SELAMAT DATANG
Selamat datanf di lapak MAKRIFATBUSINESS untuk order bisa melalui marketipace Shopee Tokopedia Bukalapak Lazada dengan nama lapak makrifatbusiness atau order via WA 08123489038 email : imronpribadi1972@gmail.com

Cari Disini

Translate


Sabtu, 16 Januari 2010

Ternyata Allah itu Bukan Tuhan Yang Sesungguhnya

Ternyata Allah itu Bukan Tuhan Yang Sesungguhnya

Menampilkan 1 -220

    Kiriman 1
    Anda menulispada 14 Januari 2010 jam 0:47
    setelah kita simak dengan makrifatullah ternyata Allah itu masih sekedar nama saja bukan Tuhan yag sesungguhnya.

    Bagaimana menurut ANDA dan Tuhan yang sesugguhnya itu siapa?

    kita lihat dari ayat

    BISMILLAH HIRROHMANIRRAKHIM

    Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

    Jadi Allah itu hanya sekedar nama sedang TUHAN yang sebenarnya kan ada di lafal.... BI....

    Kiriman 2
    Anda menulispada 14 Januari 2010 jam 0:54
    Ternyata Allah itu memeang masih sekedar nama saja dan bukan realitasnya Tuhan, berarti Allah itumasih mahluk dan ciptaan Tuhan yang sebenarnya.. sungguh luar biasa dan maha suci Tuhan yang bertaming dalik nama Allah... sungguh Besar Allahu Akbar Tuhan yang bertaming dibalik nama Allahu Akbar...

    Sungguh sia-sia jia kita hanya mengagungkan Allah tetapi tidak mengenal realitasnya Tuhan dibalik nama Allah.

    Sunting KirimanHapus Kiriman


    Kiriman 3
    Insan Kelana menulispada 14 Januari 2010 jam 2:08
    wah topik bagus nih... pengen tahu lebih banyak tentang maksud mas imron..mengenai arti Bi...????

    Kiriman 4
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 2:13
    Nyang bingung emang khusus bagi nyang belum kenal ama Tuhan.

    Kiriman 5
    Insan Kelana menulispada 14 Januari 2010 jam 2:16
    @rudwig: ya btul pak.. makanya sya tlg dijelasin... biar gak bingung pak...trims..

    Kiriman 6
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 2:27
    @Insan: Niatkan dengan sungguh2 ketemu ama Tuhan ( Dzat ), eh sapa tau diberi kesempatan bisa cepat ketemu.

    Kiriman 7
    Insan Kelana menulispada 14 Januari 2010 jam 2:29
    caranya pak setelah niat sungguh2..????

    Kiriman 8
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 2:48
    cari Guru Musyid yg bisa membimbing menuju Dia.

    Kiriman 9
    Insan Kelana menulispada 14 Januari 2010 jam 3:03
    kbetulan nih.. sya lagi cari mursyid yg kamil..

    Kiriman 10
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 3:07
    lanjutkan aja pencarian anda, InsyaAllah bisa cepat menemukan. Amin

    @M Imron : Apa perlu InsyaAllah diganti InsyaTuhan ?

    Kiriman 11
    Insan Kelana menulispada 14 Januari 2010 jam 3:08
    tlg kalo ada referensi mursyid yg kamil.. sya diberitahu... trims....

    Kiriman 12
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 4:39
    @M Imron & Rudwig Putrakusuma ->Siapakah sebetulnya yang berkepentingan dengan urusan nama-menamakan ?
    Katakan lah memang betul Allah itu bukan Tuhan yang sesungguhnya ...... lalu kemudian ditemukan Tuhan yang sesungguhnya ....... mau dinamakan apa Tuhan itu ?

    Kiriman 13
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 4:51
    namanya aja ada 99....suka2 sampeyan mas.

    Kiriman 14
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 4:59
    Dari mana datangnya 99 nama itu ?

    Kiriman 15
    Arya Wardh menulispada 14 Januari 2010 jam 5:36
    Nama itu mempermudah makhluknya untuk mengenal sang penciptanya.

    Jadi Allah itu sebutan yang diperkenankan kepada kita untuk menyebut sang pencipta segala sesuatu ini.

    Janganlah menyembah nama tapi makna(Eksistensi zat sesungguhnya)

    Jadi topik ini kalau dimaknai secara hakiki lumayan bisa mendidk, tapi bisa menyesatkan bagi beberapa kalangan.

    Jadi bagi saudara yang menulis topik ini, mungkin seorang pelaku tarekat, pencari hidayah ke Ma'rifatullah. kalau bisa jangan berlebih lebihanlah.

    ############The End############

    Kiriman 16
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 6:05
    TUH KAN ....MAKANYA HARUS HATI-HATI ..........
    Harus dibedakan antara dialog dalam masa pencarian (ketauhidan) dengan ajaran agama pada umumnya ..... jangan sampai mengundang / menimbulkan pertentangan. ..????

    Kiriman 17
    Dai Jkt menulispada 14 Januari 2010 jam 6:08
    ############The End############

    Kiriman 18
    Raja Gumelar menulispada 14 Januari 2010 jam 9:00
    MAUNYA GW..TOPIK DI ATAS....ADALAH

    TERNYATA ALLOH BUKAN TUHAN YANG SAKAREPMU YAA....LALU...SAPA YANG KAMU AREP SEBAGAI TUHAN....?

    Kiriman 19
    Raja Gumelar menulispada 14 Januari 2010 jam 9:00
    jin....?

    Kiriman 20
    Raja Gumelar menulispada 14 Januari 2010 jam 9:01
    malaikat...?

    Kiriman 21
    Raja Gumelar menulispada 14 Januari 2010 jam 9:01
    akal....?

    Kiriman 22
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 9:58
    @Raja Gumelar--> " TERNYATA ALLOH BUKAN TUHAN YANG SAKAREP-MU .... TAPI SAKAREP-KU .....Heu..heu...

    Kiriman 23
    Raja Gumilang menulispada 14 Januari 2010 jam 12:26
    hi...hi..hi,gumelar...ngapain loe bawa-bawa,semua sebutan yg oraada pantes-pantesnya tuk di sejajarkan dng idealisasi Ketuhanan .....hi,...hi

    Kiriman 24
    Mul Cihuy menulispada 14 Januari 2010 jam 14:50
    dasar kegilaan dng hal gila'....!

    Kiriman 25
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 15:31
    Coba baca dengan seksama post.1 & 2 , isinya sangat mendidik....bagi yg paham.

    Kiriman 26
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 15:55
    Setuju dengan pernyataan ---> Allah = Nama , Tuhan yang sebenarnya ada didalam penguraian lafal Alif - lam - lam - Ha itu sendiri.

    Kiriman 27
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 16:00
    Kurang setuju dengan pernyataan "Sungguh sia-sia jia kita hanya mengagungkan Allah tetapi tidak mengenal realitasnya Tuhan dibalik nama Allah." sebab dalam perihal seseorang beragama itu ada yang disebut dengan proses belajar.

    Kiriman 28
    Agus Julianto menulispada 14 Januari 2010 jam 16:07
    Tuhan itu adalah segala sesuatu nyang berpotensi atau memungkinkan utk dijadikan sesembahan sama manusia.

    Nah, dari segala sesuatu nyang berpotensi untuk dan bisa dijadikan sesembahan sama manusia itu, hanyalah sesuatu nyang kekal, mandiri, bukan ciptaan dan ada dengan sendirinya saja nyang paling patut dijadikan sesembahan manusia.

    Nah, setelah semua Tuhan yang berpotensi untuk dijadikan sesembahan itu diperiksa dan diteliti dengan kriteria itu, ternyata hanya Allah yang punya kriteria2 tsb.

    Allah adalah nama dari sesembahan (Tuhan) manusia nyang paling patut untuk disembah. dan tidak ada lagi tuhan-tuhan lain. nyang setara dengan Allah. makanya, tidak adalah itu nyang patut disembah (diper-Tuhan-kan) sama manusia, kecuali Allah saja.

    Kiriman 29
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 16:09
    Kalo yang saya tangkap "Allah" dikalimat tsb adalah nama.
    Namun akan berbeda bila ada yang beranggapan sebuah nama tsb. sbg tuhan

    Kiriman 30
    Agus Julianto menulispada 14 Januari 2010 jam 16:09
    @rudwig, klw paham tuh beri keterangin atau uraiannya! jgn hanya bisa nulis..."bagi yg faham" doang....hehehe...anda faham, gitu?



    Kiriman 31
    Cathilin Audrey menulispada 14 Januari 2010 jam 16:10
    klo nabi penutup manggilnya Allah ya pake Allah,,,gitu aja kok repot ,wehehehe

    Kiriman 32
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 16:21
    Didunia ini sangat beragam dalam memahami Tuhannya:

    1. ada yg beranggapan Tuhan tidak ada....mereka tdk pernah menyembah.
    2. ada yg menyembah ciptaanNya
    3. ada yg menyembah namaNya, krn baru kenal namaNya
    4. ada yg menyembah CahayaNya , krn baru mengenal cahayaNya.
    5. ada yg sudah mengenal DzatNya , mereka menyembah DzatNya.

    kita tanya pada diri sendiri ,termasuk dalam nomor berapa posisi saya ini?

    Kiriman 33
    Agus Julianto menulispada 14 Januari 2010 jam 16:27
    nah gitu dong, rud! itu baru siip! itu baru tanda faham! seratus....buat rudwig! hehehe....

    Kiriman 34
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 16:28
    @Rudwig Putrakusuma > Disinilah alasannya kenapa dalam mempelajari agama itu harus sempurna --> Syareat, hakekat, tarekat, makrifat, agar tidak ada kesalahan dalam keyakinan agamanya. Ilmu Nabi Muhammad Rasulullah adalah melingkupi Syareat, hakekat, tarekat, makrifat.(tanpa ada pemisahan-pemisahan diantaranya).

    Kiriman 35
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 16:33
    @Tubagus Muharam : hadist , awalludini ma'rifatullah
    Kalo urutannya dibalik , gimana ?

    Kiriman 36
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 16:36
    ma'rifatullah-awalludini ..?

    Kiriman 37
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 16:38
    Dalam proses belajar agama umum .... dimulai dengan mengenal nama.

    Kiriman 38
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 16:40
    Mengenal nama diawali dengan mengenal lafadnya. Baru kemudian dipelajari eksistensi dari yang dinamakan itu.

    Kiriman 39
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 16:42
    #36: bukan itu yg sy maksud....tapi Ma'rifat,Hakikat,Tarikat,Syari'at

    Kiriman 40
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 16:44
    Hoo..ho..hooo ...meleset ....

    Kiriman 41
    Agus Julianto menulispada 14 Januari 2010 jam 16:48
    beragama atau menjalankan laku agama itu, adalah dasar-dasar atau tahapan awal dari proses atau perjalanan mengenal sesembahannya manusia atau nyang disebut Tuhan. dalam proses atau perjalanannya itu, tiap manusia akan selalu me atau ditemui oleh segala sesuatu yang dianggapnya bisa dijadikan Tuhan.

    ada nyang berhenti sebelum nemuin tuhannya (atheis), ada yang berhenti pada mempertuhankan ciptaan, nama dan pengetahuan. dan ada juga nyang bener2 nemukan Tuhan nyang paling patut disembah oleh keseluruhan hal yang ada di langit dan di bumi. itulah Tuhan tertinggi, atau Tuhan dari segala hal yang berpotensi untuk diper-Tuhan-kan sama Manusia. Tuhan nyang paling Tinggi dan paling patut disembah oleh keselurahan alam langit bumi itu namanya, Allah.

    Kiriman 42
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 16:52
    Kalau inti ilmu sudah dapat dicapai (menenal inti ilmu hidup) maka akan menjadi mudah untuk memahami ilmu ilmu yang lainya .

    Kiriman 43
    Agus Julianto menulispada 14 Januari 2010 jam 17:07
    @rudwig, anda tuh gak langsung bisa tau. pengetahuan anda sekarang ini, merupakan hasil dari proses atau perjalanan anda dari kecil, remaja, dewasa sampai anda menjadi setua sekarang. (emang anda dah tua, kan? hehehe).

    gak ujug2 ngerti kan, rud? sejak kecil, anda udah diperkenalkan dengan apa nyang namanya agama. dan krn semua agama itu ada syariat (kitab + parkatek ritual), maka anda juga mempelajari kitab2 agama dan mempraktekan atau menjalankan ritual2nya. trus, pada saat nyang sama, anda juga ngamalkan ilmu dan pengetahuan ke-agama-an anda itu. dan dari proses atau perjalanan dan pengalaman nyang panjang itu semakin lama anda semakin mengerti apa nyang disebut Tuhan dan bahkan anda juga jadi semakin mengerti gimana seharusnya anda berlaku dan nyembah kepada Tuhan. itulah prosesnya.

    nyatanya, anda dan kita semua itu emang berproses. di mulai dari syariat dan tarekat. kemudian sedikit demi sedikit kita tau hakikatnya, dan semakin kenalah kita sama kriteria2 dari Tuhan nyang seharusnya kita sembah itu. Tuhannya manusia. dan Tuhannya alam langit dan bumi.

    klw anda sekarang mengatakan bahwa ada proses terbalik. dari makrifat, hakekat, tarekat dan syariat, maka itu sama dengan menolak kenyataan proses atau perjalanan keagamaan anda sendiri yang terjadi dari sejak anda kecil, remaja, dewasa dan setelah anda mulai beranjak setua sekarang.

    anda mau nolak kenyataan proses itu, rud?

    Kiriman 44
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 17:14
    Urutan seperti ..Makrifat, hakekat, tarekat terus ke syariat itu adalah proses pengamalan dari yang disebut ILMU itu sendiri.... ??

    Kiriman 45
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 17:16
    @agus: nyang suka menduga-duga mirip peramal mama loreng.....wah anda salah besar. orang bisa ktipu , seperti mbak sri mulyani ketipu bi. sebaiknya anda alih profesi aja jadi peramal.

    Kiriman 46
    Agus Julianto menulispada 14 Januari 2010 jam 17:21
    hehehe.....keliatannya sih, emang lebih cocok jadi dukun ya, rud? hahaha

    Kiriman 47
    Tubagus Muharam menulispada 14 Januari 2010 jam 17:24
    Untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui harus dimulai dari apa yang sudah/dapat diketahui .... > jika ada urutan seperti.....

    Allah ---- Muhammad ----- Adam , untuk memahami Allah maka...... >>caranya
    dimulai dari ......Adam ---- Muhammad ------ Allah.....?

    Kiriman 48
    Agus Julianto menulispada 14 Januari 2010 jam 17:28
    ya, iya...lah! klw mau tau Yang Maha Tahu, ya dimulai dari Yang Paling Tidak Tahu, atuh! klw dimulai dari Yang Paling Tahu mah, bukan mau tau! tapi, sudah tau! hehehe gimana, seeh!

    Kiriman 49
    Rudwig Putrakusuma menulispada 14 Januari 2010 jam 18:06
    Kalo mau tau Yang Maha tahu , ya kenalan dulu ama Yang Maha Tahu , kalo ga tau , ya tanya aja ama Yang Maha Tahu ,biar dikasih tau...trus jadi tau.

    Kiriman 50
    Agus Julianto menulispada 14 Januari 2010 jam 19:21
    hi..hi..hi...pusing sendiri deh tuh! hehehe

    Kiriman 51
    Tubagus Muharam menulispada 15 Januari 2010 jam 3:50
    Kan dari dalil itu yang bunyinya ...man arofa ....dst ...he..he..

    Kiriman 52
    Kuntarto Bobosan menulispada 15 Januari 2010 jam 4:32
    kalo menurut sy, pengetahuan tentang Alloh itu harus datang dari Alloh, bukan dari manusia. walaupun Alloh itu sebuah nama tuhan, tetapi jika nama itu disandingkan dengan nama-nama tuhan dari agama (kepercayaan) selain Islam, mk nama Alloh-lah yang paling unggul.
    coba lihat misalnya: nama ALLOH jk di buang hrf alifnya tinggal LILLAH (artinya?), jk dibuang hrf keduanya yaitu lam, tinggal LAHU (artinya?), trus dibuang satu hrfnya lgi tinggal kata HU (artinya DIA). dan makhrojul huruf H adalah di dada (HATI). langit dan bumi ini tidak cukup untuk singgasana Alloh, tetapi hati orang mu'min (yg meyakini-Nya) yg lembut mampu menjadi singgasana-NYa.
    hebat bukan?
    apakah ada nama tuhan lain selain nama ALLoh yg lebih huebat dr itu?
    ALLOHU AKBAR WALILLAHIL HAMDU.

    Kiriman 53
    Batu Gong menulispada 15 Januari 2010 jam 4:42
    All : Kalau kita jeli dan teliti sebagai patokkan ibadah>>>dari mana kita mengenal asma wa sifat nama dan sifat ,tidak lain kalau bukan dari tabi'in...bukan dari Allah, pilar itu menyemai dalam proses...mustahil perabot rumah dulu baru pondasinya di bangun...saya baru dengar seumur2 dengan membalikkan pondasi di atas genteng di bawah...apakah kita tidak menyadarinya bahwa syari'ah itu adalah sebuah dasar ke islaman kita ,Tarekat itu adalah tunjangan perjalanan hidup kita ( iman ) dan hakekatnya adalah adalah nikmatnya menjadi hamba Allah itulah di namakan ihsan....ilmu yaqin merupakan roda2 syari'ah yang selalu kita menekuni salah satu mazhab empat tidak ada mereka kita tidak bakalan mengetahui hukum2 syar'i, begitu juga dengan ainul yaqin merupakan badan dari roda tersebut yang di namakan imannya syari'ah dan Haqul yaqin merupakan sebuah hasil nikmatnya dari hasil syari'ah dan iman tadi menjadi nikmat rasanya kita lakoni....( contoh sebuah mobil....tampa di barengi dengan roda ,badan dan mesir..tukang setir tidak bakalan mampu menyalakan mobil tersebut jadi harus terkumpul menjadi satu baru bisa di nyalakan dan menyetirnya...oh nikmatnya membawa mobil...

    Kiriman 54
    Dai Jkt menulispada 15 Januari 2010 jam 5:02
    Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini..Allah hendak menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.

    Kiriman 55
    Kuntarto Bobosan menulispada 15 Januari 2010 jam 5:09
    tuk Dai Jkt:
    apakah pemahaman Bpk thd ayat2 yg tlah dikemukakan di atas, sama dengan mksud yg dikehendaki ALLOH dan ROSULULLOH? mohon penjelasannya. syukron katsiron.

    Kiriman 56
    Dai Jkt menulispada 15 Januari 2010 jam 5:14
    maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku." Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam." Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

    Kiriman 57
    Dai Jkt menulispada 15 Januari 2010 jam 5:16
    Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

    Kiriman 58
    Dai Jkt menulispada 15 Januari 2010 jam 5:20
    dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."

    Kiriman 59
    Dai Jkt menulispada 15 Januari 2010 jam 5:24
    Allah menganugerahkan al HIKMAH (kefahaman yang dalam tentang KiTAB Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi HIKMAH, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."

