SELAMAT DATANG
Selamat datanf di lapak MAKRIFATBUSINESS untuk order bisa melalui marketipace Shopee Tokopedia Bukalapak Lazada dengan nama lapak makrifatbusiness atau order via WA 08123489038 email : imronpribadi1972@gmail.com

Cari Disini

Translate


Kamis, 10 September 2009

Berfikir Berdzikir Hingga Mencapai Fana terus Baqa


Berfikir Berdzikir Hingga Mencapai Fana Terus Baqa
Created By : M. Imron Pribadi
Pekanbaru, 04.47 BBWI
Berfikir adalah hal yang terbaik dilakukan dalam  menghadapi segala sesuatu didalam kehidupan ini. Berfikir yang baik dan positif tentu akan menghasilkan yang lebih bermanfaat untuk diri kita dan lingkungan. Sebaik-baiknya manusia adalah yang menggunakan pikirannya  untuk berfikir tentang ke esaan Allah, mahluk Allah hingga pencarian akan Allah secara hakiki dengan jalur syariat islam yang benar. Cara berfikir yang benar adalah disertai berdzikirnya hati pada saat berfikir, hal ini adalah untuk menghindari terjadinya kesombongan dalam berfikir tentang berbagai hal problema kehidupan. 
Berfikir adalah keharusan mutlak, berfikir positif adalah jalan terbaik, melatih berfikir adalah proses belajar berfikir, memberikan pemikiran adalah ibadah, tidak mau berfikir adalah jalan menuju kebodohan, berfikir negatif tentu jalan menuju kegelapan, berfikir lambat perlu latihan, berfikir terus menenerus adalah keindahan hati, berfikir yang benar adalah dengan disertainya hati berdzikir pada Allah tidak hanya pada selesai sholat saja tetapi secara terus menerus berdzikir /ingat pada Allah hingga kita akan tidur kembali. Maka yan glebih baik  berfikir digunakan untuk menuju berdzikir, berdzikir yang benar secara terus menerus maka akan terciptalah fana sampai melebur menjadi baqa.

Artinya : “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (QS.4:103)
Berdizir adalah mengingat Allah, dengan banyak mengingat Allah maka Allah akan selalu ingat pada kita yang berdizikir. Jangan sekali-kali berharap pada Allah untuk ingat pada kita kalau kita tidak pernah atau jarang berdizir pada Allah.  Dengan banyak berdzikir yang jelas hati dan kehidupan kita akan tenang, tentram dan damai selalu dalam keadaan menghadapi masalah apapun di dunia ini.

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram ( QS. 13:28)
Ayat-ayat dalam Al-Quran yang mengatur tentang dzikir dapat kita pelajari lebih lanjut dan mendalam  pada surat-surat sbb :
Berdzikir yang benar adalah berdzikir dengan bahasa pikiran yang diucapkan dengan mulut kemudian dimasukkan dalam hati hingga pengukuhan hati sebagai sentralisasi berdzikir sampai hati menyalurkan seluruh bacaan dan makna dzikir mempengaruhi seluruh jiwa dan raga kita dalam satu kesatuan berdzikir dengan komandonya hati dan terefleksi disetiap aktifitas kita penuh nada-nada dzikir.  Berikut adalah satu tekhnik berdzikir yang dapat kita lakukan apabila kita belum memiliki teknik berdzikir dari guru kita atau dari diri kita sendiri tetapi masih kurang mantap dalam berdzikirnya dapat digunakan tekhnik berdzikir dibawah ini,  sbb :
  1. Tahap Dzikir Pikiran

