SELAMAT DATANG
Selamat datanf di lapak MAKRIFATBUSINESS untuk order bisa melalui marketipace Shopee Tokopedia Bukalapak Lazada dengan nama lapak makrifatbusiness atau order via WA 08123489038 email : imronpribadi1972@gmail.com

Cari Disini

Translate


Senin, 11 Oktober 2010

Arti Jiwa, Diri dan Ruh

Jiwa

Jiwa/Diri adalah kehidupan yang ada pada setiap diri, dalam Bahasa Arab disebutkan dengan kata : “NAFS” yang artinya ; Jiwa/Diri.

Sebagaimana Allah berfirman :

“Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan Ridho serta di Ridhoi. Masuklah ke dalam golongan hamba–hamba Ku. Dan masuklah kedalam Syurga Ku”. (QS, Al-Fajr : 27-30)

Jiwa/Diri adalah suatu kesatuan antara Ruh dan Jasad, di mana tatkala Ruh nasab/misra kepada sekalian batang tubuh/Jasad maka bernamalah ia dengan Jiwa/Diri.

Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari seorang Awliya Allah dan termasuk Ulama Besar di Kalimantan Selatan Kalampaian yang berguru kepada Syech Mursyid Muhammad Saman Al-madani Al-hasani di Kota Madinah salah seorang zuriat daripada Baginda Rosulullah Saw yang juga sebagai penjaga Maqom Nabi, mengatakan :

Bahwa sebenar-benarnya Diri itu adalah Ruh

Sebenar-benarnya Ruh itu adalah Nafs/Jiwa

Sebenar-benarnya Nafs/Jiwa itu adalah Naik Turun Nafas

Naik Turun Nafas itu adalah Sir/Rahasia

Dan adapun yang dikatakan Sir/Rahasia itu adalah Nur Muhammad Saw.

9 Votes

clip_image001

35 Tanggapan - tanggapan ke “Jiwa”
  1. hinakelana berkata

    November 18, 2008 pada 7:02 am

    Islam adalah agama fitrah. Artinya, perkara apa saja yang ada di dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia. Misalnya, manusia cenderung menghambakan diri kepada apa yang dicintainya. Oleh karena itu Islam memberi petunjuk, kepada siapakah seharusnya kita menghambakan diri. Sebagai contoh, walaupun manusia menyukai harta dan kekuasaan. Anehnya, kita tidak suka jika disebut hamba harta atau hamba kekuasaan, meskipun sikap kita memang seperti itu. Tapi kita redha dan suka jika disebut-sebut sebagai hamba ALLAH. Artinya, fitrah manusia memang ingin menjadi hamba kepada ALLAH, Tuhan Semesta Alam.

    Manusia suka kepada ilmu dan kepandaian agar kehidupannya maju dan tidak beku (jumud). Memang ALLAH menjadikan jiwa manusia begitu keadaannya. Setiap orang juga suka kepada makanan yang lezat, suka kepada lawan jenis, suka kepada badan dan akal yang sehat. Oleh karena itu Tuhan datangkan agama Islam yang mengajar manusia untuk memenuhi tuntutan fitrah tersebut. Sabda Rasulullah, “Menuntut ilmu wajib bagi lelaki dan perempuan” (HR. Ibnu Abdi Al Barri). Kemudian jika mengikut Rasulullah SAW, maka sunnat hukumnya makan daging seminggu sekali. Islam juga mendorong pernikahan dan melarang zina sebab zina hanya akan menganiaya kaum perempuan. Sudah tentu tidak ada orang yang mau teraniaya.

    Begitulah Islam agama fitrah. Apabila sesuatu disukai oleh fitrah, maka Islam akan membenarkan dan mendorongnya. ALLAH yang menciptakan fitrah manusia, maka ALLAH pula yang menunjukkan cara bagaimana keinginan fitrah itu dipenuhi karena begitulah keinginan fitrah manusia. Jika keinginan fitrah ini tidak tercapai maka manusia akan merasa susah, duka cita dan gelisah. Namun tanpa petunjuk dari ALLAH, nafsulah yang akan memimpin manusia untuk melaksanakan kehendak fitrah itu secara liar tak terkendali. Maka, hasilnya akan buruk sekali.

    Sebagai contoh adalah keinginan fitrah manusia untuk berhibur. Batin manusia butuh untuk berhibur sebagaimana jasad lahir manusia perlu beristirahat. Jika tidak dipenuhi maka akan letihlah batin manusia dalam menjalani kehidupan ini 35 Tanggapan - tanggapan ke “Jiwa”

    1. clip_image003

    hinakelana berkata

    November 18, 2008 pada 7:02 am

    Islam adalah agama fitrah. Artinya, perkara apa saja yang ada di dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia. Misalnya, manusia cenderung menghambakan diri kepada apa yang dicintainya. Oleh karena itu Islam memberi petunjuk, kepada siapakah seharusnya kita menghambakan diri. Sebagai contoh, walaupun manusia menyukai harta dan kekuasaan. Anehnya, kita tidak suka jika disebut hamba harta atau hamba kekuasaan, meskipun sikap kita memang seperti itu. Tapi kita redha dan suka jika disebut-sebut sebagai hamba ALLAH. Artinya, fitrah manusia memang ingin menjadi hamba kepada ALLAH, Tuhan Semesta Alam.