    Kiriman 60
    Dai Jkt menulispada 15 Januari 2010 jam 5:26
    Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

    Kiriman 61
    Batu Gong menulispada 15 Januari 2010 jam 6:02
    M Imron Pribadi :Ternyata orang yang menulis pertanyaan ini; Ternyata Allah itu Bukan Tuhan Yang Sesungguhnya....>>> belum begitu memahami antara mana asma ( Nama ) dan mana dzat-nya, dan kayanya tidak pernah baca al=qur'an ni hehe, jangan tersinggung bung ini untuk melatihkan kementalan anda saya jelaskan ni bung>>.Ahad (sifat esa) itu bukanlah bilangan dan tidaklah terbilang (bukan satu. Maka tidak ada duanya), dan tidak pula berbilang-bilang (tidak banyak). Sedangkan wahid (sifat tunggal) itu terbilang (ia satu dan ada duanya bahkan tiga dan empatnya pun ada) namun walau demikian ia tetap tak berbilang-bilang (tidak banyak, tetap satu / tunggal).

    Allah Swt. itu maha ahad dan maha wahid. Ia ahad dari segi zat dan ketuhanan-Nya, dan Ia wahid dari segi asma’ dan sifat-Nya. Sebab zat-Nya tak terbilang dan tak berbilang-bilang, sementara asma’ dan sifat-Nya terbilang (1, 2, 3, sampai 99) namun yang memilikinya tak berbilang-bilang (tidak banyak, tetap satu yaitu Allah swt.).

    Untuk lebih mengerti perbedaan antara ke-ahad-an dan ke-wahid-an, maka sebagai contoh: anda sendiri… Anda itu ahad dan wahid. Ahad dari segi zat anda sendiri dan sidik jari yang anda miliki, tak terbilang satu, dan tidak ada duanya, dan hanya anda saja yang memilikinya. Sementara anda itu wahid dari segi sifat-sifat anda sebagai orang yang baik, pemurah, kuat, kaya dan lain sebagainya, sifat-sifat anda terbilang (1, 2, 3, 4….) namun anda tetap satu dan tak berbilang-bilang (tidak banyak) yaitu anda sendiri (M Imron Pribad )


    Kiriman 62
    Doraimon Nobita menulispada 15 Januari 2010 jam 6:21
    Batu Gong : Wow hehehe kaya batu terguling2 ,kalimatnya hehehe...
    terimakaish atas pemahamannya

    Kiriman 63
    Anda menulis16 jam yang lalu
    sory baru nongol sobat.. maklum lagi sibuk dikit nich...

    Kiriman 64
    Anda menulis16 jam yang lalu
    Mengenal tuhan adalah pelajaran pertama yang seharusnya diajarkan oleh setiap orang tua kepada anaknya, karena mengenal tuhan dengan segala sifat yang menyertainya merupakan seutama-utamanya kelurusan tauhid yang harus dipahami dan diyakini oleh setiap manusia yang memilki rasa dan akal budi

    Nah sekarang, jika kamu ditanya : Siapakah Tuhanmu ?. Maka, Katakanlah bahwa Tuhanku adalah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang menjadi sebab dari sekalian sebab dan Tuhan tempat bengantung segala sesuatu. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.

    Itulah Allah, Tuhan, yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Dia Tuhan yang tidak pernah tidur, kekal selama-lamanya dan terus menerus mengurus hambanya. Tidak mengantuk lagi pula tidak pernah tidur. Dia yang memiliki apa-apa yang ada di bumi dan apa-apa yang berada di langit. Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

    Jawaban tersebut tentunya bukan hanya sekedar jawaban yang terlahir dari lisan saja, tetapi merupakan ungkapan hati yang mengandung konsekuensi taat, tunduk dan patuh atas semua perintah yang telah diperintahkan-Nya, baik itu perintah untuk meninggalkan segala sesuatu ataupun perintah untuk mengerjakannya atau secara umum dikatakan, menghentikan semua larangan-Nya dan mengerjakan semua perintah-nya tanpa sebab yang lain selain dari sebab karena Dia. Itulah keyakinan tauhid yang benar lagi lurus.

    Kiriman 65
    Anda menulis16 jam yang lalu
    Tentu pemahaman Allah dalam konteks tersebut diatas adalah pemahaman Allah sebagai Tuhan sekaligus.. alias islam kebanyakan atau islam ssyariat saja yang tidak mungkin akan mampu melihat Allah secara realitas...

    Tetapi agar kita sebagai muslim dan mukmin tidak ragu lagi Akan Dzat Allah yang tersimpan didalam Allah hanya nama dan realitasnya Tuhan itu ada dalam huruf "BI" yang ber arti "dengan" sedang Allah adalah nama yan gtelah diciptakan oleh Tuhan untuk aklamasi namanya biar mudah dipahami oleh orang syariat.

    Kiriman 66
    Anda menulis15 jam yang lalu
    Marilah kita pahami makna sejarah kata Allah, hingga saya katakan bahwa Allah itu bukan TUHAN yang sebenarnya tetapi hanya sebagai nama saja, walau sekedar nama saja tetapi sudah memiliki THE POWES IS VERY-VERY FULL.

    Pandangan Islam terhadap nama Allah hingga saya katakan bahwa Allah itu adalah hanya sebuah nama tetapi bukan TUHAN yang sesungguhnya alias Allah itu masih sebatas mahluk yang diciptakan oleh TUHAN Allah adalah sbb:
    Allah, berasal dari kata Al [definite article, The] dan Ilah [generic name, God]. Penyingkatan dari kata Al dan Ilah menjadi Allah, untuk menandai sesuatu yang telah dikenal. Dalam perkembangannya, untuk mempermudah hamzat yang berada diantara dua lam [huruf ‘LL’], huruf ‘I’ tidak diucapkan sehingga berbunyi Allah dan menjadi suatu nama yang khusus dan tidak berakar[f1]. Ada pula yang berpendapat bahwa Allah berasal dari Al Ilahah, Al Uluhah dan Al Uluhiyah yang bermakna ibadah atau penyembahan[f2]. Yang lain mengajukan bahwa Allah berasal dari kata Alaha yang berarti menakjubkan atau mengherankan karena segala perbuatannya[f3]. Sementara ada yang berargumentasi bahwa Allah berasal dari kata, Aliha ya’lahu yang bermakna tenang[f4]. Kelompok pemikir dari Kufah mengatakan bahwa Allah, berasal dari Al-Lah, yang diambil dari verba noun lah yang berasal dari kata lahaya yang bermakna menjadi tinggi[f5]. Sedangkan Ibn Al Arabi menyatakan bahwa Tuhan itu tidak bernama, tetapi Dzat yang dinamakan oleh umatNya. Penamaan terhadap Tuhan, berarti melimitasi eksistensi Tuhan[f6].

    Semntara agama Kristen juga memiliki pandangan sejarah nama Allah, pandangan Kristen adalah sbb :
    Ada yang beranggapan bahwa Allah adalah berasal dari sumber Syriac, Alaha [f7]. Sementara yang lain berpendapat bahwa Allah berasal dari akar kata rumpun semitis El, Eloah dan Elohim serta Alaha. Bentuk Arabnya Ilah, lalu mendapat imbuhan Al yang berfungsi sebagai definite article [The God- Al Ilah-Allah] [f8]. Kata Allah berasal dari Al dan Ilah. Akar kata ini terdapat dalam semua bahasa semitis, yaitu dua konsonan alif dan lam serta ucapan yang lengkap dengan huruf hidup adalah sesuai dengan phonetik masing-masing[f9]. George Fry dan James R. King menyampaikan, “the name by which God is known to muslim, Allah is generally thought to be the proper noun form of the Arabic word for God, Ilah. Al, meaning The ini Arabic word. This word is related to the Hebrew from El and Elohim [f10]. J. Blau menjelaskan bahwa kata Allah adalah murni dari konteks Arab dan bukan dari sumber Syriac[f11].

    Kiriman 67
    Anda menulis14 jam yang lalu
    Jadi hakekat dan realitas ALLAH sebagai TUHAN bagi kaum mukminin maka TUHAN yan gsebenarnya itu berada dibalik kata "BI" pada lafal bismilllah... artinya "dengan" disini TUhan telah beraklamasi dirinya bahwa salah satu namanya dia yang paling terhormat adalah ALLAH.

    Hingga dalam ayat lain sering dikatakan bahwa realitas dan esensi Allah itu sesuai prasangka manusia. Juga dalam banyak hadist dikatan bahwa Allah itu lebih dekat dari urat nadi kita yang hingga oleh Iman Ghozali bahwa TUhan Allah yang sebenarnya Dzatnya itu beristana di hati Manusia.

    Kiriman 68
    Anda menulis14 jam yang lalu
    Lebih jauh, sesungguhnya Asal dari kata “ Allah “ adalah kata “ al-Ilah “ yang berarti sesuatu yang disembah oleh sesuatu yang rendah dihadapanNya maka itu dikatakan dengan Ilah dengan bentuk pluralnya Alihah yang berarti tuhan-tuhan

    Orang-orang kafir menamakan tuhan-tuhan mereka dengan Alihah karena menurut keyakinan mereka berhala-berhala dan patung-patung itu adalah tuhan-tuhan mereka dan tuhan-tuhan itu berhak untuk disembah, sehingga penamaan Alihah bukan berasal dari makna yang dikandung nama tersebut tapi lebih berdasarkan keyakinan waktu itu. Ibnu Atsir menyatakan bahwa nama Ilah diambil dari kata Alihah. Jadi kata Ilah berarti sesuatu yang dianggap tuhan atau yang dipertuhankan

    Pemakaian kata Allah sebagai nama bagi Tuhan SWT Yang Maha Esa dalam kosep pemahaman hukum islam bukan pemberian makhluk yang menyembahNya, tetapi merupakan sebutan sendiri oleh Tuhan tentang diriNya, Tidak ada satu makhluk pun di dunia ini yang berhak memberikan nama untuk Tuhan SWT. Allah telah memperkenalkan diriNya sendiri dengan nama yang dipilihNya sendiri melalui ayat-ayat tauhid yang dimuat dalam isi kandungan Al-Quran dan Hadist Rasulullah Muhammad SAW yang dapat dilihat pada kajian-kajian berikutnya.

    Kiriman 69
    Anda menulis14 jam yang lalu
    Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dan berapa pendapat-pendapat lain yang terkenal dapat disimpulkan bahwa kata Allah yang dipakai sebagai nama oleh Tuhan SWT merupakan kata serapan dan segala sesuatu yang disembah selain dari pada Allah, termasuk dalam berdoa meminta pertolongan dan menjadi sebab segala sesuatu, maka ia telah dianggap sebagai tuhan. Tuhan yang disembah.

    Dalam Kajian ini dinyatakan bahwa sembahan-sembahan itu tidak benar dan sesat, kecuali sembahan-sebahan itu adalah Allah yang merupakan Tuhan Yang Maha Esa, tuhan yang telah menciptakan semua makhluk dan tuhan bagi semua makhluk yang gaib ataupun yang nyata, sebagaimana yang telah dimaklumi oleh bangsa Arab dalam pengucapan mereka dan dalam Al-Quran yang diturunkan dalam bahasa arab yang mudah dimengerti dan difahami semua manusia yang mau mempelajarinya.

    Jadi setelah kita melakukan kajian dalam konsep yang lain, teranglah bagi kita bahwa ternyata Allah bukanlah Tuhan yang sesungguhnya. Allah adalah sebuah nama yang agung yang dipakai oleh Tuhan SWT untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri kepada hamba-Nya. Dan ketika Allah menjadi menjadi Tuhan, maka kepada-Nya teruntuk segala sembah.

    Jadi disnilah iman kita diuji ebih lanjut untuk mengenal dan memahami Tuhan yang bernama Allah dalam realitasnya yang bersembunyi dibalik nama Allah dan lafal "BI" dan sesungguhnya menurut para ulama sufi bahwa itu itu adanya di hati manusia yang mana manusia yang sudah mempersiapkan hatinya hany untuk Allah semata dan membuang isi hatinya dari selain Allah.

    Hati yang seperti inilah yang mampu mengenal TUhan yang bernama Allah secara realitas hingga hati yang disinggahi TUhan Allah dengan satu ciri yaitu segala prilakunya telah IKHLAS 100% dalam segala hal, mislanya jika anda mendapat rizki satu milyard bahagianya sama dengan anda waktu jalan-jalan di mall tiba-tiba diludahi orang yang tidak anda kenal dengan meneriakkan anda ANJING. tetapi hati anda tetap saja bersyukur dan mendoakan orang tersebut. Maka ciri jiwa seperti inilah yang mampu mengenal realitas Tuhan Allah yang yang sebenarnya. amin.amin.amin.

    SEMOGA KITA MAMPU MERAIHNYA.


    Kiriman 70
    Agus Julianto menulis14 jam yang lalu
    @imron, ente nulis, "islam kebanyakan atau islam ssyariat saja yang tidak mungkin akan mampu melihat Allah secara realitas..." (#65)
    ---->>>apakah ente sekarang sedang menyaksikan realitas Tuhan apa, gak?
    atau hanya sedang nyaksukan bahwa pikiran ente saat ini, PAHAM ttg harusnya atau wajibnya realitas Tuhan di balik kata Allah?

    Kiriman 71
    Anda menulis14 jam yang lalu
    JIka sudah pada realitas esensi Tuhan dibalik nama Allah maka bahasa kata dan pikiran sudah tidak berfungsi lagi karena kecepapatan bahasa hati lebih cepat dari itu, hingga pikiran tidak mampu menggapainya... bahkan banyak orang bilang hingga oran gitu telah gila atau kurang ingatan karena tidak normal.

    Insya Allah yang maha Tahu hanyalah milik Allah... mas Agus...

    Kiriman 72
    Anda menulis14 jam yang lalu
    Realitas Tuhan yang sebenarnya sungguh telah bersama-sama jiwa manusia yang telah ikhlas sepenuhnya hanya untuk Allah, ikhlas itu bukan pasrah tetapi mejaga kemurnian akan ke-esaan Allah dalam segala hal prilaku kita, hingga prialku kita telah tiada karena fana. hingga fana telah tiada karena hati kita telah terisi realitas Allah. insya Allah

    Kiriman 73
    Agus Julianto menulis14 jam yang lalu
    @imron,

    kita ini, pada umumnya, mudah sekali diserang penyakit so'ta!
    gak tanggung2, Realitas dzat Allah aja, rasanya bisa dan gak terlalu sulit utk kita ketahui dan kenali.

    padahal, boro2 ngenal dan ngetahuin Allah! lha wong ngetahuin realitas isteri dan anak2nya aja juga kagak bisa kok! apalagi mau ngetahuin dan ngenalin realitas dzat Allah!

    kalau udah tau dan ngenalin dzat Allah Yang Maha Mengetahui itu, harusnya bisa segala tau dong! krn, kalau udah tau dzat Yang Maha Tahu, pastinya, pengetahuannya itu ada diatas Dzat Yang Maha Tahu.

    padahal nyatanya, ngetahuin yg lagi dikerjain atau dipikirin ma anak and isteri atau pacar, atau siapa aja lah, pokoknya, juga kagak bisa! jadi di sebelah mana taunya, dunk?

    kalau Allah Yang Maha Tahu aja bisa ngetahuin segala apa yang semua manusia ini sedang kerjakan, pikirkan dan simpan dalam hati, sudah seharusnya, org yang merasa atau ngaku2 tau Dzat Allah Yang Maha Tahu, lebih tahu dari Allah!

    tapi kan, sekali lagi, kagak tau! jadi, tau apa kagak sih sebenernya tuh?
    atau hanya so'ta doang? atau hanya merasa tau and meras kenal doang, padahal mah, kagak tau apa2, alias so'ta! hehehe...gimana tuh, ron?

    Kiriman 74
    Anda menulis14 jam yang lalu
    insya Allah pendapat anda 100% benar jika dipahami dengan ikhlas dan hati tanpa setitik sifat SUM'AH apalagi UJUB apalagi RIYA' insya Allah. apalagi yang menulis juga sudah bisa menulis tanpa setitikpun sifat SUM'AH dihati , maka insya Allah realitas Tuhan akan mampu mengisi hati anda dan pada saat seperti itulah anda telah mengetahui realitas Tuhan yang bersembunyi dibalik nama Allah. secara terang benderang hingga anda akan tahu apapun yang tersembunyi dibalik wajah dan pikiran orang yang anda lihat. inilah kekuatan Allah jika Allah sudah menyatu dalam hati hambanya. amin

    Bagaiman mas Agus...??? subhanallah...

    Kiriman 75
    Agus Julianto menulis13 jam yang lalu
    @imron,

    siip! cuman tolong hapus kata "islam ssyariat" yang ente sisipkan di paragraf pertama postingan ente no 65! kurang enak ditelinga!

    krn apa? karena islam syariat pun adalah merupakan bagian inheren dari realitas Allah itu sendiri!

    silahkan ente renungkani! mudah2an ngerti! dan mau ngehapus kata tersebut! disamping, label kayak gitu tuh nimbulkan kesan kurang baik bagi islam syariat, yg didalam mana ente juga berdiam.

    gimana tuh, ron?

    Kiriman 76
    Anda menulis13 jam yang lalu
    JIka kata telah terucap dengan ikhlas dan ternyata salah biarlah dengan apa adanya kata itu akan disalahkan atau dimaknai oleh salah pikiran, karena pikiran Illahiyah akan mampu membacanya dengan benar akan sebuah makna dari sesuatu yang salah pada kebenaran dan sesuatu yang benar pada sesuatu yang salah. Tentu jika pikiran Illahiyah telah menempati hati kita. Tak ada salah dan benar dalam logika pikiran jika dilihat oleh pikiran Illahiyah, inilah yang sering dikata rahmatan lil alamin sebagai manusia yang penuh salah hingga menjadi prilaku yang suatu saat menjadi alat kebenaran Illahiyahnya.

    KIra-kira begitu mas Agus???

    Kiriman 77
    Gusti Alamsyah menulis13 jam yang lalu
    @ M.IMRON P. Yang Anda Tanyakan Pada TopiK Diatas Itu Bisa Saya Berikan Gambaran nya Seperti Ini,,Coba anda Pikirkan Penjelasan Saya di Bawah ini :

    1. T U H A N -----------------------> = PANGKAT NYA

    2. A L L A H ------------------------> = JABATANNYA / NAMA NYA

    3. A D A M ------------------------> = BATANG TUBUH NYA

    4. M U H A M M A D ----------------? = kE DZAHIRAN NYA

    Nah,,,Semoga Anda Dapat Memikirkan nya, Sejauh mana kah,,?
    kedalaman dari Arti Ke 4 macam Penjelasan saya ini..?

    Kiriman 78
    Agus Julianto menulis13 jam yang lalu
    @gusti, jadi.....

    apakah TUHAN=ALLAH=ADAM=MUHAMMAD apa, ga?

