang buku tentang nilai dan akhlak dalam ekonomi Islam. Dalam buku ini, Al-Qaradawi menekankan 4 ciri utama ekonomi Islam iaitu rabbaniah, kemanusiaan, kesederhanaan dan akhlak. Pada tahun yang sama , al-qardawi jug menerbitkan risalah kecil mengenai cara –cara untuk menjayakan institusi zakat. Di sini jelas menunujukkan ketokohn al-Qaradawi dalam menangani isu-isu ekonomi semasa dan menjadikan ekonomi islam seabagai astu alterntif kepada ekonomi sosialais dn kapitalis. Walaupun beliau bukan gradun darim kuliah ekonomi tetapi keprihatinan beliau dalam menngani isu-isu baru yng timbul dalam system ekonomi wajar diberi pengiktirfan. Semas beliau datang ke Malaysia, beliau memberi ceramah mengeni ekonomi kepada pegawai –pegawai bank sambil bertukar-tukar pandangan. Beliau telah menegaskan bahawa kegiatan pembangunan ekonomi umat Islam mestilah bersesuaian dengan sistem syariat.
Al-Qaradawi jug menulis mengenai gerakan Islam dan kebangkitan islam sejagat. Beliau menulis tentang buku Al-Sahwah al-Islamiah bayn al-Juhud wa tatarruf (kebangkitan Islam antara penolakan dan sikap ekstrim) pada tahun 1982, buku al-sahwah al-islamiah bayn al-iktilaf al-Masru’ wa iktilaf al-Mazmum (kebangkitan Islam antara perbezaan pendapat yang dibolehkan dan perbezaan yang tercela) pada tahun 1989, buku al-awlawwiyyat al-harakah (keutamaan gerakan) pada tahun 1990. Buku tersebut menyatakan peranan dan keutaman gerakan Islam kini.
Dalam bidang ketokohan juga, al-Qaradawi menulis sejarah hidup wanita-wanita solehah seperti Khadijah bin Khuwailid, Fatimah al-Zahra’, Asma’, Ummu Sulaim dan Ummu Imarah dalam buku Nisa’ al-Mu’minat (wanita Muslimah) yang diterbitkan pada tahun 1979. kemudian beliau, menulis mengenai Imam al-Ghazali pada tahun 1987, sejarah hidup dan hubungannya akrabnya dengan Muhammad al-Ghazali pada tahun 1994 dan sejarah hidup Abu Hassan al-Nadwi pada tahun 2001.Al-Qaradawi juga menulis syarah kepada usul ashirin (20 perkara-perkara asas) yang dikarang oleh Hassan al-Banna. Al-Qaradawi menulis buku-buku tersebut ats nama ke arah Penyatuan pemikiran untuk petugas Islam. Sehingga kini ada lima buah buku yang diterbitkan dalam siri ini. Al-Qaradawi juga menulis buku-buku yang bercorak tasauf dan kerohanian atas tajuk fiqh akhlak dalam al-Quran dan al-Sunnah. Sebanyak 4 buah buku telah diterbitkan dalam siri ini.
Al-Qaradawi merupakan seorang ulama yang gigih dalam mempertahan dan menjelaskan Islam melalui buku-bukunya. Buku-buku karangannya melebihi 100 buah buku amat baik dibaca, dit eliti dan dikaji oleh anak-anak muda dalam membentuk pemikiran Islam. Hasilmutiara pemikirannya perlu digarap sepenuhnya oleh generasi kini dan akan datang. Ketokohannya dalam penulisan dan menjadi perisai dalam mempertahankan Islam harus diberi penghargaan. Dalam abad ini antara ulamak yang banyak menulis buku ialah Muhamad al-Ghazali, Yusuf al-Qaradawi dan Wahbah al-Zuhaili.