1.1.Tahap Pertobatan Diri
Pada tahap ini seluruh makna dzikir difacuskan pada pikiran sebagai sentralisasi berfikir akan maknanya dzikir. Dzikir tahap awalnya adalah mengucapkan lafal “ASTAGFIRULLAH” sebagai manifestasi pertobatan diri dan permohonan pengampunan diri. pada tahap ini seluruh pikiran konsentrasi pada seluruh dosa-dosa, prilaku kita yang salah, tindakan yang kurang benar, jiwa yang masih ego, hati yang masih penuh sifat riyaa’, ujub, sum’ah, hasud, iri, dengki, sombong, kikir, bakhil, pendusta dan seluruh prilaku jiwa raga yang penuh kesalahan, kelemahan, kekurangan dan sejenisnya difacuskan pada Allah untuk meminta pengampunanNya, perbaikanNya, petunjukNya, anugerahNya dan segalanya yang kita harapkan. Diucapkan sebanyak-banyaknya hingga pikiran kita tidak mampu lagi menganalisa kesalahan diri kita dan kekurang kita pada Allah, hingga berlanjut pengucapan dzikir ketapah berikutnya.
1.2.Tahap Pensucian Diri
Pada tahap ini seluruh makna dzikir  tetap difacuskan pada pikiran sebagai sentralisasi akan makna dan penghayatan dzikir. Dzikir pada tahap ini mengucapkan lafal “SUBHANALLAH” sebagai tahap pensucian diri yang telah melakukan pertobatan diri dengan pensucian diri atas makna dan hakekat lafal SUBHANALLAH yaitu Maha SuciNya Allah mampu memancarkan kesucianNya untuk mencuci dan membersihkan diri kita dari segala salah, dosa, kekurangan dan kelemahan kita hingga terisi dengan  kesucian Allah pada diri kita sampai membentuk sebuah jati diri dan kekuatan kesucian diri dari segala sifat belenggu jiwa yang menjadi hijab diri pada kesucian Allah.
1.3.Tahap Pensyukuran Diri
Pada tahap ini seluruh makna dzikir  tetap difacuskan pada pikiran sebagai sentralisasi akan makna dan penghayatan dzikir. Dzikir pada tahap ini mengucapkan lafal “ALKHAMDULILLAH” sebagai tahap prosesi bersyukur diri atas nikmat Allah yang sangat tidak terbatas pada diri kita seperti nikmat mata untuk melihat, mulut untuk bicara, tangan untuk memegang, kaki untuk berjalan, hidung untuk bernafas dll.  Dengan pensyukuran diri atas makna dan hakekat lafal ALKHAMDULILLAH yaitu Segala Puji bagi Allah yang telah melimpahkan segala nikmatnya pada diri kita hingga sampai persembahan diri hanya satu-satunya kepada Allah kita bersykur dan memujiNya dengan rasa penuh secara totalitas puji syukur tulus ikhlas.
1.4.Tahap Pengakuan Diri atas KebesaranNya
Pada tahap ini seluruh makna dzikir  tetap difacuskan pada pikiran sebagai sentralisasi akan makna dan penghayatan dzikir. Dzikir pada tahap ini mengucapkan lafal “ALLAHU AKBAR” sebagai tahap prosesi pengakuan akan kebesaran Allah pada diri kita dan alam dunia. Bahwa semua ini tercipta atas kebesaran Allah yang tidak ada tandingannya dimuka bumi ini. Hingga pikiran kita hanyut dalam makna dzikir kebesaran Allah dan karena terlalu kecilnya diri kita maka  melebur menjadi satu dengan kebesaran Allah dalam diri kita hingga diri kita tidak ada lagi. Pada pikiran kondisi seperti inilah pikiran kita harus keluar dari prosesi ini menuju pada prosesi puncak nikmat dzikir selanjutnya.
1.5.Tahap Ke Esaan DiriNya dan Ketuhanan Allah
Pada tahap ini seluruh makna dzikir  tetap difacuskan pada pikiran sebagai sentralisasi akan makna dan penghayatan dzikir. Dzikir pada tahap ini mengucapkan lafal “LAILA HA IL LAH LAH” sebagai tahap prosesi pengakuan akan ke Esaan Allah pada diri kita dan alam dunia. Bahwa tidak ada Tuhan di dunia ini dan di dalam diri kita ini selain Allah yang tidak ada tandingannya Tuhan dimuka bumi ini. Hingga pikiran kita hanyut dalam makna dzikir ke Esaan dan ke Tuhanan Allah dan karena memang tidak ada Tuhan lagi selain Allah pada diri kita dan di alam dunia ini. Hingga diri kita   melebur menjadi satu dengan ke Esaan Allah dalam diri kita dan  diri kita benar-benar mengakui sudah tidak ada Tuhan lagi selain Allah. Pada pikiran kondisi seperti inilah pikiran kita telah masuk kedalam prosesi Ke Esaan Allah dan Ketuhanan Allah sebagai puncak segala nikmat dan segala-ganya dalam hidup ini, pesta diri atas ke esaan Allah pada tahap ini lakukan secara terus menerus hingga waktu tidak terbatas dalam diri kita dan dalam segala aktifitas kita dengan pikiran tetap pada pesta dansa atas ke esaan Allah dan ke Tuhanan Allah
  1. Tahap Dzikir Hati Nurani

Allah SWT sangat menganjurkan sekali berdzikir itu dilakukan didalam hati, dengan berfikir didalam hati maka akan semakin lebih dekat dengan Allah.
  