    Kiriman 79
    Anda menulis13 jam yang lalu
    Mas Gusti, itu sebuah penjelasan suluk yang sangat luar biasa, tidak semua logika mampu mencernanya, tetapi jika logika dari ke-empat tanpa logika Illahiyah yang ada dalam hati, maka akan tidak memiliki makna apa-apa bagi sang suluk. karena semua nya akan menjadi sekedar tulisan saja.

    Tapi benar luar biasa maknanya itu secara logika IllahiyahNya.

    Kiriman 80
    Anda menulis13 jam yang lalu
    Sebuah permainan logika Illahiyah yang cukup fantastis, itu yang disebut sebagai aliran suluk logika Illahiyah murni dan banyak dianut oleh para tokoh ahmadiyah di Eropa.

    Kiriman 81
    Gusti Alamsyah menulis13 jam yang lalu
    Manusia Yang Jahir ini Adalah " Makhluk yang Awam" Akan Tetapi Bilamana Dia Sudah mengerti dimana Ke dudukan Martabat Dirinya yang Sebenarnya dan sudah Mengetahui Akan Rahasia Ilmu nya Maka Baru Lah Dia Di sebut sebagai " Hamba Muhammad " ,,,????

    Kiriman 82
    Gusti Alamsyah menulis13 jam yang lalu
    @ Sorry Dul,,,Gua Bukan Aliran Ahmadiyah...hee.heeee,,heee..??

    Kiriman 83
    Anda menulis13 jam yang lalu
    Bukan maksud saya anda, tetapi dasar pemikiran logika suluk yang anda tulis itu banyak dipakai oleh orang ahmadiyah di eropa timur.

    Kiriman 84
    Agus Julianto menulis13 jam yang lalu
    jadi sealiran ama ahmadiyah, dong?

    Kiriman 85
    Gusti Alamsyah menulis13 jam yang lalu
    M.Imron.,,,,, Bersediakah Anda kalau Saya Ajak Membahas tentang Kedudukan Martabat Hamba Dan Martabat Tuhan ,,,?? Kalau anda Setuju Tolong Anda Jelaskan Seperti Apakah Kedudukan Martabat Hamba nya terhadap Martabat Tuhan nya,,, Mari,,Silah Kan Di Jawab Dulu ,,Bung Imron ,,Saya dkk Mendengarkan dan Ingin Tahu Pendapat Anda,,,???

    Kiriman 86
    Anda menulis13 jam yang lalu
    Sehingga melahirkan nabi-nabi baru dalam pemahaman tauhidnya mereka. walau kebenarannya hanya Allah yang tahu dan rasanya kurang etis jika logika Illahiyah kita menyalahkan atau membenarkannya karena kita sama-sama tidak tahu akan rahasia Allah dibalik pola pikirnya orang ahmadiyah.

    Kiriman 87
    Gusti Alamsyah menulis12 jam yang lalu
    Jadi Bagaimana " Rahasia Allah" yang Benar Menurut Anda,,, Coba Jelaskan,,,??? Anda ini Kapan Ke Erofa nya,,, Heee,heee,,Erofa Apa Saritem ,?

    Kiriman 88
    Agus Julianto menulis12 jam yang lalu
    hehehehe....gusti, klw dah ke erofa timur....bisa2 jadi nabi semua deh!
    ho..ho...ho...

    Kiriman 89
    Anda menulis12 jam yang lalu
    kalau aku sich.. berada dalam naungan islam ahli sunnah wal jama'ah dengan ornganisasi bendara islam saya NU. tapi saya besar keilmuan saya di MUhammadiyah... dan pemikiran saya dewasa di kristology dan perbandingan agama.


    Wah. kalau masalah kedudukan martabat hamba dihadapan Tuhan menurutku dan yang saya imani adalah sejauh mana seorang hamba mampu memurnikan ke-esaan Allah dalam segal hal perbuatannnya hingga martabat TUhan pada hambanya menjadi satu dalam Ke-esaan tersebut dan maka terjadilah realitas Tuhan yang Esa dalam makna Illahiyahnya adalah sifat-sifat Allah sebagai mahluk Tuhan. hingga 99 sifat Allah itulah realitas Tuhan yang akan dijadikan martabat Tuhan untuk manusia atau seorang hambaNya.


    Kiriman 91
    Anda menulis12 jam yang lalu
    iya... sich... memang realitasnya begitu terus mau bilang apa lagi... apapun yang anda katakan adalah kebenaran sobat...

    Kiriman 92
    Agus Julianto menulis12 jam yang lalu
    hahaha....gusti...gusti...katanya mau ngajakin Membahas tentang Kedudukan Martabat Hamba Dan Martabat Tuhan ,,,?
    kenapa jadi ngobrolin MARTABAK SARITEM, seeh? hehehe....

    Kiriman 93
    Anda menulis12 jam yang lalu
    wkwkwkwkwk... hahahaha.. martabak saritem itu juga ada disurga lho... yaitu surga pikiran kita yang sedang lapar hahahahaa....hihihihihi...

    Kiriman 94
    Gusti Alamsyah menulis12 jam yang lalu
    Terus Bagaimana Dengan Hadist Qudsy Yang Berbunyi " Ku ciptakan Nur Muhammad Itu Daripada Roh ku ,Dan Ku Ciptakan Alam dan sekailan isi nya ini Dari Pada Nur Muhammad "...Coba di Nalarkan Kembali,,,Maksud nya,,???

    Kiriman 95
    Agus Julianto menulis12 jam yang lalu
    tuh...kan gus. ternyata emang suka MARTABAK juga. sama ama ente! hehehehe...
    silahkan klw mau ngelanjutin topik"BERZINA ITU INDAH!"...
    silahkan....ente berdua aja!

    dasar TUKANG MARTABAK!

    Kiriman 96
    Anda menulis12 jam yang lalu
    Semoga jawaban saya salah 100% karena kalau salah berarti anda yang benar... amin.

    Esensi Muhammad adalah setitik dari Roh TUhan itu sediri, sehingga cahaya biasnya MUhammad mampu menjelma mwenjadi matahari dan selureuh cahaya kehidupan hingga akhirnya siapapun harus sujud pada nur muhammad. Sedang kita tercipta dari sisa-sisa tiupan nafas TUhan yang sudah tidak bermakna lagi bagi tuhan, itu pun masioh menjadi manusia. Makanya kalau mau buat anak, baca doa kanjul arsy dan sayyidina akasah bia dapat roh tuhan. hehehehe...

    Kiriman 97
    Agus Julianto menulis12 jam yang lalu
    tuh....urusannya....dah jadi urusan buat anak lagi....!

    kawin aja belum tuh ente, gus!

    dasar TUKANG MARTABAK!

    Kiriman 98
    Anda menulis12 jam yang lalu
    heheheh... mas Agus ini kok masih bahas BERZINA ITU INDAH pada topik ini.. heheheh.. itu kan topik akal pikiran syariat untuk menata hidup agar tidak terjebak pada indahnya zina. hehehehe... kalau ini kan topik cahaya Illahiyah hehhehe

    Kiriman 99
    Gusti Alamsyah menulis12 jam yang lalu
    Berati Anda Itu Yah Belum Mengerti Apa yang Saya Tanyakan ,,Ia nggak Daeng,,? Coba Tolong Jelaskan ini :

    1. Kapan Kah Diri Itu Disebut Diri Yang Dzhir.....???
    2 .Kapan kah Diri itu Di sebut Diri Yang Bathin ,,,???

    Coba Jelaskan,,,,Kalau Anda Mengerti Apa Yang Saya suruh Anda Jelaskan di Postingan Saya Di Atas ( @ 77 ),, maka Akan Terjawab,,Di Sini,,??

    Kiriman 100
    Agus Julianto menulis12 jam yang lalu
    tapi saya yakin....si gusti tuh...masih ngebayang-bayangin topik "BERZINA ITU INDAH! hahahaha....
    apalagi sekarang ketemu ama nyang buat topiknya...
    mungkin dia mau berguru ma ente kali, ron! hehehe

    Kiriman 101
    Anda menulis12 jam yang lalu
    hehehehe... kalau Mr. Tukul menjawab diri ini disebut diri yang dhahir manakala kita sedang menikmati enaknya makan martabak, sedang kalau diri ini disebut diri bathin , manakala setelah makan martabak terus bersyukur agar dikasih maratabak lagi oleh TUhan . ini jawaban ala Mr. Tukul. hehehhe...

    Kiriman 102
    Gusti Alamsyah menulis12 jam yang lalu
    @101 . Nah Kalau Jawaban Seperti Itu Saya Nilai Sebagai Jawaban Orang Bodoh,,,? Apa Perlu saya Jawab Yang Benar di Dalam Ajaran Marifat,,?

    Kiriman 103
    Anda menulis12 jam yang lalu
    wkwkwkwkw.... hahahahaha.... iya.. Gusti ini memiliki jiwa Illahiyah sex tinggi alias doyan koe sucinya tuhan. hahahaha...

    Kiriman 104
    Anda menulis12 jam yang lalu
    tapi normal khan, tapi gusti ini apa suka poligami yaaa.. karena kalau belajar makrifatulah tidak kuat biasanya minta kawin lagi hahaha....

    Kiriman 105
    Anda menulis12 jam yang lalu
    IYa.. emang aku ini bodoh sekali logika Illahiyahku.. silahkan maha Guru Gusti....

    Kiriman 106
    Gusti Alamsyah menulis12 jam yang lalu
    Lho Anda Menyimpang Ke Erofa Timur Lagi,,,? Kita sekarang Membahas Marifat Jangan sampai Jauh2 Kenegara Komonis Sana Nanti Anda malah Di Kira Penyebar ATHIS nya di Indonesia,,, Hayoo..Mana Jawaban Anda Tetang Diri yang Dzahir Dan Diri Yang Bathin Itu.... Soal Athis Jangan Anda Bawa2 Kesini Itu Urusan Anda Saja...??

    Kiriman 107
    Anda menulis12 jam yang lalu
    hehehhe... jawabannya iya yang saya jawab tadi ala jawaban Mr. Tukul...tadi .

    Kiriman 108
    Tubagus Muharam menulis12 jam yang lalu
    Rebutan martabak deh jadinya... khi..khi..khi...

    Kiriman 109
    Gusti Alamsyah menulis12 jam yang lalu
    Nih Coba Perhatikan Baik-Baik Ya Penjelasan nya dari Saya :

    1 .Diri kita yang Dzahir itulah yang Di sebut Bernama Adam

    2 .Diri Kita yang Bathin itulah yang Disebut Bernama Muhammad

    3 .Roh Muhammad Itulah Rahasia nya Tuhan ( Pangkat nya )
    Roh Muhammad Itulah Rahasia nya Allah (Jabatan nya )

    Nah Itulah Makna dan jawaban nya Dari Postingan Saya no.77 itu,,?
    jadi jangan Sampai Jauh2 Ke Eropa Timur Sana,,,??

    Kiriman 110
    Anda menulis12 jam yang lalu
    hehehe.. jawaban yang bagus untuk ilmu logika... tapi tidak ada kaitannnya dengan ilmu dzikir

    Kiriman 111
    Gusti Alamsyah menulis12 jam yang lalu
    @ Pak Haji Kalau Urusan Martabak Saritem langsung Bangunn..hiii,,hiii..??

    Kiriman 112
    Maulana Sugaryo menulis12 jam yang lalu
    astagfirulloh......masya alloh.....
    andai Baginda saw,hadir disini.....entah aku harus jelaskan seperti apa kepada beliau yg buta huruf dan gk ngerti bahasa indonesia....
    mestikah aku ungkapan aja betapa umatnya sudah memberi perumpamaan tentang beliau tanpa dimintai confirmasi sebelumnya apakah beliau setuju atau tidak dengan opini tersebut...masya alloh....masya alloh...

    Kiriman 113
    Anda menulis12 jam yang lalu
    wah salah semua yaaa... kita mas Maulana??? wah harus cepet-cepet tobat nich... salahnya dimana mas Maulana? wah emang kita ini bodoh dan idion semua yaaa...

    Kiriman 114
    Gusti Alamsyah menulis12 jam yang lalu
    Berati Anda Tidak Pernah Mengerti Apa itu Ilmu nya Marifat jadi ,,,Pemikiran Anda Ternyata Masih Sangat Jauh ,,Bekisar di Sekitar I lmu "P I Q I H",,Do'ang

    Jadi curiga sekarang saya sama anda ini Jangan2 Anda ini Termasuk orang Yang Di Bayar Oleh Lembaga " MISIONER" untuk menghacurkan Islam Di Indonesia ini,Pantasan Anda Tidak Mengerti tentang Agama Islam ini Secara Benar,,,???
    Jujur Saja Apakah Anda sekarang ini Sedang Melakukan Tugas KRITENISASI

    Kiriman 115
    Gusti Alamsyah menulis11 jam yang lalu
    Pak Agus Kita Berdua ini Emang Di Ciptakan senasib...Kali ya...Heee..hee..?

    Anda Masa Kecil nya dulu Pernah Jadi Kakak Kelas ku ,,Kamu SMP saya masih SD waktu Di Banjarmasin..Dulu......Ehh..Sekarang Ketemu Lagi Anda Sudah Jadi Duda Saya Masih Bujangan...Heee.heee Dasar Nasib Ya,Mas Mau Apa lagi he,,he,?,

    Kiriman 116
    Mul Cihuy menulis11 jam yang lalu
    he..he...he,curiga boleh saja,tapi.pengakuan dari 1500 ahli dai,250 ahli makrifat,230 ahli taat,390 ahli hadis...5000 mahasiswa Universita UIN...harus mengakui dahulu bahwa anda adalah seorang ahli makrifat dan seorang yg dikenal pembela agama islam dan karya-karya anda sudah di akui oleh sekurang-kurangnya 500 ribu kaum muslimin dan muslimah.
    Berhati-hatilah anda tentang tuduhan apapun....anda boleh saja merasa duiri paling benar dan pintar,tapi anda tak boleh mengakui diri sebagi arang yg pasti selamat dunia akhirat dari fitnah dunia dan azab kubur.....saran saya berhati-hatilah....anda.

    Kiriman 117
    Gusti Alamsyah menulis11 jam yang lalu
    Dari Mana Dasar Yang Anda Sebutkan sebanyak itu,,,??? Itu Hanyalah Semacam Bid'ah saja.. Bukti nya Kan Anda Lihat Sendiri Begitu si Imron udah Ketahuan Belang nya dia Mengholang,,,bhegitu saja,,,??????

    Dasar yang Anda Pakai dalam ukuran apa Itu,,,dari mana dasar Hukum nya ,,,anda Dapatkan Di mana itu...hee.heeee...??? Asal Omong Do'ang..Percuma.,,,Sorry Tidak Level Berbicara sama Anda Percuma.../////

    Kiriman 118
    Maulana Sugaryo menulis11 jam yang lalu
    @all,tak ada maksud utk membenarkan diri sebagai yg paling benar....aku tidak peduli pembahasan apapun tentang apapun,ini cuma kebiasaanku aja.....ketika MENG ANDAIKAN SESUATU DEMI SESUATU.
    mungkin anda pernah mendengar pribahasa...BARANG SIAPA YG MENYUKAI SESUATU PASTI IA AKAN SELALU MEMBAWANYA KEMANA-MANA,DAN BOLEH JADI RASA PERSAHABATAN DNG SESUATU YG DI SUKAINYA MEMBANGKITKAN RASA KEBERSAMAAN.
    aku tak maksudkan aku adalah yg paling mencintai beliau (Baginda saw),ini hanya ungkapan aja....giman sih rasanya figur beliau(yg aku suka)di bahas di depanku...?
    cuma itu aja bro'....lanjutkan saudaraku.....dan tanpa tuduhan yg tak perlu yee...ini bukan cuma tak mendidik tapi,persaudaraan bisa rusak gara-gara setitik fitnah....
    ok...lanjuuuuuuuut boss....!gw dukung semangat anda semua....

    Kiriman 119
    Agus Julianto menulis11 jam yang lalu
    level ma siapa, dong? ama saya se-level? dua level? atau tiga level? hehehe

    Kiriman 120
    Maulana Sugaryo menulis11 jam yang lalu
    ha...ha...ha///pak agus bisa aja....kalo anda.....akui akui.....tanpa bermaksud menyindir lho Gusti.....
    anda(Agus) masih dua papan di atas Gusti,dalam hal penjabaran suatu topik masalah,dan sekali lagi tanpa bermaksud niat baik kita semua....
    Gusti,anda seumpama asset Golkar(Ruhut Sitompul) ha...ha...ha.
    sorry bro'....ini ungkapan jujur dariku....commen anda menunjukan kekuatan diri anda..dan saya mengakui itu.ha...ha...ha.

    Kiriman 121
    Gusti Alamsyah menulis11 jam yang lalu
    Anda cukup Dua kali Tempelan Dahh Mencroot,, Dahhh Mau Bobo dulu ahh,,?? Imron nya dah pergi Begitu Kedok nya Terbongkar,,,??? dah Tidur dulu ya Gus,,

    Kiriman 122
    Maulana Sugaryo menulis11 jam yang lalu
    sapa sih imron....?
    masa'....die mesti gw plorotin jubah keterpelajarannya.....
    imron....?where are you.....?

    Kiriman 123
    Agus Julianto menulis11 jam yang lalu
    hehehe...imron tuh dah kagak se-level ma ente mul!
    tapi, ente juga msh dibawah levelnya si gusti! hehehehe....
    tapi, gusti juga nyatanya msh ada di bawah level ane, jadi ente se-level diatas imron...hehehe
    ngerti gak seeehh, mul? hehehehe




    Kiriman 124
    Mustafa St Rajo Dilangit menulis11 jam yang lalu
    heehehe..setan jg makrifat,,,wkwkwkwk

    Kiriman 125
    Gusti Alamsyah menulis11 jam yang lalu
    Maulana,, Kecuali Allah Ta'ala Tidak ada seorang Makluh Pun Yang Bisa MenBerikan Penilaian yang Seperti Anda Itu,, Terhadap Hamba nya,,,,? Kecuali Kerena Anda Sudah Merasa " Takabur" Dan Ketahuilah Oleh Anda Orang Yang Takabur Itu Adalah Kafir Di Mata Allah Ta'ala,,,Jadi Apakah Betul Anda ini Juga Termasuk Manusia Yang KAFIR,,,?? Tanyakan Pada Diri Anda Sejujur Nya,,Oky..Saya Mau Tidur Dulu.. Dah Ngantuk sekali,,,Dari Pada Melayani Kamu ( Maulana ) Yang Jelas2 orang Kafir.ini ../////

    Kiriman 126
    Agus Julianto menulis11 jam yang lalu
    dasar mencroot! hehehehe anya-anya wae si gusti tuh!

    tidur kok, sambil MENCROOOT! hehehehe

    Kiriman 127
    Mul Cihuy menulis11 jam yang lalu
    ahh,masa sih...aku masih di bawah gusti...hmm,boleh jg sih kalo emang bener...tp,pertanyaan seprti apa sih yg gk bisa ku jawab....?
    bagiku...suatu jawaban apapun yg muncul dariku....tidaklah begitu penting benar atau tidaknya,prioritasku...adlh seberapa besar sumbangsihku terhadap pembukaan aspirasi dari topik yg dibahass....ini adalh sikapku aja,bukan karakterku....
    kebiasaanku cuma senang-senang aja seprlunya....dan pengen sih jd playboy sholeh dan berbudi luhur...tapi...suseeeeeeeh yee......
    he...he...he.!!!