    Manusia suka kepada ilmu dan kepandaian agar kehidupannya maju dan tidak beku (jumud). Memang ALLAH menjadikan jiwa manusia begitu keadaannya. Setiap orang juga suka kepada makanan yang lezat, suka kepada lawan jenis, suka kepada badan dan akal yang sehat. Oleh karena itu Tuhan datangkan agama Islam yang mengajar manusia untuk memenuhi tuntutan fitrah tersebut. Sabda Rasulullah, “Menuntut ilmu wajib bagi lelaki dan perempuan” (HR. Ibnu Abdi Al Barri). Kemudian jika mengikut Rasulullah SAW, maka sunnat hukumnya makan daging seminggu sekali. Islam juga mendorong pernikahan dan melarang zina sebab zina hanya akan menganiaya kaum perempuan. Sudah tentu tidak ada orang yang mau teraniaya.

    Begitulah Islam agama fitrah. Apabila sesuatu disukai oleh fitrah, maka Islam akan membenarkan dan mendorongnya. ALLAH yang menciptakan fitrah manusia, maka ALLAH pula yang menunjukkan cara bagaimana keinginan fitrah itu dipenuhi karena begitulah keinginan fitrah manusia. Jika keinginan fitrah ini tidak tercapai maka manusia akan merasa susah, duka cita dan gelisah. Namun tanpa petunjuk dari ALLAH, nafsulah yang akan memimpin manusia untuk melaksanakan kehendak fitrah itu secara liar tak terkendali. Maka, hasilnya akan buruk sekali.

    Sebagai contoh adalah keinginan fitrah manusia untuk berhibur. Batin manusia butuh untuk berhibur sebagaimana jasad lahir manusia perlu beristirahat. Jika tidak dipenuhi maka akan letihlah batin manusia dalam menjalani kehidupan ini. Untuk memenuhi keinginan itulah dapat kita lihat betapa majunya teknologi entertainment saat ini. Jika dulu manusia berhibur dengan karya-karya sastera, pertunjukan cerita dan alat-alat musik, maka manusia jaman sekarang berhibur dengan film, musik, teknologi animasi, efek-efek visual yang memanjakan imajinasi, musik dengan istrumen yang semakin kompleks, game interaktif, synthesizer, virtual reality dsb. Semuanya bertujuan untuk memuaskan keinginan batin manusia. Namun, sebenarnya batin manusia yang manakah yang hendak dihibur?

    Di samping memiliki jasad lahir, manusia juga memiliki unsur batin yaitu akal, nafsu dan hati. Dengan melihat kesan hiburan-hiburan tersebut pada diri manusia maka dapat kita pilah menjadi hiburan akal, nafsu atau hati. Sebagai contoh, berhibur akal misalnya mempelajari hal-hal baru, meneliti, berdiskusi dsb. Islam mendorong keinginan fitrah untuk berhibur tersebut selama mengikuti petunjuk ALLAH yang menciptakan manusia. Misalnya, jika yang dipelajari adalah ilmu sihir maka Islam melarangnya karena hanya akan membawa kerusakan. Jangankan ilmu sihir, ilmu agama pun akan membawa keburukan jika tidak dikaitkan dengan tauhid dan akhlak. Ilmu tersebut hanya akan menjadikan manusia sombong, merasa mulia, bermegah-megah, hasad dengki, ego dsb. Apalagi ilmu-ilmu yang lain jika tidak dikaitkan juga dengan Tuhan. Begitu juga berhibur nafsu. Misalnya, keinginan manusia kepada lawan jenis, ALLAH telah tunjukkan caranya melalui pernikahan. Jika tanpa cara yang telah ALLAH tunjukkan yaitu pernikahan, hasilnya hanya akan rusak dan merusakkan. Sudahlah tidak mendidik dan mendisiplinkan nafsu agar tunduk kepada fitrah kita yang ingin menghamba kepada ALLAH, malah menjadikannya semakin liar tidak terkendali. Sedangkan Al Quran telah mengajarkan kepada kita, “Sesungguhnya nafsu itu sangat mengajak kepada kejahatan” ( Yusuf:53 )

    Sebenarnya, hakikat berhibur adalah terhiburnya hati dengan mengingat ALLAH. FirmanNya dalam Al Quran, “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (Ar Raad: 28) Dengan demikian hiburan akal dan nafsu hanya akan menghibur hati jika selalu dihubungkaitkan dengan ALLAH. Sehingga melalui hiburan-hiburan tersebut kita akan terasa KebesaranNya, Maha KuasaNya, Maha PemurahNya, Maha PengasihNya, Maha AdilNya. Semakin kita berhibur semakin kita merendah diri, tawadhuk, hilang kesombongan dan kemegahan diri, semakin bersyukur dan merasa hina di hadapanNya, semakin takut kepada dosa-dosa dan terkikis rasa cinta dunia yang melemahkan jiwa. Itulah berhibur yang sesungguhnya. Semakin dekat diri kita kepada Tuhan, terpimpin akal, nafsu dan hati kita untuk cinta dan takut kepadaNya. Itulah kebahagiaan sebenarnya yang dicari-cari manusia dari hiburan. Jika kita berhibur namun tidak tampak dan tidak terasa sifat Kemuliaan Tuhan, justru nafsulah yang akan semakin liar tak terkendali. Maka, sebenarnya hiburan seperti itu bukan hiburan melainkan jebakan nafsu dan syaitan.

