SELAMAT DATANG
Selamat datanf di lapak MAKRIFATBUSINESS untuk order bisa melalui marketipace Shopee Tokopedia Bukalapak Lazada dengan nama lapak makrifatbusiness atau order via WA 08123489038 email : imronpribadi1972@gmail.com

Cari Disini

Translate


Kamis, 28 Januari 2010

Ingin Mengenal Allah dan Menemui Allah???

Menampilkan 1 - 30 dari 116.
Kiriman 1
Anda menulispada 12 Desember 2009 jam 1:34
pusatkan diri dengan dzikir hingga pada titik quantum ,maka kau akan temui semua rahasia Allah yang bertebaran dimana-mana dan kemana mata memandang. Subhanallah ... Allahu Akbar
Kiriman 2
Datuk Aslam menulispada 12 Desember 2009 jam 4:20
Berdzikr tanpa
mursyid...
Muryidnya adalah syetan.
berarti tidak bisa asal dzikir saja...
Bagaimana bung Imron...?
Kiriman 3
Anda menulispada 13 Desember 2009 jam 1:31
berarti kalau begitu nabi ibrahim berguru pada syetan kah? apakah hakekat mursyid itu?

Menurutku berdzikir tanpa mursyid maka kita harus cari mursyidnya.
Bisa saja asal dzikir tapi asal dzikir yang benar.

Bagaimana bung Datus Aslam?
Kiriman 4
Datuk Aslam menulispada 13 Desember 2009 jam 5:18
Sabda Rasullah SAW...
Jadikanlah dirimu beserta dgn Allah, jika kamu belum bisa, menjadikan dirimu beserta dgn Allah maka jadikanlah dirimu beserta dgn orang yg telah beserta dgn Allah, maka sesungguhnya orang itulah yg menghubungkan engkau (rohanimu)kepada Allah. (H.R. Abu Daud)...

Sabdanya lagi;
Barangsiapa melihat aku, maka betul2 dia telah melihat aku, sesungguhnya aku bisa menzahir dalam tiap2 rupa. (Sayyid Ahmad bin Idris, kitab Ruhus Sunnah Warauqun Nufusil. Mutma'innah: 147)

Itulah sebagian kecil dari hadis yg menjelaskan ttg fungsi dan kedudukan mursyid...

Mengenai Ibrahim jelas dia bermursyd kpd Jibril....
Kita boleh buka juga diPerjanjian Lama..
Kiriman 5
Bambang Afi menulispada 13 Desember 2009 jam 11:45
Dua2nya benar....
Kiriman 6
Semut Hitam menulispada 13 Desember 2009 jam 16:47
Pada mulanya mursyid berwujud sbg manusia,yg bernama si fulan,dan bertugas mengantar sampai bertemu dgn murtsyid yg hakiki.Siapa mursyid yg hakiki ? Dialah aku,Diri yg terdiri,dlm bathinKu.
Dan sesungguhnya mursyidlah yg memanggil murid dgn ilmuNya.
Kiriman 7
Anda menulispada 13 Desember 2009 jam 17:27
@ Semut Hitam : benar sekali, mursyid yang hakiki adalah Allah itu sendiri, yang lainnya hanya sekedar mengantarkan diri kita untuk padaNya, pengantar yang baik adalah ilmu kita yang sesuai untukNya.
Kiriman 8
Anda menulispada 13 Desember 2009 jam 17:29
@datuk Aslam : Benar sekali apa yang anda sebutkan, kalau boleh tahu mursyid suluknya Bung Aslam siapakah saat ini?
Kiriman 9
Arif Abadi menulispada 13 Desember 2009 jam 18:04
mengenal Allah dengan akal ... itu yang tersebut dalam al Qur'an !
Kiriman 10
Batu Gong menulispada 14 Desember 2009 jam 9:58
menyoal Ingin Mengenal Allah dan Menemui Allah itu sangat mustahil bagi manusia,Secara umum, Makrifatullah artinya Mengenal Allah. Dan kata-kata makrifat itu sendiri dalam bahasa arab mengandung makna ihathah yang artinya mengetahui secara penuh, maka makrifatullah dapat diartikan dengan mengenal atau mengetahui identitas zat Allah secara keseluruhan. Namun bila diartikan dengan sekedar mengenal eksistensi Allah maka siapapun dari kita pasti mampu mengetahui bahkan meyakini keberadaan-Nya, baik melalui berbagai kajian dan penelitian. Lalu bagaimana bila mengenal / mengetahui identitas Zat Allah dengan sempurna? Inilah yang mustahil !! Walau melalui suluk dan banyak berdzikir dalam tarekat. Karena Rasulullah Saw. saja tidak mampu memuji Allah karena tidak mampu mengenal / mengetahui-Nya, sebab mampu memuji adalah tanda telah mengetahui. Beliau bersabda :" لا أحصي ثناء عليك كما أثنيت على نفسك "
Jika Rasulullah Saw. yang menjadi makhluk termulia dan teragung di sisi Allah tidak mampu memuji Allah... Apakah kita yang sehina dan sekotor ini mengaku-ngaku telah Makrifatullah ?!?!??!?!?!?!?!???

Allah Swt. berfirman :

" ولا يحيطون بشيء من علمه إلا بما شاء "

Kita tidak akan mampu mengetahui sedikit dari sebagian ilmu-ilmu Allah melainkan apa yang Ia kehendaki saja... Jikalau ilmu Allah masih banyak yang tidak kita ketahui... boro-boro ngetahuin zat-Nya ?!?Kesimpulannya: Makrifatullah adalah suatu hal yang 100% mustahil... siapapun dari para nabi, rasul dan wali tidak ada yang mampu mencapai Makrifatullah... dengan cara apapun, baik dengan mengikuti tarekat sufi ataupun yang lainnya!Makanya para wali Allah dijuluki dengan al-Arif Billah, Islam hanya memberikan tiga martabat saja; Islam, Iman dan Ihsan... Syari'at, Tarekat dan Hakekat. Kenapa yang keempat (martabat Makrifat) tdk didatangkan ??? dan dari mana asal-usulnya? mau menyaingi pemberian Allah ya ??? Sekali lagi, makrifatullah merupakan suatu hal yang mustahil terjadi !! Bagaimana bisa mengenal / mengetahui identitas zat Allah yang maha suci sementara para nabi, rasul dan para wali tidak ada satupun yang menjangkaunya !! Rasulullah saja tidak mampu memuji-Nya sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits di atas, apakah kita berani mengaku-ngaku kenal Allah ?!? tau Allah ?!?....
Kiriman 11
Semut Hitam menulispada 14 Desember 2009 jam 16:29
Wahai saudaraku,jk engkau anggap 100% mustahil,blm tentu org lain sepertimu,yg jelas ada kata2 makrifat,apakah itu kata2 yg muncul begitu saja,tanpa diketahui olehNya ? DIA mengajarkan sesukaNya.
Biarkanlah pejalan2 mensaksikan sesuai dgn apa yg disaksikan oleh kediriannya,sebab menjadi pengikut/taqlid buta tak akan dpt punya pengalaman "pernah".
Dalam perjalanan "pernah" inilah,tiada seorgpun berhak menyangkal/tdk mempercayai,karena org lain akan berbeda dlm menilai sesuai dgn kadar ilmuNya.
Sama ktk sdr sbg manusia indonesia menulis nama dgn huruf arab,pastilah sdr punya alasan tertentu dan tdk menganggap yg tdk seprti itu mustahil....
Kiriman 12
Batu Gong menulispada 15 Desember 2009 jam 1:02
maksdnya ya kang...kita salah mengucapkannya saja..kalau makrifat mengetahui identitas Allah Mustahil *zat Allah...bisa kita ketahui....berarti kita akan terjwerumus ke lembah syirik...kalau al0arif billah atau makkrifat billah bukan lillah *billah dengan izin Allah..kalau lillah memaksakan diri untuk melihat Allah...wong wali Allah saja di muka bumi ini tidak mengatakan makrifatullah akan tetapi makrifat billah....saya dulu sebelum masuk tarekat dan muraqobah...saya nga paham masalah itu ansal nyelenh saja menyebutkan ingin makrifatullah ..cuman kita org2 indonesia salah dalam mengutip sebuah kalimat...nga malsah mengatakan makrifatullah akan tetapi pendengaran di telinga kurang tepat akan di tertawakan oleh org luar....pak...maaf sblmnya
Kiriman 13
Datuk Aslam menulispada 15 Desember 2009 jam 5:02
Sekali lagi...