    Kiriman 128
    Agus Julianto menulis11 jam yang lalu
    kirain dah tidur,,,! tau nya nongol lagi!

    ribut lagee tuh, jadinya!

    dah...pada tidur!

    Kiriman 129
    Mul Sayang menulis11 jam yang lalu
    yaaa,ngapain tidur baru jam sgini....kayak pembantu di komplek-komplek aja,jam sgini uda pada tidur....malu dong ma tukang warung di pinmggir jalan......jam sgini die masih melotot nungguin pembeli...hi...hi.

    Kiriman 130
    Mustafa St Rajo Dilangit menulis11 jam yang lalu
    hahaha.....orgil di ladenin...haaancuuur..

    Kiriman 131
    Mul Sayang menulis11 jam yang lalu
    emang...!

    Kiriman 132
    Agus Julianto menulis11 jam yang lalu
    mus....bentar lagi....si gusti pasti bangun lagi.....
    trus......??? hehehehe....
    ribut lagi dah....

    Kiriman 133
    Mul Sayang menulis11 jam yang lalu
    keributan apapun soal biasa,yg penting bahasa tetap santun ini demi menghindari kejengahan para pembaca yg mngkin aja lewat disini,kalo aku sih uda biasa klo becanda ma temen2 dkatku sambil lempar-lemparan batu bata...dan kami menyebutnya ini LUPA diri aja....wk...wk..wk

    Kiriman 134
    Mustafa St Rajo Dilangit menulis11 jam yang lalu
    sambil nuggu subuh gus....!!!!

    Kiriman 135
    Agus Julianto menulis11 jam yang lalu
    kalo gitu, kita maen gapleh dulu aja, yuk?

    Kiriman 136
    Agus Julianto menulis11 jam yang lalu
    si gusti mah, bukan sholat, eh....malah tidur!

    kapan insyaf ya dia tuh? hehehe...

    Kiriman 137
    Mustafa St Rajo Dilangit menulis11 jam yang lalu
    @mainnya ajak murid ente yg ahli makrifat itu yaa,,hahahaha..

    Kiriman 138
    Mul Asyik menulis11 jam yang lalu
    payah jg si gusti,sembarangan banget sih nyebut orang sebagi kafir,tapi,karna aku paham siapa dia ya udahlah .....dari sini aja aku bisa dengar 2 malaikat yg di samping badannya ucapkan kata ini padaku"maafkan gusti yaa...maafkan gusti yaa...die emang bgtu...maklum....temen deketnya emang seprti die..."sumpeh deh aku tak tau sapa sih temen deketnya yg dimaksud.....
    kalo ruh pencela....apa bisa?kalo ruh tukang fitnah apa mngkin.../hi...hi..hi.
    iye deh gw maafin.....memafkan bukan cuma tanda kebesaran seorang guru pada muridnya,memafkan jg tanda seorang juragan pada anak buahnya.
    hi...hi..hi.

    Kiriman 139
    Agus Julianto menulis11 jam yang lalu
    jadi...si gusti itu emang masih level murid and anak buah, ya? hehehe

    Kiriman 140
    Mustafa St Rajo Dilangit menulis11 jam yang lalu
    @mul sebelum dia minta maaf dr dulu udah gw maafin...hehehe...

    Kiriman 141
    Maulana Sugaryo menulis11 jam yang lalu
    gusti....?
    kapan Tuhan yang Maha Kuasa bilang padamu :Gw orang Kafir...?
    waduh....loe bikin malu gw aja yee....
    di gunung gedor....ada negri lelembut...di sana kata kafir artinya tukang masak raja-raja..
    bapret juga loe.....bilang gw sprti itu....tp,sprti pendapat mul asyik...memaafkan adalah Tanda Kebesaran seorang penjajah pada yg di jajahnya....hi...hi..hi....kiding bro'...
    whukakakaka..kakakaa.kakak

    Kiriman 142
    Mustafa St Rajo Dilangit menulis10 jam yang lalu
    itulah kalau ilmu agama kalau keluar dr mulut bukan ahlinya....gampang menuduh orang lain kafir..dsbgnya....haaannncuuur..

    Kiriman 143
    Maulana Sugaryo menulis10 jam yang lalu
    Mustafa,kebesaran jiwa seorang yg alim terlihat ketika seorang yg amat tolol,memaki dirinya tanpa dasar dan tanpa bukti.tau-kah anda apa yg dilakukan oleh orang alim itu,orang yg amat tolol itu di beri sekantung uang utk beli minuman keras,lalu si tolol itu di sruh minum dan di biarkanlah kata-kata kacau keluar dari bibir si tolol itu,dan si orang alim...entah kenapa jd tertawa sambil menangis...yaa...dia menyaksikan suatu kebesaranNya..di peristiwa dan ini hanya orang alim tersebut yg mampu merasakannya.
    aku gk bilang ,aku adalah orang alim itu.ini cuma pembelajaran tentang cara memandang pikiran orang dari sudut yg berbeda.

    Kiriman 144
    Raja Gumilang menulis10 jam yang lalu
    he...he..he,wah,gw ketinggalan kereta nih.....
    beneran akan ada pertempuran disini......?
    waaaaaaaaaauuuu!!!!!
    boleh juga sih.....di ikuti......kenapa ngga....?!
    ha...ha...ha....ha!!!!!
    btw,topiknya apaan sech..?

    Kiriman 145
    Mustafa St Rajo Dilangit menulis10 jam yang lalu
    @maulana ana setuju dgn kata2 antum, kalau menyagkut pribadi yg dia maki2,, kalau keluarga dia bawa2 apa antum masih diam???sekali2 perlu jg sitolol itu di kasih pelajaran supaya tidak terjadi buat yg lain,,..!

    Kiriman 146
    Raja Gumilang menulis10 jam yang lalu
    mustafa....?ketika anda di beri wewenang utk menghukum seorang yg nyata bersalah....maka semua keputusan ada pada diri anda,lakukan apapun yg baik mnrut anda hanya ....
    lakukanlah dng namaNya,lakukanlah demi ridhoNya...meskipun memutilasi seseorang menjadi 47 bagian dan merebusnya di air bergaram lalu memberinya kepada kucing garong yg kelaparan...
    lakukanlah apa yg menjadi hakl anda.....
    hanya lakukanlah lillahi ta'ala.

    Kiriman 147
    Mustafa St Rajo Dilangit menulis10 jam yang lalu
    @ raja ... ana tdk akan menghukum sesorang,,, tapi ana akan bela hak 2 ana hehehe,,,!tanks bro.. !!!

    Kiriman 148
    Rudwig Putrakusuma menulis7 jam yang lalu
    hehehehe......!

    Kiriman 149
    Tubagus Muharam menulis6 jam yang lalu
    Luar biasa... Mengagumkan ...... begitulah kalau yang disembah "Ternyata Bukan Tuhan Yang Sesungguhnya" khi..khi..khi..khi.. Sangat jelas kelihatan.

    Kiriman 150
    Rudwig Putrakusuma menulis3 jam yang lalu
    bukannya syahadatnya Rasulullah SAW harus dicontoh ?

    Kiriman 151
    Agus Julianto menulis3 jam yang lalu
    hi..hi..hi...rudwiw kok jadi baek gini ya, sekarang? aneh juga?! ada apa, nih? beneran baek, atau cuman taktik? hehehehe
    jas kiding.... hehehehe

    Kiriman 152
    Taufiqur Rahman menulis3 jam yang lalu
    Dalam suatu hadits Nabi saw. Beliau bersabda, Setiap kandungan dalam seluruh kitab-kitab Allah diturunkan, semuanya ada di dalam Al-Qur'an. Dan seluruh kandungan Al-Qur'an ada di datam Al-Fatihah.
    Dan semua yang ada dalam Al-Fatihah ada di dalam Bismillnahirrahmaanirrahiim. Bahkan disebutkan dalam hadits lain,"setiap kandungan yang ada dalam Bismillahirrahmaanirrahiim ada di dalam huruf Baa', dan setiap yang terkandung di dalam Baa’ ada di dalam titik yang berada dibawah Baa'".

    Sebagian para Arifin menegaskan, "Dalam perspektif orang yang ma'rifat kepada Allah, Bismillaahirrahmaanirrahim itu kedudukannya sama dengan "kun" dari Allah”.

    Perlu diketahui bahwa pembahasan mengenai Bismillahirrahmaanirrahiim banyak ditinjau dari berbagai segi, baik dari segi gramatikal (Nahwu dan sharaf) ataupun segi bahasa (etimologis), disamping tinjuan dari materi huruf, bentuk, karakteristik, kedudukan, susunannya serta keistemewaanya atas huruf-huruf lainnya yang ada dalam Surat Pembuka Al-Qur'an, kristalisasi dan spesifikasi huruf-huruf yang ada dalam huruf Baa', manfaat dan rahasianya.

    Tujuan kami bukan mengupas semua itu, tetapi lebih pada esensi atau hakikat makna terdalam yang relevan dengan segala hal di sisi Allah swt, Pembahasannya akan saling berkelin dan satu sama lainnya, karena seluruh tujuannya adalah Ma’rifat kepada Allah swt.

    Kami memang berada di gerbangNya, dan setiap ada limpahan baru di dalam jiwa maka ar-Ruhul Amin turun di dalam kalbunya kertas. Ketahuilah bahwa Titik yang berada dibawah huruf Baa' adalah awal mula setiap surat dan Kitab Allah Ta’ala. Sebab huruf itu sendiri tersusun dari titik, dan sudah semestinya setiap Surat ada huruf yang menjadi awalnya, sedangkan setiap huruf itu ada titik yang menjadi awalnya huruf. Karena itu menjadi keniscayaan bahwa titik itu sendiri adalah awal dan pada setiap surat dan Kitab Allah Ta’ala.

    Kerangka hubungan antara huruf Baa' dengan Tititknya secara komprehensfih akan dijelaskan berikut nanti. Bahwa Baa' dalam setiap surat itu sendiri sebagai keharusan adanya dalam Bassmalah bagi setiap surat, bahkan di dalam surat Al-Baqarah. Huruf Baa' itu sendiri mengawali ayat dalam surat tersebut. Karena itu dalam konteks inilah setiap surat dalam Al-Qur'an mesti diawali dengan Baa' sebagaimana dalam hadits di atas, bahwa seluruh kandungan Al-Qur'an itu ada dalam surah Al-Fatihah, tersimpul lagi di dalam Basmalah, dan tersimpul lagi dalam Huruf Baa', akhirnya pada titik.

    Hal yang sama , Allah SWT dengan seluruh yang ada secara paripurna sama sekali tidak terbagi-bagi dan terpisah-pisah. Titik sendiri merupakan syarat-syarat dzat Allah Ta'ala yang tersembunyi dibalik khasanahnya ketika dalam penampakkan-Nya terhadap mahlukNya. Amboi, titik itu tidak tampak dan tidak Layak lagi bagi anda untuk dibaca selamanya mengingat kediaman dan kesuciannya dari segala batasan, dari satu makhraj ke makhraj lainya.
    Sebab ia adalah jiwa dari seluruh huruf yang keluar dari seluruh tempat keluarnya huruf. Maka, camkanlah, dengan adanya batin dari Ghaibnya sifat Ahadiyah.

    Misalnya anda membaca titik menurut persekutuan, seperti huruf Taa' dengan dua tik, lalu Anda menambah satu titik lagi menjadi huruf Tsaa’, maka yang Anda baca tidak lain kecuali Titik itu sendiri. Sebab Taa' bertitik dua, dan Tsaa' bertitik tiga tidak terbaca,karena bentuknya satu, yang tidak terbaca kecuali titiknya belaka. Seandainya Anda membaca di dalam diri titik itu niscaya bentuk masing-masing berbeda dengan lainnya. Karena itu dengan titik itulah masing-masing dibedakan, sehingga setiap huruf sebenarnya tidak terbaca kecuali titiknya saja. Hal yang sama dalam perspektif makhluk, bahwa makhluk itu tidak dikenal kecuali Allah.

    Bahwa Anda mengenal-Nya dari makhluk sesungguhnya Anda mengenal-Nya dari Allah swt. Hanya saja Titik pada sebagian huruf lebih jelas satu sama lainnya, sehingga sebagian menambah yang lainnya untuk menyempurnakannya, seperti dalam huruf-huruf yang bertitik, kelengkapannya pada titik tersebut. Ada sebagian yang tampak pada kenyataannya seperti huruf Alif dan huruf-huruf tanpa Titik. Karena huruf tersebut juga tersusun dari titik-titik. Oleh sebab itulah, Alif lebih mulia dibanding Baa',karena Titiknya justru menampakkan diri dalam wujudnya, sementara dalam Baa' itu sendiri tidak tampak (Titik berdiri sendiri). Titik di dalam huruf Baa' tidak akan tampak, kecuali dalam rangka kelengkapannya menurut perspektif penyatuan. Karena Titik suatu huruf Merupakan kesempurnaan huruf itu sendiri dan dengan sendirinya menyatu dengan huruf tersebut. Sementara penyatuan itu sendiri mengindikasikan adanya faktor lain, yaitu faktor yang memisahkan antara huruf dengan titiknya.

    Huruf Alif itu sendiri posisinya menempati posisi tunggal dengan sendirinya dalam setiap huruf. Misalnya Anda bisa mengatakan bahwa Baa' itu adalah Alif yang di datarkan Sedang Jiim, misalnya, adalah Alif dibengkokkan' dua ujungnya. Daal adalah Alif yang yang ditekuk tengahnya.

    Sedangkan Alif dalam kedudukan titik, sebagai penyusun struktur setiap huruf ibarat Masing-masing huruf tersusun dari Titik. Sementara Titik bagi setiap huruf ibarat Neucleus yang terhamparan. Huruf itu sendiri seperti tubuh yang terstruktur. Kedudukan Alif dengan kerangkanya seperti kedudukan Titik. Lalu huruf-huruf itu tersusun dari Alif sebagimana kita sebutkan, bahwa Baa’ adalah Alif yang terdatarkan.

    Demikian pula Hakikat Muhammadiyyah merupakan inti dimana seluruh jagad raya ini diciptakan dari Hakikat Muhammadiyah itu. Sebagaimana hadits riwayat Jabir, yang intinya Allah swt. menciptakan Ruh Nabi saw dari Dzat-Nya, dan menciptakan seluruh alam dari Ruh Muhammad saw. Sedangkan Muhammad saw. adalah Sifat Dzahirnya Allah dalam makhluk melalui Nama-Nya dengan wahana penampakan Ilahiyah.

    Anda masih ingat ketika Nabi saw. diisra'kan dengan jasadnya ke Arasy yang merupakan Singgasana Ar-Rahman. Sedangkan huruf Alif, walaupun huruf-huruf lain yang tanpa titik sepadan dengannya, dan Alif merupakan manifestasi Titik yang tampak di dalamnya dengan substansinya Alif memiliki nilai tambah dibanding yang lain. Sebab yang tertera setelah Titik tidak lain kecuali berada satu derajat. Karena dua Titik manakala disusun dua bentuk alif, maka Alif menjadi sesuatu yang memanjang. Karena dimensi itu terdiri dari tiga: Panjang, Lebar dan Kedalaman.

    Sedangkan huruf-huruf lainnya menyatu di dalam Alif,seperti huruf Jiim. Pada kepala huruf Jiim ada yang memanjang, lalu pada pangkal juga memanjang, tengahnya juga memanjang. Pada huruf Kaaf misalnya, ujungnya memanjang, tengahnya juga memanjang namun pada pangkalnya yang pertama lebar. Masing-masing ada tiga dimensi. Setiap huruf selain Alif memiliki dua atau tiga jangkauan yang membentang. Sementara Alif sendiri lebih mendekati titik. Sedangkan titik , tidak punya bentangan. Hubungan Alif diantara huruf-huruf yang Tidak bertitik, ibarat hubungan antara Nabi Muhammad saw, dengan para Nabi dan para pewarisnya yang paripurna. Karenanya Alif mendahului semua huruf.

    Diantara huruf-huruf itu ada yang punya Titik di atasnya, ada pula yang punya Titik dibawahnya,Yang pertama (titik di atas) menempatip osisi "Aku tidak melihat sesuatu sebelumnya) kecuali melihat Allah di sana".

    Diantara huruf itu ada yang mempunyai Titik di tengah, seperti Titik putih dalam lobang Huruf Mim dan Wawu serta sejenisnya, maka posisinya pada tahap, "Aku tidak melihat sesuatu kecuali Allah didalamnya." Karenanya titik itu berlobang, sebab dalam lobang itu tampak sesuatu selain titik itu sendiri Lingkaran kepada kepala Miim menempati tahap, "Aku tidak melihat sesuatu" sementara Titik putih menemptai "Kecuali aku melihat Allah di dalamnya."

    Alif menempati posisi "Sesungguhnya orang-orang yang berbaiat kepadamu sesungguhnya mereka itu berbaiat kepada Alllah." Kalimat "sesungguhnya" menempati posisi arti "Tidak", dengan uraian "Sesungguhnya orang-orang berbaiat" kepadamu tidaklah berbaiat kepadamu tidaklah berbaiat kepadamu, kecuali berbaiat kepada Allah."

    Dimaklumi bahwa Nabi Muhammad saw. dibaiat, lalu dia bersyahadat kepada bersyahadat kepada Allah pada dirinya sendiri, sesungguhnya tidaklah dia itu berbaiat kecuali berbaiat kepada Allah. Artinya, kamu sebenarnya tidak berbaiat kepada Muhammad saw. tetapi hakikat-nya berbaiat kepada Allah swt. Itulah arti sebenarnya dari Khilafah tersebut.

    Kiriman 153
    Taufiqur Rahman menulis3 jam yang lalu
    www.sufinews.com

    Kiriman 154
    Agus Julianto menulis3 jam yang lalu
    taufik, jadi huruf "baa" itu ada gak di dalam diri kita? identik dengan apa, coba? hehehe...

    Kiriman 155
    Taufiqur Rahman menulis3 jam yang lalu
    Huruf Baa itu ada di Al Qur'an Pak.

    Kiriman 156
    Agus Julianto menulis3 jam yang lalu
    hehehe....kirain teh, dah tau..!

    Kiriman 157
    Taufiqur Rahman menulis2 jam yang lalu
    Dia Maha Kaya akan Lembah-Lembah-Nya.
    ada kesalahan dalam pertanyaan bapak.