    Inilah yang sering luput dari para penghibur dan para pencari hiburan. Berapa banyak penghibur yang sibuk memikirkan bagaimana menghibur manusia dengan berbagai macam media, bentuk dan gayanya. Namun rupa-rupanya diri mereka sendiripun tidak terhibur. Resah, gelisah, jiwa mereka menderita, hilang kebahagiaan, narkoba menjadi pelarian, semakin jauh dari Tuhan, bahkan bunuh diri karena tidak tahan dengan cobaan. Jika para penghibur gagal menghibur dirinya lalu bagaimanakah nasib kita yang ingin mencari hiburan? Jangan-jangan tanpa sadar sebenarnya kita telah masuk ke dalam tipuan yang menyesatkan. Naudzubillahi min dzalik.

    1

    0

    Rate This

    clip_image001[1]

    Balas

      • clip_image005

    pm.uj berkata

    Desember 20, 2009 pada 11:44 pm

    salam kenal buat hinakelana,
    assalamualaikum.wr.wb
    trima kasih atas pencerahan nya,
    walaupun artikel nya sudah lama
    dan komentarnya baru kali ini,

    disini aku bertanya, khok di situs ini ngak ada yg terbaru…?

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[2]

    Balas

    1. clip_image006

    Wong Gendeng berkata

    November 25, 2008 pada 9:50 pm

    Ass.
    abah (PJ)
    bolehkah kiranya kalimat (petuah) yg kiranya sulit tuk di pahami
    kami yg bodo ini di perjelas.
    mungkin dengan penjelasan abah kiranya kami bisa sedikit memahami.
    yang sekiranya masih ada selubung yang mungkin tidak memungkinkan untuk di tulis, mungkin di rubrik yang lain bisa nyambung.
    wasalam

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[3]

    Balas

    1. clip_image006[1]

    Wong Gendeng berkata

    November 25, 2008 pada 9:52 pm

    bual kang H………….
    kami ada buku: Kholifah Bumi
    kiranya tertarik tuk membacanya

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[4]

    Balas

    1. clip_image008

    Aburahat berkata

    November 28, 2008 pada 9:11 am

    Apa yang dikatakan PJ :

    Bahwa sebenar-benarnya Diri itu adalah Ruh

    Sebenar-benarnya Ruh itu adalah Nafs/Jiwa

    Sebenar-benarnya Nafs/Jiwa itu adalah Naik Turun Nafas

    Naik Turun Nafas itu adalah Sir/Rahasia

    Dan adapun yang dikatakan Sir/Rahasia itu adalah Nur Muhammad Saw.
    Adalah benar. Saya hanya ingin tambahkan untuk menjaddi bahan renungan mengenai fungsinya.
    Saya menganggap tiga ciptaan Allah: AKAL, ROH DAN JIWA; sebagai three ini one dan masing mempunyi fungsi.
    1. AKAL berfungsi untuk membedakan yang HAK dan BATHIL
    2. ROH berfungsi sebagai penghubung Allah dan HambaNya
    3. JIWA berfungsi untuk menyalurkan hasrat dan keinginan (Nafsu). Wasalam

    1

    0

    Rate This

    clip_image001[5]

    Balas

    1. clip_image006[2]

    Wong Gendeng berkata

    November 28, 2008 pada 11:00 am

    Ass.
    mohon Kiraya di posting tentang
    Alizu & Al mulqu
    Wasalam……..

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[6]

    Balas

    1. clip_image009

    pengembarajiwa berkata

    November 30, 2008 pada 2:12 am

    Aburahat

    Alhamdulillah……

    Terimakasih Saudaraku sudah menambahkan akan pencerahannya….

    Wong Gendeng

    Wa’alaikum salam Wr,Wb

    Insya Allah…. semoga Ridho-Nya menyertai gerak hatiku dalam memenuhi permintaan saudaraku….

    Terimakasih atas perhatiannya ya…………

    Wassalam

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[7]

    Balas

    1. clip_image011

    Insan hina berkata

    Desember 19, 2008 pada 6:50 pm

    Sy sdh membuka/membaca hmpr semua tulisan diblok pengembarajiwa ini be

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[8]

    Balas

      • clip_image009[1]

    pengembarajiwa berkata

    Desember 23, 2008 pada 8:26 am

    @Insan Hina

    Alhamdulillah…… Allah telah meringankan hati Anda untuk membaca isi Blog di Pondok ini, semoga Hikmahnya akan menjadi kekuatan pada ke Imanan dan ke Yakinan Anda kepada Allah Swt.