Awaluddin Makrifatullah =
Awal agama itu adalah "Diam"...
Kiriman 14
Datuk Aslam menulispada 15 Desember 2009 jam 5:21
Hehehe,..
Kawan.....(arabic)
kalau mencantumkan
Hadis tolong cantumkan riwayat siapa...
begitu juga Al-Quran, surah apa dan ayat berapa....
Kami disini adalah orang bodoh...

Hehehe....
Ada yg janggal di portingan ente...
Ttg 3 Martabat itu;
Islam, Iman, Ihsan,..
Kok bisa jadi ;
Syariat, tarekat, hakekat.....??.
Kok berbeda dgn yg umum...
Seperti ; Islam, Syariat (Fiqh)..
Iman, usuluddin (Tauhid).
Ihsan. kajinya Tarekat, Hakikat, Makrifat..(Tasawuf)...

Mohon ditegur saya kalau ada kesalahan dalam tulisan ini.
Kiriman 15
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 9:45
@ Imran, anda mengatakan "pusatkan pada titik quantum", apa yang anda maksud dengan titik quantum itu? dimana tempatnya? bagaimana rasanya? dan bagaimana efeknya? jgn lupa juga jelaskan proses pemusatan diri dengan zikir hingga diri bisa sampai ke titik quantum!

tolong jangan hanya bicara sepenggal-penggal! kalau emang mau ngasih tau, jelaskan semuanya...

saya ingin tau...apa anda itu hanya membeo aja atau emang udah ngalaminnya sendiri!

kalau anda udah ngalamin, pasti anda bisa ngasih tau prosesnya dan kejadiaannya dong! tolong jelaskan! klw gak mau disebut "BEO"!
Kiriman 16
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 9:53
جنيدي السومب, anda udah keliling dunia belum? kalau belum keliling dunia, ya wajar kalau salah nafsir arti makrifatullah...gak perlu dirubah2 jadi makrifat bi llah pun, kata majemuk itu sudah menganduing arti seperti itu secara otomatis.
anda sebaiknya belajar bahasa arab dulu yang bener...!
jgn hanya mau make2 hurufnya doang, ah!
Kiriman 17
Batu Gong menulispada 16 Desember 2009 jam 10:50
Justru saya berani mengatakan makrifatullah itu salah karena sudah keliling dunia.....:) loe udh pernah ketemu dengan Nabi kaga..? kalau belum ketemu boro2 ingin mengetahuinya.....itukan cuman pendapat dari kalangan dan golongan group saya aja....masing orgkan punya hujjah iya apa iya...? mazaqo arafna....nte ini ingin ajak bekelahi saja...memangnya loe satu pendapat dgn saya, wong ortu saya aja beda dengan saya walaupun ortu ane melahirkan ane,akan tetapi berbda hujjah...apa lagi loe'' kaga pernah ane kenal ingin menyalahkan pemaparan saya....wong al-qur'an saja banyak yang nafsiri...aqkan cuman memberi tahukan saja karena saya dapat dari hasil Muraqobah (sholat batin)...terimakasih atas komentnya.Hujjah saya tetap mengatakan tidak ada makrifatullah...terserah yang lainnya mengatakannya (makrifatullah)....ini bukan setahu saya akan tetapi ini sudah di rilis oleh para org2 sufi..hanya kita masih dangkal dalam menyebutnya....ok friends...!!!
Kiriman 18
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 10:59
Muraqobah (sholat bathin)...kata yang ada di dlm tanda kurung itu biasanya adalah kata yg dianggap sepengertian atau sinonim. jadi sinonimnya muraqobah itu shalat bathin, ya? saya kok gak pernah nemukan istilah shalat bathin di dlm quran! emangnya ada? awas jangan ngawur lagi jawabnya! harus ada pertanggung jawaban ayatnya, ya!
Kiriman 19
Semut Hitam menulispada 16 Desember 2009 jam 11:26
@ 17 ,santai aja pak,ndak perlu terpaksa menuruti org lain.Insan yg tak kenal diri mmg suka mencari2 diluar kediriannya dan sulit berkompromi dgn dirinya lalu mencari2 apa yg disangka berguna.Semoga bpk sabar dan terus menampilkan kedirian bpk dlm diskusi ini.
Kiriman 20
Eny Widowati menulispada 16 Desember 2009 jam 12:06
جنيدي السومبوي ,bkn dangkal pak,cuma sdg berjalan menuju kearah yg lebih baik,sambil mengkaji diri.....
Kiriman 21
Tubagus Muharam menulispada 16 Desember 2009 jam 18:06
Hahaha...kenapa bapa arab itu cepat naik pitam...? Baru ditanya sedikit udah merasa dipojokan ....Betul kata Bapak Semut ..santai saja ... jelaskan sedikit demi sedikit tentang wawasan yang telah kita ungkapkan, sehingga semua peserta diskusi ini bisa mengikuti dan memahami dengan jelas.... bukan begitu Pak????
Kiriman 22
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 18:11
@ bapa arab, betul tuh kata pak haji, hanya tinggal nyampaikan pandangan secara jelas dan runut serta disertai tanggung jawab utk siap memberi penjelasan lanjutan aja kok gak tau. lha kok malah yang negatifnya yang liadeni...
Kiriman 23
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 18:44
Keinginan untuk mengenal atau menemui Allah itu adalah sesuatu yang sifatnya inheren alias udah menyatu dgn sifat kedirani manusia. mengenai caranya, gimana masing2 aja. karena yang paling penting untuk didikusikan di forum2 diskusi kayak gini mah adalah hasil dan kisah perjalanan atau proses menuju kesitunya.

klw kita ini mw secara terbuka nyampaikan hasil2 dan proses2 pencapaiannya dengan bahasa dan gaya bahasa yang kita fahami bersama, tanpa ingin diakui kebenarannya, atau tanpa ingin diiringi tendesi ngajarin org...dan hanya semata-mata menceritakan dan saling tukar pengalaman, pasti pernyataan2nya akan mudah dipahami oleh peserta yang lain, diskusinya akan berjalan baik dan enak. dan yang lebih penting pasti akan ada sesuatu yang bener2 bisa bermanfaat bagi orang lain...

cuman sayang...keliatannya kita ini lebih seneng menyampaikan pendapat orang lain dibanding menyampaikan pengalaman dan analisa dari pengalaman kita sendiri.

kita ini keliatannya baru punya kesenangan ngungkapkan kata2 dan kalimat indah yang terkesan bijak dan hebat yang diucapkan oleh orang lain, dan belum mau mempunyai kesenangan untuk menyampaikan pengtahuan dan pengalaman kita sendiri apa adanya....

akibatnya...kita ini jadi sering terkonsentrasi dan terjebak dalam memperdebatkan arti atau definisi dari kata2, kalimat atau ungkapan2 orang lain dibanding memperbincangkan dan saling tukar pengalaman kita masing2.

klw diperhatikan, banyak pernyataan dari peserta diskusi yang sebenarnya merupakan cukilan2 dari orang lain. dan sedikit sekali pernyataan yang disampaikan berdasarkan pengalamannya sendiri...

ada lagi pernyataan2 yang disampaikan secara begitu saja, tanpa ada pemaparan mengenai latar belakang pemikiran atau pengalamannya sendiri...