Artinya : “Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai (QS : 7:205)
2.1.Tahap Pertobatan Diri
Pada tahap ini seluruh makna dzikir difacuskan pada hati nurani kita sebagai sentralisasi berdzikir dan pikiran benar-benar dilepas, hingga  jiwa terasa sejuk tanpa prasanga apapun dari pengaruh pikiran. Dzikir tahap awalnya adalah mengucapkan lafal “ASTAGFIRULLAH” sebagai manifestasi pertobatan diri dan permohonan pengampunan diri. pada tahap ini seluruh  konsentrasi hati nurani pada seluruh dosa-dosa, prilaku kita yang salah, tindakan yang kurang benar, jiwa yang masih ego, hati yang masih penuh sifat riyaa’, ujub, sum’ah, hasud, iri, dengki, sombong, kikir, bakhil, pendusta dan seluruh prilaku jiwa raga yang penuh kesalahan, kelemahan, kekurangan dan sejenisnya difacuskan pada Allah untuk meminta pengampunanNya, perbaikanNya, petunjukNya, anugerahNya dan segalanya yang kita harapkan. Diucapkan sebanyak-banyaknya hingga hati nurani kita tidak mampu lagi menganalisa kesalahan diri kita dan kekurang kita pada Allah, hingga berlanjut pengucapan dzikir ketahap berikutnya.
2.2.Tahap Pensucian Diri
Pada tahap ini seluruh makna dzikir  tetap difacuskan pada hati nurani sebagai sentralisasi akan makna dan penghayatan dzikir. Dzikir pada tahap ini mengucapkan lafal “SUBHANALLAH” sebagai tahap pensucian diri yang telah melakukan pertobatan diri dengan pensucian diri atas makna dan hakekat lafal SUBHANALLAH yaitu Maha SuciNya Allah mampu memancarkan kesucianNya untuk mencuci dan membersihkan diri, jiwa raga dan hati nurani kita dari segala salah, dosa, kekurangan dan kelemahan kita hingga terisi dengan  kesucian Allah pada diri kita sampai membentuk sebuah jati diri dan kekuatan kesucian diri dari segala sifat belenggu jiwa yang menjadi hijab diri pada kesucian Allah.
2.3.Tahap Pensyukuran Diri
Pada tahap ini seluruh makna dzikir  tetap difacuskan pada hti nurani sebagai sentralisasi akan makna dan penghayatan dzikir. Dzikir pada tahap ini mengucapkan lafal “ALKHAMDULILLAH” sebagai tahap prosesi bersyukur diri atas nikmat Allah yang sangat tidak terbatas pada diri kita seperti nikmat mata untuk melihat, mulut untuk bicara, tangan untuk memegang, kaki untuk berjalan, hidung untuk bernafas dll.  Dengan pensyukuran diri atas makna dan hakekat lafal ALKHAMDULILLAH yaitu Segala Puji bagi Allah yang telah melimpahkan segala nikmatnya pada diri kita hingga sampai persembahan diri hanya satu-satunya kepada Allah kita bersykur dan memujiNya dengan rasa penuh secara totalitas puji syukur tulus ikhlas.
2.4.Tahap Pengakuan Diri atas KebesaranNya
Pada tahap ini seluruh makna dzikir  tetap difacuskan pada hati nurani sebagai sentralisasi akan makna dan penghayatan dzikir. Dzikir pada tahap ini mengucapkan lafal “ALLAHU AKBAR” sebagai tahap prosesi pengakuan akan kebesaran Allah pada diri kita dan alam dunia. Hingga hati nurani kita hanyut dalam makna dzikir kebesaran Allah dan karena terlalu kecilnya diri kita maka  melebur menjadi satu dengan kebesaran Allah dalam diri kita hingga diri kita tidak ada lagi. Pada hati nurani kondisi seperti inilah hati kita sebagai istana roh dan istana Allah dalam diri dapat kita kenali selayaknya kita bertamu pada saudara kita yang lama tidak jumpa yang penuh kemesraan hati.
2.5.Tahap Ke Esaan DiriNya dan Ketuhanan Allah
Pada tahap ini seluruh makna dzikir  tetap difacuskan pada hati nurani sebagai sentralisasi akan makna dan penghayatan dzikir. Dzikir pada tahap ini mengucapkan lafal “LAILA HA IL LAH LAH” sebagai tahap prosesi pengakuan akan ke Esaan Allah pada hati kita dan alam dunia. Hingga hati nurani kita hanyut dalam makna dzikir ke Esaan dan ke Tuhanan Allah dan karena memang tidak ada Tuhan lagi selain Allah pada hati kita dan di alam dunia ini. Hingga diri kita   melebur menjadi satu dengan ke Esaan Allah dalam hati kita dan  hati kita benar-benar mengakui sudah tidak ada Tuhan lagi selain Allah. Hati nurani seperti inilah  telah masuk kedalam prosesi Ke Esaan Allah dan Ketuhanan Allah sebagai puncak segala nikmat dan segala-galanya dalam hidup ini, pesta hati atas ke esaan Allah pada tahap ini dilakukan secara terus menerus hingga waktu tidak terbatas dalam hati kita dan kita akan mendapatkan ketentraman hati secara abadi.
  1. Tahap Dzikir Amal Perbuatan (Dzikir Totalitas)