    Aamiin.

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[9]

    Balas

    1. clip_image013

    sufigokil...kill...dekil berkata

    Desember 23, 2008 pada 10:38 pm

    Subhanallah…
    Semuanya baik sang PJ, Aburahat, Wong ghendeng etc, benar2 mencerahkan hati, Saling isi mengisi, saling berbagi…\Alhamdulillah…
    Mari Kita doakan dalam doa agar Sang PJ, aburahat, wong…gendeng…seterusnya agar selalu dalam kesuksesan dunia dan akhirat….semoga kita dapat merasakan kebahagiaan jiwa yang Insya Allah dibahagiaken dengan dan bersama Allah…

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[10]

    Balas

      • clip_image009[2]

    pengembarajiwa berkata

    Desember 26, 2008 pada 9:24 am

    @sufigokil…kill…dekil

    Aamiin…………Aamiin……….Aamiin……. Ya…. Allah Ya… Robbal ‘Aalamiin….

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[11]

    Balas

    1. clip_image015

    ManusiaBodoh berkata

    Januari 28, 2009 pada 12:26 am

    Ass.wr.wb

    Salam kenal mas PJ…
    Dalam tafakur/musyahadah adalah dgn merasakan naik turunya nafas kan?
    Nah,maksud dari perkataan Nabi ‘Matikan dirimu sebelum kamu mati’ bisakah dipaparkan?
    Terima kasih

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[12]

    Balas

      • clip_image009[3]

    pengembarajiwa berkata

    Januari 29, 2009 pada 12:41 am

    @ManusiaBodoh

    Wa’alaikum salam Wr,Wb.

    Salam kenal kembali….

    Benar Sekali……. rasakanlah Naik tutunnya Nafas itu, karena Nafas itu adalah Sir/Rahasia antara Insan dengan Tuhannya. dengan sering2nya bermusyahadah maka Anda akan semakin sadar bahwa diri Anda adalah sangat dekat dengan Tuhan

    Mengenai matikan diri sebelum Mati.

    Rosulullah Saw bersabda : “Matikan diri kamu sebelum Mati”
    Sungguh Manusia itu tidak akan sampai kepada Tuhannya selama ke DIRI an/ke EGO an/ke AKU an nya masih melekat pada dirinya.
    Karenanya matikan lah ke DIRI an/ke EGO an/ke AKU an itu hingga tumbuh kesadaran bahwa saya tidak bisa melakukan ini dan itu melainkan serta Allah.

    Lalu bagaimana agar ke DIRI an/ke EGO an/ke AKU an mati???
    yaitu dengan Mengenal diri sebenar2nya diri.
    Jika sudah dikenal diri sebenar2nya diri maka akan di kenalilah Tuhan yang bernama ALLAH itu.

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[13]

    Balas

    1. clip_image016

    kangBoed berkata

    Januari 29, 2009 pada 12:19 pm

    he he he mas bodoh tapi pinter salam ketemu lagi ma saya yang botol bodoh dan tolol
    Salam Sedulur

    clip_image001[14]

    Balas

      • clip_image009[4]

    pengembarajiwa berkata

    Januari 30, 2009 pada 11:31 am

    @KangBoed

    clip_image017clip_image018clip_image019

    @SabdaLangit

    Salam Sejati juga untukmu Saudaraku yang “Kasyaful Ghoibi”

    Sungguh….! Uraian Saudaraku Sabda Langit yang Waskita ini sangat….sangat…mencerahkan sekali dan bisa di pahami oleh “semua Pihak”
    Apalagi mengenai uraian tentang Nafs Negatif menjadi Nafs Positif (Nafsul Mutmai’innah)

    Dan jika kita telusuri perjalanan Nafs itu sendiri terbagi menjadi 7 tingkatan Nafs
    3 Nafs yang harus dileburkan dan dimatikan yaitu :”Nafs Amarah, Nafs Lawwamah dan Nafs Mulhammah”
    1 Nafs yang di pelihara kesuciannya yaitu : “Nafsul Mutma’innah” dan………
    3 Nafs yang di Anugrahkan Allah kepada mereka yang Eling lan Waspada pada Nafsul Mutmainnah yaitu : “Nafs Rodiyah, Nafs Mardiyah dan Nafs Kamaliyah”

    Dan ke tujuh Nafs itu telah disimpukan dalam Surah Al-Fatihah yaitu sebagaimana yang telah di muat dalam sebuah Hadits Qudsi : Bahwa Allah telah berfirman “Aku turunkan kepadamu tujuh Ayat yang berulang2. 3 diantaranya adalah bagi-Ku (Hak-KU), 1 diantaranya yaitu penghubung antara Aku dan kamu, dan 3 diantaranya Bagimu.

    3 Bagi-Ku yaitu : Alhamdulillahirobbil ‘Aalamiin, Arrohmaanirrohiim, Maaliki yau middiin
    1 antara Aku dan Engkau yaitu : Iyyaaka Na’budu wa Iyyaaka Nas ta’iin
    3 Bagimu yaitu : Ihdinashirootol Mustaqiim, Shirootolladzziina an’amta alaihim, Ghoiril Magdhuu bi Alaihim Wa Ladhoooollliiiin.