belajar itu artinya mengamati proses kejadian dari a ke b atau ke c sampai ke z. di setiap transisi itu pasti ada hasil pengamatan. dan hasil pengamatan itu akan membentuk pemikiran..nah bentuk2 pemikiran yang dihasilkan dari pengalaman kita dalam mengamati tiap2 kejadian itulah yang disebut dengan ilmu.

ilmu atau hasil pengamatan2 yang kita lakukan dan alami itulah yang sebaiknya kita sampaikan dalam forum diskusi. kalaupun kita nyampaikan beberap cukilan, itu hanya untuk kita jadikan rujukan. jangan malah sebaliknya, lebih banyak cukilannya di banding ilmu kitanya. gimana bisa dapat dikatakan mau sharing kalau caranya diskusinya seperti itu mah atuh!
Kiriman 24
Batu Gong menulispada 16 Desember 2009 jam 22:18
kalau sampean mengambil pendapat sendiri berati sampean nga pernah mengikuti imam mazhab 4 dan ngapain hasil sipritual pribadi di unek2kan tempat seperti ini...memang benar perkataan shohib al-samahah Ra apa bila kita meejalaskan sesuatu tersebut melalu sebuah email,tidak akan ada yang bisa menerima dan ingin menang sendiri dan akan terjadi perdebatan...harus dengan cara face to face berhadapan lansung...baru akan tercengang oh ternyata ngono to!!!
Kiriman 25
Anda menulispada 16 Desember 2009 jam 22:19
@ Agus :
tolong jangan hanya bicara sepenggal-penggal! kalau emang mau ngasih tau, jelaskan semuanya...

saya ingin tau...apa anda itu hanya membeo aja atau emang udah ngalaminnya sendiri!

kalau anda udah ngalamin, pasti anda bisa ngasih tau prosesnya dan kejadiaannya dong! tolong jelaskan! klw gak mau disebut "BEO"!
==========
Amin. Semoga dengan ikhlas saya tidak membeo atau carpak kata orang madura.

sebatas pengalaman saya hingga saya yakin 100% akan adanya Allah dan benar-benar bukan islam karena warisan seperti tulisan istri saya dalam group ini yaitu ADE IMDA FIRMANSYAH.

Sebelumnya biar tidak salah paham mungkin inilah arti quantum yang dapat saya artikan :
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.

Sehingga ada isitilah yang banyak mengunakan istilah quantum, seperti qunatuk ikhlas, quantum titik balancing atau ada juga istilah Quantum Teaching atau diindonesiakan menjadi pembelajaran kuantum, yaitu suatu metode pembelajaran yang mengintegrasikan semua unsur yang terkait dalam proses pembelajaran, baik pengajar, materi, lingkungan maupun peserta didik, sedemikian rupa sehingga tercipta suatu atmosfir yang kondusif dalam mencapai tujuan pengajaran melalui proses yang efisien.

Begitu juga pada pemahaman diri, saya suka menggunakan istilah quantum dengan istilah Titik Quantum adalah titik adalah sebuah prosesi titik interaksi energi pikiran, hati nurani yang mampu kita rubah menjasi energi nur robbaniay didalam diri. Pada kondisi inilah manusia mengalami kondisi yang paling sempurnan sebagai manusia.. yaitu kondisi titik puncvak ikhlas dalam diri, dimana diri sudah mampu memaknai hidup antara dicaci dan di puji memiliki makna yang sama.

Ternya kondisi ini tidak sulit untuk dicapai oleh manusia, salah satu langkah yang saya pelajari adalah dengan dzikir tauhid, yaitu dzikir semaksimal mungkin dalam 24 jam. Insya Allah dengan bantuan dzkir ini kondisi titik quantum akan kita dapatkan. pada saat inilah nur robbaniyah kita temukan dalam diri, kalau boleh saya bilang nikmatnya nur robbaniyah itu seperti pada saat kita melakukan hubungan seks dengan sitri dan pada titik klimaks dan bisa keluar bersama-sama. tapi pada prosesi ini kan hanya sekian detik saja, tapi pada titik quantum kenikmatan menikmati caya robbanyiah bisa berjam-jam. subhanallah... semoga tidak riya... saya takut sekali riyak menulis tulisan ini.. mohon maaf sejuta maaaff. saya telah riyak, ujub hingga suma'ah, menulsi ini., semog Allah mengampuniku...

Sekali lagi mohon maaf.. bukan berarti aku bisa melihat caya robbaniyah... maaf... inilah pengalaman sedikit mungkin ada manfaatnya, dengan nia tibadah insya Allah dan minta doanya semoga sekali lagi tidak ujub dan sum'ah. astagfirullah.....
Kiriman 26
Batu Gong menulispada 16 Desember 2009 jam 22:20
klau sampean tidak tahu Muraqobah..tanya org2 yang pernah merasakan sipritual kebatinan (Tarekat)...
Kiriman 27
Anda menulispada 16 Desember 2009 jam 22:28
@ Arab :
kalau sampean mengambil pendapat sendiri berati sampean nga pernah mengikuti imam mazhab 4 dan ngapain hasil sipritual pribadi di unek2kan tempat seperti ini...memang benar perkataan shohib al-samahah Ra apa bila kita meejalaskan sesuatu tersebut melalu sebuah email,tidak akan ada yang bisa menerima dan ingin menang sendiri dan akan terjadi perdebatan...harus dengan cara face to face berhadapan lansung...baru akan tercengang oh ternyata ngono to!!!
==========
Benar juga tapi, dalam sharing seperti ini, ikhlas adalah yang terbaik sebagi senjatanya, kalau tidak bisa ikhals mendingan tidak usah ikutan sharing.. kalau face-to face, wah... kit akan berjauhan, berarti tidak jadi diskusi.. dong... hehehehe... atau kita hacker saj group ini heheheh... kan tidak begitu toh... sanatai aja coy... semoga ikhals selalu.. saya suka dengan gerakan ikhlas dalam group seperti ini..

biarkan oran gngomong apapu pada kita kita twerima aja, bahkan aku dibilna gajing, babi, kotoran anjing dan manusia sesat dan apapun dech... paling -paping saya hanya jawab, iaayaya.. nbenar tapi anda bapaknya yaa... hehehe.. gitu aja...

COBA BUKA GROUP YANG LEBIH SADIS LAGI DALAM FB. SEPERTI

MEMBUKA KEDOK NABI MUHAMMAD SAW.... DLL
Kiriman 28
Batu Gong menulispada 16 Desember 2009 jam 22:28
M Imron pribadi: memang seprti itu pak kalau kita sudah pernah merasakannya (manzaqo arafna) siapa yang merasa iya yang akan tahu...AGus:.jangan main hujat aja,tanya dong....sesuautu yang kita ketahui masih banyak yang belum kita mengerti perlu dokter kebatinan akan tahu hasil muasilnya....kapan2 kita ketemu aja kalau di temapt seprti ini tidak bakalan mengerti....
Kiriman 29
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 22:28
@ imron, saya sangat menghargai upaya anda untuk memberikan penjelasan mengenai apa yang anda nyatakan. terlepas dari benar atau tidaknya. terlepas dari sependat atw tidaknya dengan pendapat org lain, setdknya anda telah memberikan suatu pernyataan yang jelas, sehingga tidak sepotong2, sehingga org yang membacanya akan langsung mengerti apa yang anda maksudkan dengan pernyataan anda itu.

dan hebatnya lagi, anda telah secara jujur dan terbuka nyamapiakan proses apa yang anda lakukan untuk mencapai apa yang anda katakan itu secara jelas juga.

inilah bentuk diskusi yang tepat, dimana setiap peserta harus bisa dan mau menyampaikan secara jelas batasan2 atau pengertian dari apa2 yang disampaikan atau dinyatakannya dalam ruang diskusi, dan sekaligus memaparkan juga proses pengalamannya sendiri berikut hasil2nya.

hebat! terus terang, saya angkat jempol buat anda. dan klw pernyataan saya kemaren itu menyentuh hati hati anda, tolong dimaafkan!

terima kasih atas seluruh penjelasannya..