Dr Yusuf al-Qaradawi: Sejarah Hidup dan Pemikiran (Siri 4)
Al-Qaradawi sebagai Pemidato
Ketokohan al-Qaradawi bukan sahaja dalam bidang penulisan tetapi juga dalam bidang pemidatoan. Pemidatoannya yang jelas dn terang. Bakat pemidataoannya terserlah sejak kecil lagi apabila sering dipanggil untuk memberi ceramah sempena hari kemuliaan Islam oleh penduduk kampungnya. Walaupun usianya telah melebihi 70 tahun, beliau masih gagah berdiri berpidato dengan suara yang lantang dalam mempertahankan Islam semasa berceramah di Hotel Pan Pacific. Beliau menyebutkan walaupun usia telah melebihi 70 tahun tetapi jiwannya tetap muda terutama dalam mempertahankan Islam. Pemidatoannya berjaya menarik minat orang ramai. Neliau mengunakan bahasa yang begitu mudah difahami oleh segenap lapisan masyarakat. Al-Qaradawi mula berkhutbah di mimbar Jumaat semenjak usia 17 tahun. Khutbah yang pertama disampikan ialah di Masjid Mutawalli dikampung Shafat al-Turab.Pada masa itu, beliu msih lagi belajar di tahun 4 peringkat rendah di Maahad Tanta. Tajuk khutbah yang disampaikan ialah bertajuk syukur.
Sementara itu, beliau mula mengajar agama di masjid ketika berusia 16 tahun. Pada tahun 1951, beliau bertugas menjadi khatib di Masjid Ali Taha di Mahallah al-Kubra. Pada tahun 1956, beliau menjadi khatib di Masjid Zamalik selama satu tahun setengah. Selepas menetap di Doha, Qatar pada tahun 1961, beliau menyampaikan khutbah dan ceramah-ceramah agama di masjid seperti Masjid Syeikh Khalifah bin Hamid, Masjid Abu Bakar al-Siddiq dan Masjid Umar bin Khatab.
Keluarga
Al-Qaradawi telah berkahwin pada tahun 1958 dan dikurniakan 7 orang anak 4 orang perempuan dan 3 orang lelaki. Anak-anaknya ialah Ilham, Siham, Ala Asma’, Muhammad, Abdul Rahman dan Usamah. Ilham dan Siham merupakan pensyarah di fakulti Sains, Universiti Qatar, manakala Abdul Rahman merupakan graduan masters bidang Usul fiqh, Universiti Kaherah pada tahun 2000. Muhammad adalah graduan Ph.d dalam bidang kejuteraan dari Universiti Florida, Amerika Syarikat.
Pujian-pujian Ulama terhadap al-Qaradhawi
Al-Qaradawi telah menerima kepercayaan dari golongan ulamak dan sarjana Islam atas sumbangan beliau dalam bidang dakwah dan ilmu. Antaranya ialah :
Muhammad al-Ghazali menyifatkan al-Qaradhawi dengan menyebutkan bahawa al-Qaradhawi merupakan seorang yang mengabungkan antara fiqh teori dengan realiti. Dahulu beliau merupakan murid dan saya merupakan gurunya tetapi sekarang beliau merupakan guru dan saya menjadi muridnya pula. Abu Hassan al-Nadwi menyifatkan al-Qaradhawi seorang yang benar-benar sebagai alim, ulamak serta pendidik yang terkemuka. Menurut al-nadwi, Al-Qaradhawi merupakan ulamak lulusan al-azhar yang bergiat dalam bidang dakwah dengan menggabungkan aspek kefahaman Islam yang benar dengan reality dunia sekarang. Beliau mengabungkan cirri-ciri dakwah dan manhaj hassan al-banna dengan akademik yang diperolehi di al-azhar. Beliau mengabungkan cirri-ciri tradisi dan modern yang merupakan sebaik-baik manhaj.
Mustafa al-Zarqa’ menyebutkan al-Qaradhawi sebagai seorang tokoh semasa yang merupakan anugerah ilahi kepada umat Islam sekarang. Tariq Basri menyebutkan bahawa kita sekarang berada dalam zaman al-Ghazali dan al-Qaradhawi. Taha Jabir al-Alwani, Pengerusi Institut Pemikiran Islam Antarbangsa menyatakan al-Qaradhawi seorang ahli feqah yang bercirikan pendakwah dan pendakwah yang bercirikan ahli feqah. Muhammad Fathi Uthman seorang pemikir Islam menyebutkan al-Qaradhawi seorang fuqaha dan pendakwah yang terkemuka yang berinteraksi dengan realiti kehidupan. Ahmad al-Risuni, Ketua Pertubuhan Tauhid dan Tajdid di Maghribi mengatakan al-Qaradhawi seorang ahli feqah yang yang memahami tujuan-tujuan syariat. Adil Husain, seorang penulis Islam Mesir mengatakan al-Qaradhawi sebagai seorang ahli feqah yang beraliran sederhana dalam zaman kini.