    Dan masih banyak sekali pemahaman Ilmu dari Surah Al-Fatihah itu yang jika di tuliskan maka habis air Lautan di jadikan tinta maka belum cukup untuk menuliskan Ilmu Allah Ta’ala. Ditambah lagi 7 lautan di jadikan tinta itupun juga masih belum cukup lagi.

    salam sejati
    salam taklim

    Gusti Allah juga selalu melimpahkan anugrah-Nya kepada Anda Saudaraku Sabda Langit sekeluarga

    “Pengembarajiwa”

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[15]

    Balas

        • clip_image021

    Nila Swany berkata

    Desember 4, 2009 pada 10:06 am

    Hanya bisa berkata, Betapa jiwa anda teramat luas tak terukur….
    Terima kasih saudaraku.

    1.  

    clip_image022

    sabdalangit berkata

    Januari 29, 2009 pada 8:03 pm

    salam sejati
    saudaraku Pengembara Jiwa yang arif dan ikhsan

    Sebuah penjabaran yang membumi, mudah dicerna akal budi. Perkenankan saya yg masih belajar ini, untuk memahami mata pelajaran dari saudaraku Pengembara Jiwa. Dan memberanikan diri coba-coba dan ikut-ikutan memberikan wacana sederhana. Maaf apabila dirasa banyak kekurangan, semua itu tidak lain karena pemahaman sy yg masih jauh dari arif dan ikhsan, dan selalu mengambil pelajaran berharga dari saudaraku ini.

    Fitrah adalah suci. Manusia harus bersikap dan berbuat agar supaya diri menjadi suci. Fitrah tidaklah sekedar tiadanya jasad dan hati oleh polusi nafsu negatif. Untuk hal ini tentunya manusia harus “mati” dalam “hidupnya”. Yakni mematikan kehidupan api (nar) atau hawa nafsu negatif. Agar kehidupan an nafs al mut mainah nafsu positif (nur) dapat tumbuh subur. Krn an nafs (nafas) negatif menjadi bahan pembunuh bagi kehidupan an nafs (nafas) positif.

    Tiadanya penghalang an nafs negatif, menjadi pembuka jalan manusia untuk menempatkan sikap dan pebuatannya sebagaimana sifat hakekat (Zat tertinggi). Dan satu2nya jalan menuju kesucian al fitrah bila kita penuhi kodrat ilahi.

    Jika Tuhan Maha pemurah = janganlah kita berwatak pelit
    Jika Tuhan Maha Besar = janganlah kita tidak menjadi penyabar
    Jika Tuhan Maha Bijak = janganlah kita berwatak licik dan culas
    Jika Tuhan Maha Tahu = hendaklah kita menjadi ikhsan dan arif
    Jika Tuhan Maha Luas ilmuNya = hendaknya kita jangan jahiliah
    Jika Tuhan Maha Mengasihi= hendaknya kita tebar sikap belas kasih pada sesama
    Jika Tuhan Maha Memelihara= hendaknya kita jangan membuat kerusakan di muka bumi
    Jika Tuhan Rabbul alamin = hendaklah kita menjunjung tinggi toleransi, menghargai perbedaan, mensyukuri keberagaman, menjaga alam semesta dari kehancuran, melawan musuh dengan kasih sayang.

    Dan masih beribu, bahkan mungkin berjuta ke-maha-an Tuhan, yg kini tengah kita cari dan telusuri. sulitnya menjadi al kamil.

    salam sejati
    salam taklim
    rahayu

    Gusti Allah selalu melimpahkan anugrah kepadamu dan keluarga, untuk saudaraku Pengembara Jiwa dan Mujahidah Wanita

    sabdalangit

    1. clip_image024

    Gusdur berkata

    Februari 6, 2009 pada 2:50 pm

    he…he…he… wah aku gak bisa nambahin banyak mas PJ, la wong semuanya udah Jlentre…. wis pas tenan…. lalu mau ngopo..? yo wis… selamat…selamat hai saudara-saudaraku, semoga dengan cara mengenal karakter EGO, jiwa-jiwa kita menjadi Tenang dan nggak Gelisah baik dalam kondisi dan situasi apapun, oh ya Mas PJ Badan Jasmani kita butuh Matahari yang dhohir itu, apakah Jiwa juga membutuhkan Matahari…?

    salam…..

