Home > DISKUSI : TASAWUF > ALLAH SWT semakin dicari semakin JAUH DISKUSI : TASAWUF ALLAH SWT semakin dicari semakin JAUH M Imron PribadiSEMAKIN KAU cari DIA akan semakin jauh dan tidak ketemu pangkal ujungya selain empiris dan ilmu semata, namun jika kau yakini DIA dalam hatimu dalam segala indramu dalam apapun disetiap langkahmu maka kau akan tahu sesungguh DIA itu AKU dalam dirimuTidak Suka · · Bagikan · 21 Juni jam 10:24Anda, Titik Puji Ratnawati, Ndica Calixto, Jupeck Qu, dan 21 orang lainnyamenyukai ini.Wong Edan setuju bangetttt.........hehehe met pagi.....!21 Juni jam 10:27 · Tidak Suka · 1 orangAbdi Suhartono Yup21 Juni jam 10:33 · Tidak Suka · 1 orangM Imron Pribadi AKU kadang sebagai TUHAN, kadang sebagai IBLIS kadang sebagai ANJING kadang sebagai BINATANG kadang sebagai BATU yang ada dalam diri, karena AKU dalam diri masih sekedar bayangan dariNya yang harus kita Tauhuhidkan, Esakan, Ikhlaskan kepadaNya21 Juni jam 10:33 · Suka · 6 orangM Imron Pribadi Setiap diri adalah tuhannya diri sendiri, karena diri yang bertuhan selain pada dalam dirinya maka tidak akan menemukan realitas tuhan yang nyata sebab hanya menemukan tuhan dalam teori dan teori belaka21 Juni jam 10:42 · Tidak Suka · 5 orangAgus Julianto Tuhan itu yg disebut diri, dan yg bkn disebut diri. Krn diri akan menemukan dirinya, stlh menganggap ada yg bkn diri. Dan stlh mengenali diri, maka semuanya adalah diri. Tdk ada yg bkn diri, melainkan diri itu sendiri.21 Juni jam 13:14 · Tidak Suka · 3 orangM Imron Pribadi Mantaf dan benar sekali, karena diri itulah esensi ESA dan tidak ada diri yang tidak ESA karena diri itu sesungguhnya DIA hanya diri yang tidak kenal dirinya yang tidak akan mengenal tuhan alias lupa diri kata orang tukang becak. hehehe21 Juni jam 13:25 · SukaM Imron Pribadi DIRI = TUHAN = ALLAH = PENCIPTA=ESA=AKU=DIRI21 Juni jam 13:29 · Tidak Suka · 2 orangM Imron Pribadi diri itu TUHAN , sedang Allah itu AKU, maka SAYA itu adalah egoes dalam diri yang harus kita tauhbidkan kepada AKU kepada DIRI kepada TUHAN dalam diri yang menyatu dalam AKU21 Juni jam 13:32 · SukaAnugerah Iman Pakarti mantap ..21 Juni jam 15:27 · Tidak Suka · 1 orangMulya Ningsih ok lah kalau begitu....21 Juni jam 16:13 · Tidak Suka · 1 orangM Imron Pribadi Qs Ikhlas jika di baca dan dipahami akan hanya melahirkan ilmu makrifat belaka, maka ujungnya ujungnya hanya bisa mengklaim sana dan sini belaka, tetapi jika Qs Ikhlas ditauhidkan dalam diri dalam akal dalam ruh dalam segalanya maka kau akan tahu siapa DIA siapa DIRI21 Juni jam 18:44 · Suka · 1 orangM Imron Pribadi QS ikhlas bukan untuk hanya di baca dan dipahami belaka tetapi perlu di esakan dalam diri di tauhidkan dalam qolbu dalam segenap jiwa raga21 Juni jam 18:45 · Suka · 1 orangImam Santoso anna robbi anta robbi22 Juni jam 17:20 · SukaM Imron Pribadi ANA ALLAH ANA AL HAQ ANA WAHID ANA ROBBY22 Juni jam 17:39 · SukaMulya Ningsih saudara'' ku ini memang hebat'', tapi jangan berdebat ya..malu ama orang non muslim.22 Juni jam 18:49 · SukaM Imron Pribadi tidak ada debat kok disini, semua adalah silaturrahmi dan sharing mbak22 Juni jam 19:11 · SukaCak Do'i tdk jauh dari yg terasa dlm hidup ini.....met pagi mas......23 Juni jam 4:15 · SukaKang Hadi Hardiana Tea DIMANAKAH UDARA? AKU RINDU INGIN