3.1.Tahap Pertobatan Diri
Pada tahap ini seluruh makna dzikir difacuskan pada pikiran dan hati nurani di setiap waktu dan di segala aktifitas kita. Dzikir tahap awalnya adalah mengucapkan lafal “ASTAGFIRULLAH” sebagai manifestasi pertobatan diri dan permohonan pengampunan diri. pada tahap ini pikiran dan hati nurani dilatih  konsentrasi pada aktiftas yang  sedang kita lakukan. Maka dengan melakukan aktifitas secara jasmani dan ditunjang oleh rohani kita melakukan aktiftas dzikir untuk keberhasilan dari maka kesempurnaan hidup benar-benar akan kita temukan secara sempurna lahir batin.
3.2.Tahap Pensucian Diri
Pada tahap ini seluruh makna dzikir tetap difacuskan pada pikiran dan hati nurani di setiap waktu dan di segala aktifitas kita. Dzikir pada tahap ini mengucapkan lafal “SUBHANALLAH” . Penghayatannya adalah makna dari kesucian Allah di implementasikan ke dalam aktifitas kita sebagai aktifitas yang suci, bersih dari segala hal-hal yang haram, subhat dan sejenisnya. Maka hasil dari aktifitas kita benar-benar mendapat makna dari kesucian Allah.
3.3.Tahap Pensyukuran Diri
Dzikir pada tahap ini t mengucapkan lafal “ALKHAMDULILLAH”  dilakukan didalam hati dengan jasmani kita tetap melakukan aktifitas. Penghayatannya adalah hati selalu bersykur atas nikmat Allah dan khususnya terhadap pekerjaan kita dapat kita lakukan dengan lancer pada saat itu. Disinilah aktifitas kita akan mengalami kelancaran selalu dan apabila ada kendala dengan hati yang penuh syukur maka kita akan menyelesaikannya lebih arif dan bijaksana tanpa ada emosi dalam diri kita.
3.4.Tahap Pengakuan Diri atas KebesaranNya
Pada tahap ini  mengucapkan lafal “ALLAHU AKBAR” sebagai tahap prosesi pengakuan akan kebesaran Allah pada aktifitas yang kita lakukan. Makna yang kita peroleh dari aktifitas yang disertai dzikir ini maka hasilnya akan memiliki power yang sangat luar biasa sehingga menghasilkan best of the best. Kendala yang muncul dengan spirit dzikir ALLAHU AKBAR segalanya akan menjadi kecil dan mudah untuk diselesaikan.
3.5.Tahap Ke Esaan DiriNya dan Ketuhanan Allah
Pada tahap ini mengucapkan lafal “LAILA HA IL LAH LAH” dalam aktifitas kita akan memiliki makna berkurangnya kendala yang ditimbulkannya serta aktifitas kita akan memiliki karismatik dan daya pesona terhadap orang yang melihatnya. Dzikir ini sebagai puncak spirit aktifitas kita, maka sesuatu yang luar biasa akan terjadi yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
MAKNA dan hakekat dzikir baik dalam pikiran, hati dan dalam aktifitas kita maka akan lebih mudah dan menjadikan diri kita fana hingga baqa bersama Allah yang selalu menyertai setiap langkah dan detik nafas kita. Kendala dan permasalahan hidup cepat atau lambat akan sirna.
Godaan pada tahap awal untuk melakukan prosesi dzikir seperti ini tidaklah mudah dan sangat luar biasa kendalanya, karena raja jin dan syetan akan menggunakan seluruh kekuatannya untuk menggagalkan manusia yang melakukan proses dzikir dengan tahap pikiran, hati hingga dalam seluruh aktifitasnya. AMIN. 
Hakekat ma'rifatullah sejati adalah implementasi dzikir dalampikiran, hati dan disetiap detik perbuatan kita, pada saat menjalankan aktifitas hingga tidur. disinilah Allah dapat kita temukan, sayang sekali dalam 24 kalau kita hanya berdzikir cuma satu jam saja.
Dengan mengisi waktu selama 24 dengan dzikir terus pada Allah maka tidak ada sesuatu yang luar biasa di dunia ini selain hal ini. karena inilah puncak dan hakekat makrifatullah tingkat tinggi dan yang tertinggi di dalam hidup ini. maka segalanya akan kita temua bahkan sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan dan terselib di pikiran kita akan terjadi dan nampak dalam diri kita, yang semua ini tidak kuasa untuk diungkapkan hingga dituliskan.
Dzikir selama 24 jam yang penting dasarnya adalah ikhlas... dan jangan dijadikan sebagai beban tetapi jadikanlah sebagai makanan pokok rohani kita serta habit hati dan pikiran kita. dengan dzikir dalam hari maka hati kita akan semakin bercaya terus... dan terusss... hingga hati kita dapat dipenuhi oloeh ketentraman yang sangat luar biasa bahkan anda disakiti orang dan dihina serta dilecehkan orang pun apalagi kelaparan dan penderitaan hidup yang lain semua akan lenyap dan sirna karena semua telah fana dan kita akan terasa baga. Bahkan syetan pun takut padakita hingga berjuta-juta jin hormat dan berkeinginan menjadi murid kita, karena dengan dzikir 24 jam kita seperti memengan remote dunia dan kehidupan ini
----------------EXPLORASI PIKIRANKU---------------