    1. clip_image016[1]

    kangBoed berkata

    Februari 7, 2009 pada 10:10 pm

    Matahari yang memancar dari dasar relung jiwa
    Sinarnya membuat alam semesta ikut bernyanyi riang
    Alam Ghaib tergetar menunduk malu tak kuasa melihat pancarannya
    Air, tanah, pohon bahkan anginpun menyambutnya dengan suka cita
    Ketika sang aku hilang dalam AKU sejati
    Dalam Kesejatian Rahsa yang sejati
    Semua alam ciptaanNYA tunduk menyembah dengan cara mereka masing masing
    Subhanallllaaaaahhhhh walhamdulilllaaaaaah

    he he he dasar botoooool koooosooooong selalu sok tahu botoooool koooosooooooomg nyaring bunyinya, sorry ngawur mas gemeteran sih bayangin sampeyan he he he
    Salaaam Mas Gus Dur anda sungguh mumpuni dan banyak merendah sakaligus menuntun kita semua yang lagi belajar di sini belajar dari saudaraku Mas PJ yang cuaaaeeem dan baik hati serta tidak sooooooooooooooomboooooooooooooooooooooooong
    he he he ha ha ha monggo maaaaas ho ho ho hoooooooooooooooooooooooooooooooooo
    Salam Persahabatan dalam Kesejatian untuk semuanya daaaaaah

    1

    0

    Rate This

    clip_image001[19]

    Balas

      • clip_image024[1]

    Gusdoer berkata

    Januari 14, 2010 pada 4:55 pm

    Hua..ha… ha.. sahabatku yang satu ini suka melebih lebihkan, padahal si Gusdur emang gak tahu apa apa kang, kalaupun aku menanyakan hal itu, karena hanya keingin tahuan ajah atuh kang…. !!
    kumaha damang kang…? dan salam kagem keluargamu….

    Salam….
    Gusdur

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[20]

    Balas

    1. clip_image026

    thoto berkata

    Juni 3, 2009 pada 3:49 pm

    itu semua betul … tapi menurut saya yg inti doeloe harus kita cari…
    penjelasan di atas adalah merupakan penjabaran dari ilmu inti yg harus kita ketahu
    “ya allah tunjukkanlah kami jalan yg lurus”
    cari ilmu allah doeloe baru kita dapat mengerti akan penjelasan diatas.

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[21]

    Balas

    1. clip_image009[5]

    pengembarajiwa berkata

    Juni 4, 2009 pada 9:54 am

    @Thoto

    Salam Kenal Saudara Thoto…dan selamat datang di Pondok PJ ini, silahkan….ditunggu pencerahan2nya yang lain jika Anda berkenan.

    Semoga saya bisa banyak belajar dari Anda dan juga saudara2 yang lainnya..

    Wassalam
    Pengembara Jiwa.

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[22]

    Balas

    1. clip_image028

    hamba allah berkata

    Juni 14, 2009 pada 7:12 am

    Assalamualaikum WW
    Mudah2an, tidak menyimpang dari tulisan kang pj, masih seputar nafs. Kalau tidak salah salah, nafs memeliki beberapa arti. Antara lain jiwa, diri, nafs (tidak diterjemahkan). Pada kesempatan ini kami akan mencoba pengertian NAFS adalah nafs yaitu HAKIKAT INSAN. Kami mencoba membedakan antara RUH dengan NAFS.

    Kita fahami bahwa struktur insan itu terdiri dari dzahir (jasad) dan bathin. Selama ini bathin adalah RUH, pada kenyataannya bathin ini terdiri dari RUH dan NAFS. Jadi insan terdiri dari JASAD, NAFS dan RUH.
    Wassalam ww

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[23]

    Balas

    1. clip_image029

    Mazadjie berkata

    Juni 27, 2009 pada 5:39 pm

    asslamualaikumwrwb
    Sungguh luar biasa topicnya sederhana, tapi sangat mendasar sekali untuk memahami pencerahan pencerahan ilmu selanjutnya….
    @Aba PJ, Bang Hina, kangsabda dll..
    mungkin berkenan kiranya menjelaskan asal mulanya ruh dan Jiwa dari sebelum berjasad berikut perjalannya hingga kelak kembali kepadaNYa…agar kami yg masih dangkal ini bisa lebih memahami dan tidak kesulitan mengiikuti pelajaran berikutnya ..
    matur suwun al tararrengkiu
    salam sejati buat poro sedulur di blog ini
    wassalamwrwb

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[24]

    Balas

    1. clip_image031

    ari__ berkata

    Juli 28, 2009 pada 2:02 pm

    Assalamu’alaikum Mas PJ

    Blog yg sederhana tapi banyak mengandung hikmah Ilmu di dalamnya, Maha Suci Allah dgn segala firman Nya.

    Salam kenal & Salam Silaturahim,

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[25]

    Balas

    1. clip_image032

    haniifa berkata

    Juli 28, 2009 pada 2:20 pm

    @Mas PJ
    ikutan ngamen disinih :
    http://haniifa.wordpress.com/2009/07/27/bom-comments/

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[26]

    Balas

    1. clip_image034

    wawan berkata

    Juli 29, 2009 pada 11:27 pm

    Fungsi jiwa manusia yg memiliki kemampuan berwacana adalah fungsi yg paling tinggi, karena ia berasal dari rukh yg paling mulia dan dapat merenungi segenap ciptaan dan menafakuri segenap makhluk ciptaan Allah SWT.