BERTEMU & MENGENALNYA!..semakin ku bertanya & mencari, semakin ku merasa jauh dan terbuang seluruh energy. yang kuperlukan hanyalah diam, merenung, & merasakan..Ah..ternyata dia ada di sekitarku, bahkan dlm diriku, dia meliputiku. aku bisa bertanya & mencari pun bersama & karena dia di dlm & luar diriku. tanpa dia aku lemah bahkan lenyap..wow....betapa berkuasanya dia, sanggup membuatku berkeinginan dan berkreasi. ada dalam tiada dan tiada dalam ada..bagaimanakah kiranya dengan DIA SANG MAHA Meliputi udara & segala sesuatu....23 Juni jam 10:24 · Suka · 1 orangKang Hadi Hardiana Tea Benar sekali. Anda sudah mulai mendekati kefahaman...coba bacalah ulang komentar sy tadi & Anda barusan dgn seksama...tinggal beberapa langkah lagi....sy tdk berfantasi & merasa dgn perasaan yg Anda gunakan. Ketahuilah kita akan tercengang kalo kita sdh mulai berfikir dgn hati...karena hatilah tempat Allah meniupkan ilham. bukan otak...23 Juni jam 12:58 · Suka · 2 orangKang Hadi Hardiana Tea wah...wah..wah..mas imron, jgn langsung ajak nyelam ke dasar atlantik donk..gak banyak tuh yg mengetahui nilai tambang & keindahannya..terlalu jauh jarak antara permukaan dgn dasarnya dan di antaranya terbentang bahaya2 besar pula...kasihan umat dech...kebingungan...salah2 dgn kemampuan nyelam terbatas, malah celoko..Kebanyakan: jangankan mo nyelam, denger besarnya ombak permukaan aja dah khawatir & ogah deket2....tpi kalo buat mas imron, jgn berhenti di dasar bila dah nyampe..bor juga tuh dasarnya....moga ditambah taufiq & hidayah..aamiin23 Juni jam 13:18 · Tidak Suka · 3 orangJati Prakoso diri ini adam/tdk ada..yg ada Allah, he,he,he, klo mrasa diri ini ada berarti masih men-dua kanNya.23 Juni jam 15:48 · Suka · 1 orangKang Hadi Hardiana Tea Itulah as subhaan (Kemahasucian Allah). Karena hanya Dia Al-Wujud (Ada), yg lain adam (tiada), lalu bagaimana bisa diperbandingkan..23 Juni jam 17:28 · SukaM Imron Pribadi ALLAH pun ternyata juga tidak ada karena dia hanya Nama, ternyata yang ada hany AKU25 Juni jam 10:19 · Suka · 1 orangM Imron Pribadi Kang hadi, saya tidak menyelam kedasar maupun ke permukaan, tapi dasar dan permukaan itulah yang mendekatiku, serasa aku lenyak dalam dasar maupun permukaan karena sebenarnya tidak dan yang wajib ada hanya DIA hanya AKU haNya25 Juni jam 10:21 · Suka · 2 orangKang Hadi Hardiana Tea Benar, mas. aku tahu mas imron itu hanya a small part of inexistence (ketiadaan). Lantas bagaimana sesuatu yg TIADA bisa melakukan sesuatu (menyelam/mendekat/menjauh). sementara menjadi adanya saja diadakan oleh yg MAHA ADA (AL-Wujud). Kepastian bahwa DIA MAHA ADAlah yg telah mencitrakannya demikian semata2 sbg status quo KEMAHAADAANNYA. Hanya saja (yakin mas imron juga tahu) bahwa pencitraan itu tidak seragam, baik rupa maupun levelnya. Ada yg dlm rupa buruh (tahunya hanya jalanin perintah, sampai2 mengira perintah itulah TUHAN), dll...25 Juni jam 14:17 · Tidak Suka · 1 orangM Imron Pribadi Kang Hadi, benar sekali, sebaik diri adalah TIDA karena jika diri telah menganggap ADA maka sesungguhnya diri itu akan terjebak pada KEADAAN yang semu keadaan yang palsu keadaan yang tiada guna, karean awal adaNya adalah dalam ketiadaaNya30 Juni jam 20:06 · Suka · 1 orang DISKUSI : TASAWUF 06.32
0 Tanggapan:
Posting Komentar