  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

4 Tanggapan:

  1. Dzikir dalam hati akan semakin indah dan nikmat manakala pikiran semakin terpusat pada dzikir, hingga pikiran itu sendiri lepas dari diri kita dan kita sudah terbawa dalam hati nurani

    BalasHapus
  2. Dzikir adalah merupakan motivator diri dan sebagai sumber dari segala sumber kekuatan dalam diri yang mampu membuat diri kita untuk mencapai segala-galanya bahkan dapat kita jadikan sebagai senjata yang ampuh dalam mengarungikehidupan ini.

    BalasHapus
  3. Dzikir dalam hati hingga mengalir keseluruh aliran darah dan urat nadi maka akan menjadi sumber obat yang mujarab untuk mengobati segala macam penyakit jasmani dan rohani.

    maka berdzikirlah apabila anda sakit, gundah, bahagia dan disegala situasi diri anda. karen dzikir adalah motivator diri terhebat yang mengalahkan motivator dari segalanya.

    BalasHapus
  4. Dzikir adalah sebuah pengejawantahan diri dari segala kelemahan diri untuk mencapai dan menutupi kelemahan diri sebagai manusia dan juga sebagai unjuk gigi akan kekuatan diri sebagai hamba Allah dari segalanya.

    BalasHapus

Item Reviewed: Berfikir Berdzikir Hingga Mencapai Fana terus Baqa Rating: 5 Reviewed By: M Imron Pribadi