    Wassalam

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[27]

    Balas

    1. clip_image034[1]

    wawan berkata

    Juli 29, 2009 pada 11:59 pm

    Jiwa manusia akan menerima pahala, sebab ia tetap kekal setelah kehancuran badan dan tidak lekang oleh panjangnya perjalanan waktu. Ia akan mengalami kebangkitan setelah mengalami kematian. Disinilah pahala dan kebahagiaan jiwa bersumber pada kebangkitannya kembali. Kwalitas pahala yg bakal didapatnya bergantung pada perbuatan dan tindakannya. Apabila perbuatannya sempurna, maka jiwa ini akan mendapat pahala yg melimpah dan Syurga adalah tempat kembalinya kelak.

    Wassalam

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[28]

    Balas

    1. clip_image036

    Benny Abdul Rahman berkata

    November 24, 2009 pada 10:34 am

    assalam. siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal tuhanNya. yang saya mau tanyakan disini bagaimanakah cara mengenal diri itu pada praktiknya?

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[29]

    Balas

    1. clip_image037

    Mujahid wanita berkata

    Desember 4, 2009 pada 9:38 pm

    Wa’alaikum salam….

    Untuk mengenal akan Tuhan, langkah awal yang harus ditempuh adalah Mengenal akan diri yang sebenar2nya. Sebagaimana di katakan dalam sebuah Hadits :
    “Barangsiapa yang mengenal akan dirinya niscaya kenal lah ia akan Tuhannya.”

    Sebagaimana yang kita ketahui bahwa diri ini terdiri dari pada diri Zahir dan Diri Batin.

    Diri Zahir itu hanyalah sebatas “Bukti” adanya Allah. Dan diri Zahir iru pada Hakikatnya tidak bisa apa-apa (tidak bisa bergerak, melihat, mendengar, mencium dan berkata-kata) tanpa adanya diri Batin.

    Adapun Diri Batin yaitu di sebut juga “Roh”, yang berasal dari pada pancaran Nur Muhammad sebagai saksi hidup adanya Tuhan. Dan pada Hakikatnya Roh itulah yang menggerakkan Tubuh/Zahir tadi sehingga bisa bergerak, melihat, mendengar dsb.

    Diri Batin itulah yang disebut dengan “Roh” tadi, sebagai jembatan untuk menuju kepada Tuhan Robbul ‘alamiin. Karena Roh itu adalah Saksi Hidupnya Allah, maka mengetahui dan merasakan Roh melalui gerak dan diam, naik turunnya nafas, jantung berdetak, dan darah mengalir sama halnya mengenal dan merasakan kehadiran Allah.

    Rasakan lah yang Hidup (Roh) itu dalam amal ibadah atau di luar amal ibadah maka sama halnya Anda merasakan kehadiran Allah ada pada Dirimu.

    Jika Anda menghayati yang Hidup itu yang ada pada diri itu sebagai Saksinya Allah, maka perlahan-lahan, sedikit demi sedikit Anda pun akan di bimbing untuk mengenal akan Allah.

    Akan tetapi perlu di ingat, bahwa yang hidup itu hanyalah sebagai saksi adanya Allah
    Sehingga dengan merasakan yang Hidup itu sama halnya ia merasakan Tuhannya yang Maha Hadir

    Nyatakan ilmu/pengetahuan itu pada setiap waktu maka akan diberolah lah berupa terbukanya Hijab. Dan apabila Hijab telah terbuka maka Allah akan menurunkan Rasa Manisnya Amal Ibadah.

    Pengenalan akan diri sendiri itu adalah sebagai langkah awal menju kepada Tuhan

    Rasakanlah…dan sadarilah…hidup kita sendiri sebagai cerminan dari pada ke Kuasaan serta ke Agungan Allah Azza wa jalla.

    Semoga bermanfaat…

    Wassalam

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[30]

    Balas

    1. clip_image039

    Daud Jenar berkata

    Desember 12, 2009 pada 3:17 am

    Assalamualaikum…

    Mohon pencerahannya tentang Diri Sejati…
    Roh Allah Nur Muhammad..

    Salam

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[31]

    Balas

    1. clip_image041

    gus mun berkata

    Desember 27, 2009 pada 2:26 pm

    ma’af jika sekiranya saya bertanya terlalu jauh. pertanyaan saya jika Sir/ rahasia adalah nur muhammad SAW. lalu siapa nur muhammad SAW yang sebenarnya ? banyak yang menafsirkan antara Allah dan Nur muhammad itu pencipta dan cintaan. dan hubungan antara Allah dengan Nur Muhammad itu apa dan sebagai apa ?

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[32]

    Balas

    1. clip_image043

    abunawaz al bugies berkata

    Desember 31, 2009 pada 12:02 pm

    assalamu alaikum bang PJ..
    ahaa…akhirnya mendarat juga di dermaga Ilmu..
    kayaknya doa sy trkabul nich..
    ya Allah, Kau memang baek banget…
    alhamdulillah

    Pondok ni teduh banget yach, banyak buah Hikmah
    trnyata disini rupanya tmpat “ngumpulnya” para salik

    salam hangat buat bang PJ dan seluruh santri yg ada dpondok ini.
    kalianlah para penyampai “ilmu” Allah
    kapan2 boleh yach sy nitip koment???
    hehehehe…

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[33]

    Balas

    1. clip_image024[2]

    Gusdoer berkata

    Januari 14, 2010 pada 4:03 pm

    Ass. wr.Wb.
    He…he..he… hampir setahun aku ndak ngikutin pencerahan Mas PJ, Mbak Mujahid dipondokan yang sejuk ini.
    Gusdur juga mengucapkan selamat tahun Baru hijriah 1431H dan 2010 Masehi, kepada sedulur kabeh/para sahabat disini.