Mustafa al-Zarqa' menyebutkan bahawa ada empat orang ulamak yang merupakan anugerah Allah kepada umat Islam pada zaman kini iaitu syeikh ali Tantawi, Abu Hassan Ali al-Nadwi, Muhammad al-Ghazali dan Yusuf al-qaradhawi. Menurutnya lagi buku fiqh al-awwalawiyyat al-Qaradhawi adalah buku yang terbaik dan bernilai dalam menjelaskan kleutamaan dalam Islam yang sangat diperlukan oleh umat Islam sekarang. Sementara Husain Ahmad Kadi, Ketua Jamiah Islamiah, Pakistan menyebutkan bahawa apabila al-Maududi meninggal dunia, ribuan orang telah solat jenazah ke atasnya. Kami bermesyuarat untuk memilih sipakah yang layak untuk menjadi imam solat jenazah tersebut. Lalu kami memilih Yusuf al-Qaradhawi. Peristiwa tersebut mengambarkan penghormatan kami terhadap beliau. Saudara Ahmad Azam Abdul Rahman, Presiden ABIM dalam kata-kata aluan buku Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq Fi al-Iqtisad al-Islami (Peranan Nilai Dan Akhlak Dalam Ekonomi Islam ) menyebutkan: “Mereka merupakan tokoh-tokoh agung yang menghabiskan sebahagian besar masa dalam meneliti, mengkaji dan menginterpretasikan ajaran Ilahi ke dalam konteks kehidupan semasa. Hasil pemikiran mereka layak untuk kita baca, kita renungkan dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sedaya upaya. Sebab kemungkinan besar itulah bekal minda dan prasyarat kebangkitan kita di masa yang akan datang.”
http://www.mindamadani.my/content/view/106/2
Ketokohan al-Qaradawi bukan sahaja dalam bidang penulisan tetapi juga dalam bidang pemidatoan. Pemidatoannya yang jelas dn terang. Bakat pemidataoannya terserlah sejak kecil lagi apabila sering dipanggil untuk memberi ceramah sempena hari kemuliaan Islam oleh penduduk kampungnya. Walaupun usianya telah melebihi 70 tahun, beliau masih gagah berdiri berpidato dengan suara yang lantang dalam mempertahankan Islam semasa berceramah di Hotel Pan Pacific. Beliau menyebutkan walaupun usia telah melebihi 70 tahun tetapi jiwannya tetap muda terutama dalam mempertahankan Islam. Pemidatoannya berjaya menarik minat orang ramai. Neliau mengunakan bahasa yang begitu mudah difahami oleh segenap lapisan masyarakat.
Sementara itu, beliau mula mengajar agama di masjid ketika berusia 16 tahun. Pada tahun 1951, beliau bertugas menjadi khatib di Masjid Ali Taha di Mahallah al-Kubra. Pada tahun 1956, beliau menjadi khatib di Masjid Zamalik selama satu tahun setengah. Selepas menetap di Doha, Qatar pada tahun 1961, beliau menyampaikan khutbah dan ceramah-ceramah agama di masjid seperti Masjid Syeikh Khalifah bin Hamid, Masjid Abu Bakar al-Siddiq dan Masjid Umar bin Khatab.
Keluarga
Al-Qaradawi telah berkahwin pada tahun 1958 dan dikurniakan 7 orang anak 4 orang perempuan dan 3 orang lelaki. Anak-anaknya ialah Ilham, Siham, Ala Asma’, Muhammad, Abdul Rahman dan Usamah. Ilham dan Siham merupakan pensyarah di fakulti Sains, Universiti Qatar, manakala Abdul Rahman merupakan graduan masters bidang Usul fiqh, Universiti Kaherah pada tahun 2000. Muhammad adalah graduan Ph.d dalam bidang kejuteraan dari Universiti Florida, Amerika Syarikat.