    Kiriman 158
    Tubagus Muharam menulissekitar sejam yang lalu
    @Taufiqur Rahman >Saya engga bisa baca Al Quran .... apalagi ngotak-ngatik Al Quran ....cuman sedikit tahu aja .. kalau apa-apa yang ada dalam Al Quran itu pasti benar adanya.....
    Cuma itu kata Pak Agus .... apa apa yang benar dalam Al Quran itu ada engga dalam diri kita .... Atau..... Bagai mana korelasinya dengan diri kita tentang "Baa" itu atau "Titik dibawah" itu...... Atau hikmah apa yang dapat diambil dari pemahaman itu ????

    Kiriman 159
    Taufiqur Rahman menulissekitar sejam yang lalu
    @Tubagus
    Anda tidak bisa baca Al Qur'an,saya malah tidak bisa bicara.

    Kiriman 160
    Agus Julianto menulissekitar sejam yang lalu
    tuh dengeri tuh kata pak haji, fik!
    makanya baca, fik! baca dengan menyebut nama Allah! biar ente tau!
    dan gak hanya bilang, la!...la!...dan la..melulu! hik...hik...hik...

    Kiriman 161
    Tubagus Muharam menulissekitar sejam yang lalu
    Pada hal sudah betul itu arah pengkajiannya ... dari Al Quran-.> Al Fatihah ->Bismillah ->baa -> titik dibawah ...... cuman apa / bagaimana memaknainya gitu ..??

    Kiriman 162
    Agus Julianto menulissekitar sejam yang lalu
    hehehe...jgn baca KORAN, fik! baca tuh QUR'AN! hik..hik..hik...

    trus jgn ngeduluin "baa"! krn tanpa "baa", gak akan ngarti! heheheh

    Kiriman 163
    Tubagus Muharam menulissekitar sejam yang lalu
    Yang suka ngeduluin "Baa" itu " Ciluk" ...khi..khi..

    Kiriman 164
    Agus Julianto menulissekitar sejam yang lalu
    hahahaha......bener...bener itu! hik...hik....hik...

    Kiriman 165
    Agus Julianto menulissekitar sejam yang lalu
    mana tuh si CILUK BA! hehehehe

    jgn2 malah mabur! hehehe

    ciluuuuuk.........Ba!

    Kiriman 166
    Anda menulis49 menit yang lalu
    JIka kata telah terucap dengan ikhlas dan ternyata salah biarlah dengan apa adanya kata itu akan disalahkan atau dimaknai oleh salah pikiran, karena pikiran Illahiyah akan mampu membacanya dengan benar akan sebuah makna dari sesuatu yang salah pada kebenaran dan sesuatu yang benar pada sesuatu yang salah. Tentu jika pikiran Illahiyah telah menempati hati kita. Tak ada salah dan benar dalam logika pikiran jika dilihat oleh pikiran Illahiyah, inilah yang sering dikata rahmatan lil alamin sebagai manusia yang penuh salah hingga menjadi prilaku yang suatu saat menjadi alat kebenaran Illahiyahnya.

    Kiriman 167
    Tubagus Muharam menulis39 menit yang lalu
    @166 -.> Saya setuju ... dan mohon maaf kalau dalam diskusi ini agak bercampur sedikit guyonan .... dengan maksud agar tidak terlalu menjemukan .... jadi harap jangan diartikan suatu pelecehan . Silahkan dilanjutkan .....

    Kiriman 168
    Batu Gong menulis37 menit yang lalu
    Zikir dengan lafaz “Allah” merupakan zikir yang sesungguhnya. Allah swt. berfirman :

    " واذكر اسم ربك وتبتل إليه تبتيلا "

    “Sebutlah nama Tuhanmu (Allah) dengan penuh ketekunan”. Allah juga berfirman :

    " قد أفلح من تزكى وذكر اسم ربه فصلى "

    “Beruntunglah yang mensucikan hatinya dan menyebut nama Tuhannya (Allah) lalu berselawat kepada Rasul saw.”. Allah juga berfirman :

    " قل الله ثم ذرهم في خوضهم يلعبون "

    “Ucapkanlah “Allah” lalu biarkan mereka bermain-main dalam kesesatan”. Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah kiamat tiba selama masih ada yang menyebut: “Allah... Allah…””.

    Allah berfirman: “Hanya dengan zikir, hati menjadi tenang”, Allah juga berperintah: “Berzikirlah sebanyak-banyaknya”. Apakah zikir itu? Allah memberi solusi dan jawaban: “Bertanyalah kepada ahli zikir”… “Sebutlah nama Tuhanmu (Allah)”.

    Apakah solat, baca Qur’an, tasbih, takbir, tahlil dan semua ibadah maupun amalan yang lain adalah zikir? yang dapat menenangkan hati? yang harus dilakukan sebanyak-banyaknya sebagaimana perintah Allah? Jawabannya adalah: Tidak !

    Memang semua ibadah, dan semua amalan termasuk kategori zikir, dan mengandung zikir… namun semuanya mempunyai nama tersendiri… sebagaimana semua makanan mengandung air namun tentu ada air yang mutlak… air teh pun merupakan air tapi beda dengan air yang mutlak… Allah berfirman: “Makanlah dan minumlah” padahal setiap makanan sudah pasti mengandung minuman (air) tapi Allah menyuruh minum sebab ada air mutlak yang harus selalu dikonsumsi sebab amat dibutuhkan.

    Begitu pula dengan zikir, semua ibadah mengandung zikir, namun ada yang disebut dengan zikir mutlak… semua ibadah (zikir) harus dikerjakan, namun jangan lupa zikir yang mutlak (yang hakiki)… yang satu-satunya dapat menenangkan hati… yang harus dikerjakan sebanyak-banyaknya… Zikir adalah ibadah independen, beda dengan ibadah-ibadah yang lain !!

    Apakah membaca al-Qur’an adalah zikir? Allah berfirman :

    " فاقرؤوا ما تيسر من القرآن "

    “Bacalah al-Qur’an secukupnya saja… sekedar saja” sementara Allah juga berfirman:

    " اذكروا الله ذكرا كثيرا "

    “Berzikirlah sebanyak-banyaknya”. Jika zikir adalah membaca Qur’an, lalu bagaimana dengan dua ayat di atas? yang pertama menyuruh secukupnya saja (jangan banyak-banyak)… yang kedua menyuruh sebanyak-banyaknya !!!

    Allah berfirman :

    " إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم وإذا تليت عليهم آياته زادتهم إيمانا "

    “Orang-orang mukmin adalah yang hati mereka gemetar dengan zikir dan iman mereka bertambah dengan bacaan Qur’an” maka zikir beda dengan membaca al-Qur’an.

    Jika seseorang mengatakan :

    زيد ذو مال

    Si Zaid mempunyai duit. Apakah si Zaid adalah duit? Tentu tidak. Allah berfirman :

    " والقرآن ذي الذكر "

    “Demi al-Qur’an yang mempunyai (mengandung) zikir” Apakah al-Qur’an adalah zikir?

    Apakah solat dan zakat adalah zikir? Allah berfirman :

    " رجال لا تلهيهم تجارة ولا بيع عن ذكر الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة "

    “Orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli dari zikir, solat, dan zakat” Jika zikir adalah solat atau zakat, tidaklah perlu disebut (ulang) dalam ayat tersebut… cukup dengan menyebut zikir saja !!

    Allah juga berfirman :

    " فإذا قضيتم الصلاة فاذكروا الله "

    “Apabila kamu telah melaksanakan solat, maka berzikirlah” Berarti zikir beda dengan solat. Allah juga berfirman :

    " فاذكروا الله قياما وقعودا وعلى جنوبكم فإذا اطمأننتم فأقيموا الصلاة "

    “Berzikirlah secara berdiri, duduk dan berbaring, kalau sudah tenang maka dirikanlah solat” Sekali lagi menunjukkan bahwa solat bukanlah zikir… solat beda dengan zikir !!

    Allah juga berfirman :

    " فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله واذكروا الله "

    “Apabila solat telah dilakukan, maka bertebaranlah di muka bumi dan cari karunia Allah, lalu berzikirlah”

    Apakah ibadah haji adalah zikir? Allah berfirman :

    " فإذا قضيتم مناسككم فاذكروا الله "

    “Apabila kamu telah melakukan ibadah hajimu maka berzikirlah” Berarti ibadah zikir beda dengan ibadah haji !!

    Apakah tasbih (Subhanallah) adalah zikir? Allah berfirman :

    " واذكر ربك كثيرا وسبح بالعشي والإبكار "

    “Berzikirlah sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pagi dan petang” Berarti tasbih beda dengan zikir !!

    Apakah istighfar adalah zikir? Allah berfirman :

    " والذين إذا فعلوا فاحشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا الله فاستغفروا لذنوبهم "

    “Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka segera berzikir, lalu beristighfar” Berarti istighfar pun beda dengan zikir !!

    Solat adalah solat… zakat adalah zakat… semua ibadah punya nama sendiri… istighfar adalah Astaghfirullah… tasbih adalah Subhanallah… hauqalah adalah La hawla wala quwwata illa billah… takbir adalah Allahu akbar… ta’awwudz atau isti’adzah adalah A’udzu billah… hamdalah atau tahmid adalah Alhamdulillah… tahlil adalah la ilaha illallah… semua punya nama sendiri-sendiri… dan semua mangandung zikir… sebagaimana semua makanan mengandung minuman (air)… Lalu apakah zikir itu ?? yang mutlak? yang sesungguhnya? yang hakiki? yang satu-satunya dapat menenangkan hati? Zikir adalah “Allah”… mengucap / menyebut / melafazkan nama “Allah” sebanyak-banyaknya “Dzikran katsira”.

    Teh, kopi, susu dan lain-lain adalah air, namun beda dengan air yang mutlak (air jernih)… semua baik, tapi air putih yang jernih lebih dibutuhkan.

    Semua ibadah adalah zikir dan mengandung zikir… dan semuanya baik… tapi ada zikir mutlak yang juga sangat dibutuhkan.

    Lalu bagaimana denga Asma’ Husna? Apakah ya Rahman, ya Rahim, ya Quddus, dan seterusnya adalah zikir? Allah berfirman :

    " ولله الأسماء الحسنى فادعوه بها "

    “Allah mempunyai Asma’ Husna, berdo’alah dengan Asma’ Husna itu” berarti itu bukan zikir, akan tetapi ia adalah do’a !!

    Kesimpulannya adalah: Berzikir dengan mengucap / menyebut / melafazkan nama “Allah” sebanyak-banyaknya adalah bukan hanya boleh, tapi wajib karena merupakan perintah langsung dari Allah swt. sebagai sarana terpenting menuju zikir qolbu dan ketenangan jiwa. Hanya saja harus melalui izin dan bimbingan seorang syekh (wali mursyid) karena Allah berfirman: “Fas’alu ahladzdzikri”…

    Orang yang tidak berzikir disebut Ghafil (lalai), walau ia rajin solat, baca Qur’an dan puasa… sebab ia kehilangan satu pekerjaan yang sangat urgen yaitu zikir… Allah berkali-kali mengulang: “Berzikirlah sebanyak-banyaknya”… dalam al-Qur’an pun setiap perintah untuk suatu ibadah, pasti dibarengi dengan perintah untuk berzikir… sebagaimana yang tertera di atas… “Setelah solat, berzikirlah”… “Setelah haji, berzikirlah”… dan seterusnya… Artinya: Apapun ibadah yang dilakukan, jangan sampai lupa zikir !! zikir lebih penting !! zikir adalah kunci segalanya !! harus dilakukan sebanyak-banyaknya !! yang lain tidak ada perintah untuk sebanyak-banyaknya !!

    Untuk diketahui bahwasanya ibadah yang pertama kali diwajibkan dalam islam setelah mengucap dua kalimat syahadat adalah: Zikir… dalilnya firman Allah :

    " واذكر اسم ربك وتبتل إليه تبتيلا "

    Ayat di atas turun jauh sebelum diwajibkannya solat, puasa, zakat, haji dan ibadah-ibadah lain. Lalu mengapa zikir tidak termasuk rukun islam padahal ia sangat penting? Sebenarnya sudah masuk (tersirat) dalam rukun pertama… Asyhadu alla ilaha illallah (zikir)… Wa asyhadu anna Sayyidana Muhammadan Rasulullah (selawat).

    Allah berfirman :

    " قد أفلح من تزكى وذكر اسم ربه فصلى "

    “Beruntunglah yang mengucapkan dua kalimat syahadat… lalu berzikir dan berselawat”.

    " يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما "

    Satu pertanyaan terakhir: Bila zikir itu adalah mengucap nama “Allah” lalu bagaimana denga hadits :

    " أفضل الذكر لا إله إلا الله "

    “Sebaik-baik zikir adalah La ilaha illallah” ?? Jawabannya adalah: Hadits tersebut telah dinasakh dengan ayat :

    " إليه يصعد الكلم الطيب "

    Kemudian Rasul pun bersabda :

    " أفضل ما قلته أنا والنبيون من قبلي لا إله إلا الله "

    Sehingga La ilaha illallah yang mulanya sebagai Afdlaludzdzikr (sebaik-baik zikir) berubah menjadi Afdlalul-Qaul (sebaik-baik perkataan). Rasul tidak mengatakan: Afdlalu ma dzakartu bihi… akan tetapi “Afdlalu ma qultuhu”.

    Al-quran demi al-qur'an telah bertutur..klau nga bercaya delet aja Al-qur'an itu. Ulama sufi aja mengatakan Allah adalah Nama Tuhan yang sesungguhnya, baik dalam syari'ah ,tarekat maupun Hakekat ,para ulama sufi maupun imam mazhab dan para sodiqin zaman skrng di timur tengah belum pernah saya dengar bahwa Allah itu bukan nama sesusungguhnya..kalau gitu berarti kita tdk percara dengan isi Al-qur'an dan para ulama dong !!??

    Kiriman 169
    Anda menulis29 menit yang lalu
    Mas Batu Gong... apa yangada tulis sudah 100% benar, tetapi apa yang anda tanyakan sbb :

    para ulama sufi maupun imam mazhab dan para sodiqin zaman skrng di timur tengah belum pernah saya dengar bahwa Allah itu bukan nama sesusungguhnya..kalau gitu berarti kita tdk percara dengan isi Al-qur'an dan para ulama dong !!??

    Bukan Allah itu nama sesungguhnya tetapi Allah itu bukanlah Tuhan yang sesungguhnya, karena Allah itu masih berupa kebesaran nama saja yaitu Tuhan yang bernama ALLAH. Jadi kalau Tuhan kita yang kita sesembah bernama Allah maka realitasnya Tuhan sungguh sangat luar biasa, karena namanya saja sudah sangat besar sekali ALLAHU AKBAR... i


    Kiriman 170
    Anda menulis27 menit yang lalu
    Adalah ketik dalam pertanyaan anda bukan salah tanya atau salah jawab atau salah lainnya tetapi salah ketik.

    Kiriman 171
    Batu Gong menulis25 menit yang lalu
    All : Kalau ingin membahas dzatnya tidak mungkin siapapun dia wali Allah sekalipun tidak mampu memecahakan Dzat tersebut baik dengan suluk maupun copasan ucapan...karena mustahil bagi kita mengetahui dzatnya hanya sifatnya saja mampu kita uraikan baik lewat pilar suluk..maupun ucapan perkataan...dzta Allah tidak ada duanya tidak bisa tersirat di ujung rasio kita....coba di pridiksi kembali ayat2 tentang Nabi Ibrohim apakah pernah dengar dalam al-qur'an bahwa beliu ( nabi Ibrohim) mwncari tuhan dengan bentuk dztanya..Nabi Ibrohim hanya mencari sifatnya saja

    Kiriman 172
    Anda menulis24 menit yang lalu
    Mas Agus : jika anda bertanya pada mas Taufiq, huruf BI korelasinya dengan hidup kita itu apa ada atau tidak??? jika dijawab tidak ada seperti jawaban mas Taufoq sich... juga benar tetapi saya juga menjawab ada hubungannnya dan bahkan sangat erat sekalai maknanya karena makna Huruh BI dalam lafal Bismillah itu akan menunjuk pada Al-Quran sebagai dasarnya dan Hati sebagai istana Tuhan dalam diri manusia yang mampu menampung cahaya robbaniyah dan pikiran IllahiyahNya. Maka disinilah kita akan menemui realitas Tuhan yang sesungguhnya.

    Kiriman 173
    Batu Gong menulis20 menit yang lalu
    M Imron Pribadi: Apa yang di maksudALLAHU AKBAR...sehingga sampean besar2an??

    Kiriman 174
    Batu Gong menulis15 menit yang lalu
    M Imron Pribadi: Apa yang di maksudALLAHU AKBAR...sehingga sampean besar2kan nama tersebut??

    Kiriman 175
    Anda menulis15 menit yang lalu
    Mas.. batu Ging... benar sekali apa yang anda katakan, tetapi kita hanya mampu mencoba memahami, mengenal, menjalin dan mengakarabkan diri pada sifat dan namanya saja sudah luar biasa dampaknya dalam hidup ini. tetapi agar aqidah kita tambah dewasa dan semakin dekat padanya hingga ikhlas padanya jangan sampai sifat dan namanya kita anggap realitas Tuhan, karena hal ini akan menimbulkan fitnah bagi kalangan muslim dan fanatisme berlebihan seperti muslim di malaysia yang mengebom tiga gereja karena umat nasrani menyebut nama ALLAH dalam sebutan yang berbeda... inilah makna belajar memahami antara mengenal sifat, nama dan dzatnya.

    Kiriman 176
    Agus Julianto menulis12 menit yang lalu
    ada Alif....trus....ada Baa....trus....lakukan deh!

    Kiriman 177
    Batu Gong menulis4 menit yang lalu
    M Imron Pribadi: Mas saya beri tau ya...org Nasrani dia menyebutkan tuhannya dengan nama Allah juga..di mesir saja org nasrani pakai jilbab, pastur pakai jubah dan punya jenggot ,knp demi kian karena Allah itu ada di dalam kitab Injil ,taurat ,zabur lalu di perluaskan kembali oleh Al-qur'an..Islam itu sejak zaman Rasulullah sudah di fitnahkan oleh kalangan2 aliran keras...makanya Bumi itu di juluki dengan sebutan auliya Allah adalah pasaknya bumi...para wali2 adalah pasaknya bumi...dzat fi dzat dari zaman azali sampai skrng para Suluk tidak berani mengupas dzat tersebut...coba sampean lihat di dalam al-qur'an surah arrahman...cari ayat yang mengatakan AR-rahman Arsisytawa..apalah ada menyangkut paut dengan dzatnya...?? coba di amalkan dan baca ulang al-qur'an itu ada nga mengatakan dan menjelaskan dzat Allah...???

    Kiriman 178
    Agus Julianto menulis18 detik yang lalu
    nah..loh imron! apa kata saya juga!

    makanya, hapus dulu tuh tulisan "islam syariat" nya itu! hehehe

    Kiriman 177
    Batu Gong menulissekitar sejam yang lalu
    All : seprti pertanyaan ini apakah menyangkut paut dengan dzatnya semua ungkapan2 Allah di dalam al-qur'an bersifat , Bagaimana dengan ayat “Yadullahi fauqa aidihim”? Apa yang dimaksud dengan tangan Allah dalam ayat itu?