    Khususnya Mas PJ, Mbak Mujahid wanita, Mas Sabda Langit, Kang Boed… apa kabar …?

    He….he…he… biar pembahasan mengenai hal ini bisa berlanjut, biarlah si bodoh Gusdur ini mau komentar lagi, karena tampaknya Mas PJ lagi mesam mesem tuh[:-), Kang Boed dan Mas Sabda langit.., maafin ya si gusdur ngelantur dan mohon pencerahannya jika ngelanturnya makin gak karuan…!!

    @Gus Mun salam kenal sesama Gus nya… he..he..he….., Gus.. kalau sampean ingin mengetahui apa yang jenengan tanya, kudu belajar/membaca ilmu tentang martabat tujuh, ahlinya tuh saudara kita Ki Sabda Langit dan Kang Boed, termasuk mas PJ sendiri … [:-).

    Gus… !! Ketika saat itu Suwung, gak ada siapa siapa… termasuk alam jagad Kabir dan alam saghir, yang ada hanya Allah SWT. Saat itupun Beliau gak bernama Allah, he..he..he… karena emang gak ada siapapun. Oleh karenanya Beliau(Allah)menciptakan Johar awal/Nur Muhammad dan dari Nur Muhammad ini kemudian tercipta alam semesta ini.
    Allah SWT yang bersifat Laesa kamislihi saeun( berbeda dgn yang lain), gak ada yang mampu menjangkaunya bagaimana Dzatnya, makanya diciptakannya Nur Muhammad/sifatNYA, agar bisa dikenali.

    Jadi kalau disimpulkan secara hakekat, antara Allah dan Nur Muhammad adalah ya hanya DIAlah juga, ada kalimat tauhid ” La Maujuda Illalloh = gak ada yang maujud, kecuali Alloh ), makanya didlm Al qur’an juga difirmankan yang artinya ” Kemanapun kamu menghadap disanalah wajah Allah “.

    Allah SWT berfirman ” Innaa lillahi Wainna ilaihiroji’un = aku dan semua yang ada berasal dari Allah, dan akan kembali kepada Allah “. he…he..he… kalau direnungkan, semua yang ada cuma bayangan dan yang ada adalah DIAlah Alloh Robul ‘Alamin….

    He…he..he… mohon maaf jika nggak nyambung, karena emang si gusdur suka ngelantur…monggo kang PJ, Mas Ki Sabda langit, Kang Boed/si Botol kosong… dilanjut….ha…ha….ha……ha… sigusdur memang suka ngelantur…[:-()…!

    Wassalam…
    Gusdur

    0

    0

    Rate This

    clip_image001[34]

    Balas

    1. clip_image045

    Yana Golex berkata

    Januari 20, 2010 pada 1:40 pm

    sampurasun… saya baru bergabung d tulisan & obrolan2 barokah ini, saya hanya seorang hamba hanya ingin menuliskan apa yg ada d lamunan & angen2… Manusia = Ma’naning Manusa yg terbagi dari jasmani & rohani. Jasmani terbagi menjadi kulit & Bulu, darah & daging, urat & lamad, tulang dan sum2 sedangkan rohani adalah Jiwa/nafs. Untuk mengetahui/mengenal/menyaksi satu kesatuan WUJUD yg namanya manusia, manusia itu harus mau mengenal dirinya yg otomatis akan mengenal TUHAN nya atau MERASAKAN MATI SEBELUM MATI ataupun MATI SESAAT. Manusia harus mengenal DIRI & mengenal TUHAN nya krn sesuai dengan dalil yg artinya “Dari ALLAH kembali kepada ALLAH” bukan ke surga atau neraka di saat kita mati nanti, atau utk mengetahui/mengenal/menyaksi kenyataan bahwa jagat SAGIR & KABIR tidak lepas dari unsur TRIMURTI yaitu ALLAH, MUHAMMAD & ADAM. Dan yg tidak kalah penting fungsi MENGENAL DIRI ialah bahwa MANUSIA tidak lepas dari NUR MUHAMMAD yg 4 perkara yaitu : Naun, ma’un, hawa’un, turrobun yg selanjutnya menjadi nafsu dalam WUJUD MANUSIA yaitu Amarah, Lu’amah, sawiyah & Muth’mainah. Pertanyaannya bagian manakah dalam WUJUD MANUSIA yg menjadi kenyataan dari 4 NUR MUHAMMAD yg 4 perkara dan 4 nafsu tersebut. Karena logikanya ada NAMA pasti ada WUJUD nya.

    Wassallam

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Item Reviewed: Arti Jiwa, Diri dan Ruh Rating: 5 Reviewed By: M Imron Pribadi