Kiriman 30
Anda menulispada 16 Desember 2009 jam 22:33
Insya Allah, mengapa group ini saya tulis, karena saya ingin manusia hidup harus selalu menghiasi diri selain menjalan rukun islam dan iman perlui senjata tambahan yaitu DZIKIR TAUHID dan IKHLAS dala segala hal.. insya Allah.. segalanya akan kita ketmukan hingga ribuan rahasia Allah hingga kita tidak bisa menghitungnya....


Kiriman 31
Anda menulispada 16 Desember 2009 jam 22:38
@ Agus: insya Allah dalam hidup saya ada satu prinsip yang harus dipegang agar kita selalu di lindungi Allah dan selalu bersama Allah, yaitu memaafkan segala keslahan oran glain baik sebelum kenal maupun sesudahnya, higga umpama oran gyang hari ini lewat tiba-tiba meudahi anda dan menampar anda didepan umumpun kita harus memafkannya, inilah ilmu ikhlas.. insya Allah segalanya akan tersa damai dan indah dalam menjalani hidup ini, walau kita sendirian tetapi kita mampu menghadirkan seribu teman dalam diri kita, inilah salah satu rahasia Allah bagi oran gyang menjalankan DZIKIR TAUHID DAN IKHLAS dalam segala hal. insya Allah... semoga saya bisa lebih ikhlas lagi dalam menjalani hidup ini.... amin. amin. amin. maaf.. maaf... kalau ada kata-kata yang riyak dan ujub.
Kiriman 32
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 22:41
@ arab, saya nanya sama anda knp muraqobah anda identkan dengan shalat bathin, kok malah nyurus saya nanya ke org lain. knp? anda gak tau?
klw emang anda sendiri pun gak tau, ya jgn ngomong atuh. apalagi dipakai untuk menjustifikasi pendapat anda.

saran anda agar saya nanya ke org2 yng suka muraqobah juga, pertanda bahwa anda itu suka berlindung dibalik omongan dan pengalaman org lain, dan gak mau mempertanggung jwbkan omongan atau pernyataan anda sendiri.

okey, saya nana sekali lagi. apa yang menyebabkan anda menganggap muraqobah sebagai sesuatu yg identik atau sinonim dengan shalat bathin? apa?

dan tolong jelaskan proses2nya. seperti cara pak imron nyampaikan quantum ikhlas...

jgn nyuruh2 sy nanya dulu ke yg lain sebelum anda nyampaiakn dulu pemaparan anda, ya!
Kiriman 33
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 22:48
@ imran, sekali lagi saya ngacungin jempol saya buat anda! mudah2an ke-aku-an dan ego kita yang sering menghalangi keikhlasan itu buyar, dan semkain meningkatkan kualitas keikhalasan kita..
thanks atas sikapnya...
Kiriman 34
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 22:59
@ arab, klw gak tau yg pendeknya berati belum ngerti betul! yg udah ngerti mah segimana pun panjang dan luasnya penalaran, bisa menjadikannya pendek.

mungkin anda belum bisa narik kesimpulan pendek dari apa yg ada pahami atau anda alami, makanya anda selalu memerlukan waktu yang lama dan paparan yang yg panjang untuk menjelaskanya sama org lain.

klw yg udah ngerti bener2 mah bisa memanjangkan yang pendek dan memendekan yang panjang. bahkan bisa menghilangkannya sekalian...

begt, bro...

banyak org yg seperti anda. bisa nyatakan sesuatu tapi gak bisa neranginnya secara ringkes, jelas dan tepat!

Kiriman 35
Eny Widowati menulispada 16 Desember 2009 jam 23:18
Buruk rupa cermin dibelah,padahal masih butuh cermin,dialog2 putar belit dan sepertinya seneng membahas oknum,....
Kiriman 36
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 23:20
belajar agama itu bukan agar kita jadi tau maksud dari semua ajaran2nya. belajar agama itu adalah agar kita juga menjalani dan mengalami apa2 yang disampaikan dalam ajaran2 itu secara pribadi.

klw agama hanya dianggap sebagai objek mah ya percuma. agama itu harus menyatu dengan diir kita menjadi subjek. bukan melulu sekedar jadi objek pembahasan, penelitian, apalagi perdebatan dan saling mengklaim pemahaman atasnya doang...

apakah kita diskusi itu hanya untuk menjadikan objek pembahasan atau biar merasuk dengan diri kita sendiri dan menjadi subjek?

klw hanya untuk menjadikan objek...percuma..
dan kalau maw menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan dan kediriann kita sendiri, maka ceritakanlah dan sharingkanlah proses subjektivitasnya itu kepada yang lain, agar bisa saling tukar pengalaman dan bukan hanya tukar pikiran doang....
Kiriman 37
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 23:23
oleh krn itu, faktor subjeknya atau orgnya pun harus menjadi salah satu perhatian..

gak bisa hanya fokus ke objek pembahasannya aja...tp juga harus kita tanyakan juga, sejauh mana tiap2 org dari kita itu menjalani dan merasakan proses pemahamannya secara langsung...
Kiriman 38
Eny Widowati menulispada 16 Desember 2009 jam 23:29
Ngomongin apa sih ?
Kiriman 39
Agus Julianto menulispada 16 Desember 2009 jam 23:39
@ arab, klw emang begt maksudnya, bagus...saya hargai...

tp lain kali, anda juga hrs bisa menahan diri dari menyatakan istilah2 khusus, yang bukan untuk umum, apalagi tidak ada kata rujukannya di dlm quran atau hadits

terima kasih atas kesadarannya...!
Kiriman 40
Arif Abadi menulispada 17 Desember 2009 jam 0:08
@ Ass ww ...

eh rupanya ada sesuatu diluar Qur'an & Sunnah yang bisa dijadikan hujjah to?
eh rupanya ilmu agama ada yg bersifat eksklusif juga to?

pernah sampai ... untuk itu silakan buka saja secara terbuka sama gak seperti yang kudapat
Kiriman 41
Eny Widowati menulispada 17 Desember 2009 jam 0:16
Knapa harus sama mas? gimana kalo beda ?
Al Qur'an,sunnah,agama,menurut mas kmana arahnya ?
Kiriman 42
Arif Abadi menulispada 17 Desember 2009 jam 0:28
cermati dulu kalimatnya ... disitu kemudian akan ada diskusi sehat (ada komparasi) tidak sekedar rasa merasa !

.... arahnya satu

Kiriman 43
Bambang Afi menulispada 17 Desember 2009 jam 0:40
ikutan ya....
Judul topik : Ingin mengenal Allah dan menemui Allah.

Kalau menurut pengalamanku, dari berbagai tanjakan bathin yang teralami ternyata aku dan diriku ga bisa untuk mengenal Allah dan menemui Allah, yang bisa kulakukan hanyalah pasrah (ikhlas) serta menjalankan Tarekat, dan ternyata Allahlah yang menampakkan Nur sifat2Nya (Tajjali) yang Agung yang memang tidak bisa dilukiskan dengan kata2. Inipun kalo kulakukan sendiri dengan pemahaman sendiri tentunya mengalami suatu pemahaman yang mungkin bisa berbeda dengan pengalaman rekan2. Namun Alhamdulillah dalam tahapan yg seperti ini saya dibimbing oleh seorang guru mursyid yang memang menurut saya sudah ahli dalam permasalahan ini.