    Kiriman 178
    Anda menulissekitar sejam yang lalu
    Mas.. Agus… biarlah apa yang sudah terucap dan tertulis salah atau benar karena itulah kesalahan dan kebenaran dari Allah biar diri ini bisa ikhlas dalam memaknainya.

    Kiriman 179
    Anda menulissekitar sejam yang lalu
    Jika Allahu Akbar… itu artinya Allah sebagai nama Tuhan dan sekaligus dengan DzatNya Allah sungguh maha besar dari segala sesuatu dan segalanya menjadi kecil dihadapan namaNya, sifatNya dan Daztnya

    Kiriman 180
    Anda menulissekitar sejam yang lalu
    Jika kita pahami ayat dalam Al-Quran yang menyatakan “ Hai… Muhammad jika ummatmu bertanya tentang roh, maka jawablah itu urusanKu (Allah)” ayat ini sungguh menunjukkan Allah sebagai pemilik dzat dan nama mengisyaratkan bagi orang yang mencoba dan mempunyai nalar pikiran Illahiyah yaitu pikiran yang timbul dari kesadaran hati karena sudah terisi nama Allah, sifat Allah dan Dzat Allah untuk memahami Roh. Artinya roh itu tidak bisa dicerna oleh logika akal pikiran, tetapi masih bisa dijangkau oleh logika akal pikiran Illahiyyah.



    Kiriman 181
    Anda menulissekitar sejam yang lalu
    Dalam hadist dan Al-Quran banyak sekali ayat yang menjelaskan tentang sesungguhnya manusia itu tidak akan mampu untuk berfikir dan memikirnya dzat, sementara pada ayat lain banyak menceritakan tentang realitas dan esensi hati itu adalah merupakan sebuah titik kunci insanul kamil, dan dari sini dapat kita buka tabir Dzat Allah kita buka dengan pikiran Illahiyyah. Pada saat pengungkapan ini maka sudah tidak bisa lagi dkebenarannnya digambarkan oleh kekuatan pikiran logika kita. Karena bahasanya sudah berbeda.

    Kiriman 182
    Anda menulissekitar sejam yang lalu
    Ada penelitian dari pakar barat bahwa kecepatan logika manusia hanya mampu menjangkau 4,000 bite per detik sementara pada realitasnya yang terjadi pada sekitar logika ada kejadian sebesar 12,000,000,000,000 bite. Berapa bite sisanya yang tidak mampu dijangkau oleh kecepatan daya tangkap logika. Sehingga dalam ilmu orang barat muncullah standarisasi skala prioritas.

    Kiriman 183
    Anda menulissekitar sejam yang lalu
    Sementara kekuatan hati atau kekuatan daya batin kata tokoh tersebut memiliki daya tangkap yang tidak terhingga batasnya dan hanya Tuhan saja yang mampu mengukurnya. Dari penelitian ini jelas sekali sesuautu telah dapat kita simpulkan dengan kedua logika kita, baik logika akal pikiran dan logika akal pikiran Illahiyah yang bersumber dari kekuatan hati yang sudah terisi nama Allah, sifat Allah hingga Dzat Allah itu sendiri. Karena hati manusia adalah merupakan tempat BI dalam lafal bismillah dan sekaligus tenpatnya dan istananya Allah dan DzatNya.

    Kiriman 184
    Batu Gong menulissekitar sejam yang lalu
    oh gitu to..ternyata mas imron percaya juga ya dengan penelitian ,padahal beliau ( m imron ) adalah org yang tekut dengan suluk atau sipritual Tarekat...hehe...tapi kalau saya jeli dan teliti org penganut tarekat tidak ada yang meneliti hanya ilmu itu lansung datan gdari Allah alias Ilmu laduni....

    Kiriman 185
    Agus Julianto menulissekitar sejam yang lalu
    Allah mengkaruniai atau menganugerahkan akal kepada Adam, yang dengan itu Adam jadi tau serta ngenal nama2 segala yang ada....termasuk jadi tau dan ngenal nama2 dzat, sifat dan af'al....

    gimana tuh kalo gitu, imron and batu?

    Kiriman 186
    Anda menulissekitar sejam yang lalu
    Tangan Allah dalam ayat Al-Quran itu bukan menunjukkan bahwa Allah memiliki tangan seperti mansuai, tetapi hanya menunjukkan dalam Al-Quran mengapa disebut tangan Allah karena Al-Quran dan dan manusia telah menggunakan bahasa akal pikiran untuk memaknai tangan Allah. Jadi tangan disini adalah makna kekuasaan Allah dalam bahasa akal juga tetapi dalam bahasa Illahiyahnya memiliki makna yang sudah lain pula, ini adalah bagian dari cara bertauhid kepada Allah.

    Apa yang dikatakan mas batu gong benar...

    Kiriman 187
    Anda menulissekitar sejam yang lalu
    mohon maaf...diskusi ini saya link ke blog saya http://imronpribadi.blogspot.com

    Kiriman 188
    Batu Gong menulissekitar sejam yang lalu
    wah jangan bro....!!...

    Kiriman 189
    Agus Julianto menulissekitar sejam yang lalu
    imron....kecepatan atau kekuatan akal yang ada tiap org itu beda2!

    kecepatan atau kekuatan akal anda dengan saya pun berbeda! alias gak sama...

    apa yang anda katakan tidak mungkin dicapai oleh akal, itu adalah menurut kecepatan atau kekuatan akal anda sendiri, dan bukan menurut kecepatan atau kekuatan akal saya.

    yang anda katakan tidak logis bagi akal anda itu, bisa dianggap logis dan masuk di akal bagi saya. kenapa? karena kita emang punya kecepatan atau kekuatan akal yang berbeda!

    tidak bisa anda mendasarkan penilaian akal keseluruhan manusia yang dikarunian ama Allah itu hanya berdasarkan penelitian manusia!

    kalau ingin tau yang sebenernya, tanya ama yang ciptain dan ngaruniakan akal itu!

    udah tanya, belum? heheheh

    jadi jgn so'ta...hik...hik...hik...

    Kiriman 190
    Anda menulis59 menit yang lalu
    Mas ..Agus.. akal dalam diri Adam saat itu adalah akal pikiran yang sangat kuat dan juga adam telah diberi akal pikiran IllahiyahNya juga nabi dan rosul yang lainnya.

    Kiriman 191
    Batu Gong menulis58 menit yang lalu
    hati sang presiden bro !!! tampa hati kita tidak bisa berpikir....karena semuanya datang dari nurani hati...

    Kiriman 192
    Batu Gong menulis55 menit yang lalu
    muncul sebuah pertanyean, jika Hati merupakan presiden maka bagaimana dengan nasib Akal? Akal didalam tubuh manusia hanya bersifat seperti Menteri yang memjalankan apa yang telah ditetapkan oleh hati diantara pilihan-pilihan yang ditawarkan oleh alam, dengan akal manusia hanya bisa mengerti hukum sebab musabab (hukum Alam) yang telah diciptakan Allah, konklusi-konklusi ringan tentang alam akan disimpulkan oleh akal manusia.

    Struktur hati...
    Manusia dilahirkan dengan sebuah fitrah, yang disebut nafsu azzakiyah atau nur muhammadiah. dengan fitrah ini maka anak-anak kecil yang belum mencapai usia baligh (usia taklif) akan dapat menikmati hal-hal yang manusia dewasa tidak bisa melihatnya seperti tanda-tanda dosa yang tersirat di wajah manusia, sehingga anak-anak sering ketakutan bila melihat seseorang tanpa alasan yang jelas. hal ini sama seperti seorang wali mursyid yang bisa melihat dosa yang diperbuat oleh manusia awwam. namun bedanya seorang wali mursyid mengetahui tanda-tanda tersebut dan dapat menterjemahkannya sedangkan anak-anak dibawah usia baligh tidak mengerti dan tak mampu menterjemahkannya.

    Kiriman 193
    Agus Julianto menulis55 menit yang lalu
    tuh ente tau! nah jadi, kalau ente mau akal yang sangat kuat itu, ente minta ama yang nyiptainnya! minta ama Allah! dan jangan dulu ngira...bahwa tidak ada satu pun akal manusia di zaman ini yang punya kekuatan, melebihi dari apa yang anda baca dari buku2 hasil penelitian manusia itu!
    yang nyiptain akal tuh manusia apa Allah, seeh? hehehehe
    jgn so'ta!

    Kiriman 194
    Anda menulis51 menit yang lalu
    Mas.. Agus apa yang anda katakan adalah merupakan kebenaran ayng datang dari Allah melalui akal yang orang dan malhkuk Allah yang bernama bernama AGUS JULIANTO. Sekedar penelitian dari barat ini adalah kebenaran logika menurut pendapat universal.. jika anda mempunyai alat pengukur IQ maka anda akan tahu seberapa besarkah kekuatan akal pikiran anda? maka maksimal pada saat itu ditest bisa mencapai maksimal 4,000 bite dalam menyerap semua pengetahuan yang anda hafal dan anda ketahui. dan minimal bisa sampai 1000 bite dan kadangpkadang jika and alagi marah ama binik bisa... justruk akal logika anda minus 2000 bite... bahkan minus 4000 bite... itu artinya akal anda telah tiada...

    ini sich hasil riset dari logiuka barat... kebenarannnya juga ada sich.. dan mendekati realitas...

    Kiriman 195
    Agus Julianto menulis48 menit yang lalu
    percaya ama Allah atau percaya ama penelitian manusia, seeh? hik..hik...hik....

    katanya dah TAUHID, tapi kok masih dicampur2, seeh? heheheh

    Kiriman 196
    Agus Julianto menulis46 menit yang lalu
    yang dianggap realitas ama para peneliti itu sebenarnya mah bukan realitas! itu mah hanya bayangan dari realitas itu sendiri. dan gak jarang2 yang dilihat manusia pun, bukan bayangan realitas yang sebenarnya, tapi hanya bayangan FATAMORGANA! hehehehe....
    imron, emangnya ente dah tau gitu, apa yang dimaksud dengan realitas?

    Kiriman 197
    Anda menulis44 menit yang lalu
    lhoooll.. itu untuk perbandingan kalau ada yang nyasar lewat mas.. agus... kwatir dia dari nasrani atau masih baru mualaf....

    sekarang mari kita simak bersama-sama mas agus dengan kekuatan pikiran Illahiyah kita juga mas Batu....ada seorang teman saya pernah bertanya : "Mengapa kamu percaya pada sesuatu yang tidak jelas bentuknya dan tidak pernah bisa dipahami keberadaannya?". Saya tahu ia sedang menyindir keyakinan saya pada Tuhan.

    Kebanyakan orang akan berpikir bahwa teman saya itu telah menggunakan logikanya dengan benar. Demikianlah penggunaan akal sehat yang benar. Akalnya tidak salah. Tetapi, agama juga tidak salah. Lalu mana yang benar? Apakah agama dan akal memang tidak pernah akur? Segala sesuatu yang "logis" biasanya juga "bisa dipahami". Sekarang, saya akan membuktikan bahwa ada juga hal yang "logis" namun tidak bisa dipahami. Justru hal semacam ini tidaklah logis jika bisa dipahami.

    mas Agus... mas Batu.. Mas Gusti dan semuanya....
    Bingung? pusing... atau tidak dibaca...BAGUS DAN BRAVO. Berarti Anda masih menyimak.????

    Kiriman 198
    Agus Julianto menulis44 menit yang lalu
    apa hanya tau "BERZINA ITU INDAH" doang! hehehehe....

    Kiriman 199
    Anda menulis40 menit yang lalu
    WKWKWKWKWK... hehehehehe... wah besok bisa dilanjut di thema itu.. akan saya buka sebuah rahasia indahnya zina yang didalamnya ada makrifatullahnya... tapi makfiratullah dari indahnya bersenggama bukan zina...

    Kiriman 200
    Anda menulis36 menit yang lalu
    bahwa merujuk dari enam ayat dalam surah Al-Kaafiruun cukup bermanfaat jika kita mengingat fakta bahwa dari seluruh agama dan kepercayaan di dunia ini, Islamlah satu-satunya agama yang tidak memiliki gambaran fisik tentang Tuhan. Bahkan dalam sekte paling sesatnya sekalipun, tidak ditemui satu pun penggambaran sosok Allah SWT. Inilah salah satu ciri khas Islam. Sungguh wajar jika kita menemukan larangan untuk memikirkan Dzat Allah dalam ajaran Islam. Tetapi justru karena dilarang inilah manusia memikirkannya, kalau tidak memikirkannnya maka bukan manusia. heheheh... jangan marah mas.. agus... maksudny bukan anda... tapi hewan... hehehehehe...

    maka muncullah pertanyaan individu seorang suluk, wajarkah manusia beriman pada sesuatu yang tidak jelas wujudnya secara material? Ijinkanlah saya untuk balik bertanya : wajarkah manusia beriman pada sesuatu yang jelas wujudnya dan dapat dipahami dengan akal?

    Kiriman 201
    Agus Julianto menulis36 menit yang lalu
    imron, apa yang dikatakan temen ente itu bener! dia gak akan tau Tuhan karena emang dia sedang pake itu bukan akal. yang dipakenya itu hanya persepsi2 tentang alam lahiriah yang merupakan bayangan realitas itu. dan seperti yang sebelumnya saya katakan, persepsi itu ngandung kelemahan pada dirinya karena persepsi tidak akan mampu membedakan mana bayangan realitas dan mana FATAMORGANA!

    dan kalau ente sama bingunyanya dengan temen ente itu, maka ente juga hanya pake persepsi! dan gak pake akal! makanya percayanya ama penelitian doang dan kurang percaya ama kekuatan akal yang ciptakan serta dikaruniakan Allah ke manusia!

    mana mungkin akal yang diciptakan Allah bertentangan dengan agama-Nya?
    mana mungkin? pertanyaan ente itu sudah mengindikasikan bhw yang selama ini ente anggap akal itu sebenernya mah hanya persepsi doang! persis seperti yang dipake ama temen ente yang ngomong ke tidak logisan ber Tuhan! hehehehe...

    hayoooooo ternyata imron ketipu! disangaka akal, padahal bukan! hayooo....
    hik...hik....hikkk....

    Kiriman 202
    Batu Gong menulis27 menit yang lalu
    Nah klu makrifat ini ( Zina ) ilmunya dari Tarekat Qodiryah wa naqsabandiyah bro.....!! persepsi dari tarekat lain bisa menjalar dengan Muraqobah akan tahu Al-arif billah....( caplos dari mulut terlanjur terucap mengatakan dengan Kalimat Makrifatullah) semua Tarekat di timur tengah mengatakan dari negara mana org caplos mulutnya mengatakan Makrifatullah...memangnya org suluk di sana sudah pernah ketemu dengan Dzat Allah ...kalau dalam tata bahasa, org yang namanya sudah ketemu sudah lihat ,,,pasti akan terbersit di benang wajahnya org tersebut....??? tapi belum pernah ketemu mustahil dia ingat ,kangen dan rindu hanya org yang sudah melihat saja yang mampu mengingatnya hehehe

    Kiriman 203
    Anda menulis27 menit yang lalu
    hheheh... bener mas agus apa yang anda katakan, karena dalam memaknai akal terhadap Tuhan kita juga sering terjebak ama persepsi saja bahwa Tuhan seperti ini seperti itu.. makanya ini yang salah dalam ilmu tauhidnya...

    Dan kalau dia bilang bahwa Memikirkan dzatnya Allah itu emang dilarang tentunya ini bagi yang tidak mampu, kalau yang mampu yach.. disruh berfikir karena Allah telah mengisyarakat dalam ayatnya bahwa dia telah memiliki dzat yang nyata.

    Bisa digambarkan dari pertanyaan sederhana ini :

    Jika Dzat tidak punya Organ Tubuh, lantas kenapa di dalam Quran di gambarkan kalau Dzat punya Organ Tubuh ?

    Kiriman 204
    Anda menulis24 menit yang lalu
    bisa dibuktikan dalam ayat-ayat dalam Al-Quran nich...

    Ayat tentang Allah punya Kuping dan Mata Allah
    (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Asy Syuura:11)


    Kiriman 205
    Anda menulis22 menit yang lalu
    Juga ada ayat yang menggambarkan bahwa Allah juga punya wajah dalam bahasa akal kita, maka hal ini adalah isyarat tentang Dzat Allah...


    "… Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari wajah Allah." (QS. Al-Baqarah: 272)

    Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa, "Dan aku memohon kenikmatan memandang wajah-Mu serta kerinduan untuk menemui-Mu." (HR. An-Nasa'I dalam Ash-Shughra (1305), disahihkan Al-Albani dalam Takhrij As-Sunnah: 424, lihat Fathu Robbil Bariyah, hal. 57)

    Kiriman 206
    Agus Julianto menulis16 menit yang lalu
    hehehehe....nah kalau org yang gak pake akal dan hanya pake persepsi seperti ente mah, emang jadi suka salah tafsir!

    jgn karena Allah itu Maha Mendengar dan Maha Melihat lantas ente anggap bhw Allah tuh Mendengar dan Melihat pake "telinga" dan "mata" seperti yang ada di kepala ente!

    tuh kan! itulah bukti, bhw ente tuh nyatanya hanya pake persepsi! dah gitu, persepsinya tuh bukan berdasarkan bayangan realitas yang asli, tapi malah berdasarakan bayangan FATAMORGANA!

    hohohoho....makanya dipake akalnya! jgn disimpen melulu! hik...hik..hik...

    Kiriman 207
    Batu Gong menulis15 menit yang lalu
    Iya kang memang Allah punya kuping dan kaki bahkan tangan sekalipun,,,,tapi tangannya tanan siapa dulu mari kita simak dari tafsiran dari momen yang dan ulama berkaliber di zamannya.....: “Yadullahi fauqa aidihim”? Apa yang dimaksud dengan tangan Allah dalam ayat itu?

    Setiap kata benda bila dinisbatkan kepada manusia maka penisbatan tersebut kadang merupakan nisbah juz’iyyah seperti kalimat Anfi (hidungku), Aini (mataku), Rijli (kakiku). Kadang pula penisbatan itu merupakan nisbah milkiyyah seperti Sayyarati (mobilku), Sa’ati (jamku), Kitabi (bukuku). Sedangkan bila sebuah kata benda dinisbatkan kepada Allah maka satu-satunya penisbatan tersebut adalah nisbah milkiyyah (kepemilikan), dan tidak ada kemungkinan sedikitpun bahwa penisbatan tersebut merupakan nisbah juz’iyyah yang berarti Allah tersusun dari pelbagai unsur.

