SELAMAT DATANG
Selamat datanf di lapak MAKRIFATBUSINESS untuk order bisa melalui marketipace Shopee Tokopedia Bukalapak Lazada dengan nama lapak makrifatbusiness atau order via WA 08123489038 email : imronpribadi1972@gmail.com

Cari Disini

Translate


Kamis, 26 Januari 2012

Thoriqoh Syaziliyah [3]

Thoriqoh Syaziliyah [3]

Salah satu pelajaran yang dinisbatkan pada Syech Syazili adalah pelajaran sholawat Annuurdzzaati,
yang bunyinya,
"Allahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammadinin nuuridzdzaatii was sirris saarii fii saairil asmaai washshifaati wa 'alaa aalihi wa shahbihi wasallim"
artinya
"Yaa Allah berikanlah rahmat, salam sejahtera dan keberkahan kepada junjungan kami, yaitu Nabi Muhammad, cahaya Dzat (Allah) dan rahasia Yang mempunyai rahasia dalam seluruh nama dan sifat"

konon, sholawat ini merupakan ilham ruhi yang diterima oleh Syech Syazili dan kemudian diajarkan ke murid2 beliau, di dalam lingkup thoriqoh beliau..
Tetapi setelah kurang lebih hampir 500 tahun, sholawat ini 'keluar juga dipermukaan', dengan ditulisnya sholawat ini di dalam sebuah kitab,
kitab "Himpunan sholawat Nabi beserta khasiatnya" oleh Rafiudin, s. Ag dan Drs Maman A.Djaliel,

Dimana di dalam kitab ini ditulis sebagian kasiatnya adalah :
Shalawat ini untuk membuka rezeki dan untuk memudahkan rezeki, serta untuk pagar atau benteng badan..

Di dalam tradisi kuno pengajaran sholawat Nurdzat ini,
yang sampai sekarang terus di ajarkan di beberapa thoriqoh,
maka ilmu sholawt Nurdzat ini menjadi salah satu ilmu andalan yang biasanya jarang diberikan kepada murid.
Sebab mengandung beberapa hal yang berbahaya seandainya ilmu ini dimiliki tidak oleh orang yang sudah sabar...

Berikut ini pengalaman sebagian teman2 thoriqoh yang sudah memiliki pelajaran dari sholawat Nurdzat ini :

1. Pak Samiaji (bukan nama samaran) seorang dosen perguruan tinggi swasta di kota Malang jawa timur, adalah seorang murid sebuah thoriqoh. Beliau ini sudah mendapatkan pelajaran khusus sholawat Nurdzat. Sempat rajin dzikir dan ngaji beberapa waktu, setelah itu lama dia tidak lagi dzikir dan ngaji..bertahun2 rasa malas dan bosan melandanya. Sampai satu ketika, beliau camping dengan mahasiswa-mahasiswinya. Entah sebab apa, beliau memarahi seorang mahasiswi (bisa jadi karena mahasiswi itu tidak mentaati aturan camping yang di adakan), sebab di marahi oleh pak Samiaji, si mahasiswi sakit hati dan tidak terima atas marahnya pak Samiaji ini.
Kemudian ia pulang dan memanggil kakaknya yang memang brangasan. Si kakak tanpa pikir panjang, langsung mengambil rencong (senjata orang aceh) yang disimpan dalam lemarinya, kemudian naik beca dan mendatangi pak Samiaji di lokasi camping.
"Mana yang namanya Samiaji !!" teriaknya
"Saya " jawab pak Samiaji dengan polosnya
Tanpa ba bi bu, rencong ditarik dari sarungnya dan di babatkan ke tubuh pak Samiaji.
Begitu cepatnya kejadian sampai ia tertegun dan diam saja tak bergerak...
Baju yang dipakai pak Samiaji robek2 membentuk tebasan dan tusukan rencong, sementara gantian kemudian kakak si mahasiswi yang tertegun kaget dan takut tak keruan...
Tubuh pak samiaji sama sekali tidak mengeluarkan darah, sobek ataupun tergores saja tidak sedikitpun...
Mengetahui kejadiannya seperti itu, si kakak kemudian minta maaf pada pak Samiaji, sedangkan sampai malam hari pak Samiaji tidak bisa tertidur memikirkan kejadian siang hari itu yang sangat aneh baginya, dan kemudian ia teringat kembali masa-masa ketika ia mengaji dan mendalami ajaran tasawuf..
Kemudian petunjuk Tuhan datang, ia paham bahwa kejadian tadi siang adalah peringatan Tuhan kepadanya agar ia kembali rajin bertobat, dzikir, dan beribadah kepada Allah swt.
Dan kemudian sejak hari itu ia berubah menjadi lebih baik.

2. Namanya saya lupa, kakak dari temen saya, yang dulunya preman.Orang madura
Jaman dia sebagai seorang preman, biasanya bekal yang dibawa adalah pisau penghabisan yang disimpan di balik celana atau bajunya.
Kemudian orang ini taubat, mendekatkan diri pada Tuhan, dan oleh gurunya ia diberi pelajaran Sholawat Nurdzat.
dulu berbekal pisau penghabisan, kini ia berbekal sisir obat ngganteng..he..he...
Ketika ia sedang melakukan perjalanan ke tempat gurunya, untuk pengajian, tiba-tiba musuh2 lamanya mencegat dia. Apalagi yang dituju kalau tidak membunuhnya. 5 orang dengan senjata clurit yang diputar puter..menimbulkan bunyi bersuitan nyaring...
Sekejap mata kemudian salah seorang dari mereka merangsek maju menyerang si kakak temen saya ini. Clurit sudah di ayunkan
Sontak reflek, tanpa sadar ia meluncurkan tinjunya menjemput serangan maut itu..
entah apa yang terjadi, bukannya tangan yang terkena sabetan clurit, malahan clurit itu tak mampu menahan pukulan yang di beri doa sholawat Nurdzat ini...
sungguh keanehan terjadi...duessss !!!...penyerang itu terpental 5 meter lebih terkena pukulan dan langsung pingsan, Sementara melihat itu, 4 temannya yang tadi takut kaget dan bergegas melarikan diri....
Sementara ia masih bingung dan heran melihat kejadian itu, ia meneruskan perjalanannya ke pengajian dan semakin kuat keinginannya untuk tetap di jalan yang benar seumur hidupnya. Sebab keyakinannya kini bertambah, bahwa "Allah akan melindungi hambaNya yang bertobat"

3. Salah seorang teman saya dulunya adalah pelatih sebuah persilatan tenaga dalam pernafasan yang sudah terkenal di seluruh nusantara ini.
Satu waktu di saat ia berlatih dengan murid2nya, isen saja dia sengaja tidak menggunakan pernafasan dari perguruan silatnya ini melainkan digantinya dengan membaca sholawat Nurdzat 1x..
wuah...5 orang murid2nya yang menyerangnya terpental jauh melebihi dampak dari ilmu pernafasan tenaga dalam yang sebelum ini dipunyai.
Agak kaget, dan setelah melihat begitu dahsyatnya ilmu doa sholawat yang dipelajarinya, setelah itu ia memutuskan untuk meninggalkan dunia persilatan dan perguruannya untuk menekuni bakti kepada Allah ta'ala.

itu hanya setetes dari lautan pengalaman yang pernah ada melalui hikmah pelajaran Sholawat Nurdzat yang di nisbatkan kepada Syech Syazili

selesai..

salam

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Item Reviewed: Thoriqoh Syaziliyah [3] Rating: 5 Reviewed By: M Imron Pribadi