Mohon maaf .... bukannya mau sok... hanya sekedar nyeritain pengalaman aja... sekali lagi mohon maaf.
Kiriman 44
Eny Widowati menulispada 17 Desember 2009 jam 0:42
Jadi maksudnya diskusi ini tdk sehat ya (tdk ada Komparasi?) Adakah yg salah dgn merasa ? ( saat ini apa mas jg tdk merasa? ) kalao arahnya satu mestinya biarkan aja diskusi ini berjalan,toh arahnya tetep satu,gimana mas....
Kiriman 45
Bambang Afi menulispada 17 Desember 2009 jam 0:46
Salam Kenal...
bukan begitu maksud saya mbak Eni.. saya hanya mencoba untuk lebih menfokuskan pada topik.
Kiriman 46
Eny Widowati menulispada 17 Desember 2009 jam 0:50
Maaf mas Bambang,pertanyaan sy tujukan buat mas Arif.
Salam kenal kembali,makasih atas topiknya.sy sdg belajar.
Kiriman 47
Bambang Afi menulispada 17 Desember 2009 jam 0:52
Sama mbak, saya pun juga sedang belajar....
Kiriman 48
Arif Abadi menulispada 17 Desember 2009 jam 1:05
@Eny ... bgmn sst bisa dikata benar kalau tak ada komparasi ... ?
Kiriman 49
Anda menulispada 17 Desember 2009 jam 1:05
@ Arif: pendapat mas Arif benar, sering kali orang dalam mempelajari mengenal Allah dan higga mau berusaha menemui Allah... tidak mustahil kalau ada orang yang mampu untuk hal ini, tentunya orang ini telah memilki maqom sendiri...

Dalam prosesi mengenal Allah ada banyak jalan, diantaranya:

Konsisten pada sholat
konsistemn pada amal
kosisten pada dzikir
konsisten pada berfikir
konsisten pada hati nuraninya
konsisten pada ucapannya
konsisten pada ajaran syariat islam Quran dan hadist

semua ini bisa mengenal Allah...

Tahapan mengenal Allah memang benar kata mas.. arif pertama adalah merasa, dari merasa kemudian yakin, dari yakin kemudian dia akan percaya, dari percaya kemudian tenang lah jiwanya, dari tenang dia bersama nama-namaNya, dari bersama nama hingga dia quantum pada keihlasan Allah. disnilah jiwa manusia dengan konsisten amalan berdasarkan rukun islam dan iman yang berpedoman pada Al-Quran dan Hadist.. benar-benar mampu mengenal Allah dalam realitasnya...

Dalam tahapan mengenal.. maka selanjutnya berusaha dalam prosesi menemui.. pada tahap inilah saya tidak berani berkomentar.. karena segala komentar dalam proses ini akan sia-sia saja, karena bahasanya sudah menggunakan bahasa hati dan bahasa nur robbaniyah... bahasa nur robbaniyah inilah yang dpakai iman ghozali dalam komunikasi dengan Allah.... insya Allah..
Kiriman 50
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 1:07
@bambang, klw anda menyadari adanya kesulitan dalam melukiskan pengalaman rasa atau bathiniahnya anda tsb itu jauh lebih baik dr org2 yg gak sadar dan kemudian memkasakan dirinya untuk ngelukiskan keadaannya itu dan nyampaikannya ama orang.

tapi anda juga jgn berkecil hati, karena walaupn anda mungkin tidak bisa melukiskan keadaan itu dengan gaya anda kalimat sendiri, yakinlah bahwa apa yang anda alami itu pasti ada keterangan atau penjelasaan kata2nya dalam quran atau hadits. dan anda bisa menggunakan istilah atau redaksi yang ada disitu dan terhindar dari membuat istilah2 sendiri yang belum tentu dapat dipahami oleh org lain atau umumnya org islam.

klw anda rajin baca quran atau baca hadits, pasti akan nemukan ayat yg semakna dengan apa yang anda alami. dengan menggunakan car yang demikian maka disamping kita akan jadi ngerti makna ayat qurannya, kita juga tidak terdorong utk membuat kalimat2 ungkapan sendiri yang redaksinya gak sama dengan quran dan itu berarti anda telah menghindar dari dianggap melakukan bid'ah oleh mereka2 yang biasa melakukan itu..

hebat..semoga pengalaman anda itu semakin Allah sempurnakan dan semakin dapat dimengerti oleh diri anda sendiri...


Kiriman 51
Anda menulispada 17 Desember 2009 jam 1:12
maka sering kali dalam diskusi-diskusi di group ini yang lalu-lalu saya sebut dengan istilah bahasa nur robbaiyah... dalam diskusi yang bertema "TEKHNIK KOMUNIKASI DENGAN ALLAH" dlll... tapi sayang topik tersbut telah diblokir karena status saya kena blokir oleh pembuat situs FB... hehehehe... maklum saya buat hacker salah satu group debat kristologi... hingga di blokkir...
tapi bolehlah, akan saya tampilkan kembali semua hasil sharing dengan teman-teman yan gterdahulu dalam group ini yaitu... TEKHNIK KOMUNIKASI DENGAN ALLAH... salah satunya pendapat mas arif yang banyak.

salm untuk semua.. semoga ikhlas selalu dalam menulisnya .. insya Allah akan mendapat barkohanya...amin
Kiriman 52
Arif Abadi menulispada 17 Desember 2009 jam 1:12
@ kalau memang ada yg telah ketemu di dunia ini dengan apapun ilustrasinya ... dapat ditebak itu hantuuu bukan Allah !

kmd kalau memang telah sampai maqom "sampai" berilah jawaban atas pertanyaan "inikah yang membuat manusia lebih mulia dibandingkan manusia yg lain?" ... jawabnya ... Tidak!
Kiriman 53
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 1:29
@arif, dlm kenyataannya memang ada org/kaum yang Allah lebihkan, kan? banyak ayat di dlm Quran yg nyatakan itu.

hanya sayang, krn gak sedikit juga org yg ngaku2 udah kenal Allah, atau udah sampai maqamat ini atau itu, akhirnya jd muncul semacam apriori.

keliatanyannya, pandangan anda pun didasari oleh apriori itu. atau bisa juga muncul krn rasa dengki.

ingat gak di quran ada ayat yang nyeritakan bhw alasan dari org2 quraish kebanyakan dalam menolak apa yg disampaika sama Nabi itu, bukan krn gak ngerti atau gak tau, tp lebih dikarenakan kedengkian mereka sama Nabi..

inget gak kisah itu?

makanya...hati2
selama seseorang itu menyampaikan secara tulus dan terbuka dan disertai penjelasan2 yang masih ada dasar hukumnya, knp hrs langsung kita patahkan dan langsung dianggap salah....

siapa tau itu tuh krn terdorong oleh kedengkian dan sikap apriori...
anda sebaiknya..belajar ngilangin emosi2 anda yang negatif dulu lah!
Kiriman 54
Semut Hitam menulispada 17 Desember 2009 jam 1:37
[109:1] Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
[109:2] Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
[109:3]Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
[109:4] Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
[109:5] dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
[109:6] Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".

Maksud orang kafir adl pengikut2 yg tolol.
Keberadan Allah tdk mampu disenibahasakan dan disenikatakan dlm teori kitab2,dogma2 yg diwariskan secara turun temurun.Para ahli agama/ahli kitab bersikukuh memaparkan teori2 dan tak mau dikritik, berburuk sangka dgn pengalaman batin org lain.Padahal pengalaman"pernah" bg seseorg amat berarti buat si pelaku,dan menyangsikan ke"pernah"an org lain adl perbuatan yg keji....

Kiriman 55
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 1:56
Adakah yang bisa menerangkan.......