    Naqatullah (unta Allah), Narullah (neraka Allah), Abdullah (hamba Allah), Yadullah (tangan Allah)…. Semua yang dinisbatkan kepada Allah maka bermakna milik-Nya, bukan bagian dari-Nya. Dan oleh karena semua yang ada di dunia ini adalah milik-Nya maka tidak ada salahnya menisbatkan apapun kepada-Nya…. Komputer Allah, botol Allah, kursi Allah, pintu Allah, meja Allah, kaki Allah, hidung Allah, rambut Allah, dll. dengan catatatn: semua penisbatan itu merupakan nisbah milkiyyah semata, dan bukan nisbah juz’iyyah.

    Lalu bagaimana kita menafsirkan ayat “Yadullahi fauqa aidihim”?Tangan milik Allah di atas tanagn-tangan mereka?tangan milik Allah di sini adalah tangannya Rasulullah Saw. (tangan yang merupakan bagian dari jasadnya). Sebab jika seluruh jasad beliau adalah milik Allah maka bagian-bagian beliau pun adalah milik-Nya juga, sebagaimana seseorang mengatakan mobilku (mobil milikku secara keseluruhan) maka ia sangat berhak mengatakan juga: banku, kursiku, kacaku, sebab ia telah memiliki mobil secara keseluruhan maka bagian-bagiannya pun adalah miliknya. Rasul Saw. adalah milik Allah, maka tangan, kaki dan kepala beliau adalah milik Allah juga dan tidak salah dinisbatkan kepada-Nya dengan penisbatan kepemilikan.

    Perhatikan redaksi ayatnya baik-baik: “Innalladzina yuba’yi’unaka innama yuba’yi’unallaha yadullahi fauqa aidihim”; Sesungguhnya para sahabat yang dibai’at olehmu hai Muhammad adalah sebenarnya mereka dibai’at oleh Allah… setelah itu Rasul meletakkan tangan suci beliau di atas tangan-tangan para sahabat (saat bai’at) lalu Allah melanjutkan: Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka. Tangan Muhammad yang menjadi milik Allah itu di atas tangan-tangan mereka.

    Ayat tersebut mengatakan “Fauqa aidihim” (di atas tangan-tangan mereka), bukan Fauqa aidikum (di atas tangan-tangan kalian)… berarti Rasul tidak termasuk mereka sebab tangan beliaulah yang saat itu berada di atas tangan-tangan mereka… Tangan Rasul itulah tangan Allah swt… Tangan bagian Rasul itulah tangan milik Allah swt.

    Hikmah dari ayat itu adalah untuk menguatkan bahwa Rasul dan Allah tidak boleh dipisahkan (Laisa ainuhu wa laisa ghairuhu). Taat kepada Rasul = taat kepada Allah. Bai’at dengan Rasul = bai’at dengan Allah (tidak beda sama sekali, kecuali dalam hal menyembah saja, maka hanya Allah-lah yang wajib disembah). Hikmah ayat itu untuk menambah keyakinan para sahabat bahwa Rasul bukanlah selain Allah (tidak boleh dipisahkan).

    Kiriman 208
    Agus Julianto menulis13 menit yang lalu
    nyang punyi kuping and mata tuh, ente! bukan Allah!
    nyang punya organ tuh ente, bukan Allah!
    bisa ngebedain apa gak, seeh?
    makanya, pake dong akalnya! jangan percaya ama penelitian terus, dong!
    hehehehe....hayoooo....imron ketipu ma pnelitian2! hehehe....

    Kiriman 209
    Kumpang Wanustara menulis8 menit yang lalu
    @Posting 204 dan 205 :...bila kita memahami posting 201 maka yg dimaksud disini bukan kuping dan mata serta wajah seperti organ makhluk-NYA. Dan Mas Imron pun udh jauh lebih paham ttg hal itu hehehe....

    Penglihatan bukan biji mata
    Pendengaran bukan daun telinga

    Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia

    Kiriman 210
    Rudwig Putrakusuma menulis3 menit yang lalu
    siapa takut mati...? punya akal ga seech ?
    Kiriman 211
    Batu Gong menulispada 17 Januari 2010 jam 1:50
    Nah..org nasrani aja salah menafsirkan ketiga konsep itu bro....kalau memang demikian ( bahaya ) kenapa Mufti mesir dan org2 petinggi al-azhar tidak berani mengkelaim tafsiran ini ..berarti mas imron aja yang tidak mahu tahu hahahaha
    Kiriman 212
    Kumpang Wanustara menulispada 17 Januari 2010 jam 1:51
    Tidak ada yang BAHAYA dalam wilayah ini.

    apalagi yg tidak tajut mati kata Mas Batu
    Kiriman 213
    Agus Julianto menulispada 17 Januari 2010 jam 1:51
    halilintar!
    rud awas! minggir dulu! nanti gosong! kena petir! hehehehe
    Kiriman 214
    Rudwig Putrakusuma menulispada 17 Januari 2010 jam 1:54
    tiap ari liat alilintar gus
    Kiriman 215
    Kumpang Wanustara menulispada 17 Januari 2010 jam 1:54
    Saya tdk pernah melihat kode rahasia lain selain Rasulullah dalam perjalanan kematian.
    Kiriman 216
    Agus Julianto menulispada 17 Januari 2010 jam 1:56
    hehehe....dah tau GUNDALA PUTRA PETIR ya, rud? hik...hik...hik...
    Kiriman 217
    Kumpang Wanustara menulispada 17 Januari 2010 jam 1:56
    baru saja menyambar....
    Kiriman 218
    Rudwig Putrakusuma menulispada 17 Januari 2010 jam 1:57
    kode rahasia: matisebelummati
    Kiriman 219
    Kumpang Wanustara menulispada 17 Januari 2010 jam 2:01
    tuntas...Akal mulai lg berkisah....
    Kiriman 220
    Batu Gong menulispada 17 Januari 2010 jam 2:01
    sudah di bacakan posting2 itu semuanya..saya delet lagi soal yang kupas itu ilmu langkah hahahaha.....berarti mas imron masih awam dalam menaggapi tafsiran yang saya luas itu..di dalam hadist mengatakn ilmu khawas tidak sembarang di edarkan ke masyarakat awam hehhee..
    Kiriman 221
    Batu Gong menulispada 17 Januari 2010 jam 2:13
    Mas Imron : sama halnya masalah kencing rasulullah pernah di minum oleh para sahabat nah ilmu ini juga pernah di ftawahkan oleh mufti mesir...apa kata masyarakat awam aneh mufti mesir itu.hehhe..lalu di cabut kembali fatwa tersebut di karenakan bahaya di mata org Awam...hahahaa...sorry bro jangan naik darah
    Kiriman 222
    Dicky Kurniawan menulispada 17 Januari 2010 jam 2:19
    @Mas Batu...masih adakah sisa kencingnya Rasulullah...minta dong.
    Kiriman 223
    Asef Syaefuddin menulispada 17 Januari 2010 jam 2:27
    seperti keledai mengemudikan jentera
    Kiriman 224
    Tubagus Muharam menulispada 17 Januari 2010 jam 3:46
    @M Imron Pribadi-> Pernahkah memahami "Datlaesakamislihi" ?
    Kiriman 225
    Tubagus Muharam menulispada 17 Januari 2010 jam 3:50
    @182 -->"Karena hati manusia adalah merupakan tempat BI dalam lafal bismillah dan sekaligus tenpatnya dan istananya Allah dan DzatNya." Bagai mana penjelasannya ?
    Kiriman 226
    Agus Julianto menulispada 17 Januari 2010 jam 4:21
    kalo kata rudwig mah, BI = NUN, alias BINUN! hehehe...
    Kiriman 227
    Rudwig Putrakusuma menulispada 17 Januari 2010 jam 5:07
    @agus : maaf ya...saya ga bilang Bi=Nun....fitnah lebih kejam dari pada ibukota
    Kiriman 228
    Anda menulispada 17 Januari 2010 jam 13:33
    Mas Tubagus :
    Karena hati manusia adalah merupakan tempat BI dalam lafal bismillah dan sekaligus tenpatnya dan istananya Allah dan DzatNya." Bagai mana penjelasannya ?


    Hasil pengalaman dari guru dan perjalanan saya menempuh suluk, ternyata kuncinya Al-Quran ada di Alfatihah, dan kunci Al-Fatihah itu sendiri ada di Bismillah dan kunci bismilah itu ada di lafal BI dan kunci BI itu ada di TITIK dan kuncinya TITIK itu ada dihakekat dan realitas DZAT Allah dan ternyata alam dunia ini tidak mampu menampung Dzat Allah. Sebagaimana kisah Ibrahim, gunung langsung terbakar, Maka dari kisah ini dan hingga terjadi pada Imam Ghozali dalam kitab ihya' ulumumddin yang asli bukan terjemahannya.

    Maka ternyata yang mampu menampung Dzat Allah itu adalah HATI yaitu hati yang sudah di siapkan hanya untuk khusus ditempati dan di isi oleh sifat Allah, nama Allah hingga Dzat Allah, bukan nafsu, perasaan, feeling, rasa, dan sejenisnya, karena ini semua bisa timbul dan dekat ama syetan dan jin.

    Karena sesungguhnya hati manusia itu adalah sebuah cahaya robbaniyah dan sayang sekali banyak manusia yang tidak merawatnya dengan baik dan membiarkan selain Alllah menempatinya.

    Kira-kira begitulah hasil suluk saya dan ini sungguh benar adanya kalau saya katakan 99,99%.

    Kiriman 229
    Rudwig Putrakusuma menulispada 17 Januari 2010 jam 13:53
    @agus: tu liat pejelasan M Imron....kuncinya pada TITIK
    Jadi kalo menurut saya , pada awalnya titik nya diluar pada Bi...lha kalo udah paham TITIK nya nyang didalam..pada Nun
    Kunci pembuka mata Qalbu itu memang di Alfatihah...awalnya titik diluar..akhirnya titik didalam.
    Jadi bukan BI=NUN....saya nulisnya kan BINUN....kalo belum jelas ,berarti masih BINGUNG.
    Kiriman 230
    Agus Julianto menulispada 17 Januari 2010 jam 13:56
    he..he...he...

    tau gak apa artinya BNR, yg tadi saya bilang itu?
    Kiriman 231
    Rudwig Putrakusuma menulispada 17 Januari 2010 jam 13:58
    ga tau gus!
    Kiriman 232
    Agus Julianto menulispada 17 Januari 2010 jam 14:00
    B = N = R !

    BIN NUR!
    Kiriman 233
    Agus Julianto menulispada 17 Januari 2010 jam 14:01
    alias......RUDWIG PUTRAKUSUMA BIN NUR! ha..ha...ha...
    Kiriman 234
    Rudwig Putrakusuma menulispada 17 Januari 2010 jam 14:16
    boleh juga idemu gus....besok ganti TKP dan passport
    Kiriman 235
    Anda menulispada 17 Januari 2010 jam 14:24
    walah..walah mas agus ini prsis abu nawas ala hi-tech...
    Kiriman 236
    Anda menulispada 17 Januari 2010 jam 14:30
    wah ternyata semua teman-teman hebat semua ini nich... sekarang kita telah sepakat bahwa Allah itu memang bukan Tuhan sesungguhnya karena dia cuma nama doang, nach.. sekarang berati ada DzatNya... ini nich.. yang menarik untuk disharingkan...

    Kita telah tahu semua Mas Agus mas. Rudwid dan yang lainnya bahwa Tuhan itu Maha Melihat. Semua agama sepakat. Tidak ada agama yang menuduh Tuhannya lengah dalam menyaksikan suatu peristiwa, sekecil apa pun itu. Apakah ini berarti Tuhan punya mata? Jika ya, bagaimana bentuknya? Masing-masing agama punya penggambaran Tuhannya sendiri-sendiri. Bahkan suku-suku terasing pun punya caranya sendiri untuk menggambarkan Tuhan. Semua sosok 'Tuhan' itu memiliki mata. Hanya Islam yang tidak punya gambaran tentang mata Tuhan, walaupun sama-sama meyakini bahwa Tuhan memang Maha Melihat.

    Bagaimanakah bentuk mata Tuhan? Seperti mata manusia? Mata manusia memang dikenal canggih, karena menyebabkan kita mampu melakukan persepsi tiga dimensi. Kalau kita hanya memiliki satu mata saja, maka kita akan sulit melakukan perhitungan jarak. Kelebihan lainnya lagi, mata manusia indah dilihat dan berkarakter. Setiap orang memiliki bentuk mata yang unik dan berbeda-beda. Hewan tidak memiliki keragaman seperti ini.
    Akan tetapi, mata manusia hanya bisa menatap ke depan dan ke samping hingga batas tertentu. Ia tidak bisa melihat ke belakang. Apakah Tuhan bisa memiliki sifat Maha Melihat dengan mata yang serba terbatas seperti ini?

    Sekarang, pikirkanlah tubuh Tuhan. Bagaimanakah gambaran dalam benak Anda tentang Tuhan? Apakah Anda membayangkan Yesus Kristus, Buddha, atau Wisnu? Atau tubuh Tuhan itu seperti raksasa, semacam Zeus, Neptunus, atau Atlas? Sekilas, cara penggambaran ini terlihat sangat logis.

    Tubuh manusia memang merupakan instrumen paling sempurna yang ada di muka bumi ini. Wajar kalau kita membayangkan Tuhan memiliki tubuh seperti manusia juga. Sosok raksasa memberikan kesan berkuasa yang sangat kuat. Wajar pula jika masyarakat Yunani kuno menggambarkan dewa-dewinya dalam sosok raksasa.
    Apakah semua penggambaran ini memang sesuai dengan logika?
    Kiriman 237
    Anda menulispada 17 Januari 2010 jam 14:31
    Apa pun penggambaran fisiknya, jika kita mampu membayangkannya dalam benak kita, maka pastilah ia memiliki ukuran. Artinya, ia mengisi ruang, memiliki luas permukaan dan volume. Hal ini sangatlah manusiawi, karena memang kita selalu hidup dalam dimensi ruang. Benda sekecil bakteri pun memiliki ukuran. Sebaliknya, sebuah galaksi pun bisa diukur panjang-lebarnya. Kita memang belum menemukan metode yang akurat benar untuk mengukurnya, akan tetapi ia pasti bisa diukur, karena masih menempati dimensi ruang. Kesimpulannya, jika kita bisa membayangkan wujud Tuhan, maka itu artinya Tuhan menempati dimensi ruang, seperti kita dan benda-benda lain di alam semesta ini.
    Dimensi ruang? Hei, tunggu dulu! Lalu siapa yang menciptakan dimensi ruang ini?
    Kiriman 238
    Anda menulispada 17 Januari 2010 jam 14:34
    Logiskah membayangkan Tuhan yang terkurung dalam sebuah dimensi ruang yang telah Dia ciptakan sendiri? Logiskah membuat kesimpulan bahwa Tuhan bisa dibatasi oleh hasil ciptaan-Nya sendiri? Kalau Tuhan terbatas oleh dimensi ruang, lalu apa bedanya dengan makhluk? Kalau Tuhan memiliki ukuran terbatas, maka ia pun membutuhkan suatu jangka waktu untuk mencapai suatu jarak. Ini adalah sebuah konsekuensi dari segala sesuatu yang mendiami dimensi ruang dan waktu. Lalu apa pula yang dimaksud dengan dimensi waktu? kira-kira begini pertanyaanya yaaa.. mas agus... hahaha...

    Pertanyaan soal dimensi waktu bisa sama menariknya. Pertanyaan paling favorit adalah mengenai taqdir (qadha dan qadar). Pertanyaannya : segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita ini adalah hasil dari serangkaian persamaan, ataukah memang sudah digariskan oleh Allah? Ada yang bilang bahwa semuanya adalah hasil perbuatan kita. Karena itu, baik-buruknya nasib kita adalah cerminan dari usaha kita sebelumnya. Ada juga yang bilang bahwa semuanya telah ditentukan oleh Allah. Karena itu, kita tidak perlu repot-repot. Kalau sudah jodoh, tak akan lari kemana pun. Sit back, relax, and let destiny do the job!
    Kiriman 239
    Anda menulispada 17 Januari 2010 jam 14:35
    Permasalahan ini tidak perlu terjadi kalau saja kita mau berhenti berpikir sebagai Tuhan. Sampai kapan pun, manusia adalah manusia, bukan Tuhan. Pertanyaan di atas muncul karena ada perasaan 'tidak rela' dalam hati manusia kalau ia tidak memiliki pilihan. Apa pun yang ia perbuat, Allah telah menentukan takdirnya. Hal itu amat sangat tidak menyenangkan. Akan tetapi, ini bukan masalah selera. Kita harus objektif dan mau menerima kenyataan.

    Kenyataannya, dimensi waktu adalah ciptaan Allah. Manusia terkurung dalam dimensi waktu. Hari kemarin tidak akan kembali lagi, sementara hari esok masih merupakan misteri. Itulah faktanya. Manusia dibatasi oleh dimensi waktu. Tapi Allah tidak demikian. Wajar, karena Allah sendirilah yang telah menciptakan dimensi waktu. Bagi Allah, tidak ada misteri masa depan. Segalanya telah diketahui-Nya dengan jelas. Manusia memang beda dengan Tuhan. Kita harus menerima kenyataan itu, atau depresi hingga akhir hayat.
    Kiriman 240
    Anda menulispada 17 Januari 2010 jam 14:37
    Tuhan memang tidak bisa dipahami sepenuhnya. Inilah penjelasan paling logis dan ilmiah. Justru sangatlah tidak logis kalau Dia bisa dipahami sepenuhnya oleh akal manusia. Kalau bisa dipahami, jangan-jangan suatu hari nanti manusia akan menciptakan senjata yang bisa digunakan untuk mengkudeta Tuhan. Lagi-lagi tidak logis.

    begitu yaa.. mas Agus?? dan Mas Rudwig??? juga yan lainnya??
    Kiriman 241
    Anda menulispada 17 Januari 2010 jam 14:41
    Kita tidak bisa memahami Dzat Allah SWT. Tidak paham, tapi kita bisa menyatakannya sebagai sesuatu yang sangat logis. Kalau kita mencari jawaban yang paling logis, maka jelaslah bahwa manusia memang tidak akan pernah memahami Kun FayakunNya Dzat Allah?? tetapi manusia mampu memahami Dzat Allah dengan logika pikiran Illahiyahnya. Karena Dzat Allah oleh manusia dapat disimpan didalam HATINYA kalau hatinya sudah bersih dari selain Allah. Untuk melihatnya saya pikir masih jauh kecuali Muhammad Rosulullah SAW.
    Kiriman 242
    Anda menulispada 17 Januari 2010 jam 14:45
    Yang dilarang memikirkan adalah berkenaan Hakikat Kun fayakunNya Dzat tetapi hendaklah anda ketahui kesemua ciptaan ini adalah penzahiran daripada Dzat Allah swt dengan itu Dia-lah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin. Contohnya, es dan air. Daripada air maka terjadi es maka air yang awal dan sesudah itu es cair menjadi air kembali maka air yang akhir. es itu sebenarnya adalah penzahiran air dan apabila es terzahir, tersembunyi air disebaliknya menjadi batin es itu namun tidak bercerai keduanya
    Kiriman 243
    Rudwig Putrakusuma menulispada 17 Januari 2010 jam 15:15
    Tanpa mengalami, segala hal yang berhubungan dengan Dzat Allah hanyalah merupakan sebuah teori.
    Bila seseorang berani mengatakan telah mengenal kembali Dzat Allah, seharusnya dia sudah pernah mengalami. Rambu2nya ada pada surat Al Isra' ayat 36.
    Kiriman 244
    Tubagus Muharam menulispada 17 Januari 2010 jam 16:57
    Dalam pemikiran saya, kalau kita mempunya pendapatan dalam satu bulan hanya dua juta rupiah dan kebutuhan hidup satu bulan satu juta sembilan ratus ribu, sia sia lah kalau memikirkan untuk dapat membeli mobil mewah. Mendingan memikirkan dan mengupayakan bagaimana caranya agar pendapatan kita meningkat.