Pujian-pujian Ulama terhadap al-Qaradhawi
Al-Qaradawi telah menerima kepercayaan dari golongan ulamak dan sarjana Islam atas sumbangan beliau dalam bidang dakwah dan ilmu. Antaranya ialah :
Muhammad al-Ghazali menyifatkan al-Qaradhawi dengan menyebutkan bahawa al-Qaradhawi merupakan seorang yang mengabungkan antara fiqh teori dengan realiti. Dahulu beliau merupakan murid dan saya merupakan gurunya tetapi sekarang beliau merupakan guru dan saya menjadi muridnya pula. Abu Hassan al-Nadwi menyifatkan al-Qaradhawi seorang yang benar-benar sebagai alim, ulamak serta pendidik yang terkemuka. Menurut al-nadwi, Al-Qaradhawi merupakan ulamak lulusan al-azhar yang bergiat dalam bidang dakwah dengan menggabungkan aspek kefahaman Islam yang benar dengan reality dunia sekarang. Beliau mengabungkan cirri-ciri dakwah dan manhaj hassan al-banna dengan akademik yang diperolehi di al-azhar. Beliau mengabungkan cirri-ciri tradisi dan modern yang merupakan sebaik-baik manhaj.
Mustafa al-Zarqa’ menyebutkan al-Qaradhawi sebagai seorang tokoh semasa yang merupakan anugerah ilahi kepada umat Islam sekarang. Tariq Basri menyebutkan bahawa kita sekarang berada dalam zaman al-Ghazali dan al-Qaradhawi. Taha Jabir al-Alwani, Pengerusi Institut Pemikiran Islam Antarbangsa menyatakan al-Qaradhawi seorang ahli feqah yang bercirikan pendakwah dan pendakwah yang bercirikan ahli feqah. Muhammad Fathi Uthman seorang pemikir Islam menyebutkan al-Qaradhawi seorang fuqaha dan pendakwah yang terkemuka yang berinteraksi dengan realiti kehidupan. Ahmad al-Risuni, Ketua Pertubuhan Tauhid dan Tajdid di Maghribi mengatakan al-Qaradhawi seorang ahli feqah yang yang memahami tujuan-tujuan syariat. Adil Husain, seorang penulis Islam Mesir mengatakan al-Qaradhawi sebagai seorang ahli feqah yang beraliran sederhana dalam zaman kini.
Mustafa al-Zarqa' menyebutkan bahawa ada empat orang ulamak yang merupakan anugerah Allah kepada umat Islam pada zaman kini iaitu syeikh ali Tantawi, Abu Hassan Ali al-Nadwi, Muhammad al-Ghazali dan Yusuf al-qaradhawi. Menurutnya lagi buku fiqh al-awwalawiyyat al-Qaradhawi adalah buku yang terbaik dan bernilai dalam menjelaskan kleutamaan dalam Islam yang sangat diperlukan oleh umat Islam sekarang. Sementara Husain Ahmad Kadi, Ketua Jamiah Islamiah, Pakistan menyebutkan bahawa apabila al-Maududi meninggal dunia, ribuan orang telah solat jenazah ke atasnya. Kami bermesyuarat untuk memilih sipakah yang layak untuk menjadi imam solat jenazah tersebut. Lalu kami memilih Yusuf al-Qaradhawi. Peristiwa tersebut mengambarkan penghormatan kami terhadap beliau. Saudara Ahmad Azam Abdul Rahman, Presiden ABIM dalam kata-kata aluan buku Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq Fi al-Iqtisad al-Islami (Peranan Nilai Dan Akhlak Dalam Ekonomi Islam ) menyebutkan: “Mereka merupakan tokoh-tokoh agung yang menghabiskan sebahagian besar masa dalam meneliti, mengkaji dan menginterpretasikan ajaran Ilahi ke dalam konteks kehidupan semasa. Hasil pemikiran mereka layak untuk kita baca, kita renungkan dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sedaya upaya. Sebab kemungkinan besar itulah bekal minda dan prasyarat kebangkitan kita di masa yang akan datang.”
http://www.mindamadani.my/content/view/106/2
0 Tanggapan:
Posting Komentar