1. Kenapa kita ... " Ingin Mengenal Allah dan Menemui Allah??? " pada saat ini ?

2. Jalan apa saja yang dapat dilakukan bagi orang yang menginginkannya ?

3. Apa saja yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. sebelum diangkat menjadi nabi?
4. Apa yang menjadikan alasan sehingga Nabi Muhamad SAW. terpilih menjadi utusanNya ?
5. Adakah Nabi Muhamad SAW. itu manusia istimewa( berbeda dari manusia yang lain) sebelum diangkat jadi Nabi ?
6. Bolehkah orang lain mencoba mengikuti jejak kangkah Beliau sebelum kenabiannya....( artinya langkah2 yang tidak tertulis dalam Hadist)...?
Kiriman 56
Endy Ramadian menulispada 17 Desember 2009 jam 2:41
Kalo sesama manusia aja saling mendengki dan merasa dirinya benar, gimana kita mau benar2 mengenal ALLAH? Merasa lebih baik, lebih hebat, pintar dibandingkan orang lain aja sudah sifatnya si iblis laknatullah. Benar begitu?
Tidak mudah untuk benar2 mengenal ALLAH. Membutuhkan waktu yg tidak sebentar. Kita masih harus belajar banyak dan jangan pernah merasa puas. Apalagi merasa sudah mengenal ALLAH.
Kiriman 57
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 2:47
@Endy...> Kalau menurut Pak Endy harus dari manakah mulainya untuk mengenal Allah itu ..? Apakah dengan banyak menghafal ayat Quran dan hadis akan dapat mencapainya ?
Kiriman 58
Endy Ramadian menulispada 17 Desember 2009 jam 2:49
Kalo menurut saya, ya harus dari diri kita sendiri. Banyak orang hafal Quran & Hadis tapi belum tentu mereka mengenal ALLAH.
Kiriman 59
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 2:53
Iya mamang betul .... apa lagi kalau kita terlalu gampang gampang "percaya" tanpa pernah melakukan penelaahan terhadap arti dan makna yang terkandung dibaliknya... sehingga salah menafsirkan maksud dari isi Kitab itu.
Kiriman 60
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 3:01
Tapi bagaimana cara atau langkah apa yang yang harus dilakukan agar diri ini bisa mengenal-Nya ? apa lagi sampai bisa menemui-Nya
Kiriman 61
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 3:31
harus dimulai dari keinginan dulu. keinginan yang kuat atau niat itu adalah sesuatu yang paling dulu.
Kiriman 62
Datuk Aslam menulispada 17 Desember 2009 jam 4:21
@Agus julianto..
Salut atas ulasan-ulasannya...
Untuk berhubungan dgn Allah... mungkin dimulai dgn mencintai-Nya..
tapi mencintai
Allah saja rupanya belumlah cukup untuk mendapatkan cinta dari Allah..
Nabi bersabda,
"Kasihilah siapa yg di buni, niscaya engkau akan dikasihi oleh siapa yg dilangit" Pada kesempatan lain beliau berkata, "Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri"
Yesus membenarkan perkataan seorang ahli Taurat, "Cintailah tetanggamu seperti mencinta dirimu sendiri" (Lukas 10 : 27)
Nah....ini berarti Cinta vertikal antara sang hamba dan Tuhannya tidak akan terwujud jika tidak disertai dgn cinta horizontal antara sang hamba dan sesamanya.
Kiriman 63
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 5:59
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebagai realisasi dari pengamalan orang beragama apakah masih ada itu terbersit rasa dalam diri Bapak Datuk bahasa Vertikal dan Horizontal...? Dan bagaimana kah menurut Pak Datuk cara menyatakan Cinta kepada Allah ..dan bagaimana kah menurut Pak Datuk cara menyatakan Cinta kepada sesama mahluk ?? Kok bisa terpisah pisah begitu ?
Kiriman 64
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 7:51
apa yang disampaikan datuk aslam itu merupakan cerminan dan sekaligus manifestasi dari ayat 1 alfatihah.

ayat itu adalah ayat yang jadi induk prilaku keagamaan dan spiritualitas kemanusian.

kadar keagamaan dan spiritualitas orang itu memang tidak bersifat individualitas. tetapi berkaitan juga dengan sikap2nya kepada sesamanya dan alamnya.

tanpa sikap itu, agama hanya akan menjadi alat menguasai dan mendominasi orang lain dan alamnya (egosentris)

dan tidak akan menjadi rahmatan lil alamin

egosentris atau rasa ke-aku-an itu berlawanan dengan sifat rahman rahimnya Allah...

saya sepakat sekali dengan datuk aslam...




Kiriman 65
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 8:00
nah, untuk mencapai sikap hidup yang demikian itu, mau gak mau kita harus waspada, menghindar dan kalau bisa merubah sikap egosentris atau cinta diri itu jadi cinta kpd sesama dan alamnya.

egosentris itu adalah sifat murni dari tubuh lahiiriah kita..

makanya di dalam quran ada ayat yang nyatakan bahwa ada 2 hal yang diilhamkan kepada jiwa. pertama adalah keburukan dan kedua adalah kebaikan.

keburukan itu adalah hawa nafsu yang keluar dari jasad. sedang kebaikan adalah akal yang diberikan oleh Tuhan kpd kita...

tanpa akal kita akan sulit mengenal karaktristik dan efek2 buruk dari hawa nafsu tubuh...

hawa nafsu itu memiliki kecenderungan cinta diri...dan melalui akal, Allah ngajarin manusia agar cinta sesama dan alamnya demi mendapat keridhoan-Nya...

Kiriman 66
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 8:15
Nah ini dia Pak Agus...yang diistilahkan akal itu yang harus ditelaah... munculnya produk akal yang sesungguhnya bisa positif dan bisa negatif. Maksud saya apa yang mengendalikan akal ini ? Pengendali akal ini yang harus ditemukan oleh tiap-tiap diri agar selalu ada dijalan yang lurus itu...
Kiriman 67
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 8:48
Sebagai manusia biasa pasti memiliki Nafsu. Nafsu ini yang menjadikan manusia itu hidup dan berkehidupan. Nafsu adalah keinginan..... jadi jangan lansung dicap buruk. Manusia tanpa nafsu ... ya pasti tidak punya kehidupan. Yang menjadikan manusia terpisah / terhijab dari Allah adalah karena Nafsu itu. Nafsu Amarah, Lawamah, sawiyah dan Mutmainah. Tiga nafsu pertama yang harus ditertibkan, sehingga yang "menguasai" kehidupan kita tinggal Nafsu Mutmainah. Caranya ya harus bersuci diri. Setelah itu baru bisa bicara tentang bagaimana " mengenal Allah" dan bicara tentang ingin "menemui Allah". Jadi disini engga ada bicara tentang dalilnya apa atau hadisnya apa......barangkali begitu gambarannya ???
Kiriman 68
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 8:58
pak haji, kita ini sebenarnya mah makhluk ruhaniah. bukan makhluk jasadiah. mangkanya, walaupun suatu waktu nanti yang jasadnya rusak dan mati, kita mah tetep akan ada. itu artinya, jasad itu bukanlah kita yang sebenarnya.

sebagai makhluk ruhaniah, kita juga dikasih ilmu sama Tuhan. alatnya itu namanya akal.

dan agar tubuh kita yang lahiriah ini dapat bergerak dan mengontrol sistem biolgis, motorik dan organiknya dikasih otak.

otak yang ada di kepala kita ini sebenernya mah alat kontrol tubuh lahiriah kita.

untuk berkomunilkasi dengan dunia yang ada diluar tubuh ada yang namanya pancaindera. nah apa2 yang ditangkap oleh panca indera ini tersalurkan ke otak dan keluar sebagai nafsu. nafsu untuk melihat yang indah2, nafsu untuk mendengar yang merdu2, nafsu untuk meraba yang lembut2, nafsu untuk mencium yang wangi2 dan nafsu untuk mengecap yang lezat2.

secara alamiah, nafsu itu bersifat ingin langsung mendapatkan dan memenuhi yang diinginkannya. tanpa memperdulikan bahaya atau kerusakan2 yang mungkin terjadi akibat dari pemenuhan keinginannta secara langsung itu.

nafsu yang muncul akibat dari pancaindera ini, tidak mengenal aturan.

nah ilmu yang didapat melalui akal manusia lah yang bisa mengendalikan kecenderungan dan menangkal efek2 buruk dari nafsu.

jadi, pak haji harus bisa membedakan dulu akal dan otak.

akal itu out put nya ilmu, sedangkan otak itu nafsu...