    Lebih baik meningkatkan mengenal diri ......yang jelas jelas ada juntrungnya dari pada memikirkan Hakikat Kun fayakun-Nya Dzat apa lagi dengan dikira-kira karena belum memiliki ilmunya (bisa-bisa malah kufur).

    Kembalilah pada rumus awal...... man arofa .....dst.
    Kiriman 245
    Agus Julianto menulispada 17 Januari 2010 jam 16:59
    mron, ente itu bener2 keterlaluan, ya! mau ngomongin es batu aja, sampai panjang banget gitu paparannya! tuh gitu tuh, kalau terlalu banyak terisnpirasi ama buku and hasil penelitian para profesor bidang per-es-an.

    kalau menurut kawanku rudwig mah, paparan nyang kayak guitu tuh, namanya PAPARAN MBULET! hij...hik..hik...

    dasar tukang es batu! he..he...he...
    Kiriman 246
    Tubagus Muharam menulispada 17 Januari 2010 jam 17:13
    Jadi menurut pendapat saya yang namanya manusia itu jangankan "melihat Allah" hanya untuk "melihat diri sendiri" saja tidak gampang, harus pake ilmu, harus berguru. Baru juga "punya ilmu mengenal diri" yang mungkin belum tuntas sudah nyoba-nyoba ingin melihat Allah......????
    Kiriman 247
    Rudwig Putrakusuma menulispada 18 Januari 2010 jam 2:03
    kalo ga mengenal...lha gimana mau kembali ?
    Kiriman 248
    Tubagus Muharam menulispada 18 Januari 2010 jam 4:39
    @247-->Tidak "melihat Allah" bukan berarti tidak "mengenal Allah" . Malahan jika dicermati, pengertian sudah "mengenal Allah" dalam "kemakrifatan" bisa diartikan sudah "mempersatukan diri" (Gulung / sudah tidak ada lagi pemisah) antara dirinya dengan Allah.----> = manusia itu hidup dalam Kehendak-Nya --> "sudah mati sebelum mati" ......?????
    Kiriman 249
    Ki Ageng Sasak menulispada 18 Januari 2010 jam 5:21
    لا اله الا الله
    TIADA- TUHAN- TIADA- ALLAH

    Mohon maaf…dan Permisi sekedar Comen Yess ! and Debat No !

    Allah itu bukan Tuhan ,tp nama Tuhan dan nama Tuhan itu Allah…
    Mengingat Tuhan yg tdk di Kenal adalah Sesat /jangan-jangan yg tergambar Tulisan bahasa Arab itu ? ( ا ل ل ه ) /singkatan………

    Mengenal Tuhan adalah Syirik,-karna kita menduakan NYA…dgn Diri kt( yg mengenal dan yg di Kenal )…
    Jika mencari NYA maka itu kesesatan, krn DIA dekat tiada bersentuh dan Jauh tiada Berdinding…
    Jika tidak mencari NYA maka kita akan Mati sia-sia dalam kemungkaran…
    Dll….silah kan di Tambah dst…………..

    NAU’ZUBILLAH




    Kiriman 250
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 5:35
    Mas.. agus ini emang ABU NAWAS KEBLiNGER... pinter sekali logiknya... tau aja kalau aku mau cerita AIR dan ES batu...
    Kiriman 251
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 5:41
    ternyata ada yang sudah dan mapu hingga mahir dalam mengenal Allah... Mengenal sifat Allah.. memahami Allah... bersahabat dengan Allah... menghadap Allah... memuji Allah... menganalisa Allah... memikirkan Allah... menyembah Allah.. taat pada Allah bahkan hingga bertemu Allah dan bercinta dengan Allah dengan begitu mesranya rekan-rekan dan saudaraku semua. Amin.

    Semoga cepat mengenal DzatNya...mengenal DzatNya... Mengenal sifat DzatNya.. memahami DzatNya... bersahabat dengan DzatNya... menghadap DzatNya... memuji DzatNya... menganalisa DzatNya... memikirkan DzatNya... menyembah DzatNya.. taat pada DzatNya bahkan hingga bertemu DzatNya dan bercinta dengan DzatNya dengan begitu mesranya rekan-rekan dan saudaraku semua. Amin.
    Kiriman 252
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 5:44
    Adakah didalam Alqur'an yang menyatakan ALLAH itu ZAT ? . yang ada ALLAH punya ZAT sebgaiamana punya SIFAT,NAMA dsb..
    Kiriman 253
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 5:48
    " Kita tidak bisa memahami Dzat Allah SWT. Tidak paham, apalagi untuk bertemu?? tapi kita bisa menyatakannya sebagai sesuatu yang sangat logis. Kalau kita mencari jawaban yang paling logis, maka jelaslah bahwa manusia memang tidak akan pernah memahami Dzat Allah. Jika ini dianggap kebenaran maka sangat benar sekali karena sesungguhnya kebenaran ini hanya berlaku bagi anda yang masih mencapai pada tahap itu?? atau justru belum sampai pada tahap itu??? atau justru hal ini jauh sudah ketinggalan dan lebih mencapai daripada itu orang lain??? masihkah kita akan bermain prasangka terus pada sesama dengan pola negatif thinking dan negatif feeling??????????????
    Kiriman 254
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 6:12
    DZAT ALLAH RAHMAN, ALLAH bisa merahmani semua mahluknya yg hidup atau mati secara bersamaan dalam waktu yg bersamaan atau terus menerus disemua tempat di seluruh jagat raya baik yg makro kosmos atau yg mikro kosmos bahkan yg tidak ada ukuran sekalipun karena ukuran kan ciiptaan manusia. karena tidak ada lagi bahasa atau ukuran yg bisa menjangkauNya.

    DZAT ALLAHU AKBAR besarnya itu ukuran besar yang UTUH TUNGGAL DAN SEMPURNA, tidak akan pernah ukuran manusia dan mahluk apapun yg bisa menaksir atau mengukurnya, tapi bisa meliputi ukuran makro, manusia, mikro bahkan yg tak berukuran sekalipun. secara bersamaan atau terus menerus. jelas akal dan logika manusia tak nyampai, hanya haq qul yakin dan keimanan tingkat nabi, rasul dan siapapun yg dikehendakiNya Insya Allah bisa memahami, sebap DZAT ALLAH itu bisa kita cerna dengan rasa syukur dan sabar yg sempurna, laksanakanlah Qur an secara sempurna untuk menghadap Allah dan sunah rasulnya untuk berhablum minannas insya Allah akan ketemu DZAT ALLAH YANG AHAD.

    ada saja orang yang mencapai Dzatnya dengan pola demikian?? karena inilah suluk setiap orang yang berbeda-beda??? masih ingatkah??? ayat yang megatakn "sesungguhnya Aku(Allah) adalah sesuai prasangkamu"... Mengapa tidak berfikir mengerti daripada mencaci??? inilah rahmatan lil alamin.
    Kiriman 255
    Tubagus Muharam menulispada 18 Januari 2010 jam 6:19
    @M Imron Pribadi--> @251 dan @253 kenapa bertentangan ????
    Kiriman 256
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 6:32
    Mas.. Tubagus.. itu bukan bertentangan, kalau 251 adalah pujian dan permintaan.. sementara 253 adalah implementasi dari masing-masing tingkatan yang berbeda-beda. Insya Allah demkian. Coba perhatikan susuna kalimatnya dari DM dan MD nya.. kira-kira demikian guru bahasa indonesia saya saat mengajari ilmu sintaksis.. hehehehe...
    Kiriman 257
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 6:33
    Sekedar:
    “What you think, you will be”

    Ketika kamu berfikir kamu adalah Tuhan, maka Tuhan lah kamu dan
    Kalau saya berfikir Allah bukan Tuhan maka Allah hanya sebagai nama saja dan Tuhan yang sebenarnya bukan Allah tetapi realitas DzatNya. Jika ada yang berfikir Allah adalah Tuhan maka Allah adalah Tuhan dan tidak ada yang lainNya.
    Bahkan jika ada yang berfikir gak seperti saya ya gak apa-apa toh. Misalnya Tuhan tidak ada maka Tuhan yaa.. emang tidak ada... dan benar-bnar tidak ada bagi yang berfikir demikian, misalnya Mas Gusti dan Mas Agus.. yaaa. Terjadilah demikian... emang pikiran mas Gusti dan Mas Agus tidak pernah berfikir Tuhan ada... hehhehee... contoh lho.. mas...
    Kiriman 258
    Tubagus Muharam menulispada 18 Januari 2010 jam 6:38
    Khi..khi..khi..@257 -> " mas Gusti dan Mas Agus tidak pernah berfikir Tuhan ada... hehhehee" ...............maka terjadilah pertengkaran tambahan atara anda dan mereka ???
    Kiriman 259
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 6:38
    Mecoba membuka teori sufi :

    Rumi, seorang Penyair Sufi mengatakan bahwa setiap hembusan nafas kita adalah ungkap syukur kepada-Nya. Sebagai manusia, kita memang mempunyai potensi untuk rindu pada jalan yang lurus menujuNya. Namun proses perjalan menuju-Nya hanya bisa ditempuh dengan mengetahui hakikat Tuhan itu sendiri. Di sinilah problem terbesar umat manusia dalam pencarian terhadap Tuhan bukan Allah karena Allah masih sebuah namaNya.

    Dari kajian teori pakar sufi tersbut kira-kira mas Tubagus, mas Agus.. Mas Gusti.. akan berfikir demikian : Bagaimanakah cara memahami Tuhan? Para filosof menyatakan bahwa akal yang mampu untuk memahami Tuhan, Karena Tuhan adalah Akal Pertama. Mereka mencoba mendefinisikan Tuhan melalui rasio. Namun pada lapangan filsafat teologi, pencarian rasional terhadap Tuhan menemukan dua kesimpulan besar yang sama kuatnya, yakni; Ada dan Tiada.
    Kiriman 260
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 6:42
    Mas.. Tubagus.. itu benar lho... kalau emang logika mas Gusti dan Mas Agus sebenarnya loginya tidak berfikir bahwa Tuhan itu ada...yang dia pikir itu Allah yang ada bukan Tuhan.. Itu dari hasil kesimpulan saya setelah membaca semua tuisannya dalam group ini. hehhee... mana mas Agus.. lagi tidur yaa.. penjaga warnet satu itu... dan mas Gusti situkang juragan panti pijat...
    Kiriman 261
    Tubagus Muharam menulispada 18 Januari 2010 jam 6:45
    Itu dikarenakan landasan dasar dan perangkat yang digunakan dalam proses penggaliannya salah (Akal).
    Contohnya ketika para ahli pikir dari negara yang sudah maju mencoba mencari pembuktian akan adanya Tuhan tapi dengan menggunakan metoda ilmiah tidak pernah berhasil dan berkesimpulan bahwa Tuhan itu tidak ada.
    Kiriman 262
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 6:49
    Kawanku dan saudaraku semua... yang pasti masuk surga.. kecuali mas Agus yaa.. yang masih dihisap dineraka well dulu.. hahahaha....(bercanda mas)... semua berfikir keras, berpersepsi menurut akal dan fikiran sendiri sehingga akhirnya banyak berasumsi tentang Tuhan.

    jika saya boleh bertanya apakah saudaraku mengerti dengan benar secara sadar jiwa dan raga mengenai hal yang biasa dan harus kawan lakukan sehari-hari ttg kewajiban yang diperintahkanNya kepada kita secara benar dan mengerti? dan ternyata telah kita lakukan?atau justru masih bolong-bolong, saya yakin jika hal itu telah kita kerjakan maka kita akan tersenyum sendiri dengan komentar-komentar kita tentang NYA.

    Dengan sesungguhnya karena kita belum mengenal Nya tapi kita menilainya. atau justru seperti mas Gusti dan mas Agus.. yang sudah sangat mengenal dan memahaminya.. tapi biniknya.. wkwkwkwkw... hahahahhaa....mana tukan jawa warnet mas agus dan tukang juragan panti pijat mas gusti kok tidak nongol???
    Kiriman 263
    Anda menulispada 18 Januari 2010 jam 6:58
    Mas Tubagus.. 261>>..........benar sekali adanya kondisi seperti itu mas...
    Kiriman 264
    Taufiqur Rahman menulispada 18 Januari 2010 jam 11:15
    @Ki Agung Sasak:
    Di Akhirat Pohon Terbalik.
    Kiriman 265
    Agus Julianto menulispada 18 Januari 2010 jam 17:37
    @imron, enak aja! ngomongin org, pas orgnya kagak ada! apa ingin dimasukin ke neraka weil juga? hik...hik...hik....
    Kiriman 266
    Agus Julianto menulispada 18 Januari 2010 jam 17:42
    @ sasak, menulis
    Jika mencari NYA maka itu kesesatan, krn DIA dekat tiada bersentuh dan Jauh tiada Berdinding…
    Jika tidak mencari NYA maka kita akan Mati sia-sia dalam kemungkaran…
    --->>> klw udah tau, DIA itu deket, ya udah! jgn nyari2 terus! krn klw nyari2 terus, bisa2 malah jadi akan mati sia2 dlm kemungkaran!
    hik..hik...hik....
    Kiriman 267
    Tubagus Muharam menulispada 18 Januari 2010 jam 18:15
    @265 ---> saya merasa kehilangan dia..... kemana yah.... ??? Mudah-mudahan baik-baik saja ...
    Kiriman 268
    Agus Julianto menulispada 18 Januari 2010 jam 18:19
    siapa? gusti? klw gusti sedang di daur ulang dulu, pak! atau mungkin juga, lagi diajak naek gunung ma rudwig! hik...hik....hik....
    Kiriman 269
    Agus Julianto menulispada 18 Januari 2010 jam 19:13
    imron menulis,

    "apakah saudaraku mengerti dengan benar secara sadar jiwa dan raga mengenai hal yang biasa dan harus kawan lakukan sehari-hari ttg kewajiban yang diperintahkanNya?"

    --->>>mron, hampir tiap detik, Allah itu (melalui) para utusannya nyampaikan sesuatu ama kita. baik itu hal2 yang berkaitan dengan jalan2 kefasikan, maupun yang berkaitan dengan jalan ketaqwaan. hampir tiap detik! malahan, tiap per mili detik!

    bebas2 aja ente mau milih jalan nyang mana. mau milih jalan yang bisa membuat ente jadi fasik boleh, mau milih jalan yang bisa membuat ente jadi org yang taqwa juga itu pastinya lebih baik dalam pandangan Allah. jadi, silahkan ente pilih2 sendiri dan rasakan sendiri akibat2nya! he..he..he..he

    ente pan dah diberi dan dikasih kebebasan ma Allah! jgn lan ente yang belum tentu akan milih jalan kefasikan, lha wong iblis yang udah jelas2 milih jalan fasik juga dipersilahkan kok ma Allah! jadi silahkan aja ente pilih perintah atau penyampaian2 Allah yang mana, yang mau ente ikutin!

    hanya ada dua, mron. jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan! hanya ada dua itu aja, kok! please read carefully, and make a choise! which one between the the two, you'll choose! simple, isn'it?
    Kiriman 270
    Anda menulispada 19 Januari 2010 jam 3:56
    Mas. Mana Mas Gusti dan Mas Rudiwig kok jarang tidak nongol lagi, wah untuk 269 boleh juga itu, tapi masak sich.. udah kerasukan sifat Allah hingga perdetik , berarti menurut penelitian teori kecepatan akal pikiran manusia itu sudah over limeted dalam mengakses Allah untuk dapat dimaknai dalam prilaku. hebat.. tuh.. kalau Allah sudah diakses tiap detik.

    Wah.. kalau gitu tinggal mengakses nama Allah 99 dalam segala prilaku kita hingga sampai detak aliran darah kita juga turut larut dalam asma Allah tersebut sungguh luar biasa.

    Saat ini aku mengakses nama Allah Ar-Rahman dalam segala prilaku pikiran, perasaan, nafsu, mata, hidung, seluruh indra, hingga seluruh aliran darahku saja aku masih belum sempurna dan beluk ikhlas sesuai yang digariskan Allah dalam Qs. Al-Ikhlas. Tapi.. Subhanallah.. jujur semoga tidak riak, ujub dan sumah, dampaknya dalam hidup saya sungguh luar biasa indahnya dan nikmatnya hingga saya tidak mampu menghitungnya dan kalkulator 12 digit saja tidak mampu. Lantas pikirku bagaimana yang sudah mampu mengakses 99 asma Allah dalam segala prillaki hingga kealiran darah, pasti sudah melebih derajatnya SSJ. ini masih baru sifatnya..belum jaizNya, perbuatanNya, DzatNya, firmanNya hingga komunikasi denganNya.

    Kiriman 271
    Rudwig Putrakusuma menulispada 19 Januari 2010 jam 4:16
    Tetep nyimak...walau sibuk dikejar rejeki....
    Mantab..mantab...mantab..dimana-mana bercinta teruuuusssss.....!
    Kiriman 272
    Anda menulispada 19 Januari 2010 jam 4:30
    wah.. mas Rudwing ini pekerja teladan nich... keraj terus.. biar cepat naik haji 10X hehehe...atau lagi menaikkan martabat diri dengan etos kerja yang baik dimata Allah dan Ummat manusia kali yaa...
    Kiriman 273
    Rudwig Putrakusuma menulispada 19 Januari 2010 jam 4:45
    hehehe....Alhamdulillah mas cukup sekali th 90.......anehnya baru Islam th 2004
    Kiriman 274
    Ki Ageng Sasak menulispada 19 Januari 2010 jam 5:37
    Apa yang di beri Nama mengalir dari DIA yang memberi Nama, dan yang bernama itu sama dengan Pemberi Nama yang juga memiliki Nama
    Kiriman 275
    Anda menulispada 19 Januari 2010 jam 7:57
    274 - Benar mas Ki Aeng apa yang anda tulis
    Kiriman 276
    Anda menulis11 menit yang lalu
    Allah sebagai realitas nama dari asma Allah yang paling mulia diantara 99 nama lainnya, akrena hanya nama Allah saja yang layak dan mendekati realitas Dzat Tuhan itu sendiri


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 Tanggapan:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Ternyata Allah itu Bukan Tuhan Yang Sesungguhnya Rating: 5 Reviewed By: M Imron Pribadi