mangkanya ada istilah omes atau otak mesum!
Kiriman 69
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 8:59
Lain halnya kalau kita hendak membicarakan tentang bab Ibadah, baru lihat Kitab Al Quran dan Hadist. Sebab tidak boleh ada penyimpangan sedikitpun. Apa lagi mengada-ada hal yang baru itu dilarang. Beda halnya dengan masalah Tauhid. Kita tidak bisa mendustai diri sendiri tentang Keyakinan akan adanya Allah. Tidak mungkin kita akan sampai pada suatu keyakinan tanpa suatu "pembuktian". Tidak mungkin kita akan sampai pada keyakinan dengan hanya banyak-banyak membaca kitab ini dan itu, tanpa memiliki "kemampuan melihat" yang benar .
Kiriman 70
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 9:03
Hahaha.. Pak Agus itu kamana wae .....pake ada omes segala...
Kiriman 71
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 9:08
untuk memahami apa yang saya sampiakan diatas, pak haji bisa merasa2kannya secara langsung sekarang pun juga.

apa yang ada di kepala kita itu umumnya nafsu2! nafsu2 itu mempengaruhi perasaan atau emosi kita. dan memunculkan keinginan2..

keinginan2 itu biasanya diikuti dengan harapan dan persepsi2 atau dugaan2 serta prasangka...

pada saat yang sama, pak haji juga akan merasakan adanya semacam kesadaran untuk bertahan dari dorongan2 keinginan itu dan emosi2 serta persepsi2 yang menyertainya..
Kiriman 72
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 9:15
Ya..ya..saya paham ... tadinya saya hanya melihat alatnya ...> otak ... kemudian otak dipengaruhi indra yang merespon pengaruh luar ... dikaitkan dengan permintaan nafsu jasmani ....> otak berfikir ..> .apa yang akan dikerjakan otak tergantung ijin dari hati (qolbu) kita...gitu...
Kiriman 73
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 9:16
kata kunci paparan saya di atas ada di

1. kita ini makhluk ruhaniah
2. sebagai makhluk ruhaniah, kita pun dikasih akal
3. karena ada jasadnya dan agar bisa berfungsi normal, maka ada otak atau pusat kontrolnya...
4. yang diproduksi akal itu ilmu yang terbebas dari pengaruh dorongan2 tubuih.
5. yang diproduksi otak itu dorongan2 hawa nafsu dan insting pemenuhannya.
mudah2an pak haji bisa meneliti dan mengamati kembali.

bisi ada nu salah...tolong benerin...!
Kiriman 74
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 9:20
Ya engga cuma berbau ilmiah pisan....hehehe...
Kiriman 75
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 9:24
Point satu yang paling penting ... sadari atau temukan atau yakini dulu .... bahwa diri kita itu adalah makhluk ruhaniah .....bukan yang wujudiah ini... hehehe..
Kiriman 76
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 9:26
mangkanya gak aneh klw kemudian banyak sekali orang2 yang rahin puasa dan tafakur atau meditasi bisa meraih ilmu yang kadar pengaruh nafsu dan prasangkaannya minimal sekali.

karena, pada saat ia melakukan kegiatan berfikir/taffakur, panca inderanya gak diaktipkan.

matanya merem, diamnya di gua, biar gak ngeder suara2, dan idungnya gak mencium bau2an atau wangi2an, mulutnya juga gak ngecak makanan, tangan dan tubuhnya diem. gak meraba-raba paha orang lain...

karena pancaindera istirahat, otak juga jadi bisa istirahat. dan dalam keadaan otak yang beristirahat itulah kesadaran ruhaniahnya akan terasa lebih kuat...
Kiriman 77
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 9:29
agama itu sebenernya mah ilmiah pisan, makanya dalam banak ayat disebut hanya bagi tang berpikir atau berakal saja...dan bukan untuk KELEDAI...
Kiriman 78
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 9:29
Wah kalau gitu sih kurang tepat... karena orang saum itu ujiannya harus mampu menahan berbagai godaan yang nyata..... jadi kalau sambil ngumpet mah keenakan teuing....hehehe..
Kiriman 79
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 9:30
ETAMA INTERMEZO NAH ATUH PAK! he..he....pan supaya gak noel2 bujur batur!
Kiriman 80
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 9:32
tapi diawal2nya emang bianya pada nyepi dulu pak.
Nabi aja kan nyepi di gua hira...
Kiriman 81
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 9:34
nah kalau bisa ngebedain mana kata otak dan mana kata akal, baru keluar dan bergaul lagi dengan masyarkat...
Kiriman 82
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 9:35
Iya memang harus.... dan itu diekspresikan dengan menutup mata hidung telinga dan mulut.... sebagai pendekatan dari nyepi itu.
Kiriman 83
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 9:40
kalau gak percaya, cobain dan langsung amati prosesnya sama pak haji secara langsung.

agama itu bisa dipraktekan dan langsung diamati serta dirasakan langsung...bukan isapan jempol doang apalagi hanya dianggap dongeng...

tapi pada saat melakukan atau mepraktekannya harus dalam keadaan sadar...
biar gak ngawur dan bisa mengamati semua proses dan mengambil kesimpulan logis atas pengalamannya itu...jadi gak akan asal ngomong atau hanya niru2 omongan orang doang...
Kiriman 84
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 9:43
Hahaha... Insyaallah .
Kiriman 85
Alam Syahadah menulispada 17 Desember 2009 jam 10:59
Assalamu 'alaikum maaf numpang lewat .....

pamit Bpk2.... Topik ini berbunyi " Ingin Mengenal Allah dan Menemui Allah?"

membaca Topik ini aja udh terhalang....

Maaf kalau ada salah khilaf dan mengganggu Bapak... makasih Pa'... Assalamu 'alaikum...


Kiriman 86
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 11:18
terpancing masuk ke topik aja ini udah terhalang, apalagi ikut ngomentarin...!
duh...lagalknya!
Kiriman 87
Zepie Apero Chepy menulispada 17 Desember 2009 jam 11:32
........................

ada yg t'tipu.......

sungguh kasihan......

sesat atau m'dapat petunjuk itu urusan Allah....biarlah seperti apa adanya....

.........................
Kiriman 88
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 11:34
nah...klw yg ini lbh fair! bener itu...biarlah spt apa adanya...
Kiriman 89
Alam Syahadah menulispada 17 Desember 2009 jam 11:37
hehehe... Biarlah seperti adanya

maniss banget....

tks...
Kiriman 90
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 11:40
nah gt lbh patut...krn klw kamu tetep bersukap spt sblmya, malah kamu sendiri yang akan terhalang terus...bukan topiknya!
Kiriman 91
Alam Syahadah menulispada 17 Desember 2009 jam 11:42
apkh salah... Pa.

Maaf kalau pertanyaan sy jg salah...
Kiriman 92
Agus Julianto menulispada 17 Desember 2009 jam 11:50
ya salah! krn penghalangnya itu bukan di luar diri kamu, tapi di dalam diri kamu sendiri...

yang ada di luar mah gak ada yang salah! emang begitulah adanya!

jadi, pernyataan "terhalang" itu gak perlu kamu nyatakan keluar. nyatakan aja di atau ke dalam diri kamu sendiri!
Kiriman 93
Alam Syahadah menulispada 17 Desember 2009 jam 12:29
alhamdulillah... tlah berkenalan dg Pa Agus disini.... mdh2n selanjutnya akan lbh

banyak hikmah, pengalaman dan pemahaman dpt sy petik di forum ini...

salam ukhuwah untuk semuanya....
Kiriman 94
Tubagus Muharam menulispada 17 Desember 2009 jam 20:02
Jarang orang paham bahwa akan bagaimana keadaan kita dihari kemudian itu .... sangat ditentukan oleh keadaan Tauhid kita saat ini. Hari kematian kita bisa datang kapan saja.... dan itu adalah penentuan nasib kita kelak diAlam Kekal ... apakah akan menerima nikmat atai siksa untuk selamanya ........ Oleh sebab itu kejarlah dari sekarang ketauhidan yang sebenar-benarnya tauhid, sampai diperoleh keyakinan diri .... jangan berdiam diri dalam ketidak tahuan atau dalam keraguan.
Kiriman 95
Wido So Good menulispada 18 Desember 2009 jam 22:31
@ Semua : Salam kenal, berbeda pendapat boleh - boleh saja, yang penting kita satu tujuan untuk mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah dan masing masing orang punya cara berbeda - beda untuk mendapatkannya.
Contoh / filosofi :
Negara Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden SBY, Dia yang mengatur segala pemerintahan yang ada di Negara Indonesia. Untuk mendapatkan kepercayaannya, masing - masing orang berusaha mendekati Presiden dgn berbagai cara untuk mendapatkan kursi Menteri.
Walaupun usaha apapun telah dilakukan, hanya Presiden SBY yang akan melihatnya untuk mendapatkan posisi Menteri**********Untuk Bahan Renungan**********
Bahwa apa yang kita lakukan secara lahir dan bathin, hanya Allah yang menilai.
Kiriman 96
Agus Julianto menulispada 18 Desember 2009 jam 22:34
ya...saya juga pernah ke cikeas, tp ttp aja gak kepilih!
Kiriman 97
Darto Gsk menulispada 19 Desember 2009 jam 1:59
@ Wido

Allah itu dimana sich.....??, Kok menilai nilai hambanya, capaeek dech...
Kiriman 98
Tubagus Muharam menulispada 19 Desember 2009 jam 7:26
Coba lihat diatas lemari atau diatas palang pintu.. barang kali lupa naro ..he he he .. Kok nanya nya Allah itu di mana..? Emangnya kaya barang gitu memakan tempat dan ruang ...?
Kiriman 99
Anda menulispada 19 Desember 2009 jam 14:51
@ Tubagus :
Coba lihat diatas lemari atau diatas palang pintu.. barang kali lupa naro ..he he he .. Kok nanya nya Allah itu di mana..? Emangnya kaya barang gitu memakan tempat dan ruang ...?
==========
wah... kalau pertanyaannya tidak Allah dimana? berarti diri kita sudah tahu tempat Allah dan merasakannya hingga dapat komunikasi dengan Allah.. hingga Allah sudah seperti istri kita yang setiap hari bisa diajak ngobro.. kalau jauh tinggal pake blackberry... heheheh.. aku belum punya nich... blacberry...
Kiriman 100
Datuk Aslam menulispada 19 Desember 2009 jam 21:10
"Dimana engkau memandang disitu wajah Allah"...

"Beribadahlah seolah olah engkau melihat Allah, bila engkau tak dapat melihat Allah, maka Allah yg akan melihat engkau"
Kiriman 101
Tubagus Muharam menulispada 21 Desember 2009 jam 0:08
Ha..haha.. Pak Imron .... tidak selalu harus langsung berarti seperti itu...
Sebetulnya menelusuri bahasa "Ingin Mengenal Allah dan Menemui Allah" bukan dengan pertanyaan "dimana Allah", tapi dengan mendalami pemahaman Dzat Allah, Sifat Allah, Asma Allah dan Af'al Allah.
Kiriman 102
Darto Gsk menulispada 21 Desember 2009 jam 0:32
@Tubagus , bertemu Allah Sesat, Tak betemu Allah Kafir..... Hayooo Pilih mana...??
Kiriman 103
Tubagus Muharam menulispada 21 Desember 2009 jam 0:33
Bersama Allah saja lahhh...yang aman..hehehe
Kiriman 104
Darto Gsk menulispada 21 Desember 2009 jam 0:37
@ Pak Imron : Allah dimana ya...??, Wawllahu muhitum fil alamin...,
Kiriman 105
Darto Gsk menulispada 21 Desember 2009 jam 0:39
he...he...he...., juga ahhh...
Kiriman 106
Tubagus Muharam menulispada 21 Desember 2009 jam 0:42
Kalau ada orang yang sedang berada didalam sebuah goa tapi engga sadar bahwa dia sedang didalamnya, kemudaian dia mencar-cari dimana goa...dimana goa..... ya engga akan pernah menemukannya, karena dia sendiri mencarinya didalam goa itu sendiri. Allah itu Maha Meliputi..... jadi mau cari kemana...????
Kiriman 107
Tubagus Muharam menulispada 21 Desember 2009 jam 0:51
He..he..he.. lagi laaaah.
Kiriman 108
Darto Gsk menulispada 21 Desember 2009 jam 1:29
He...he...he.... Boleh-boleh saja ditambah, begitu juga pemahaman nggak dilarangkan , selagi belum dilarang, apakah sudah kenal kpd Tuhan yang bernama Allah itu itu sdh puncak pengenalan...???, Belum.."itu jawaban yang sangat tegas" kenal itu baru bermula kita beragama yo.....
Kiriman 109
Agus Julianto menulispada 21 Desember 2009 jam 1:57
@ darto, keterangan "seng dicari iku seng mencari" itu tuh di dalam qurannya ada di ayat berapa surat apa ya?
Kiriman 110
Darto Gsk menulispada 21 Desember 2009 jam 3:29
dalam sabda rasullullah SAW : man arofa nafsahu faqod arofa robbahu, man arofa robbahu fasadal jasad


ayatnya tlg bantu dicari kira2 bunyinya : fi anfusikum afala tubsirum, afala tafakkarun.
Kiriman 111
Tubagus Muharam menulispada 21 Desember 2009 jam 5:30
KataNya Allah itu Maha Pemurah.... kalau pun kita hanya Mengenal-Ny maka Allah akan membalasnya dengan MENCINTAINYA. Itu kan sudah permulaan yang bagus. Apabila kita dicintai-Nya, maka Allah akan memelihara apa apa yang dicintai-Nya. Kalau salah akan diberitahu kesalahannya kemudian diberi petunjuk apa yang benarnya, kalau beramal akan diterima amalnya apapun amal itu, kalau memohon akan dikabul.... Enak kan.... Wong Allah itu Maha Kaya, Maha Pemurah dan banyak lagi ke-Maha-annya.......
Kiriman 112
Darto Gsk menulispada 21 Desember 2009 jam 6:12
Cocokkk....., mulai kita mempelajari ilmu dua kalimasyahadat, kenal Allah belum sempurna bila belum kenal mhd. Seratus kali menyebut Ashadu Anla illaha illallah tidak akan islam seorang hamba bila tak dilanjutkan dgn Ashadu Anna mhd darasulullah.
Kiriman 113
Eka Ruliansyah menulispada 23 Desember 2009 jam 1:36
@_@ panjang bener,, kyaknya gak sanggup saya untuk kenal Allah dan menemui Nya... klo bgini caranya...hiks..hiks...

salah saya, liat topik ini, karena saya berkeinginan kenal dan berkeinginan untuk menemuiNya...

tp justru dgn diskusi sperti ini saya jd kenal diri saya,,, makasih smuana yg ada disini, makasih atas pencerahanya nya....

love u alll mmmmmuuuuaaach ^o^
Kiriman 114
Anda menulispada 14 Januari 2010 jam 0:54
Ternyata Allah itu memeang masih sekedar nama saja dan bukan realitasnya Tuhan, berarti Allah itumasih mahluk dan ciptaan Tuhan yang sebenarnya.. sungguh luar biasa dan maha suci Tuhan yang bertaming dalik nama Allah... sungguh Besar Allahu Akbar Tuhan yang bertaming dibalik nama Allahu Akbar...

Sungguh sia-sia jia kita hanya mengagungkan Allah tetapi tidak mengenal realitasnya Tuhan dibalik nama Allah.
Kiriman 115
Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 1:12
Allahu Akbar = Allah Maha Besar ..... >> Besar dibandingkan dengan sesuatu. Sesuatu itu pasti ciptaanNya ....

Allah yang sebenarnya adalah Allah yang ada sebelum ada ciptaan-Nya

......Allah itu tidak ada perbandingannya ..>> Allah itu = Yang Maha Suci.
Kiriman 116
Anda menulis4 menit yang lalu
115... Allah itu hanay sebagai nama Tuhan yang paling agung


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Item Reviewed: Ingin Mengenal Allah dan Menemui Allah??? Rating: 5 Reviewed By: M Imron Pribadi